Anda di halaman 1dari 34

Laporan Kasus

Atresia Ani
Oleh:
Cut Ridzky Amelia Putri
Muhammad Aji Aqsha

Pembimbing: DR. T. YUSRIADI, SP.BA

BAGIAN/KSM ILMU BEDAH RSUD DR.ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Muhammad Rafi
Umur : 3 bulan
No. CM : 1-35-28-62
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Aceh Besar
Suku : Aceh
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 14 Januari 2024
Anamnesis
Keluhan Utama:
Tidak ada anus

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang dibawa oleh kedua orang tuanya dengan
keluhan tidak ada anus sejak lahir. Ibu pasien mengatakan
bahwa pasien tidak ada BAB selama 1 hari setelah lahir. Pasien
dengan riwayat pemasangan colostomy sebelumnya di
RSUDZA pada usia 4 hari. Ibu pasien mengatakan bahwa
pasien ada muntah berwarna putih dan hanya 2 kali dalam
sehari. Ibu pasien juga mengatakan bahwa adanya perut
kembung pada pasien

Riwayat Kehamilan:
Pasien merupakan anak pertama, lahir secara pervaginam
dengan BB 3600 gram, tidak ada riwayat dirawat di NICU. Ibu
pasien rutin melakukan ANC dengan Sp.OG dan sudah pernah
USG.
Anamnesis
·Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada

Riwayat Penggunaan Obat


Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa

Riwayat Nutrisi
Pasien mendapat ASI sejak usia 0 hari
Pemeriksaan fisik
Vital sign
Keadaan umum : Sedang
Tekanan darah : Tidak Dinilai
Nadi : 105 x/menit
Pernapasan : 40 x/menit
Suhu : 36,6 oC
SpO2 : 98%
Sucking Reflex : (+)
Grasping Reflex : (+)
Crying : (+)
Pemeriksaan fisik
Status generalisata
•Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), edema (-), pucat (-)
•Kepala : Normocephali, rambut hitam
•Wajah : Simetris, edema (-), deformitas (-)
•Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat(-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-),
refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+), pupil isokor Φ3
mm/3mm.
•Telinga : Kesan normotia, sekret (-/-)
•Hidung : Sekret (-/-), cavum nasi hiperemis (-), napas cuping hidung (-)
•Mulut : Mukosa bibir lembab (+), sianosis (-), tremor (-),faring hiperemis (-),
tonsil hiperemis (-).
•Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)
Paru : Simetris, wheezing (-/-), rhonki (-/-), vesikuler (+/+)
Jantung : BJ I > BJ II, reguler, murmur(-)
Abdomen. : Simetris (+), distensi (-), stoma viable (+), bising usus (+), defans
muskular (-), nyeri tekan (-), timpani, soepel
Genitalia : Anus (-), flat bottom (+)
Ekstremitas. : CRT > 2s, edema (-), sianosis (-)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang

Lopografi Proximal mulai colon


descenden hingga ileosaecal
junction paten
Bagian sigmoid lebih besar dari
rektum
Atresia ani letak tinggi dengan
parase kontras lancar
Foto Klinis
Laporan kasus
DIAGNOSIS
Status Colostomy dengan a.i Malformasi Anorectal Tipe Rat Tail

TATALAKSANA
Intervensi Bedah : PSARP
Tatalaksana Post Op PSARP
IV. Ceftriaxone 400mg/12jam
IV Antrain 80mg/jam

PLANNING
Rawat luka/stoma
Pantau keadaan umum
Mobilisasi
GV/hari
Foto intraop
Tinjauan Pustaka
Malformasi Anorectal
Definisi
Atresia ani adalah malformasi anorektal (MAR)
dimana kondisi absennya anus atau
ketidaksempurnaan anus saat lahir yang terjadi
pada masa perkembangan embrio diantara
minggu ke-6 dan ke-10.

MAR terdiri dari spektrum cacat yang luas mulai


dari minor (misalnya, meliputi membran) dan
untuk malformasi mayor adalah cloacal
kompleks yang melibatkan saluran kemih dan
genital
Malformasi Anorectal
Embriologi
Malformasi Anorectal
Anatomi
Anorektal merukan bagian yang
terdiri dari anus dan oran rectum.
Rektum adalah bagian yang paling
distal dari usus besar, terikat oleh
kolon sigmoid di bagian proksimal
dan konvergen ke dalam saluran
anus pada bagian distal.
Malformasi Anorectal
Anatomi
Segitiga ani adalah bagian
posterior dari perineum, menurut
definisi. Perineum dapat ditemukan
di antara paha dan di bawah
diafragma panggul. Perineum
terdiri dari segitiga ani dan
urogenital.
Malformasi Anorectal
Epidemiologi
Atresia ani memiliki insiden yang diperkirakan 1 dari 5000 kelahiran di AS
Laki-laki memiliki insiden yang sedikit lebih tinggi daripada perempuan
dengan perbandingan 1,2:1.

Fistula rectourethral adalah cacat yang paling umum pada laki-laki dan
fistula rectovestibular pada perempuan.

Sekitar setengah dari pasien dengan MAR juga memiliki anomali sistem
organ lainnya. Ini paling sering melibatkan sistem genitourinari dan
muskuloskeletal.

Di Indonesia sendiri atresia ani merupakan kelainan bawaan urutan ke-5


tertinggi dengan jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 9,7%.
Malformasi Anorectal
Etiologi
Etiologi malformasi anorektal tersebut masih belum jelas dan kemungkinan
multifaktorial

Mutasi pada gen tertentu yang mengkode faktor transkripsi telah


dijelaskan pada pasien yang memiliki sindrom Townes-Broks, sindrom
Currarino, dan sindrom Pallister-Hall, yang masing-masing memiliki mode
warisan dominan autosomal.

