Anda di halaman 1dari 12

ISSN No.

1978-3787
Open Journal Systems 537
……………………………………………………………………………………………………...
PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA SUPERIOR ADVOKAT
PADA KANTOR HUKUM

Oleh
Sugeng Prayetno1, Hendra Permadi2, Winna Sarikusumaningtyas3
1,2,3Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Panca Sakti Bekasi Indonesia

E-mail : 1sugengprayetno61@gmail.com, 2hendrapermadi507@gmail.com,


3w.forwinnot@gmail.com

Abstrak
Kantor Hukum atau sering juga disebut Kantor Advokat merupakan bisnis jasa pelayanan yang
sangat bergantung kepada kepercayaan pelanggan/klien terhadap pelayanan jasa hukum tersebut.
Value yang memberikan kepuasan pelanggan/klien bisa terwujud, merupakan harapan dari bisnis
kantor hukum tersebut. Karena sifatnya pelayanan jasa, maka para pelaku pelayanan atau provider
haruslah orang-orang yang bisa dipercaya oleh pelanggan/kliennya. Karenanya diperlukan orang-
orang yang memiliki knowledge yang memadai, sebab knowledge merupakan hal yang terpenting
dalam industri pelayanan dewasa ini yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas dan
peningkatan nilai-nilai kompetensi (Sheehy Barry, Bracey Hyler, Frazier Rick (1996).Metodelogi
yang digunakan dalam penelitian adalah verifikatif dengan pendekatan eksplanatori. Pengambilan
data dan analisis dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus tahun 2022. Data diperoleh
dari sejumlah kantor Advokat yang berjumlah 50 di sekitar Jabodetabek (Jakarta – Bogor – Depok
- Tangerang – Bekasi) dengan pembahasan berdasarkan metode deskriptif dengan data kualitatif
dan studi perpustakaan. Dari analisis hasil penelitian tersebut, di peroleh kesimpulan bahwa suatu
kantor Advokat dalam meningkatkan kompetensinya untuk menciptakan kinerja superior serta
memberikan nilai tambah terhadap pelanggan/klien harus ada penerapan manajemen kompetensi
dengan tepat dan baik.
Kata Kunci: Kompetensi, Kinerja Superior Dan Advokat

PENDAHULUAN para manajer akan melihat inisiatif tersebut


Mengembangkan budaya SDM yang sebagai inisiatif organisasi, bukan inisiatif
cocok dan terpat di Kantor Hukum tentunya bagian SDM semata. Sebagai hasilnya, dengan
bukan merupakan pekerjaan mudah. Yang pasti senang hati, para manajer lini akan mendukung
adalah bagaimana seseorang yang bekerja di organisasi berhasil mencapai targetnya dan
kantor hukum harus memiliki kompetensi dan memperoleh pendapatan atas investasi yang
mengenali budaya yang ada pada kantor ditanam (Return of Investment).
hukum/advokat tersebut karena mempunyai ciri Dua faktor keberhasilan yang dapat
pekerjaan yang spesifikasi. Dengan demikian penulis garis bawahi adalah : adanya project
maka karyawan dan advokat akan mengetahui champion (kepemilikan kompetensi pemenang)
seberapa besar target yang akan dicapai di dalam organisasi dan adanya kemauan untuk
organisasi di tempat dia bekerja. menerapkan kompetensi sebagai inisiatif
Permasalahannya, apakah manajemen jangka panjang, bukan jangka pendek. Kedua
kompetensi dapat berhasil apabila tujuan faktor tersebut merupakan prasyarat
inisiatif kompetensi disusun dengan jelas. keberhasilan manajemen proyek kompetensi.
Apabila kompetensi ini diintegrasikan dengan Keberhasilan inisiatif kompetensi dapat
aplikasi yang terkait dengan aspirasi organisasi, dibuktikan dengan faktor :

