Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI APLIKASI RUMAH BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN

SEKOLAH DASAR DI MASA PANDEMI COVID-19

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pembelajaran Virtual yang dibimbing oleh:
Bahrur Rosyidi Duraisy, M.Pd

OLEH

GERALDO ONKY OKTAFANDHI


NIM. 1786206024

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Suri Teladan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Pembelajaran Virtual”. Makalah ini
merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami mata kuliah tersebut secara mendalam,
semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa pada umumnya.
Kami sebagai penulis mengharapkan kemaklumannya jika dalam penulisan makalah
ini masih terdapat kekurangan dari segi cara penulisan, tata bahasa maupun dari isi mutu
penulisan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati yang paling dalam kami harapkan
saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan makalah
ini
Ucapan terima kasih tak lupa pula kami ucapkan,sebagai wujud rasa syukur dengan
tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan
makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materil,
terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman sekalian.

Malang, 05 Oktober 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Sebagai ujung tombak di level paling bawah suatu lembaga pendidikan, kepala sekolah
dituntut untuk membuat keputusan cepat dalam merespon surat edaran Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan yang mengharuskan sekolah untuk memberlakukan pembelajaran dari
rumah. Pendidik merasa kaget karena harus mengubah sistem, silabus dan proses belajar
secara cepat. Siswa terbata-bata karena mendapat tumpukan tugas selama belajar dari rumah.
Sementara, orang tua murid merasa stress ketika mendampingi proses pembelajaran dengan
tugas-tugas, di samping harus memikirkan keberlangsungan hidup dan pekerjaan masing-
masing di tengah krisis.

Jadi, kendala-kendala itu menjadi catatan penting dari dunia pendidikan kita yang harus
mengejar pembelajaran daring secara cepat. Padahal, secara teknis dan sistem belum
semuanya siap. Selama ini pembelajaran online hanya sebagai konsep, sebagai perangkat
teknis, belum sebagai cara berpikir, sebagai paradigma pembelajaran. Padahal, pembelajaran
online bukan metode untuk mengubah belajar tatap muka dengan aplikasi digital, bukan pula
membebani siswa dengan tugas yang bertumpuk setiap hari. Pembelajaran secara online
harusnya mendorong siswa menjadi kreatif mengakses sebanyak mungkin sumber
pengetahuan, menghasilkan karya, mengasah wawasan dan ujungnya membentuk siswa
menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Dari tantangan-tantangan itu, kita harus berani melangkah untuk menjadikan pembelajaran
online sebagai kesempatan mentransformasi pendidikan kita. Ada beberapa langkah yang
dapat menjadi renungan bersama dalam perbaikan sistem pendidikan kita khususnya terkait
pembelajaran daring:
Pertama, semua guru harus bisa mengajar jarak jauh yang notabene harus menggunakan
teknologi. Peningkatan kompetensi pendidik di semua jenjang untuk menggunakan aplikasi
pembelajaran jarak jauh mutlak dilakukan. Memang jumlahnya sangat banyak, untuk
memastikan sekitar 3 jutaan guru di Indonesia memiliki kompetensi yang memadai dalam
memanfaatkan teknologi tentu bukan perkara mudah. kompetensi minimal TIK guru level 2
harus segera diwujudkan termasuk kemampuan melakukan vicon (video conference) dan
membuat bahan ajar online. Level 2 ini merupakan pengelompokan komptensi TIK guru
yang ideal berdasarkan Teacher ICT Competencies Framework oleh UNESCO. Level
tertinggi adalah level 4 dimana guru sudah mampu menjadi trainer bagi guru yang lain. Jika
kompetensi guru sudah level2, maka guru akan mampu menyiapkan sistem belajar, silabus
dan metode pembelajaran dengan pola belajar digital atau online.
Pemerintah tidak harus sendiri, upaya menggandeng banyak pihak penyedia portal daring
sangat tepat dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun leading sektor
urusan kebijakkan pembelajaran daring harus dikendalikan dibawah kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Kedua, pemakaian teknologipun juga tidak asal-asalan, ada ilmu khusus agar pemanfaatan
teknologi dapat menjadi alat mewujudkan tujuan Pendidikan yakni teknologi Pendidikan
(TP). Pembelajaran online tidak hanya memindah proses tatap muka menggunakan aplikasi
digital, dengan disertai tugas-tugas yang menumpuk. Ilmu teknologi pendidikan mendesain
sistem agar pembelajaran online menjadi efektif, dengan mempertimbangkan tujuan
pendidikan secara khusus. Prinsip-prinsip pemanfaatan teknologi yang harus menjadi acuan
guru dalam meamanfaatkan teknologi yaitu mampu menghadirkan fakta yang sulit dan
langka ke dalam kelas, memberikan ilustrasi fenomena alam dan ilmu pengetahuan,
memberikan ruang gerak siswa untuk bereksplorasi, memudahkan interaksi dan kolaborasi
antara siswa-guru dan siswa-siswa, serta menyediakan layanan secara individu tanpa henti.
Namun sangat sedikit guru yang memahami prinsip-prinsip diatas. Hal ini menuntut
stakeholder terkahit utamanya para Pengembang Teknologi Pembelajaran harus lebih banyak
berinovasi dan mencari terobosan pembelajaran di masa darurat seperti Covid-19 saat ini.

