Penanggung Jawab
Dekan Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Ketua Tim
Warkhatun Najidah,SH.MH.
Anggota
Haris Retno Susmiyati,SH.MH.
Rika Erawaty,SH.MH.
Rahmawati Al Hidayah,SH.L.LM
Herdiansyah Hamzah,SH.L.LM
Safarni Husain,SH.M.Kn
Agustina Wati,SH.MH.
Irma Suriyani,S.Ag.,M.Ag.
Erna Susanti,SH.MH.
Lily Triyana,SH.M.Hum
Deny Slamet Pribadi, SH.M
ii
iii
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN NASKAH AKADEMIK.....................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................1
B. Identifikasi Masalah...............................................................5
D. Metode..................................................................................7
A. Landasan Filosofis...............................................................62
B. Landasan Sosiologis.............................................................22
iv
C. Landasan Yuridis.................................................................23
BAB VI PENUTUP................................................................................29
A. Kesimpulan..........................................................................29
B. Saran...................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................32
v
DAFTAR TABEL
vi
Naskah Akademik 1
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, mengakui hak asasi manusia sebagai hak dasar yang
secara kodrati melekat pada diri setiap manusia termasuk para
penyandang disabilitas. Hak Asasi Manusia dalam segala keadaan,
wajib dilindungi, dihormati, dan dijunjung tinggi oleh semua pihak,
pemerintah dan masyarakat.
Berdasarkan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 bahwa,
tujuan membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Berkaitan hak penyandang disabilitas ketentuan
tersebut mengandung makna, bahwa perlindungan negara bagi
segenap bangsa Indonesia adalah termasuk para penyandang
disabilitas. Selain itu negara mengemban tujuan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, ketentuan ini dapat diartikan
termasuk di dalamnya para peyandang disabilitas.
Konstitusi Negara Republik Indonesia UUD 1945, memberikan
dasar hukum bagi disabilitas, yaitu pasal 28H ayat 2 : “Setiap orang
berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan.”
Indonesia selama ini mengantur tentang disabilitas melalui
ketentuan Undang – undang Nomor 4 tahun 1997 Tentang
Penyandang Cacat yang memuat pengaturan yang didasarkan pada
konsep charity-bases atau perlakuan atas dasar belas kasihan, bukan
sebagai upaya melindungi hak asasi manusia dan meningkatkan
pengembangan diri penyandang disabilitas yang kemudian dicabut
B. Identifikasi Masalah
Naskah Akademik ini melakukan identifikasi permasalahan
terhadap pemenuhan dan perlindungan hak penyandang disabilitas di
Provinsi Kalimantan Timur, adapun rumusan permasalahannya adalah :
1. Apa masalah dalam pemenuhan dan perlindungan penyandang
disabilitas di Provinsi Kalimantan Timur ?
2. Apa upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut
pemenuhan dan perlindungan penyandang disabilitas di Provinsi
Kalimantan Timur?
1
Saharuddin Daming. 2013. Sekapur Sirih Tentang Perwujudan Hak Penyandang Disabilitas Di Indonesia.
Hal 34
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Tahun 2016
Naskah Akademik 5
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
hukum serta pemahaman yang lebih utuh terkait hak dan kewajiban
masing-masing dalam pemenuhan dan perlindungan hak disabilitas.
6. Kurang akuratnya data mengenai jumlah penyandang disabilitas
telah menghambat serangkaian aksi dan tindakan yang seharusnya
dapat dilakukan.
C. Tujuan Dan Kegunaan Naskah Akademik
Tujuan dari disusunnya Naskah Akademik ini adalah:
1. Mengidentifikasi, merumuskan dan menganalisis berbagai
permasalahan yang terjadi di Provinsi Kalimantan Timur terkait
pemenuhan dan perlindungan disabilitas.
2. Merumuskan landasan filosofis, yuridis, sosiologis terkait dengan
pemenuhan dan perlindungan disabilitas di Provinsi Kalimantan
Timur.
3. Merumuskan draft rancangan peraturan daerah yang berisikan
sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup, pengaturan,
jangkauan, dan arah pengaturan terkait dengan pemenuhan dan
perlindungan disabilitas di Provinsi Kalimantan Timur
D. Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan Naskah Akademik ini
adalah metode yuridis empiris, dikarenakan yang menjadi data primer
adalah hasil pengamatan (observasi) dan wawancara mendalam
terhadap responden terpilih serta penyebaran kuisioner secara random
sampling kepada masyarakat yang terkait dengan pemenuhan dan
perlindungan hak penyandang disabilitas di Provinsi Kalimantan Timur.