……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
538 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
• adanya inisiatif perbaikan kinerja melebihi standar. Karenanya diperlukan
• adanya akuisisi talenta orang-orang memiliki kemampuan human
• adanya program pengembangan dan service, sebab hal ini penting dalam
pelatihan yang efektif, tepat waktu dan industri jasa dewasa ini karena kaitannya
sesuai dengan kebutuhan dengan peningkatan produktivitas dan
• kemampuan organisasi menempatkan peningkatan nilai-nilai (value).
sumber daya manusia secara efektif, dan Orientasi pencapaian prestasi (the performance
hasilnya adalah kecocokan terbaik posisi orientation). Mempersiapkan masa depan
orang, bukan hanya untuk saat ini, tetapi organisasi dengan visi yang tajam, membentuk
untuk masa mendatang. keyakinan bersama bahwa tujuan organisasi
akan dicapai,
TINJAUAN PUSTAKA Terkait dengan sumber daya manusia,
Pengertian kompetensi ada berbagai pemahaman organisasi terhadap kompetensi
macam. Namun apabila dirumuskan dari sumber daya manusia yang semula dianggap
pendapat berbagai pakar (Lyle Spencer, Signe sebagai people isuues kini berubah menjadi
Spencer, Tucker, dan Cofsky, 1999) menjadi people related business issues.
kompetensi merupakan karateristik seseorang Menurut Schuller, Walker (1990) people issue
yang terkait dengan kinerja terbaiknya dalam didefinisikan sebagai isu bisnis yang hanya
sebuah pekerjaan tertentu. Pada umumnya dikaitkan dengan orang bisnis saja (business
karakteristik ini terdiri atas lima faktor, antara competencies is only business people), sebagai
lain motif, sifat bawaan, konsep diri, implikasi kompetensi karyawan atau eksekutif
pengetahuan, dan keahlian. sumber daya manusia cenderung kurang
Dari beberapa uraian-uraian di atas, kita diakui, maka pemahaman tersebut
dapat melihat kebutuhan yang akan datang berubah menjadi people related business isuues
konstruk kompetensi yang ideal dan sesuai (business competencies is for every business
dengan perkembangan organisasi kantor people in the organization included human
hukum/advokat adalah seperti berikut : resources management people or excecutives).
a) Pimpinan Kantor Hukum selain People related business issues
mempunyai kemampuan leadership juga didefinisikan sebagai persoalan bisnis yang
mempunyai kemampuan wirausaha selalu dikaitkan dengan peran serta aktif
(entrepreneurship) karena merupakan sumber daya manusia. Isu ini berkembang oleh
kebutuhan utama, kapabilitas dan kapasitas karena adanya tedensi seperti : people, service
akan semakin dituntut untuk menghadapi and profit, 100% customers service, challenge
kompetisi yang bersifat internal ataupun and opportunities, now lay off, guaranted for
eksternal. treatment, survey or feed back or action,
b) Diperlukan pemikiran yang analitik dan promote for work, profit sharing.
mendalam (the analitical thinking) dan a. Kompetensi dalam Kantor Hukum
dituntut untuk meningkatkan Berstein, Rjkoy, Srull & Wiekens (1988)
profesionalismenya dan mampu mengatakan bahwa kompetensi terjadi ketika
merespon perubahan lingkungan internal individu berusaha mencapai tujuan untuk diri
dan eksternal secara cermat. mereka sendiri dengan cara mengalahkan orang
c) Organisasi yang bersifat industri jasa maka lain. Sedangkan menurut Wrightsman (1993)
pelayanan prima perlu diterapkan yang mengatakan bahwa kompetensi adalah aktivitas
berorientasi kepada pelanggan/klien dan dalam mencapai tujuan dengan cara
memberikan pelayanan yang sesuai atau mengalahkan orang lain atau kelompok.