Ketiga, pola pembelajaran daring harus menjadi bagian dari semua pembelajaran meskipun
hanya sebagai komplemen. Intinya supaya guru membiasakan mengajar online.
Pemberlakuan sistem belajar online yang mendadak membuat sebagian besar pendidik kaget.
Ke depan, harus ada kebijakan perubahan sistem untuk pemberlakuan pembelajaran online
dalam setiap mata pelajaran. Guru harus sudah menerapkan pembelajaran berbasis teknologi
sesuai kapasitas dan ketersediaan teknologi. Inisiatif kementerian menyiapkan portal
pembelajaran daring Rumah Belajar patut didukung meskipun urusan daring saat covid 19
yang memaksa siswa dan guru menjalankan aktifitas di rumah tetap perlu dukungan penyedia
layanan daring yang ada di Indoesia

Empat, guru harus punya perlengkapan pembelajaran online. Peralatan TIK minimal yg
harus dimiliki guru adalah laptop dan alat pendukung video conference. Keberadaan
pernagkat minimal yang harus dimiliki guru sangat perlu dipikirkan Bersama baik pemerintah
kab/kota, provinsi dan pusat termasuk ortang tua untuk sekolah yang diselenggarakan oleh
masyarakat. Sudah banyak fintech yang bergerak dibidang pemberian bantuan pengadaan
perangkat teknologi baik untuk siswa, guru maupun sekolah.

lima, ketimpangan infrastruktur digital antara kota besar dan daerah harus dijembatani
dengan kebijakan teknologi afirmasi untuk daerah yang kekurangan. Akses internet harus
diperluas dan kapasitas bandwithnya juga harus ditingkatkan. Pemerintah Indonesia sudah
berhasil membangun infrastruktur komunikasi Palapa Ring yang diresmikan Bapak Presiden
Joko Widodo di akhir tahun 2019 menjadi tulang punggung infrastruktur digital dari Aceh
hingga Papua. Tapi, jangkauan akses harus diperluas agar sebanyak mungkin sekolah,
pendidik dan siswa merasakan manfaatnya.

Pandemi Covid-19 memang menjadi efek kejut bagi kita semua. Dunia seolah melambat dan
bahkan terhenti sejenak. Negara-negara besar dan modern terpukul dengan sebaran Virus
Corona yang cepat, mengakibatkan ribuan korban meninggal yang tersebar di berbagai
negara. Indonesia mendapatkan banyak tantangan dari Covid-19 ini, yang membuat kita
semua harus bersama-sama saling menjaga. Kelima isu penting diatas akan menjadi penentu
seberapa cepat kita akan mampu meratakan kurva kecemasan siswa, guru, kepala sekolah,
orang tua, dan kita semua.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, sistem pendidikan kita harus siap melakukan lompatan
untuk melakukan transformasi pembelajaran daring bagi semua siswa dan oleh semua guru.
Kita memasuki era baru untuk membangun kreatifitas, mengasah skill siswa, dan peningkatan
kualitas diri dengan perubahan sistem, cara pandang dan pola interaksi kita dengan teknologi
BAB II

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan segala bentuk informasi tentang


implementasi pembelajaran daring pada masa Covid-19 terhadap perkembangan anak
Sekolah Dasar terutama pada perkembangan kognitifnya.

A. Aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran daring

Pembelajaran dalam masa pandemi covid-19 ini proses pembelajaran menurut laurillard
dilakukan dengan cara pembelajaran dari rumah (school at home). Pembelajaran tersebut di
laksanakan secara daring maupun luring. Pembelajaran daring sudah menjadi populer, dengan
demikian potensi yang dirasakan untuk menyediakan akses dan konten lebih fleksibel. Selain
itu, diskusi dapat tetap berlangsung kapan saja dan dimana saja karena pembelajaran daring
masih bersifat diskursif, dan menarik karena bersifat interaktif dengan adanya visual yang
ditampilkan, dan sangat bersifat reflektif, karena pembelajaran daring dapat langsung
memberikan umpan balik. Beberapa konten menarik dalam pembelajaran daring dipilih
peserta didik karena kemudahan atau fleksibilitasnya. Aplikasi daring yang digunakan oleh
guru untuk menunjang proses pembelajaran ialah Google Form, YouTube, Zoom, Whatsapp.

