Anda di halaman 1dari 31

IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING

MATA PELAJARAN IPS


MENGGUNAKAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM

Oleh:

Dwi Any Wurjayanti, S.Pd., M.Pd


NIP. 19730112 199903 2 005

Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga


Kabupaten Semarang

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dwi Any Wurjayanti, S.Pd., M.Pd


NIP : 19730112 199903 2 005
Pangkat/Gol : Pembina/IVa
Jabatan : Guru
Unit Kerja : SMP N 2 Susukan

Telah membuat Best Practice dalam rangka Lomba OGN IPS


tingkat Kabupaten Semarang 2021

Susukan, 8 April 2021

Menyetujui,
Kepala SMP Negeri 2 Susukan Penulis

Tedy Wibowo, M.Pd Dwi Any Wurjayanti, S.Pd., M.Pd


NIP. 19671031 199103 1 004 NIP. 19730112 199903 2 005

ii
ABSTRAK

Wurjayanti, Dwi Any. 2021. Implementasi Blended Learning Mata Pelajaran IPS
Menggunakan Learning Management System

Menghadapi era new normal karena adanya pandemi COVID-19, dunia


Guruan menghadapi dilema sistem pembelajaran yang berangkat dari tradisional
menjadi digital. Demikian juga dengan pembelajaran mata pelajaran IPS,
Pembelajaran yang biasa dilakukan dengan jadwal terstruktur dan bertatap muka,
kini digantikan dengan kegiatan pembelajaran melalui media elektronik (e-
learning) baik secara sinkron ataupun secara nir-sinkron. E-learning nir-sinkron
dapat dilakukan secara dalam jaringan (daring) maupun secara luar jaringan
(luring). Oleh karena itu, Best Practise ini menyajikan bagaimana menggunakan
dan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi
melalui konsep blended.
Permasalahan yang teridentifikasi dengan kondisi saat ini antara lain
rendahnya partisipasi dalam pembelajaran online, tidak ada interaksi langsung
menyebabkan pembelajaran kurang maksimal. Sebagai Guru berupaya mengatasi
permasalahan tersebut melalui identifikasi permasalahan dan solusi pemecahan
masalahnya melalui kegiatan best practice.
Best practice yang dilaksanakan adalah implementasi blended learning
menggunakan learning management system dengan flatform Quipper School.
Best practice dilaksanakan melalui tahapan memotret kondisi awal,
pelaksanakan (tahap 1), dan kondisi akhir (tahap 2).

Kata kunci: blended learning, learning management system, quipper school

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas


segala limpahan Rahmat dan karuniaNya, sehingga laporan best practice ini dapat
tersusun dengan baik. Best practice dengan judul “Implementasi Blended
Learning Mata Pelajaran IPS menggunakan Learning Management System”
sebagai salah satu persyaratan Lomba OGN tingkat kabupaten Semarang tahun
2021.
Penulis menyadari bahwa laporan best practice ini dapat disusun atas
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis
sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Kepala SMP Negeri 2 Susukan, bapak Tedy Wibowo, M.Pd. yang
membimbing dan menyetujui pelaksanaan best practice.
2. Guru-guru SMP Negeri 2 Susukan yang telah mendukung pelaksanaan best
practice.
3. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya best practice ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam
pelaksanaan dan penulisan best practice ini, untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Penulis berharap semoga laporan best practice ini bermanfaat bagi guru.

Susukan, 8 April 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................ i


Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan.................................................... ii
Halaman Lembar Persetujuan …………………………………………. iii
Abstrak ................................................................................................... iv
Kata Pengantar ....................................................................................... v
Daftar Isi ................................................................................................. vi
Daftar Gambar ........................................................................................ viii
Daftar Lampiran ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Masalah ...................................................................................... 2
1. Identifikasi Masalah ............................................................. 2
2. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan ......................................................................................... 3
D. Manfaat ....................................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................. 4


A. Blended learning......................................................................... 4
B. Konsep Blended Learning .......................................................... 5
C. Learning Management System ................................................... 5

BAB III METODE ................................................................................. 7


A. Prosedur Best Practice ............................................................... 7
B. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Best Practice ........... 7
C. Cara Pemecahan Masalah ........................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................

v
A. Hasil ........................................................................................... 9
1. Kondisi Awal ......................................................................... 10
2. Pelaksanaan ........................................................................... 10
3. Kondisi Akhir ....................................................................... 10
B. Pembahasan ................................................................................ 12
1. Pembahasan …..................................................................... 12
C. Dampak Pelaksanaan blended learning...................................... 12

BAB V PENUTUP ................................................................................. 13


A. Simpulan ..................................................................................... 13
B. Rekomendasi .............................................................................. 13