……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 539
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
Kompetensi adalah mengenai orang pengetahuan, ajaran, maupun informasi
seperti apa dan apa yang dapat mereka yang diterima oleh seseorang. Konsep diri
lakukan, bukan apa yang mungkin mereka mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu :
lakukan. Kompetensi ditemukan pada orang- berorientasi kepada kepuasan pelanggan
orang yang diklasifikasikan sebagai berkinerja dan percaya diri.
unggul atau efektif. Berkinerja unggul tentu 3) Karakteristik pribadi (traits)
merujuk kepada karakteristik yang mendasari Karakteristik pribadi merupakan
perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik fisik seseorang dan
karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, konsistensi tanggapan dalam merespons
nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang situasi dan informasi. Karakteristik pribadi
dibawa seseorang di atas kinerja rata-rata. mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu :
Kinerja unggul (superior performance) adanya empati, pengendalian diri,
mengindikasikan tingkat pencapaian dari fleksibilitas.
sepuluh persen tertinggi dalam suatu situasi 4) Motif
kerja. Kompetensi selalu mencakup maksud Motif merupakan emosi, hasrat,
(intent). Maksud adalah motif yang kebutuhan psikologis, atau dorongan-
mengakibatkan sebuah tindakan (perilaku) dorongan lain yang memicu tindakan.
yang membuahkan hasil. Motif dan karakteristik pribadi mungkin
Selanjutnya untuk lebih mudah bisa disebut sebagai inisiator yang
memahami dan pengukuran Generic memprediksi apa yang akan dilakukan
Competencies , dapat diuraikan sebagai berikut seseorang terhadap kerjaan tanpa supervisi
:Pengetahuan (knowledge) yang intens. Motif bercirikan sebagai
Pengetahuan merupakan sejumlah berikut yaitu : orientasi untuk
informasi maupun teori yang diperoleh berprestasi, kepastian kerja, inisiatif,
seseorang dalam bidang tertentu. komitmen dan kesadaran berorganisasi;
Pengetahuan, mempunyai ciri-ciri sebagai Pada dasarnya kompetensi dapat
berikut : penguasaan materi, berpikir dikategorikan menjadi 4 bagian, yaitu :
secara analitik, mempunyai dampak dan 1. Kompetensi Kepemimpinan
pengaruh, membangun hubungan kerja Kompetensi kepemimpinan berbicara
sama, serta mengembangkan orang lain; pada tiga hal, yaitu nilai-nilai organisasi,
1) Keterampilan (skill) kerja sama tim, dan modelling
Keterampilan merupakan kemampuan (keteladanan). Dapat dikatakan awal mula
seseorang dalam mengerjakan sebuah membentuk kompetensi karyawan harus
pekerjaan tertentu yang menjadi bidang selaras dengan nilai-nilai organisasi. Bagi
kerjanya. Keterampilan mempunyai ciri- organisasi menjadi sebuah kesia-siaan
ciri sebagai berikut : keahlian praktikal manakala karyawan yang dimiliki
atau teknikal, berpikir konseptual, mempunyai kecakapan dan keahlian
kemampuan lingusitik, kemampuan dibidangnya namun nilai-nilai pribadinya
naratif, mengarahkan bawahan, kerjasama tidak selaras dengan nilai-nilai organisasi.
kelompok, dan memimpin kelompok; 2. Kompetensi Teknikal
2) Konsep diri dan nilai-nilai Kompetensi teknikal berbicara tentang
Konsep diri dan nilai-nilai merupakan kecakapan karyawan dalam mengemban
sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang. tugas-tugas yang menjadi
Konsep diri masing-masing orang dapat tanggungjawabnya. Seperti seorang
berlainan karena bersifat individu, konsep Advokat, maka kompetensi teknikal yang
diri banyak dipengaruhi oleh pengalaman, harus dimiliki adalah kemampuan
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
540 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
membuat analisis/kajian hukum, karakteristik pribadi, konsep diri, serta
berargumentasi, berkomunikasi dan nilai-nilai yang membedakan karyawan
sampai membuat suatu kesepakatan yang berkinerja unggul dari karyawan
dengan pihak lain. biasa.
3. Kompetensi Personal Gambar 1.
Kompetensi personal merupakan alat ukur Model Alur Kausal Kompetensi
mengenai kompensasi, pengembangan
kinerja, serta bersinggungan dengan
hubungan industrial. Agar hubungan antar
Motivasi Perumusan
karyawan lebih produktif, maka setiap Penyempurnaa
karyawan harus mempunyai kecakapan Berprestasi Sasaran n

dalam komunikasi. Tanggung


berkesinambun

4. Kompetensi Bisnis Melakukan

Kualitas,
Tujuan akhir dari kompetensi dengan lebih baik Produk-
kepemimpinan, kompetensi teknikal dan
kompetensi personal adalah • Berkompente tivitas,
nsi
mengoptimalkan kinerja bisnis. Lantas apa dengan standar
Pengambilan
Inovasi
yang dimaksud dengan kompetensi bisnis ? keberhasilan
Risiko yang
diperhitungka
Jawabannya bergantung pada masing-
Produk, Jasa
masing target organisasi. Organisasi yang
menargetkan pada perluasan pasar tentu dan Proses
kompetensi bisnisnya berbeda dengan Baru