Beberapa data juga menunjukkan paparan faktor lingkungan mungkin


terkait dengan pembentukan malformasi anoreksional seperti fertilisasi in
vitro, paparan thalidomide, dan diabetes
Malformasi Anorectal
Klasifikasi
Malformasi anorektal secara tradisional
dibagi menjadi malformasi tinggi,
menengah, atau rendah berdasarkan
hubungan akhir kantong ke tingkat otot
levator ani

Klasifikasi ini memiliki kelompok Anomali


terpisah untuk laki-laki dan perempuan,
dengan kategori khusus malformasi
cloacal dan langka
(Klasifikasi Wingspread, 1984).
Malformasi Anorectal
Klasifikasi
Pena dengan pengalamannya yang luas
dalam anorekplasti sagittal posterior
(PSARP), menemukan bahwa jenis fistula
sangat mempengaruhi hasil pada
Malformasi anorektal

Pena menggambarkan sistem klasifikasi


baru berdasarkan jenis fistula yang ada.
Lokasi dan jenis fistula membantu (Klasifikasi PEna, 1995).
memandu pendekatan operasi dan
tingkat mobilisasi
Malformasi Anorectal
Klasifikasi
Krickenbeck mengusulkan modifikasi
klasifikasi ini untuk memungkinkan
perbandingan data hasil pasien dengan
MAR yang menjalani operasi yang
berbeda.

Sistem klasifikasi ini memberikan


standar untuk klasifikasi diagnosis,
prosedur bedah, dan hasil pasca operasi (Klasifikasi PEnaKrickenbeck, 2005).
Malformasi Anorectal
Manifestasi Klinis
Malformasi anorektal seperti anus imperforasi menyebabkan kelainan pada
cara bayi buang air besar. Masalah-masalah ini bervariasi tergantung pada
jenis malformasi
Malformasi Anorectal
Manifestasi Klinis
Atresia ani umumnya terkait dengan kelainan bawaan lainnya yang
dikelompokkan sebagai Sindrom / Asosiasi VACTERL, yang merupakan
singkatan dari:
Vertebral defect – misalnya, spina bifida, meningocele, dll.
Anus defect – atresia ani
Cardiac defect – misalnya, cacat septum ventrikel, cacat septum atrium,
atau Tetralogy of Fallot
Trakeoesophageal Fistule
Renal defect – lengkap atau parsial (baik unilateral atau bilateral),
anomali sistem genitourinari lainnya
Limb defect – jari yang hilang atau displaced, polidaktil, atau
sindaktil(yaitu, jari tangan atau kaki menyatu)
Malformasi Anorectal
Diagnosis
Atresia anus harus dicurigai secara klinis saat
lahir selama evaluasi postpartum rutin atau
segera setelah itu ketika bayi yang baru lahir
gagal buang air besar dalam waktu 24 jam
setelah lahir (yaitu, kegagalan untuk lulus
mekonium). Saat anamnesis keluhan yang
plaing sering ditemukan adalah bayi tanpa
lubang anus, bayi tidak bisa BAB atau sulit
BAB setelah lahir, dan perut bayi yang
kembung setelah 4-8 jam setelah lahir
Malformasi Anorectal

Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik perineum harus
dievaluasi secara menyeluruh dengan
memperhatikan seperti perkembangan
bokong, adanya lipatan gluteal, dan
pemeriksaan untuk semua jenis pembukaan
atau lubang pada perineum.
Malformasi Anorectal
Diagnosis
MAR letak rendah akan terlihat dengan
beberapa temuan berikut ini:
Ditemukan mekoneum pada perineum
Ditemukan bucket handle pada bokong
bayi
Biasanya pada kasus stenosis ani/ani yang
tertutup membran
Pada pemeriksaan lateral cross table X-ray
batas akhir raktum < 1cm dari kulitGambar
4 Gambaran Bucket Handle dan Lateral
Cross Table X-ray MAR letak rendah
Gambaran Bucket Handle dan Lateral
Cross Table X-ray MAR letak rendah
Malformasi Anorectal
Diagnosis
MAR letak tinggi akan terlihat dengan
beberapa temuan berikut ini:5
Tidak ditemukannya mekoneum, atau
tercampurnya mekoneum dengan urin
Terdapat udara dalam vesicaurinaria
Ditemukan flat bottom
Pada pemeriksaan lateral cross table X-ray
batas akhir raktum ≥ 1cm dari kulit

Gambaran Flat Bottom dan Lateral Cross


Table X-Ray pada MAR letak tinggi
Malformasi Anorectal
Diagnosis
Male Anorectal
Malformation
Malformasi Anorectal
Malformasi Anorectal
Female
Anorectal
Malformation
Malformasi Anorectal
Malformasi Anorectal
Tatalaksana
Malformasi Anorectal
KOmplikasi
Kegagalan untuk mendiagnosis kondisi ini lebih awal dapat mengakibatkan bayi
baru lahir mengalami dehidrasi, muntah, aspirasi, dan sepsis.

Infeksi infeksi situs bedah dehiscence, dan infeksi saluran kemih dapat menyertai
sebagian besar operasi perut.

Komplikasi postsurgical khusus untuk perbaikan bedah MAR termasuk fistula


berulang atau persisten, stenosis anal, striktur struktur direkonstruksi lainnya,
dan prolaps rektum. Kompleksitas malformasi dan anomali terkait (misalnya,
anomali vertebral) biasanya menentukan hasil jangka panjang. Mereka yang
memiliki anomali vertebral yang signifikan, tethering sumsum tulang belakang,
atau ARMs kompleks dapat dinonaktifkan selama sisa hidup mereka
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai