DOSEN PENGAMPU:
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
TAHUN AJARAN 2023/2024
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Semua aktivitas yang mempengaruhi perilaku individu dalam usaha mereka untuk
merumuskan dan menerapkan kebutuhan stratejik perusahaan (Schuler, 1992).
2. Pola penempatan sumber daya manusia yang direncanakan dan aktivitas yang bertujuan
untuk memungkinkan perusahaan mencapai tujuannya (Wright dan Mc. Mahan, 1992).
3. Pendekatan membuat keputusan pada skema dan rencana organisasi ber- kaitan dengan
hubungan pekerjaan dan kebijakan serta pelaksanaan pe- rekrutan, pelatihan,
pengembangan, manajemen kinerja, imbalan dan hubu- ngan karyawan.
4. Memformulasikan dan melaksanakan sistem sumber daya manusia kebi- jakan dan
aktivitas yang menghasilkan kompetensi serta perilaku karyawan yang dibutuhkan
perusahaan untuk meraih tujuan stratejik.
2
➢ Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik adalah :
➢ Kesesuaian Stratejik
Integrasi stratejik penting untuk memberi kesesuaian antara strategi bisnis dengan
strategi sumber daya manusia, sehingga strategi sumber daya manusia mendukung
pencapaian strategi bisnis dan membantu menetapkan strategi bisnis. Tujuannya adalah
memberi kesesuaian stratejik dan konsistensi antara tujuan kebijakan manajemen sumber
daya manusia dan bisnis. Sama seperti perusahaan yang akan menghadapi ketidakefisienan,
ketika mereka mencoba menerapkan strategi baru dengan struktur yang kuno, mereka juga
akan meng- hadapi masalah ketika mereka mencoba menerapkan strategi baru dengan
sistem sumber daya manusia yang tidak sesuai. Tugas kritis manajemen adalah menyatukan
struktur formal dengan sistem sumber daya manusia sehingga kedua hal tersebut dapat
mengarahkan sasaran stratejik organisasi.
3
2 Sesuai sebagai kemungkinan pendekatan yang memastikan butiwa Braktik internal
harus menanggapi faktor eksternal khusus seperti karakter pasar.
3 Sesuai sebagai sekumpulan praktik yang ideal: pandangan bahwa manajemen
sumber daya manusia stratejik merupakan "praktik terbaik”,semua perusahaan dapat
mengadopsinya secara berguna.
4 Sesuai sebagai rata-rata: suatu pendekatan yang menekankan kegunaan dari temuan
kombinasi praktik yang layak.
5 Sesuai sebagai "penyatu": penelitian untuk konfigurasi khusus atau "penyatu"
penelitian untuk konfigurasi khusus atau "penyatu" praktik pelengkap dalam rangka
menentukan mana yang paling efektif (Guest 1997).
• Kesesuaian Eksternal
• Kesesuaian Internal
"Penyatuan" adalah pengembangan dan penerapan beragam praktik sum- ber daya
manusia secara bersama, sehingga saling terkait, saling melengkapi dan saling mendorong.
Proses kadang dianggap sebagai penggunaan komplemen- taritas. Konsep penyatuan
sebagai pemikiran implisit dari "penyatuan" adalah gaga- san bahwa praktik menyatukan
saling terkait dan konsisten secara internal, serta "lebih banyak lebih baik" dengan
memperhatikan dampak pada kinerja, karena dampak dari beragam praktik saling melengkapi
dan saling memperkuat (Mc Duffie, 1995).
Kesan pertama mengenai tujuan kesesuaian dan fleksibilitas mungkin tampak tidak
sesuai, tetapi konsep tersebut saling melengkapi. Tantangan mana- jemen stratejik adalah
untuk mengatasi perubahan (yang memerlukan flek- sibilitas) yang berubah secara
berkelanjutan untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dan lingkungan eksternal,
kesatuan timbul pada suatu saat, fleksibilitas adalah karakteristik yang timbul setiap saat.
a. Strategi selalu timbul dan fleksibel, "selalu hampir menjadi, tidak pernah timbul pada
saat ini.
b. Strategi tidak hanya direalisasikan oleh pernyataan formal, tetapi juga terjadi
dengan tindakan dan reaksi.
4
c. Strategi adalah suatu deskripsi tindakan yang berorientasi pada masa men- datang
yang selalu ditujukan terhadap perubahan.
d. Proses manajemen itu sendiri merupakan syarat timbulnya strategi (Tyson, 1997).
5
memperluas dasar keterampilan mereka. Oleh karena itu, strategi berbasis sumber daya
berkaitan dengan perbaikan modal manusia atau modal intelektual perusahaan.
Pengetahuan menjadi keunggulan kompetitif langsung bagi perusahaan yang menjual
pemikiran dan hubungan. Tantangan bagi organisasi adalah untuk memastikan bahwa
mereka memiliki kapabilitas untuk mencari, menerima, mengganti kerugian dan
mempertahankan individu berbakat yang mereka perlukan.