organisasi yang berorientasi pada


perluasan produk. Namun, secara garis Sumber : diadaptasi dari Competency at Work
besar kompetensi bisnis ini akan menyoal oleh Lyle M. Spencer &
pemuasan harapan klien/konsumen, Spencer & Signe M. Spencer, 1999, hal. 115
perkiraan dan perencanaan (forecasting Selanjutnya kompetensi menurut bentuk
dan planning), serta pengembangan dan macamnya dapat diklasifikasi menjadi 4
organisasi. (empat) kategori, yaitu :
Menurut Spencer and Spencer (1999), 1) Kompetensi Inti (core competency) :
secara garis besar kompetensi dapat dibagi atas Kompetensi inti berada pada level
dua bagian, yaitu : organisasi (Hamel dan Prahaland, 1999).
1) Kompetensi dasar/utama (Threshold Sebuah kompetensi dianggap sebagai
competencies) adalah merujuk pada ’inti’, apabila kompetensi tersebut
pengetahuan dan keterampilan yang memenuhi tiga kriteria :
diperlukan seseorang untuk mencapai a) Nilai bagi klien : Apakah kompetensi
standar minimum (biasanya pengetahuan tersebut memberi nilai yang jauh lebih
atau keahlian dasar seperti kemampuan tinggi bagi pelanggan ?
untuk membaca) yang harus dimiliki oleh b) Perbedaan dengan pesaing : Apakah
seseorang agar dapat melaksanakan kompetensi tersebut membedakan
pekerjaannya. organisasi dalam persaingan dan
2) Kompetensi pembeda (Differentiating membuatnya menjadi lebih unggul
competencies) adalah faktor-faktor yang dari pesaing ?
membedakan individu yang berkinerja c) Extendability : Bisakah kompetensi
tinggi dan rendah. Kompetensi yang inti tersebut digunakan untuk
merujuk pada faktor-faktor seperti motif,
……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 541
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
mendorong keberhasilan organisasi di leader), komitmen terhadap organisasi
masa depan? (organizational commitment)
2) Kompetensi Fungsional : (6) Personal Effectiveness, yaitu : empati
Kompetensi yang mendeskripsikan (interpersonal understanding). percaya
kegiatan kerja dan output, seperti diri (self confidance); flexibilitas
pengetahuan dan keahlian yang diperlukan (flexibility); pengendalian diri (self
untuk melakukan sebuah pekerjaan. control) dan kesadaran berorganisasi
Kompetensi ini berhubungan dengan level (organizational awardness and open door
posisi. policy.
3) Kompetensi Perilaku : 1. Manajemen Kompetensi
Kompetensi perilaku adalah karakteristik Manajemen kompetensi dapat diartikan
dasar yang diperlukan untuk melakukan sebagai mengidentifikasi, menilai, dan
sebuah pekerjaan. Kompetensi ini berada melaporkan level kompetensi karyawan untuk
pada level individu. memastikan bahwa organisasi memiliki sumber
4) Kompetensi Peran : daya manusia yang memadai untuk
Kompetensi peran berkaitan dengan level menjalankan strateginya. Harapannya adalah
dan posisi. Kompetensi peran merujuk organisasi dapat menyeleksi orang yang tepat,
pada peran yang harus dijalankan oleh mengembangkan mereka secara reguler untuk
seseorang di dalam sebuah tim. mempertahankan hubungan kerja, dan
Jika Generic Competencies (Spencer & menempatkan mereka dalam posisi yang sesuai
Spencer, 1999) dikembangkan lebih lanjut dengan kompetensinya.
dalam organisasi kantor hukum/advokat dapat Tujuan menerapkan manajemen
dikatakan bahwa ’Kompetensi Advokat’ dapat kompetensi dalam organisasi pada dasarnya
diuraikan menjadi beberapa indikator yang adalah untuk :
mencerminkan kekhasan atau spesifikasi 1) Mencocokan orang dengan posisi
kompetensi tersebut, antara lain : terbaik.
(1) Achievement & Action, yaitu : membangun Penempatan kompetensi bergantung pada
prestasi, kreativitas, berani mengambil sifat pekerjaannya. Fokus pendekatan
resiko kompetensi fungsional adalah pada
(2) Helping & Human Service, yaitu : mobilitas dan multitasking.
meningkatkan mutu pelayanan; 2) Pelatihan dan pengembangan berbasis
berorientasi kepada kepuasan pelanggan kompetensi
(customer service orientation), Bertujuan agar kompetensi tetap relevan
membangun relasi (relationship building) dengan dunia yang berubah cepat. Semua
(3) Cognitive, yaitu : berpikir konseptual pengembangan diakui dengan berdasarkan
(conseptual thingking), berpikir analitik akreditasi dengan sertifikasi formal.
(analytical thinking), kemampuan 3) Manajemen Karir
linguistic, kemampuan naratif, keahlian Pertumbuhan karir karyawan didorong
praktikal/teknikal (expertise), Inisiatif. melalui program pengembangan
(4) Impact & Influence, yaitu : mempunyai kompetensi agar para high flier (mereka
pengaruh terhadap bawahan atau sesama yang berkinerja tinggi) tidak keluar dari
karyawan, mengembangkan orang lain organisasi. Tujuannya adalah untuk
(developing other). menahan talenta, karena mereka yang
(5) Managerial, yaitu : menggerakan berkinerja unggul memberi nilai tambah
bawahan, kerjasama kelompok (team bagi organisasi.
work), memimpin kelompok (team
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
542 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
4) Kompensasi Menurut (Robbins, 2001, dan Daft, 2003)
Kompensasi berbasis kompetensi adalah pencapaian tujuan organisasi dalam pola yang
