Anda di halaman 1dari 31

Fiqh Ibadah Orang Sakit

Oleh : Ustadz. Suryandi Lc MA


Tujuan utama
penciptaan
manusia adalah Q.S Adz-
untuk Dzariyat : 56
beribadah
kepada Allah.

Pendahuluan Maknanya,
“Tidaklah aku
ibadah
ciptakan jin dan
merupakan
manusia
bagian penting
melainkan
dalam
untuk
kehidupan
beribadah”
manusia.
Islam merupakan
agama yang
PRINSIP- mudah, fleksibel,
PRINSIP ringan dan toleran.
KEMUDAHAN
DALAM Tidak muncul suatu
IBADAH kesulitan
melainkan akan
ada kemudahan.
• Dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang
menyatakan bahawa Allah menginginkan
manusia mudah menjalakan agama,
demikian pula dengan hadits-hadits
Rasulullah diantaranya:
• Firman Allah:

ْ ‫س َر َوال يُ ِري ُد بِ ُك ُم ا ْل ُع‬


‫س َر‬ ْ ُ‫يُ ِري ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم ا ْلي‬

“Allah menginginkan kemudahan bagi kamu


dan ia tidak ingin menyulitkan kamu.(QS. Al-
Baqarah. 185)

Allah juga berfirman;


 ‫ج‬ ِ ‫َو َما َج َع َل َعلَ ْي ُك ْم فِي الد‬
ٍ ‫ِّين ِمنْ َح َر‬

Allah tidak menjadikan dalam agama itu


kesulitan”. (QS. Al-Haj, 78)
• Bahkan Rasulullah Shallahu ‘alaihi
wasallam menganjurkan agar orang yang
sedang sakit melaksanakan shalat sesuai
dengan kondisinya tanpa harus
memaksakan diri, sebagaimana
diceritakan Imran bin Husain, beliau
berkata;

• “Pernah penyakit wasir menimpaku,


lalu aku bertanya kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihiwasallam tentang cara
shalatnya, maka beliau bersabda;
Shalatlah dalam keadaan berdiri, jika
engkau tidak sanggup, maka shalatlah
dalam keadaan duduk, jika engkau juga
tidak sanggup maka shalatlah dalam
keadaan berbaring. (HR. Bukhari).

• Allah dengan tegas memberitahukan;

ً ‫اَل يُ َكلِّفُ هَّللا ُ نَ ْف‬


ْ ‫سا إِاَّل ُو‬
‫س َع َها‬

“Allah tidak membebani seseorang,


melainkan sesuai dengan kamampuannya.
(QS. Al-Baqarah, 286)
Ayat-ayat ini menunjukan betapa ajaran Islam memberikan
toleransi yang cukup luas kepada ummat untuk malaksanakan
ibadah, khususnya ketika berhadapan dengan kondisi sulit dimana
jika ibadah itu dilakukan sebagaimana yang dituntut akan
membawa kemudharatan baginya.
• Rasulullah mengingatkan agar seseorang tidak melakukan hal-hal
yang membahayakannya dan juga membahayakan orang lain,
beliau bersabda;

ِ ‫ض َر َر َواَل‬
• ‫ض َرا َر‬ َ ‫اَل‬
“Jangan memudharatkan dan jangan pula kamu dimudharatkan”.
(HR. Baihaqi)
 
IBADAH DALAM KEADAAN SAKIT

Sakit dianggap sebagai uzur syar’i yang membolehkan orang sakit mendapat
keringanan dalam beribadah, terutama :

1. Apabila sakit itu menyebabkan ia sangat sulit beribadah, seperti sakit dalam
bentuk luka yang terdapat pada anggota wudhu’, dimana jika ia dibasuh akan
menyebabkan luka tersebut infeksi dan kemungkinan akan menjadi lambat
sembuhnya.