Dasar pemikiran yang meyakinkan untuk stratregi berbasis sumber daya adalah ketika
lingkungan eksternal berada dalam keadaan yang terus berubah, sumber daya dan
kapabilitas milik perusahaan mungkin merupakan dasar yang lebih stabil untuk menetapkan
identitas perusahaan. Oleh sebab itu, definisi bisnis dalam hal yang mampu dilakukan
mungkin menawarkan dasar strategi yang lebih dapat bertahan lama daripada definisi yang
didasarkan pada kebutuhan (misal: pasar) yang perlu dipuaskan oleh bisnis.
Bakat unik di antara karyawan, termasuk kinerja, produktivitas, fleksibilitas inovasi dan
kemampuan super untuk memberikan pelayanan tingkat tinggi ter- hadap pelanggan pribadi
merupakan cara karyawan memberikan unsur pendi- dikan penting dalam mengembangkan
posisi kompetitif organisasi.
Strategi, kebijakan dan praktik sumber daya manusia milik organisasi meru- pakan
paduan unik dari proses, prosedur, kepribadian, gaya, kemampuan dan budaya organisasi.
Satu petunjuk bagi keunggulan kompetitif adalah kemampuan untuk membedakan pasokan
bisnis bagi pelanggannya dengan pasokan yang diberikan oleh pesaingnya. Perbedaan
tersebut dapat dicapai dengan memiliki strategi sumber daya manusia yang memastikan mem
bahwa perusahaan memiliki kualitas manusia yang lebih tinggi daripada pesaingnya, dengan
dimiliki oleh perusahaan dan dengan memfungsikan organisasi sebagai suatu "organisasi
pembelajar. Pendekatan berbasis sumber daya akan membicarakan metode untuk
meningkatkan kapabilitas stratejik perusahaan dengan pengembangan manajer dan staf lain
yang dapat berpikir dan membuat rencana stratejik serta dapat memahami masalah stratejik
utama.
6
2.7 Pendekatan Untuk Mencapai Kesesuaian Strategic
1. Strategi inovasi
Bagi perusahaan yang menerapkan strategi untuk inovasi, karakter perilakunya:
a. Perilaku kreatif tingkat tinggi.
b. Pemusatan perhatian untuk jangka panjang.
c. Perilaku kooperatif, saling tergantung yang relatif tinggi.
d. Pengambilan resiko yang lebih besar tingkatannya.
e. Toleransi tinggi terhadap ambiguitas dan situasi yang tidak dapat diprediksi.
Praktik sumber daya manusia yang memberi ciri pada perusahaan ini adalah:
a. Pekerjaan yang membutuhkan interaksi yang dekat antar orang.
b. Pekerjaan yang memungkinkan orang untuk mengembangkan keterampilan yang
dapat digunakan dalam posisi lain di perusahaan tersebut.
c. Jejak karier lebih luas, mendorong pengembangan keterampilan yang lebih luas.
d. Penilaian kinerja lebih merefleksikan periode jangka panjang dan pencapaian berbasis
kelompok.
7
Pendekatan Daur Hidup
Tahap daur hidup organisasi yang mempengaruhi praktik sumber daya manusia:
1. Permulaan: pola pekerjaan fleksibel, perekrutan karyawan kemungkinan
termotivasi secara baik dan memiliki komitmen tinggi, pembayaran kompetitif,
sedikit formalitas dan kemungkinan tidak ada serikat pekerja.
2. Pertumbuhan: perekrutan dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, proses
manajemen kinerja dan sistem imbalan lebih progresif dan canggih fokus pada
pencapaian komitmen tinggi dan penekanan pada pengembangan hubungan
karyawan yang stabil.
3. Kedewasaan: memberi perhatian ketat terhadap pengontrolan biaya tenaga kerja
dan peningkatan produktivitas, lebih keras menilai pelatihan, hubungan karyawan
bersifat tegang.
4. Penurunan: penekanan bergeser pada rasionalisasi, pengurangan jumlah
pegawai, praktik yang sudah berjalan lama mungkin ditinggalkan atau membatasi
pemotongan biaya, serikat pekerja diancam dengan tidak diakui atau paling baik
pembatasan suatu peran (Storey dan Sisson, 1993).
Selain itu, departemen SDM sangat mungkin bekerja sama dengan departemen lain
untuk melakukan kegiatan tertentu, termasuk wawancara, program motivasi untuk
peningkatan produktivitas kerja, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karir,
prosedur kedisiplinan, dan penilaian kinerja. Dalam bab-babberikut digambarkan uraian
tentang tugas departemen SDM, baik yang dilakukan sendiri maupun bersama
departemen lainnya. Tugas-tugas yang dikelola departemen SDM meliputi analisis dan
perancangan pekerjaan, rekrutmen dan seleksi, penilaian kinerja, pelatihan dan
pengembangan, kompensasi dan kesehatan, dan hubungan karyawan.