kompensasi atas karakteristik atau efektif dan efisien harus melalui perencaanaan,
serangkaian keterampilan yang dimiliki pengorganisasian, pengarahan dan
karyawan, di luar gaji pokok yang pengendalian sumber daya organisasi secara
ditetapkan organisasi. baik.
5) Hasil Investasi (Return on 1. Fungsi perencanaan (planning)
Invesment/ROI) menyangkut penentuan tujuan bagi kinerja
Hasil investasi merupakan komponen nilai masa depan organisasi dan keputusan atas
tambah yang diperoleh dengan tugas serta penggunaan sumber daya yang
menjalankan manajemen kompetensi. dibutuhkan untuk mencapai tujuan
Biaya adalah faktor yang harus tersebut.
dipertimbangkan dalam meningkatkan 2. Fungsi pengorganisasian (organizing)
kompetensi karyawan, yang dinilai mengatur penugasan, pengelompokan
berdasarkan pertumbuhan kinerja, dari segi tugas-tugas ke dalam divisi-divisi dan
produk dan pengalokasian sumber daya bagi
kualitas dan seberapa jauh anggaran dapat departemen.
digunakan untuk mencapai hasil. 3. Sedangkan fungsi pengendalian
Sebagai kelanjutan dalam menerapkan (controlling) berkaitan dengan pemantauan
manajemen kompetensi tentu ada cara yang aktivitas para karyawan, menjaga
digunakan untuk mengadakan pendekatan- organisasi pada jalur kearah tujuannya dan
pendekatan agar tujuan yang dimaksud dapat melakukan koreksi yang diperlukan.
terwujud. Ada tiga pendekatan utama pada 4. Sedangkan fungsi staffing sebagai fungsi
manajemen kompetensi tersebut, antara lain : kelima dari manajemen ketrampilan
1) Akuisisi kompetensi (competency manajerial yang diperlukan untuk
acquisition) : dimana organisasi mengelola organisasi (Dessler,2003).
melakukan upaya-upaya yang disengaja Fungsi staffing dapat dibagi tiga yakni :
atau direncanakan untuk mendapatkan keterampilan konseptual (conseptual skill,
kompetensi yang diperlukan bagi kemampuan kognitif untuk melihat
pertumbuhan dan ekspansi organisasi organisasi sebagai suatu keseluruhan dan
tersebut. keterkaitan diantara bagian-bagiannya),
2) Pengembangan kompetensi (competency keterampilan interpersonal (human skill,
development) : dimana level kompetensi kemampuan untuk bekerja dengan dan
karyawan (advokat) yang sudah ada melalui orang lain serta bekerja secara
ditingkatkan melalui efektif sebagai anggota kelompok) dan
suatu program pengembangan keterampilan teknikal (technical skill,
berkelanjutan ataupun pendidikan dan pemahaman dan penguasaan dalam
pelatihan dalam rangka meningkatan melaksanakan tugas-tugas spesifik),
kompetensinya. (Robbins, 2003).
3) Penyebaran kompetensi (competency 4. Kinerja Unggulan (Superior)
deployment) : dimana karyawan (advokat) Apa itu kinerja? Kinerja berasal dari kata
ditempatkan di berbagai posisi dalam performance, yang sering pula diartikan
organisasi yang paling cocok dengan sebagai prestasi kerja, pencapaian kerja atau
kompetensinya (best person-position fit). hasil kerja. Prestasi kerja adalah hasil kerja
yang dicapai oleh seseorang dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas
……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 543
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan kegiatan yang diselesaikan oleh seorang
sebelumnya. Dengan kata lain kinerja adalah Advokat yang dilakukan secara benar dan
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
dalam melaksanakan tugas-tugas yang c) Batas Waktu (Time lines).
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas Berkaitan dengan ketepatan waktu dalam
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta menyelesaikan suatu pekerjaan atau
waktu. Kinerja merupakan prestasi kerja yang tingkat dimana suatu kegiatan diselesaikan
dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok seorang advokat dengan waktu yang lebih
orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan cepat dari yang ditetapkan atau sesuai
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dengan jadwal yang ditentukan atau
dalam rangka upaya mencapai tujuan disepakati bersama yang pada umumnya
organisasi. merupakan standar waktu.
Untuk dapat menghasilkan kinerja yang d) Efektifitas biaya (Cost Efectiveness).
superior, maka perlu diperhatikan faktor-faktor Tingkat penggunaan sumber daya
yang dapat mempengaruhi sebuah kinerja. organisasi (manusia, uang, teknologi,
Salah satu faktor yang diduga kuat material) dimaksimalkan dengan maksud
mempengaruhi sebuah kinerja adalah faktor untuk mencapai target tinggi atau
kompetensi (yang merupakan karakteristik sebaliknya. Atau sejumlah biaya yang
dasar individu yang memiliki hubungan kausal dipergunakan untuk menyelesaikan setiap
dengan kinerja superior). pekerjaan yang dilakukan seorang Advokat
Pada intinya, kinerja adalah tingkat atau yang disesuaikan dengan tingkat
derajat penyelesaian tugas yang dihasilkan dari kesulitannya.
pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang e) Kebutuhan akan Supervisi (Need for
dengan membandingkan sasaran yang ingin Supervision).
dicapai dengan hasil nyata yang dicapai setelah Kebutuhan pengawasan, yaitu tingkat