2. Jika orang yang sakit itu menggunakan peralatan-peralatan medis tertentu, yang
tidak mungkin dilepaskan setiap kali beribadah seperti infus pada tangan, atau
kateter yang langsung bersambung dengan kandung kemih dan peralatan-peralatan
lain. Keadaan seperti ini menyebabkan orang yang sakit boleh menyesuaikan ibadah
dengan keadaannya sekalipun terdapat aturan-aturan yang ringan.
Bersuci artinya :
Menghilangkan najis
atau mengangkat
TATACARA hadats yang terdapat
BERSUCI pada badan, pakaian
maupun tempat,
ORANG sehingga seseorang
dapat melaksanakan
SAKIT ibadah, karena suci dari
najis merupakan syarat
sah suatu ibadah.
Bersuci yang paling utama itu
adalah dengan air. Namun jika
air tidak ada, atau tak dapat
menggunakannya karena sebab
tertentu seperti:
1. Jumlah airnya yang sangat
sedikit, atau dibutuhkan
untuk minum, maka boleh
menggantinya dengan
tayammum.
2. Terdapat penyakit atau luka
yang menyebabkan orang
sakit itu tidak dapat
menggunakan air.
• Bersuci Dengan Air
• Bersuci dengan
benda padat seperti
Bersuci batu dan lainnya.
Dari Najis • Menggunakan
Tanah
Hadats Kecil
• Hadats kecil adalah hadats yang
terjadi disebabkan seseorang
tidak berwudhu. Secara zahir ia
tampak bersih, namun secara
hukum ia disebut berhadats.
Bersuci Orang yang berhadats kecil tidak
dapat melakukan shalat sehingga
ia berwudhu’ firman Allah;
Dari • Artinya; “Wahai orang-orang
beriman apabila kamu ingin
Hadats melaksanakan shalat, maka
basuhlah wajahmu dan kedua
tanganmu sehingga sikut, dan
sapulah sebahagian kepalamu dan
basuhlah kedua kakimu sehingga
mata kak”i. (QS.Al-Maidah, 6)
Hadats Besar
• Hadats besar merupakan keadaan
diri manusia disebut kotor karena
terjadi beberapa sebab yang
mewajibkan mandi seperti jima’
(hubungan suami istri)’,
mengeluarkan mani, haid dan nifas.
Orang yang berhadats besar wajib
membersihkan diri dengan cara
mandi sebagaiman firman Allah;
“Dan janganlah kamu melaksanakan
shalat sehingga kamu mengerti apa
yang kamu katakan, dan begitu pula
orang yang junub masuk masjid kecuali
menyeberangi jalan sehingga mereka
mandi. (QS. Al-Maidah, 6)
Apabila ia tidak dapat
menggunakan air
disebabkan sakit atau
luka pada bahagian
tertentu atau sakit yang
dikhawatirkan lambat
Namun sembuhnya jika
mengguanakan air,
maka ia boleh
berpindah kepada
tayammum.
Berwudhu’ artinya
menyampaikan air ke
seluruh anggota wudhu’
yaitu wajah, dua tangan
sehingga siku, sebahagian
Berwudhu’ kepala dan mambasuh kaki
sehingga mata kaki
Bagi Orang sebagaimana dijelaskan
dalam ayat diatas. Maka
Sakit seseorang yang mampu
berwudhu’ sesuai dengan
aturan tersebut, ia wajib
mengikutinya.
Jika ada halangan yang
menyebabkan seseorang
tidak dapat membasuh
sebahagian atau keseluruhan
dari anggota wudhu’ itu
dikarenakan adanya penyakit
atau luka, dimana jika ia
Namun tetap membasuhnya akan
mendatangkan mudharat
dalam bentuk kecacatan,
atau lambat sembuhnya
penyakit, maka ia boleh
meninggalkan membasuh
kawasan luka tersebut.
Adapun caranya sebagai
berikut:
Membasuh yang sehat dan
mengusap bahagian yang
sakit
• Orang yang sakit yang tidak
dapat menggunakan air
disebabkankan terluka dan

1 lainnya, dapat berwudhu’


dengan cara membasuh
bahagian anggota wudhu’
yang terbuka atau yang
sehat dan meninggalkan
bahagian yang sakit.
Kemudian mengusap
dengan lembut bahagian
yang sakit sebagai ganti
membasuh.
• Berwudhu’ Dalam
Keadaan Pakai Verban
Dalam kondisi seperti itu
orang yang sakit tidak harus
membuka verban pembalut
luka yang sedang melekat

2 pada anggota wudhu, tapi


cukuplah dengan membasuh
bahagian yang terbuka
dengan air sebagaimana
wudhu’ biasa, kemudian
mengusapkan air keatas
bahagian yang dibalut atau
diverban sebagaiaman yang
dapat dilihat pada gambar
dibawah.
• Berwudhu’ dalam
keadaan Infus terpasang.
Penggunaan alat medis
seperti infus yang biasanya
terletak pada tangan, sudah
tentu cukup menyukarkan
untuk berwudhu. Oleh
karena itu pasien tidak harus
membuka atau melepaskan
peralatan tersebut, tapi
cukuplah ia membasuh apa
yang bisa di basuh saja,
sebagaimana pada pasien
yang menggunakan verban.
• Berwudhu’ dengan
bantuan orang lain
Apalabila orang yang
sedang sakit tidak
dapat sama sekali
menggunakan air
karena beratnya
sakitnya, maka ia boleh
dibantu oleh orang lain
untuk
mewudhu’kannya.
Adapun caranya sama
seperti wudhu’ orang
yang sehat.
Tayammum