Adapun yang menjadi data sekunder adalah peraturan
perundangan di tingkat pusat dan daerah, teori-teori serta konsep-
konsep yang terkait pemenuhan dan perlindungan disabilitas.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
A. KAJIAN TEORITIS
1. Pengertian dan Konsep Disabilitas
Selama Indonesia merdeka istilah disabilitas mengalami
pergeseran, seiring cara pandang yang berkembang terhadap
penyandang disabilitas. Pada awalnya masyarakat sering
menyebut disabilitas sebagai cacat. Istilah cacat pertama kali
diteguhkan melalui ketentuan Undang-undang Nomor 4 Tahun
1997 tentang Penyandang Cacat yang kemudian tidak berlaku
dan dicabut dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016
tentang Penyandang Disabilitas yang disahkan pada tanggal 15
April 2016.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas pada Pasal 1 Angka 1, menyebutkan
bahwa Penyandang Disabilitas adalah “Setiap orang yang
mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan/atau
sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi
dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan
untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga
negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.”
Istilah yang dikenal dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah istilah cacat yang berarti “kekurangan yang
menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik atau kurang
sempurna (yang terdapat pada badan, benda, batin atau akhlak),”
sedangkan istilah kecacatan diartikan: “perihal cacat; keburukan
atau kekurangan.”2 Istilah cacat dengan demikian jika dilekatkan
pada diri seseorang akan berkonotasi negatif. Hal inilah yang
membuat banyak kritik terhadap istilah penyandang cacat yang
dikonotasikan kerusakan dan keadaan yang tidak sempurna.
Sejak tahun 1998 para aktifis gerakan sosial
menyebarluaskan istilah difabel yang merupakan singkatan dari
kata Bahasa Inggris Different Ability People yang artinya orang
2
http://kbbi.web.id/cacat diakses 12 Agustus 2015, pukul : 12.56 Wite.
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Tahun 2016
Naskah Akademik 9
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
3
http://www.kompasiana.com/lenterakecil/pengertiandisabilitas_550a62e5813311b275b1e3e8 diakses tanggal 16
September 2015 pukul 10.06 Wite
4
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Difabel diakses 25 September 2015
pk. 19.33 Wite
5
Diolah dari Bahrul Fuad Masduqi, Jurnal Perempuan Edisi 65. Jakarta. Halaman : 24 – 26.
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Tahun 2016
Naskah Akademik 12
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
sehari-hari yang
merupakan personal
tragedy
Sumber : diolah6
3. Jenis-jenis Disabilitas
Terdapat beberapa jenis orang dengan kebutuhan
khusus/disabilitas. Ini berarti bahwa setiap penyandang
disabilitas memiliki definisi masing-masing yang kesemuanya
memerlukan bantuan untuk tumbuh dan berkembang secara
baik. Jenis-jenis penyandang disabilitas menurut Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2016 sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1)
adalah sebagai berikut:
a. Penyandang disabilitas fisik;
b. Penyandang disabilitas intelektual;
c. Penyandang disabilitas mental dan/atau;
d. Penyandang disabilitas sensorik.
6
Bahrul Fuad Masduqi, Jurnal Perempuan. ibid.
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Tahun 2016
Naskah Akademik 16
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
7
Nur Kholis Reefani,2013. Panduan Anak Berkebutuhan Khusus, Penerbit Imperium Yogjakarta, hlm.17
8
Lembar Fakta International Labour Organitation (ILO) http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---
asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_165279.pdf diakses tanggal 10 Agustus
2015, pukul : 14.54 Wite
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Tahun 2016
Naskah Akademik 19
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
9
http://erlinaheria.blogspot.co.id/2012/10/penyandang-disabilitas.html diakses tanggal 23 September
2015 pk. 09.55 Wite
10
Sapon-Shevin dalam Ulfah Fatmala Rizky, Indonesian Journal of Disability Studies, ISSN : 2355-2158
11
Bahrul Fuad asduqi, Op.cit
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Tahun 2016
Naskah Akademik 22
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
12
http://sekolah-mandiri.sch.id/node/18 diakses tanggal 6 September 2015, pukul 11.04 wite
Tabel 2
Jumlah Penyandang Disabilitas Berdasarkan Kecamatan
Di Kota Bontang Tahun 201513
Jenis Kelamin
No Kecamatan Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 Bontang Selatan 105 66 171
2 Bontang Utara 59 37 96
3 Bontang Barat 18 17 35
Total 302
Tabel 3
Jumlah Penyandang Disabilitas Berdasarkan Penerima Bantuan Sosial
Di Kota Bontang Tahun 2015
Jenis Kelamin
No Jenis Kecacatan Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 Tuna Rungu 3 5 8
2 Tuna Grahita 14 7 21
3 Autis 2 1 3
4 Tuna Daksa 1 - 1
5 Tuna Netra 2 1 3
6 Down Syndrom - 1 1
Total 37
Tabel 4
Jumlah Tenaga Kerja Disabilitas Berdasarkan Jenis Kecacatan
Di Kota Bontang Tahun 201614
Jumlah Tenaga Kerja Disabilitas
Nama Berdasarkan Jenis Kecacatan Jumla
N
Perusahaa Daks Rung Wicar Netr Grahit h
o
n a u a a a
L P L P L P L P L P L P
PT.