pekerjaan tersebut selesai dikerjakan. dimana seorang advokat melaksanakan
Pengertian ini menunjukkan bahwa kinerja pekerjaannya tanpa memerlukan bantuan
dapat merefleksikan kesuksesan organisasi. pengawas atau sebaliknya untuk
Ada 5 (lima) indikator yang dapat dijadikan menghindari kesalahan atau mendapatkan
pedoman atau ukuran untuk menilai kinerja hasil yang tidak diinginkan.
seorang advokat, yaitu : f) Dampak antar pribadi (Interpersonal
a) Kualitas (Quality) impact).
Tingkat dimana proses atau hasil dari suatu Pengaruh interpersonal, tingkat dimana
kegiatan yang sempurna, dengan kata lain seorang advokat menunjukkan perasaan
melaksanakan suatu kegiatan dengan cara self esteem ( harga diri), goodwill
yang ideal atau dapat menyelesaikan (keinginan untuk berbuat
pekerjaan sesuai dengan tujuan yang baik) dan kemampunan kerjasama
ditetapkan atau hasil kerja sesuai dengan (partnertship) diantara rekan sekerja dan
standar. Tujuannya adalah untuk bawahan.
menghindarkan kesalahan tugas yang
dilakukan seorang Advokat.
b) Kuantitas (Quantity).
Tingkat besaran yang dihasilkan seorang
advokat dari suatu kegiatan dalam bentuk
nilai (pendapatan/pemasukan keuangan),
sejumlah kasus/perkara, atau sejumlah
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
544 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
Gambar 2. kinerjanya sangat dipengaruhi oleh faktor mutu
Rangkaian Proses Kinerja sumber daya manusia. Kendali mutu SDM
dapat dilaksanakan dan dilembagakan maka
dibutuhkan peninjauan kembali fungsi dari
Tindakan Hasil
manajemen sumber daya manusia (MSDM).
Praktik MSDM tidak berdiri sendiri atau lepas
Karakteristik
Perilaku Kinerja dari proses perbaikan mutu pelayanan jasa
suatu organisasi. Beberapa faktor yang
memengaruhi kinerja Kantor Hukum/Advokat
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
Motif
1) Kepuasan Kerja Advokat (Job
Satisfaction)
Sumber : Competency at Work oleh Lyle M. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh
Spencer & Signe M. Spencer, 1993, hal. pimpinan/manajer adalah sikap emosional
102 positif yang menyenangkan dalam
5. Kinerja Kantor Hukum mencintai pekerjaannnya.
Penilaian kinerja organisasi merupakan Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,
bagian penting dalam perencanaan strategis kedisiplinan dan prestasi kerja. Merasa
manajemen. Tanpa memiliki acuan, arah dan aman dan senang bekerja di tempat kerja
tujuan yang jelas, tentu Kantor Hukum tidak tersebut. Merasa puas terhadap imbalan
dapat melakukan pengukuran kinerja. Kinerja yang diterima dan penghargaan yang
Kantor Hukum adalah catatan hasil (outcome) diberikan atas prestasi yang dicapai.
yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan atau 2) Produktivitas (Productivity)
suatu kegiatan tertentu selama periode waktu Produktivitas adalah perbandingan antara
tertentu dan dapat dipertanggungjawabkan output (pekerjaan yang telah diselesaikan)
dalam bentuk akuntabilitas publik baik berupa dengan input (pekerjaan yang diterima)
keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi. dalam suatu proses produksi dalam periode
Kinerja organisasi (Kantor Hukum) tertentu. Input terdiri atas manajemen,
merupakan serangkaian kegiatan manajemen tenaga kerja, biaya produksi, peralatan (IT
yang memberikan gambaran sejauh mana hasil dan komunikasi), serta waktu. Output
yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas meliputi produksi, penjualan, pendapatan,
dan tanggung jawabnya dalam bentuk pangsa pasar dan harus mempunyai nilai
akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan tambah dan proses pengerjaannya yang
maupun kekurangan yang terjadi. Kinerja lebih baik.
merupakan prestasi kerja, adanya semangat 3) Relasi (Relationship)
kerja dimana di dalamnya termasuk beberapa Hubungan yang harmonis diantara sesama
nilai keberhasilan baik bagi organisasi maupun advokat dan karyawan lainnya dalam
individu. Penilaian terhadap prestasi kerja organisasi yang bersifat horizontal dan
merupakan proses penilaian kinerja seorang vertikal serta terhadap pihak luar seperti
advokat yang kemudian menjadi kinerja klien, mitra atau partner, dan pihak-pihak
kelompok dan berujung pada penilaian kinerja lain yang terkait dengan kegiatan
organisasi atau kinerja Kantor Hukum secara organisasi.
keseluruhan (Ivancevich, Danelly, dan Gibson 4) Realibel (Reliable)
,1999). Adanya konsistensi yang
Keberhasilan suatu Kantor mengindikasikan bahwa suatu pekerjaan
Hukum/Advokat untuk meningkatkan mutu dapat diukur kederajatannya sehingga
……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 545
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
dapat dipercaya atau Gambar 3.
dipertanggungjawabkan. Model Boyatzis Kinerja Efektif
5) Prediksi (Predictable)
Mengukur hasil suatu pekerjaan dilihat
dari segi penggunaan waktu yang
Kompetensi
dipergunakan sesuai dengan standar yang Tuntutan
ada dan dapat disesuaikan dengan individu
Tindakan atau Pekerjaan
kecepatan dan tekanan kerja.
6) Representatif (Representative) perilaku spesifik