Tata cara ‫إس ِتبا ََح ِة‬


ْ ‫تالتّ َيَ ُّم َم ِل‬
ُ ْ ‫ن َ َوي‬
Berniat
bertayammum : ‫الصال َ ِة لِل ّه تَ َعال َى‬
َّ

“Sengaja aku
Mengambil debu
bertayammum untuk Mengusapkan
dengan dua telapak
membolehkan shalat kewajah dengan rata
tangan
karena Allah taala”

Mengusap kedua
Mengambil debu tangan sampai sikut di
Tertib
kembali mulai dengan tangan
kanan
Shalat Dalam Keadaan Sakit

• Shalat merupakan ibadah paling utama bahkan ia


dikatakan sebagai tiangnya agama. Artinya, tegaknya
agama tergantung dari dilaksanakannya shalat. Maka
tidak heran kalau shalat menjadi ibadah yang sama
sekali tidak boleh di tinggalkan, ia wajib dilaksanakan
dalam keadaan apapun, baik ketika bermukim
maupun musafir, sehat maupun sakit, bahkan jika
tidak bisa berdiri ia boleh duduk, jika tidak bisa
duduk maka boleh dilakukan sesuai kemampuan.
Berikut tata cara shalat
dalam berbagai keadaan
orang yang sedang sakit:
• Shalat di Tempat Tidur
Pada dasarnya shalat

1 ditempat tidur sama


dengan shalat biasa,
hanya saja orang yang
sedang sakit tidak tidak
wajib berdiri. artinya ia
boleh duduk sesuai
dengan keadaan yang
memungkinkan
• Shalat Dalam Keadaan
Duduk Kaki Bersimpuh
Orang yang sedang sakit
dapat melaksanakan shalat
dalam keadaan duduk

2
ditempat tidur, baik
dengan cara bersimpuh,
bersila maupun
selonjoran. Apabila
memungkinkan untuk
menghadap kiblat, maka
wajib baginya menghadap
kiblat. Tapi jika tidak maka
ia boleh menghadap
kearah mana saja
• Shalat di atas
kursi
Shalat diatas kursi
sama halnya dengan
3
shalat ditempat tidur
dengan menjulurkan
kaki, dengan
demikian tata
caranya juga sama
yaitu orang yang
shalat cukup
membungkukkan
badan untuk Ruku’
dan sujud.
• Shalat Dalam Keadaan
Berbaring
• Apabila orang yang sakit
tidak dapat duduk, maka
ia boleh shalat dalam
keadaan berbaring dengan

4
cara manaikan sedikit
bahagian kepala tempat
tidur sehingga ia berada
dalam posisi bersandar,
boleh juga dibantu dengan
sandaran tertentu seperti
bantal dan lain
sebagainya. Kemudian
selonjorkan dengan
mengarah kearah kiblat.
• Shalat dalam keadaan
miring
• Shalat juga dapat dilakukan
dengan posisi miring, dimana
orang sakit diarahkan kearah
kiblat dengan cara miring ke
sebelah kanan badan.
Adapun tata cara dan
gerakan-gerakan seperti
takbir, tahayat dan lain
5
sebagainya boleh ia lakukan
sesuai dengan kemampuan.
Sedangkan ruku’ dan sujud
cukuplah dengan
memberikan isyarat
menggunakan kepala
• Shalat Dengan Isyarat
• Jika orang yang sakit tidak
mampu lagi melaksanakan
shalat dengan telentang
atau miring, maka ia boleh

6
melakukan shalat dengan
isyarat. Yaitu dengan cara
menggerakan anggota
badan tertentu seperti
mata, jari dan lainnya. Ia
bisa memberikan isyarat
dengan cara memejamkan
mata untuk ruku’ dan
kemudian memejamkannya
sekali lagi lebih lama untuk
sujud.
• Menjama’ shalat bagi orang
sakit
• Kemudahan lain yang
diberikan Islam dalam
melaksanakan shalat bagi
orang yang sakit adalah
boleh menjama’ dua shalat
sekiranya untuk shalat
disetiap waktu itu sulit
dilakukan. Dengan cara
memilih yang termudah
antara jama’ takdim yaitu
zuhur dan asar yang
dikerjakan pada waktu zuhur,
atau jama’ takhir zuhur dan
asar yang dikerjakan pada
waktu Asar, begitu pula
halnya magrib dan Isya.
Sedangkan shalat subuh ia
tidak boleh di jama’.

Anda mungkin juga menyukai