SOSIOLOGI INDUSTRI
HUBUNGAN SOSIAL ANTARA DUNIA INDUSTRI
DENGAN MASYARAKAT
Nama Kelompok :
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai hubungan ndust antara dunia
ndustry dengan masyarakat.
Kami telah menyusun makalah ini dengan baik dan mengoptimalkannya serta mendapat bantuan
dari semua pihak untuk memudahkan penulisan makalah. Untuk itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Meskipun demikian, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dalam struktur
kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, mengingat segala kekurangan makalah ini, kami
menerima segala saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang hubungan ndust antara dunia ndustry dengan
masyarakat dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 3
KESIMPULAN............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
Industri merupakan suatu perubahan perekonomian dari pedesaan dan pertanian menjadi
sektor industri yang memproduksi barang dan jasa. Industri memiliki pengaruh terhadap
masyarakat, yang akan menimbulkan berbagai akibat yang akan dirasakan oleh masyarakat dalam
berbagai bentuk terutama dalam hubungan sosial masyarakat dalam dunia industri. Industrialisasi
dianggap sebagai jalan satu-satunya untuk meretas nasib kemakmuran suatu Negara secara lebih
cepat. Dengan adanya industrialisasi ini tentu akan menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai
dan norma yang ada pada masyarakat dan dapat menyebabkan konflik.
Masyarakat yang berada di kawasan industri terdiri dari beberapa unsur elemen sosial yang
terbentuk karena adanya perkembangan dari proses industrialisasi. Permasalahan yang sering
muncul di dalam lingkungan industri yakni : Hubungan atau interaksi antara atasan - pekerja
buruh – masyarakat di sekitar lingkungan pabrik. Imbas dari adanya proses industrialisasi adalah
adanya kecenderungan sosial mengakibatkan hubungan tidak harmonis yang menyebabkan
terjadinya konflik dalam masyarakat industri.
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa saja yang terdapat dalam struktur konflik masyarakat industri.
4
KAJIAN TEORI
Teori fungsionalisme struktural adalah suatu bangunan teori yang paling besar
pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang. Tokoh- tokoh yang pertama kali
mencetuskan fungsional yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer.
Pemikiran structural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu
menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang
saling ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar
organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup. Sama halnya dengan pendekatan lainnya
pendekatan structural fungsional ini juga bertujuan untuk mencapai keteraturan sosial.
5
Para stuktural fungsional pada awalnya memustakan pada fungsi dalam struktrur
dan institusi dalam amsyarakat. Bagi Merton hal ini tidaklah demikian, karena dalam
menganalis hal itu, para fungsionalis awal cenderung mencampur aduk antara motif
subjektif individu dengan fungsi stuktur atau institusi. Analisis fungsi bukan motif
individu. Merton sendiri mendefinisikan fungsi sebagai konsekuensi- konsekuensi yang
didasari dan yang menciptakan adaptasi atau penyesuian, karena selalu ada konsekuensi
positif. Tetapi, Merton menambahkan konsekuensi dalam fakta social yang ada tidaklah
positif tetapi ada negatifnya. Dari sini Merton mengembangkan gagasan akan disfungsi.
Ketika struktur dan fungsi dpat memberikan kontribusi pada terpeliharanya sistem sosial
tetapi dapat mengandung konsekuensi negative pada bagian lain. Dalam penjelasan lebih
lanjut, Merton mengemukakan mengenai fungsi manifest dan fungsi laten.Fungsi
manifest adalah fungsi yang dikehendaki, laten adalah yang tidak dikehendaki.Maka
dalam stuktur yang ada, hal-hal yang tidak relevan juga disfungso laten dipenagruhi
secara fungsional dan disfungsional. Merton menunjukan bahwa suatu struktur
disfungsional akan selalu ada.
Paksaan (coercion) dalam wujud hukum dipandang sebagai faktor utama untuk
memelihara lembaga-lembaga sosial, seperti milik pribadi (property), perbudakan
(slavery), kapital yang menimbulkan ketidaksamaan hak dan kesempatan. Kesenjangan
sosial terjadi dalam masyarakat karena bekerjanya lembaga paksaan tersebut yang
6
bertumpu pada cara-cara kekerasan, penipuan, dan penindasan. Dengan demikian, titik
tumpu dari konflik sosial adalah kesenjangan sosial.
1. Negara dan hukum dlihat sebagai alat penindasan yang digunakan oleh kelas
yang berkuasa (kapitalis) demi keuntungan pribadi.
2. Kelas-kelas dianggap sebagai kelompok-kelompok sosial yang mempunyai
kepentingan sendiri yang bertentangan satu sama lain.
Menurut teori Karl Marx pendekatan konflik terdiri dari 2 kelas yaitu :
Masyarakat didasarkan pada kepemilikan sarana dan alat produksi (properti).