Hasil suatu pekerjaan yang dapat dijadikan yang efektif

tolok ukur atau standar kerja. Serta


merupakan perbandingan untuk melakukan
pekerjaan lain dalam melaksanakan
Lingkungan
pekerjaan-pekerjaan rutin di dalam Kantor
Hukum. Organisasi
6. Model Kompetensi
Apa yang dimaksud dengan model? Sumber : Model Boyatzis dalam Competency
Model didefinisikan sebagai representasi Management
realitas kompleks dunia (kenyataan). Kata oleh R. Palan, 2007, hal. 44
’model’ diambil dari kata Latin ’modulus’ Sebuah model kompetensi harus
yang berarti ukuran kecil dari sesuatu. Jadi mempunyai dua dimensi : jenis kompetensi dan
model adalah adalah miniatur realitas. Sebuah pada level mana kompetensi tersebut ada. Jenis
model dapat dikatakan sebagai deskripsi atau kompetensi terdiri dari kompetensi inti,
analogi untuk membuat kita mengerti sesuatu perilaku, fungsi, dan peran. Level atau
yang lebih kompleks. Fenomena apapun dapat tingkatan, merujuk pada apakah kompetensi
dipresentasikan dengan model. tersebut merupakan kompetensi yang tampak
Apa tujuan dari model tersebut? seperti keterampilan dan pengetahuan, atau
Organisasi menggunakan model kompetensi merupakan karakteristik tersembunyi seperti
untuk berbagai tujuan. Tujuan dari suatu model motif, karakteristik pribadi, konsep diri dan
kompetensi bergantung pada kebutuhan nilai-nilai.
organisasi. Umumnya tujuan membuat suatu Boyatzis mendefinisikan kinerja efektif
model kompetensi adalah : suatu pekerjaan sebagai pencapaian hasil
• Menyediakan sarana untuk menerapkan tertentu (spesifik) yang disyaratkan dengan
konsep kompetensi sesuai dengan suatu pekerjaan melalui tindakan tertentu
kebutuhan organisasi. (spesifik) yang sejalan dengan kebijakan,
• Untuk memahami variabel-variabel yang prosedur, dan kondisi lingkungan organisasi.
menentukan kinerja dan korelasi di antara Istilah tindakan spesifik terkait apa yang
variabel tersebut; dilakukan oleh seseorang (advokat). Terdapat
• Untuk menyebarkan kompetensi secara penekanan pada istilah hasil spesifik karena
cepat di sebuah organisasi. hasil tersebut ditetapkan berdasarkan
kebutuhan organisasi, baik yang
dikontribusikan atau melalui dukungan
terhadap pekerjaan lain.
Meskipun demikian, keberadaan suatu
kompetensi tidaklah menghasilkan kinerja.
Hanya ketika kompetensi tersebut ditunjukkan
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
546 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
atau ditampilkan dalam tindakan barulah entrepreneur, pengelolaan konflik,
menghasilkan kinerja. Boyatzis juga pengalokasian sumber daya dan
memasukkan pentingnya sebuah lingkungan kemampuan negosiasi.
organisasi yang kondusif. Lingkungan yang c. Kompetensi interpersonal yang
kondusif ini oleh Boyatzis lebih lanjut meliputi membentuk komitmen,
diklasifikaskan sebagai suatu tuntutan perubahan, perilaku yang dapat
pekerjaan dan konteks organisasi. Dengan dibanggakan dan kepemimpinan yang
demikian kinerja efektif model Boyatzis, strategis.
mensyaratkan tiga elemen : 2. Kompetensi Manajer Madya terdiri dari 2
1. Kompetensi individu komponen, yaitu :
2. Fungsi dan tuntutan pekerjaan tersebut a. Kompetensi kesisteman yang terdiri
3. Lingkungan organisasi dimana pekerjaan dari safety, kerahasiaan jabatan,
tersebut berada disaster management, dan lain-lain.
Agar kinerja dapat efektif, ketiga elemen b. Kompetensi fungsi manajemen yang
tersebut harus menyesuaikan satu sama lain. terdiri dari kemampuan budgeting,
Apabila Kantor Hukum hanya memperhatikan pengembangan SDM, evaluasi kinerja,
dua elemen dari ketiga elemen tersebut di atas, dan lain-lain.
kemungkinan tidak dapat menghasilkan kinerja 3. Kompetensi yang dimaksud pada nomor 2
yang efektif secara konsisten. di atas dibedakan menjadi dua bagian yaitu
Boyatziz berusaha menggambarkan menguasai dan ahli, untuk kompetensi
sebuah hubungan antara kompetensi dan manajer madya adalah menguasai atau
kinerja. Meskipun dalam model Boyatzis, data memiliki pengetahuan tentang
untuk membuktikan hubungan ini harus pengambilan keputusan keuangan akan
dikumpulkan bersamaan dengan penilaian tetapi tidak sebagai ahli keuangan seperti
kompetensi. Dengan demikian, hubungan seorang akuntan.
