Anda di halaman 1dari 4

CARA MENTAYAMUMKAN ORANG SAKIT

Bagi umat muslim, tentu sudah mengetahui bahwa shalat adalah sebuah kewajiban yang
harus dilaksanakan karena hal tersebut merupakan perintah dari Allah SWT. Dalam hal ibadah,
islam juga tidak mempersulit umatnya untuk melakukan segala kebaikan serta selalu
memberikan cara yang mudah bagi umatnya dan tidak ada ada yang sulit dalam melaksanakan
ibadah, jika niat orang tersebut sunggugh-sungguh ingin melaksanakannya. Salah satu contoh
yang tidak dipersulit dalam agama Islam adalah masalah mengenai menyucikan diri sebelum
melaksanakan ibadah yang tentu akan bersangkutan dengan kesucian pada dirinya.
Selama ini mungkin sebagian umat Islam hanya mengenal istilah wudhu saja untuk
menyucikan diri dari kotoran yang terdapat pada dirinya dan sebelum menjalankan berbagai
macam-macam ibadah, seperti shalat dan membaca Al Quran. Dalam hal wudhu tentunya hanya
bisa dilakukan jika terdapat air ditempat tersebut. Pertanyaan yang sering kita tanyakan adalah,
bagaimana jika didaerah kita sedang kekeringan sehingga membuat air pun tidak ada, lalu jika
kita sedang dalam perjalanan seperti dipesawat sedangkan waktu shalat sudah tiba, maupun hal
lainnya yang tidak bisa jika kita akan berwudhu ? jawabannya adalah jika hal tersebut terjadi,
maka di dalam Islam telah memberikan kemudahan untuk bersuci, yaitu dengan cara tayamum.
Maka dengan tayamum tidak akan ada alasan apapun untuk tidak bersuci dan meninggalkan
shalat.
Pengertian Tayamum
Tayamum secara Bahasa diartikan sebagai Al Qosdu yang berarti maksud. Sedangkan
secara istilah dalam syari’at adalah sebuah peribadatan kepada Allah berupa mengusap wajah
dan kedua tangan menggunakan sho’id yang bersih. Sho’id adalah seluruh permukaan bumi yang
dapat digunakan untuk bertayamum baik yang terdapat tanah diatas maupun tidak.
Bahwa dapat disimpulkan tayamum adalah menyucikan diri dari hadast besar maupun hadast
kecil, caranya dengan mengusap wajah dan kedua tangan menggunakan debu, tanah atau
permukaan bumi lainnya dan bersih dan suci.
Terdapat dalil yang menjelaskan tentang kemudahan bersuci dengan cara tayamum yang
disampaikan langsung oleh Allah SWT melalui Al Quran surat Al Nisa ayat 43