Berdasarkan teorinya, Marx membedakan kelompok menjadi 2 yaitu :
1. Kelas Borjuis: kelompok yang memiliki sarana dan alat produksi yaitu
perusahaan sebagai modal dalam usaha.
2. Kelas Proletar: kelompok yang tidak memiliki suasana dan alat produksi
maka hanya menjual tenaga untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut Dahrendorf tidak selalu pemilik sarana- sarana juga bertugas sebagai
pengontrol apalagi pada abad kesembilan belas. Ia memaparkan perubahan yang terjadi
di masyarakat industri semenjak abad kesembilan belas. Diantaranya:
1. Dekomposisi modal
Menurut Dahrendorf timbulnya korporasi- korporasi dengan saham yang
dimiliki oleh orang banyak, dimana tak seorang pun memiliki kontrol penuh
merupakan contoh dari dekomposisi modal. Dekomposisi tenaga.
2. Dekomposisi Tenaga kerja
Di abad spesialisasi sekarang ini mungkin sekali seorang atau beberapa
orang mengendalikan perusahaan yang bukan miliknya, seperti halnya
seseorang atau beberapa orang yang mempunyai perusahaan tapi tidak
mengendalikanya. Karena zaman ini adalah zaman keahlian dan spesialisasi,
manajemen perusahaan dapat menyewa pegawai- pegawai untuk memimpin
perusahaanya agar berkembang dengan baik.
3. Timbulnya kelas menengah baru
Pada akhir abad kesembilan belas, lahir kelas pekerja dengan susunan yang
jelas, di mana para buruh terampil berada di jenjang atas sedang buruh biasa
berada di bawah.
7
Pertentangan kelas sebagai satu bentuk konflik dan sebagai sumber
perubahan sosial. Menurutnya, ada dasar baru bagi pembentukan kelas yaitu
sebagai pengganti konsepsi pemilikan sarana produksi dan sebagai dasar
perbedaan kelas itu. Hubungan-hubungan kekuasaan yang menyangkut
bawahan dan atasan menyediakan unsur bagi kelahiran kelas.
Jonathan Turner merumuskan teori konflik dalam tiga pandangannya yaitu :
a. Tidak ada definisi yang jelas tentang teori konflik sehingga tidak dapat
dibedakan karena pengunaan istilah,
b. Teori konflik mengambang karena analisisnya tidak dijelaskan
c. Teori konflik sulit terlepas dari teori fungsional karena merupakan reaksi
dari teori struktur fungsional.
8
Menurut teori Coser konflik dapat menempatkan dan menjaga garis batas
antara dua atau lebih kelompok. Ia menekankan pentingnya konflik untuk
mempertahankan keutuhan kelopok. Konflik dengan kelompok lain dapat
memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur
ke dalam dunia sosial sekelilingnya.
9
Lewis Coser menyebutkan beberapa fungsi konflik :
1. Konflik dapat memperkuat solidaritas kelompok yang agak longgar
2. Konflik dengan kelopok lainnya dapat menghasilkan solidaritas didalam
kelompok tersebut dan solidaritas itu bisa menghantarnya kepada aliansi-
aliansi dengan kelopok lain.
3. Konflik dapat menyebabkan anggota-anggota masyarakat yang terisolasi
menjadi berperan secara aktif.
4. Konflik juga bisa berfungsi untuk berkomunikasi yaitu dengan
mengeluarkan pendapat dengan cara tukar pikiran.
10
Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang
diberikan orang lain pada mereka Asumsi ini menjelaskan prilaku sebagai
suatu rangkaian pemikiran dan perilaku yang dilakukan secara sadar antara
rangsangan dan respon orang berkaitan dengan rangsangan tersebut.
Mereka mencari makna dengan mempelajari penjelasan psikologis dan
sosiologis mengenai perilaku. Jadi, ketika seorang SI melakukan kajian
mengenai perilaku dari Roger Thomas, mereka melihatnya membuat makna
yang sesuai dengan kekuatan sosial yang membentuk dirinya.
11
Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Cakra, Fritjof 1997. Titik Balik Peradaban, Sisi Gelap Pertumbuhan, Yayasan Bentang
Budaya, Jakarta.
Jones, Pip. 2009, Pengantar Teori-teori Sosial, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Lauer, Robert H. 1993. Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Renika Cipta. Jakarta.
Lubis, Mochtar. 1988. Menggapai dunia damai, Jakarta. Yayasan Obor Indonesia
Poloma, Margaret M, 2003, Sosiologi Kontemporer, PT. Rajagrafindo, Jakarta
Soejono Soekanto, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta. Sztomka,
Piotr, 2004, Sosiologi Perubahan Sosial, Prenada Media Grop, Jakarta. Umanailo, M.
C. B. (2014) „Pierre Bourdieu; Menyikap Kuasa Simbol‟, OSF. doi:
10.31235/osf.io/4txzu.
13