antara kompetensi dan kinerja model Boyatziz 4. Model kompetensi manajer ini lebih kearah
hanya bersifat asosiasi. Agar hubungan tersebut membangkitkan kepedulian, keyakinan,
menjadi kausal (sebab-akibat) harus melacak pemahaman, kemauan dan kepercayaan
data kinerja masa lampau dalam suatu periode diri untuk melakukan aksi sebagai seorang
waktu tertentu. manajer. Jadi yang diutamakan
adalah bagaimana mengembangkan soft
HASIL DAN PEMBAHASAN skill manajer yang bersangkutan.
Pembagian kompetensi berdasarkan
otoritas seseorang dalam Kantor Hukum PENUTUP
seperti pada suatu Firma Hukum (Law Firm) Dalam dunia bisnis jasa pada saat ini
yang lebih mengarah kepada bentuk perusahaan dituntut untuk menerapkan manajemen
dapat dilihat pada uraian di bawah ini, yaitu : kompetensi dalam organisasi. Ini dikarenakan
1. Kompetensi Direksi Firma Hukum terdiri manajemen kompetensi berkontribusi secara
dari 3 komponen yaitu : signifikan dalam pengembangan sumber daya
a. Kompetensi dalam teknis per-advokat- manusia dalam organisasi (kantor
an yang meliputi pengelolaan hukum/advokat) yang pada gilirannya dapat
informasi, diseminasi, teknik memberi daya saing bagi organisasi tersebut
monitoring dan sebagai juru bicara terhadap kompetitor di sekelilingnya.
organisasi. Kita menyadari bahwa kompetensi
b. Kompetensi dalam pengambilan semata tidak memadai menghasilkan kinerja
keputusan yang meliputi pola begitu saja, namun dengan adanya kompetensi
……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 547
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
dapat membentuk fondasi terciptanya kinerja [9] Goulding, Tracy (Ed.) , 1995, The Law
unggul dan efektif. Itulah sebabnya organisasi Handbook, Redfern Legal Center
swasta maupun pemerintah, selalu menekankan Publishing, Sidney
pentingnya kompetensi dalam organisasi [10] Hamel dan Prahalad. Management. New
mereka, mengingat bahwa : Delhi: Tata McGraw Hill, 1999
(1) kompetensi adalah karakteristik yang [11] Holley, Grant ,1996, Management and
dimiliki oleh seorang individu, kelompok the Law, Pitman Publishing, Melbourne.
atau organisasi yang mencakup [12] Gibson, Ivancevich, Donnely. 1993.
pengetahuan, keterampilan, motivasi, sifat Organisasi, perilaku, Struktur dan proses,
atau watak dan konsep diri; Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh
(2) kompetensi memprediksi kinerja; Terjemahan Djarkasih, Penerbit
(3) Kompetensi itu akan selalu terkait dengan Erlangga, Jakarta.
pencapaian kinerja yang superior. [13] Palan, R., 2007, Competency
Dengan menyusun upaya-upaya strategis, Management, Terjemahan, PPM,
saling memahami dan saling mendukung antar Jakarta.
karyawan dalam rangka menegakkan [14] Robbins, Stephen P., 2003, Teori
paradigma baru bahwa pegawai pada Organisasi, Struktur, Desain, Aplikasi,
prinsipnya merupakan pelayan dari kliennya. Edisi 3, Terjemahan Jusuf Udaya,
Penerbit Acan, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA [15] Schuler, R.S dan Walker, J.W, 1990.
[1] Bernstein, Douglas, A., Roy, Edward, J., Human Resource Strategy: Focusing on
Srull. Thomas, K. & Wickens, Issue and Action. Organizational
Christoper,D.Wickens. (1988). Dynamic, Summer: 5-19.
Psychology. Boston : Houghon Mifflin [16] Spencer, LilyM., Signe M. Spencer.,
Company 1999, Competence At Work – Model For
[2] Boyatzis, Richard E, 1992, The Superior Performance, Jhon Wiley &
Competent Manager – A Model For Sons. Inc., New York, Chichester,
Effective Performance, A Wiley- Brisbane, Toronto, Singapore.
Interscience Publication, Jhon Wiley &
Sons, US.
[3] Deaux, D & Wrightsman, S. 1993. Social
Psychology in the 90’s. (2nd
[4] Ed).California: Wadsworth Publishing
Company, Inc.
[5] Danely, Gibson dan Ivancevich., 2002,
Principle Of Management. Mc Graw Hill,
New York.
[6] Dessler, Gary., 2003, Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jilid I. Edisi 10.
[7] Penerbit PT Indeks: Jakarta.
[8] Frazier, Rick., Barry Sheehy, Hyler
Bracey. 1996. Winning The Race for
Value: Strategies to Create Competitive
Advantage in The Emerging Age. New.

……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
548 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems

Anda mungkin juga menyukai