Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SAADAH

NPM : 170301066

KELAS : 6B FARMASI

1) mekanisme terjadinya perubahan warna coklat pada uji histokimia


menggunakan reagen tertentu
2) Fragmen-fragmen pada tanaman herba phylanthi niruri
3) Video melakukan uji histokimia

1. Reagen NaOH 5%

Pada awalnya ±2 mg Phyllanthi Herba ditaruh d plat tetes kemudian ditetesi beberapa NaOH 5%.
Diaduk dan ternyata setelah diamati terjadi perubahan warna coklat. Hal ini sesuai dengan
literatur bahwa akan terjadi perubahan warna coklat apabila ditambah NaOH 5%.

NaOH 5% adalah reagen kimia untuk mengidentifikasi adanya minyak atsiri, triterpenoid, dan
steroid. Jadi, Phyllanthi Herba mengandung minyak atsiri.

Minyak atsiri adalah senyawa yang tersusun dari unsur C, H, dan O, berupa senyawa alifatis
atau aromatis meliputi kelompok hidrokarbon, ester, eter, aldehid, keton, alkohol dan asam.
Secara kimia minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai
macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propan.
Minyak atsiri sukar larut dalam air dan kurang larut dalam etanol yang kadarnya kurang dari 70
%.

2. Reagen KOH 5%

Pada awalnya ±2 mg Phyllanthi Herba ditaruh d plat tetes kemudian ditetesi beberapa KOH 5%.
Diaduk dan ternyata setelah diamati terjadi perubahan warna coklat. Hal ini sesuai dengan
literatur bahwa akan terjadi perubahan warna coklat apabila ditambah NaOH 5%.

KOH 5% adalah reagen kimia untuk mengindentifikasi adanya antrakinon. Jadi Phyllanthi Herba
mengandung antrakinon.

Antrakinon adalah golongan glikosida ini aglikonnya adalah sekerabat dengan antrasena yang
memiliki gugus karbonil pada kedua atom C yang berseberangan (atom C9 dan C10) atau hanya
C9 (antron) dan C9 ada gugus hidroksil (antranol). Adapun strukturnya adalah sebagai berikut :

3. Reagen Amonia 25%


Pada awalnya ±2 mg Phyllanthi Herba ditaruh d plat tetes kemudian ditetesi beberapa amonia
25%. Diaduk dan ternyata setelah diamati terjadi perubahan warna coklat. Hal ini sesuai dengan
literatur bahwa akan terjadi perubahan warna coklat apabila ditambah amonia 25%.

Amonia 25% adalah reagen kimia untuk mengidentifikasi adanya flavonoid. Jadi, Phyllanthi
Herba mengandung flavonoid.

Flavonoid adalah senyawa yang tersusun dari 15 atom karbon dan terdiri dari 2 cincin benzen
yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat membentuk cincin ketiga. Flavonoid dibagi
menjadi 3 macam, yaitu: flavonoid yang memiliki ketiga gugus piran, flavonoid yang memiliki
cincin ketiga berupa gugus piron, dan flavonoid yang memiliki cincin ketiga berupa gugus
pirilium. Kerangka dasar karbon pada flavonoid merupakan kombinasi antara jalur sikhimat dan
jalur asetat-malonat yang merupakan dua jalur utama biosintesis cincin aromatik. Cincin A dari
struktur flavonoid berasal dari jalur poliketida (jalur asetat-malonat), yaitu kondensasi tiga unit
asetat atau malonat, sedangkan cincin B dan tiga atom karbon dari rantai propan berasal dari
jalur fenilpropanoid (jalur sikhimat) [Achmad, 1985

4. Reagen FeCl3 5%

Pada awalnya ±2 mg Phyllanthi Herba ditaruh di plat tetes kemudian ditetesi beberapa FeCl3
5%. Diaduk dan ternyata setelah diamati terjadi perubahan warna coklat. Hal ini sesuai dengan
literatur bahwa akan terjadi perubahan warna coklat apabila ditambah FeCl3 5%.

FeCl3 5% adalah reagen kimia yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya tanin pada
senyawa. Jadi, Phyllanthi Herba mengandung tanin.

Flavonoid adalah senyawa yang tersusun dari 15 atom karbon dan terdiri dari 2 cincin benzen
yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat membentuk cincin ketiga. Flavonoid dibagi
menjadi 3 macam, yaitu: flavonoid yang memiliki ketiga gugus piran, flavonoid yang memiliki
cincin ketiga berupa gugus piron, dan flavonoid yang memiliki cincin ketiga berupa gugus
pirilium.

Namun terdapat perbedaan antara data yang kami dapat dari literatur dengan data yang didapat
saat praktikum. Kerika Phyllanthi Herba ditetesi dengan asam sulfat pekat, warna yang dierikan
adalah hitam kecoklatan diman pada literatur dinyatakan warna yang dihasilkan adalah hijau.
Perbedaan yang terjadi pada penambahan reagen asam sulfat pekat ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya : kontaminasi dari reagen dapat pula disebabkan oleh kontaminan dari
sampel. Sehingga reaksi yang diharapkan dapat timbul.

Anda mungkin juga menyukai