Kontrol
1 1 1
Power
Utama
Koperasi
TKBM
2 1 1 2
Karya
Kaltim
14
Ibid,-
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Tahun 2016
Naskah Akademik 31
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
Tabel 5
Jumlah Siswa Sekolah Luar Biasa Berdasarkan Jenjang Sekolah
Di Kota Bontang Tahun 201616
Jumlah Siswa Berdasarkan Jenjang
Nama
No Sekolah Jumlah
Sekolah
TKLB SDLB SMPLB SMALB
SLB Negeri
1 1 69 28 10 108
Bontang
SLB Yayasan
2 Pupuk - 15 11 14 40
Kaltim
SLB Permata
3 - 16 7 10 33
Bunda
SLB Borneo
4 - 18 3 - 21
Center
15
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bontang.
16
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bontang.
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Tahun 2016
Naskah Akademik 32
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
18
Wawancara dengan Dinas Sosial Kutai Kartanegara, 2016.
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Tahun 2016
Naskah Akademik 36
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
19
Wawancara dengan Dinas Sosial Kutai Karatanegara, 2016.
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Tahun 2016
Naskah Akademik 37
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
Tabel 7
Penyandang Disabilitas Menurut Jenjang Pendidikan
Tidak Pendidik SD SMP SMA Perguruan
Disabilitas Mendapat an Tinggi
Pendidikan Inklusif
Khusus
Tuna Rungu - 2 2 2 3 3
Tuna Grahita - 5 47 57 39 -
Tuna Netra - 76 142 97 74 -
Tuna Daksa - 4 2 - 3 -
Autisme - 66 22 41 25 -
Jumlah - 153 215 197 144 3
Jenis Kelamin
Jenis Disabilitas
Laki-Laki Perempuan
Tuna Netra (Total) 4 6
Tuna Netra (Low Vision) 2 3
Sumber: Diolah dari data Dinas Sosial Kota Balikpapan
21
Wawancara dengan Bu Yuli, Guru SLBN Kota Balikpapan.
22
Wawancara PPDI Kota Balikpapan, tahun 2016
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Tahun 2016
Naskah Akademik 43
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
23
Kutai Timur Dalam Angka Tahun 2014
24
Indikator Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Tahun 2016
Naskah Akademik 44
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas
BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
PEMENUHAN DAN PERLINDUNGAN HAK PENYANDANG DISABILITAS
BAB IV
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
B. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis dalam penyusunan Naskah Akademik dan
Rancangan Peraturan Daerah ini adalah keinginan masyarakat
terhadap perbaikan penyelenggaraan pemenuhan dan perlindungan
hak penyandang disabilitas di Provinsi Kalimantan Timur
Masyarakat menginginkan perbaikan terhadap kendala-
kendala yang terjadi selama ini seperti :
C. Landasan Yuridis
Pada saat melakukan evaluasi peraturan perundang-
undangan pada Bab III, sebenarnya telah diketahui landasan yuridis
dalam penyusunan peraturan daerah tentang pemenuhan dan
perlindungan hak penyandang disabilitas di Provinsi Kalimantan
Timur. Tidak semua peraturan perundang-undangan yang
tersebutkan pada Bab III dimasukkan menjadi landasan yuridis yang
nantinya akan menjadi substansi dari konsideran “mengingat” pada
peraturan daerah tentang pemenuhan dan perlindungan hak
penyandang disabilitas.