Ada enam unsur penting dalam pendekatan strategik manajemen sumber daya
manusia yang meliputi hal-hal berikut.
a. Pemahaman tentang Pengaruh Lingkungan Luar
Lingkungan luar dapat berupa kesempatan dan ancaman dalam bentuk hukum,
kondisi ekonomi, perubahan sosial dan demografi, tekanan politik dalam negeri dan
internasional, teknologi, dan sebagainya. Strategi MSDM strategik secara eksplisit disusun
sedemikian rupa untuk memahami kesempatan dan ancaman di tiap aspek dan mencoba
memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya dan meminimalkan pengaruh dari ancaman. Di
sini pimpinan puncak bekerja erat dengan ahli SDM, menentukan kemampuan SDM internal
yang akan direkrut dan mengalihkan beberapa karyawan yang tangguh untuk memperbaiki
dan memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi ancaman-ancaman luar.
Pengambilan keputusan dalam situasi ini juga dihadapkan dengan pertanyaan bagaimana
kondisi ketersediaan tenaga kerja di masa datang. Dengan kata lain, keberhasilan dapat
dicapai jika para manajer siap mengembangkan cara-cara menghadapi lingkungan eksternal
8
c. Fokus Jangka Panjang
Fokus strategik cenderung dibuat sedemikian rupa dalam bentuk sebuah MSDM
perusahaan dan pendekatan dasarnya. Strategi dapat berubah, tetapi tidak selalu mudah. Hal
itu tergantung pada antara lain kekuasaan dan filosofi manajemen perusahaan. Maksudnya
bagaimana perusahaan mengembangkan strategi yang taat-asas untuk mengarahkan
perusahaan menuju masa depan.
9
Dimensi Pendekatan Strategik Pendekatan Tradisi
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dapat dipahami bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Strategis adalah
pendekatan yang esensial bagi organisasi modern yang ingin mempertahankan keunggulan
kompetitifnya di pasar yang semakin kompleks dan dinamis. Melalui integrasi yang kuat antara
kebijakan dan praktik SDM dengan tujuan strategis organisasi, manajemen SDM strategis
memainkan peran penting dalam memastikan bahwa sumber daya manusia sebuah
organisasi diarahkan dengan efektif menuju pencapaian visi dan misi perusahaan.Pentingnya
pengembangan karyawan sebagai aset investasi jangka panjang menjadi sorotan utama
dalam diskusi ini. Organisasi yang mengadopsi pendekatan proaktif terhadap pengembangan
karyawan cenderung lebih siap menghadapi tantangan masa depan dan beradaptasi dengan
perubahan lingkungan bisnis yang cepat. Selain itu, manajemen SDM strategis juga
menekankan peran perencanaan yang matang dalam mengantisipasi kebutuhan SDM
organisasi di masa depan. Dengan merancang strategi perencanaan tenaga kerja yang
adaptif dan responsif, organisasi dapat memastikan ketersediaan bakat yang tepat pada
waktu yang tepat, yang merupakan kunci untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.
Evaluasi kinerja karyawan dan pengukuran dampak kebijakan SDM terhadap kinerja
organisasi merupakan bagian penting dari manajemen SDM strategis. Ini memungkinkan
organisasi untuk mengidentifikasi keberhasilan dan kelemahan dari strategi SDM yang
diimplementasikan dan membuat perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja
keseluruhan.Terakhir, kepemimpinan yang kuat memainkan peran krusial dalam mendukung
budaya organisasi yang mendukung inovasi, pertumbuhan, dan pengembangan karyawan.
Para pemimpin harus memainkan peran aktif dalam merancang dan melaksanakan strategi
SDM strategis serta memastikan bahwa nilai-nilai organisasi tercermin dalam setiap aspek
pengelolaan SDM.Secara keseluruhan, manajemen SDM strategis bukan hanya tentang
memenuhi kebutuhan operasional saat ini, tetapi juga tentang mempersiapkan organisasi
untuk menghadapi tantangan masa depan dengan karyawan yang terampil, berkomitmen,
dan berorientasi pada tujuan bersama. Dengan demikian, manajemen SDM strategis
memainkan peran penting dalam membentuk masa depan organisasi yang
berkelanjutan dan sukses.
11
DAFTAR PUSTAKA
Gary Dessler. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 14. Jakarta: Salemba Empat
Sjafri Mangkuprawira. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Bogor: Ghalia
Indonesia
Makalah Sumber Daya manusia tentang manajemen sumber daya strategik (2019)
Rosari, R., Cakranegara, P. A., Pratiwi, R., Kamal, I., & Sari, C. I. (2022). Strategi Manajemen
Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Keuangan BUMDES di Era
Digitalisasi. Owner: Riset dan Jurnal Akuntansi, 6(3), 3040-3049.
12