Berdasarkan pengamatan bahwa 80% guru menggunakan media google form, 40%
menggunakan media youtube, 20% menggunakan media zoom, dan 100 % atau semua guru
menggunakan aplikasi whatsapp dalam pembelajarannya. Sehingga, penggunakan whatsapp
disini dinilai oleh guru dan siswa lebih efektif dan memudahkan pembelajaran.

B. Efektifitas Sistem Pembelajaran Daring

Sistem pembelajaran daring juga menimbulkan kontroversi di kalangan guru, siswa, maupun
orang tua.

Sistem Pembelajaran
Daring
Efektif
Tidak Efektif
Berdasarkan tabel tersebut, bahwa 93% atau 14 responden mengatakan bahwa
pembelajaran daring tidak efektif. Sedangkan ada 1 responden yang mengatakan bahwa
pembelajaran daring efektif. Hal ini dapat terjadi karena menurut data hasil wawancara, lebih
banyak efek negatif dari pembelajaran daring daripada efek positif pembelajaran daring.
Sehingga, 7% 93% Sistem Pembelajaran Daring Efektif Tidak Efektif para responden
berpendapat bahwa pembelajaran secara langsung atau secara tatap muka adalah
pembelajaran yang terbaik. 3.3 Hubungan antara guru, siswa, dan orang tua Hubungan yang
baik antara guru, orang tua, dan siswa menjadi aspek yang dapat menunjang tercapainya
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dengan terciptanya hubungan yang baik dan
berkesinambungan, maka kualitas aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik siswa akan
meningkat. Pada penelitian ini ditunjukkan hubungan antara guru, orang tua, dan siswa
sebagai berikut.

C. Hubungan antara guru, siswa, dan orang tua

Hubungan yang baik antara guru, orang tua, dan siswa menjadi aspek yang dapat
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dengan terciptanya hubungan
yang baik dan berkesinambungan, maka kualitas aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik
siswa akan meningkat. Pada penelitian ini ditunjukkan hubungan antara guru, orang tua, dan
siswa sebagai berikut :

Responden Hubungan Bentuk Interaksi


Guru Orang tua Baik Memonitor pekerjaan siswa,
memberikan arahan.
Guru Siswa Baik Memberikan penugasan, diskusi,
virtual, tanya jawab
Orang tua Siswa Baik Mendampingi, memberi arahan
Siswa Siswa Baik Belajar bersama, chat melalui
whatsapp
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diperoleh informasi mengenai hubungan antara
guru, orang tua, dan siswa dalam pembelajaran pada masa pandemi covid-19 ini. Interaksi
antara guru, orang tua, dan siswa berjalan baik melalui percakapan whatsapp chat membahas
mengenai bagaimana anak mengerjakan tugasnya. Pembelajaran daring di laksanakan dengan
baik oleh guru, orang tua dan siswa. Sehingga, siswa juga dapat mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya ketika berada di rumah. Guru juga memonitoring proses
dan hasil pekerjaan siswa dengan pendampingan orang tua, dan mendapatkan hasil yang
memuaskan.

D. Perkembangan Aspek Kognitif Siswa

Selama pandemi covid-19 ini aspek kognitif siswa juga patut untuk dipertanyakan,
apakah mengalami peningkatan, stabil atau tidak mengalami perubahan, atau bahkan
mengalami penurunan akibat mendapatkan perkaluan yang berbeda antara pembelajaran
secara langsung dan secara daring. Hal tersebut akan di jelaskan pada diagram berikut :

Perkembangan Aspek Kognitif


Siswa
Peningkatan
Stabil
Penurunan

Berdasarkan diagram tersebut, 4 orang responden guru mengatakan bahwa ada


peningkatan dalam aspek kognitif siswa, 1 orang responden guru mengatakan bahwa tidak
ada peningkatan maupun penurunan pada aspek kognitif siswa, dan tidak ada guru yang
mengatakan bahwa siswanya mengalami penurunan dalam aspek kognitifnya. Dengan
demikian, pembelajaran daring yang dilaksanakan oleh guru bermanfaat dan mempunyai efek
yang baik terhadap siswa melalui strategi yang digunakan oleh masingmasing guru.

Anda mungkin juga menyukai