Adapun berbagai macam peraturan perundang-undangan
terkait yang dapat dijadikan sebagai konsideran “mengingat” pada
peraturan daerah tentang pemenuhan dan perlindungan hak
penyandang disabilitas adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3886);
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN RUANG LINGKUP MATERI
MUATAN PERATURAN DAERAH
10. Penghargaan
Penghargaan diberikan oleh Kepala Daerah kepada :
a. Orang perseorangan yang berjasa dalam Penghormatan,
Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas.
b. Badan hukum dan lembaga negara yang mempekerjakan
Penyandang Disabilitas.
c. Penyedia fasilitas publik yang memenuhi hak Penyandang
Disabilitas.
12. Pendanaan
1) Pemerintah Daerah wajib menyediakan pelaksanaan
pemenuhan dan perlindungan hak penyandang disabiitas.
2) Pendanaan pelaksanaan pemenuhan dan perlindungan hak
penyandang disabilitas bersumber dari :
a. Anggaran Pedapatan dan Belanja Daerah
16. Penjelasan
Bagian penjelasan dalam Peraturan Daerah tentang Pemenuhan
dan Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas ini, terdiri atas:
Pertama, bagian umum yang menjelaskan maksud dan tujuan
pembentukan peraturan daerah ini, baik secara filosofis maupun
secara sosiologis. Dengan demikian dapat ditemukan makna
pokok yang terkandung dalam peraturan daerah tersebut. Kedua,
bagian penjelasan pasal demi pasal. Dimana bagian ini
merupakan penjabaran terkait hal-hal yang belum dijelaskan
secara utuh dalam setiap pasal-pasal yang ada dalam peraturan
daerah. Dengan demikian, kesalahan penafsiran terhadap setiap
norma di dalamnya, dapat dihindari.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan penelusuran secara
teoritis dan normatif, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
1. Masalah-masalah yang terjadi terkait dengan Pemenuhan dan
Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas adalah belum adanya
peraturan di tingkat daerah
2. Penanganan terhadap masalah-masalah tersebut belum berjalan
dengan maksimal dan parsial dikarenakan belum adanya peraturan
daerah yang dapat menjadi pedoman bagi pemenuhan dan
perlindungan peyandang disabilitas secara sistematis dan terpadu.
3. Memperhatikan kondisi empiris/sosiologis warga peyandang
disabilitas, prima, maka sangat mendesak disusunnya peraturan
daerah pemenuhan dan perlindungan peyandang disabilitas.
4. Landasan filosofis dari peraturan daerah tersebut adalah bahwa hak
disabilitas adalah hak asasi manusia dan merupakan tanggung
jawab dari negara untuk memberikan perlindungan bagi segenap
bangsa dan memenuhi hak asasi manusia sebagaimana
diamanahkan dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan untuk
landasan sosiologisnya adalah adanya keinginan masyarakat
peyandang disabilitas untuk segera mendapatkan pemenuhan dan
perlindungan hak. Adapun untuk landasan yuridisnya dapat
digunakan peraturan perundang-undangan seperti Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
5. Adapun sasaran yang terdapat dalam Rancangan Peraturan Daerah
Provinsi tentang pemenuhan dan perlindungan hak penyandang
disabilitas adalah terciptanya kepastian hukum dalam rangka
mewujudkan pemenuhan dan perlindungan hak disabilitas yang
sistematis, terpadu, berkeadilan, dan transparan non diskriminatis
dan aksesibilitas bagi peyandang disabilitas. Jangkauan dan arah
pengaturan pembentukan peraturan daerah adalah terbentuknya
B. Saran
Memperhatikan kebutuhan pemenuhan dan perlindungan hak
penyandang disabilitas, maka melalui Naskah Akademik dinyatakan
bahwa terdapat kebutuhan mendesak untuk adanya Peraturan Daerah
tentang pemenuhan dan perlindungan hak penyandang disabiltas. Oleh
karena itu perlu segera dimasukkan dalam Program Legislasi Daerah
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016, Untuk kemudian dibahas,
disahkan, dan diberlakukan.
Adapun untuk nama dari rancangan peraturan daerah ini,
disesuaikan dengan materi muatannya adalah “Peraturan Daerah
Provinsi Kalimantan Timur tentang Pemenuhan dan Perlindungan Hak
Penyandang Disabilitas”.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ombudsman.go.id/index.php/en/publikasi/
laporantahunan.html.
http://kbbi.web.id/layan.
http://kbbi.web.id/jasa.
http://erlinaheria.blogspot.co.id/2012/10/penyandang-disabilitas.html
http://sekolah-mandiri.sch.id/node/18
http://www.kompasiana.com/lenterakecil/
pengertiandisabilitas_550a62e5813311b275b1e3e8