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu
dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit
atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang
baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Pengampun.
Rukun dan sunnah Tayammum.
Adapun Rukun dan Sunnah Tayammum ada empat, yaitu niat, mengusap muka, mengusap kedua
tangan sampai siku, dan tertib. Dalam bertayammum tidak cukup berniat menghilangkan hadats
saja, sebab tayammum tidak menghilangkan hadats. Dalam tayammum, harus berniat untuk
diperbolehkan shalat. Sedangkan sunnah tayamum ada tiga, yaitu membaca basmallah;
mendahulukan anggota kanan dari yang kiri; dan berurutan. Sedangkan yang membatalkan
tayamum juga ada tiga, yaitu semua hal yang membatalkan wudhu, melihat air yang bisa dipakai
berwudhu, dan riddah.
Hal yang membolehkan tayammum jika, adanya air yang cukup untuk wudhu atau mandi, tidak
mampu menggunakan air, seperti orang lemah, orang yang dipenjara, atau takut binatang buas,
sakit atau memperlambat sembuh dari sakit bila menggunakan air, Jumlah air sedikit dan lebih
dibutuhkan untuk menyambung hidup (minum). Tidak adanya alat untuk menimba/mendapatkan
air, meski airnya ada dalam sumur misalnya. Takut habisnya waktu salat sedangkan untuk
mendapatkan air sangat jauh. Kondisi yang sangat dingin dengan persyaratan tertdentu dan
beberapa ketentuan kapan waktu-waktu yang tepat untuk melakukan tayamum yaitu ketika safar
(berpergian jauh).
Adapun tentang tatacara shalat orang yang sakit dan tidak mampu bergerak, disebutkan dalam
Al-Mausuah Al-Fiqhiyah, 26/208, "Bahwa orang sakit yang menderita lumpuh, hendaknya
melakukan rukun-rukun shalat yang dia mampu lakukan menurut jumhur fuqaha. Karena orang
yang tak kuasa melakukan suatu perbuatan, maka dia tidak dibebani untuk itu. Jika dia tidak
kuasa berdiri, maka dia shalat sambil duduk, lalu dia rukuk dan sujud. Jika dia tidak mampu
sujud dan rukuk, maka dia shalat sambil duduk dan memberikan isyarat. Sujudnya hendaknya
lebih rendah dari rukuk. Jika tidak mampu duduk, maka dia tidak mampu duduk, maka dia
terlentang dan memberikan isyarat. Karena gugurnya rukun karena uzur, dilaksanakan sesuai
uzurnya.
Umran bin Hushain radhiallahu anhu meriwayatkan, dia berkata, "Shalatlah sambil berdiri, jika
tidak kuasa, shalat sambil duduk, jika tidak mampu, shalat sambil berbaring dan memberikan
isyarat."
Tata cara Tayammum bagi orang yang sakit berat.
Seperti contoh orang yang sakit dan mengalami lumpuh di sebagian tubuh, tidak dapat bergerak
sama sekalidan juga tidak dapat berjalan dan bergerak serta buang hajat sendiri di tempat khusus.
Apakah dia boleh meninggalkan shalat karena hal tersebut, karena dia tidak dapat bersuci untuk
shalat, atau tidak? Jika dia tidak dapat melakukannya, maka bagaimana dia bersuci dan shalat?
Apa yang harus dilakukan dengan shalat-shalat yang ditinggalkan di masa lalu, karena dia
berkeyakinan bahwa orang seperti dia telah digugurka kewajiban shalatnya.
Bagi seorang muslim tidak gugur kewajiban shalatnya selama akalnya masih berfungsi, akan
tetapi dia dapat shalat sesuai kondisinya, berdasarkan firman Allah Ta'ala, "Bertakwalah kalian
kepada Allah semampu kalian." Juga berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam
kepada orang yang sakit,
"Shalatlah dalam keadaan berdiri, jika tidak mampu, shalatlah dalam keadaan duduk. Jika tidak
mampu, shalatlah dengan cara berbaring."
Maka, jika seorang yang menderita lumpuh apabila masih mampu berwudhu sendiri dengan
tangannya yang sehat atau diwudukan oleh orang lain yang dapat membantunya, maka wajib
baginya berwudhu. Jika dia tidak dapat berwudhu dengan air, maka dia boleh bertayammum.
Adapun Jika dia tidak dapat bertayammum sendiri, maka dapat ditayammumkan oleh selainnya,
yaitu dengan cara salah seorang kerabatnya atau siapa saja yang ada memukulkan kedua
tangannya ke atas tanah, lalu dengan keduanya mengusapkan wajah dan kedua tangannya dan
meniatkan untuk bersuci. Kemudian dia shalat sesuai kondisi, apakah duduk atau berbaring.
Kemudian dia memberi isyarat dengan kepala untuk rukuk dan sujud sesuai kemampuan. Jika
tidak mampu memberikan isyarat dan gerak karena lumpuh, maka di memberikan isyarat dengan
mata untuk rukuk dan sujud.
Demikianlah, agama itu mudah, segala puji bagi Allah. Akan tetapi, hal tersebut bukan berarti
dia boleh meninggalkan shalat sama sekali. Akan tetapi dia shalat sesuai kondisinya. Maka wajib
baginya mengqadha shalat-shalat yang telah dia tinggalkan sesuai kemampuan."

Anda mungkin juga menyukai