Daftar Pustaka ........................................................................................ 14

vi
Daftar Gambar

Gambar 1.1 Sreenshot Partisipasi Siswa Kelas 7 di Google Classroom ............... 9

Gambar 1.2 Sreenshot Partisipasi Siswa Kelas 7 di Google Classroom ............... 10

Gambar 2.1 Sreenshot Partisipasi Siswa Kelas 7 di Quipper School .................... 11

Gambar 2.2 Sreenshot Partisipasi Siswa Kelas 7 di Quipper School .................... 11

Gambar 3 Foto Kegiatan tatap muka .................................................................... 15

Gambar 4.Foto Konfirmasi Kegiatan sebelum PJJ................................................. 16

Gambar 5 Foto Kegiatan PJJ online ...................................................................... 17

Gambar 6 Foto Kegiatan BDR .............................................................................. 18

vii
Daftar Lampiran

Lampiran 1 Alokasi Waktu blended Learning....................................................... 19

Lampiran 2 RPP Blended Learning ....................................................................... 20

viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era teknologi saat ini, hampir semua aktifitas manusia
membutuhkan bantuan perangkat canggih yang dapat dengan mudah
membantu aktifitasnya. Tak terkecuali aktifitas pembelajaran di lembaga
formal, informal, maupun nonformal. Bahkan dalam kurikulum 2013 yang
sudah hampir 7 tahun ini diberlakukan, kegiatan penggunaan teknologi harus
selalu terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata siswaan di
sekolah. Hal ini tentu mengisyaratkan kepada para Guru maupun calon Guru
agar mampu menerapkan cara belajar dengan pemanfaatan teknologi yang
mutakhir. Artinya, Guru atau calon Guru harus “melek” teknologi agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Pada saat pandemi COVID-19, Menteri Guruan dan Kebudayaan
menetapkan proses pembelajaran dari rumah sebagaimana tertuang dalam
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:
36962/MPK.A/HK/2020 Tanggal 17 Maret 2020 tentang pembelajaran secara
Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease (COVID-19). Belajar Dari Rumah (BDR) bagi siswa
yang mengikuti pendidikan formal pada umumnya ini menjadi hal baru,
kecuali pada siswa yang mengikuti home schooling. Sebagai sesuatu yang
baru tentunya belum semua aspek BDR terprogram dan terlaksana dengan
sempurna, yang pasti karena baru dilaksanakan maka belum melalui proses
evaluasi program.
Pada umumnya BDR dilaksanakan melalui google classromm
dengan instruksi Microsoft Word/PDF dan Google Form Pembelajaran mata
pelajaran IPS di SMP Negeri 2 Susukan, pada masa pandemi Covid 19
demikian juga. Sejatinya penggunaan berbagai teknologi dan aplikasi ini
menjadikan pembelajaran menjadi sangat menarik. Namun karena BDR
dilaksanakan dalam rentang waktu yang relatif lama dan di tempat yang sama

1
yaitu rumah, maka menimbulkan beberapa efek, antara lain: Tingkat
partisipasi siswa tidak bisa maksimal, karakter kurang peduli akan
pembelajaran yang dilakukan lewat daring, tidak disiplin dalam pengumpulan
tugas, bahkan 50% mulai enggan mengerjakan tugas yang diberikan, Orang
tua dengan latar belakang kehidupan sebagai petani dan buruh pabrik,
menyebabkan mereka kurang waktu untuk mendampingi putra-putri dalam
pelaksanaan BDR. Akses internet yang kurang stabil juga menjadi kendala
beberapa siswa, bahkan beberapa siswa tidak memiliki handphone, kalaupun
ada handphone itu harus dipakai bersamaan dengan orang tua dan adiknya
yang masih bersekolah. Dari pihak guru, tidak semua guru menguasai IT yang
memadai. Kondisi ini menyebabkan pembelajaran menjadi tidak efektif dan
efisien, sehingga tujuan yang tidak dapat tercapai sesuai dengan harapan.
Pada tahun ajaran baru 2020/2021 Dinas Pendidikan dan Kebudayan
Kabupaten Semarang, menerbitkan Edaran, SMP N 2 Susukan menghadapi
Era New Normal School, menerapkan pembelajaran Blended dengan
komposisi Tatap muka, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Belajar Dari
Rumah (BDR) menggunakan Quipper School sebagai flatform
pembelajarannya.
Memperhatikan permasalahan dan salah satu solusi yang
memungkinkan, maka Implementasi blended learning mata pelajaran IPS
menggunakan Learning Management System dipilih sebagai alternatif
mengatasi masalah tersebut, khususnya di SMP Negeri 2 Susukan.
B. Masalah
1. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dapat diidentifikasi berdasarkan kondisi latar
belakang permasalahan antara lain:
a. Belajar Dari Rumah dengan jangka waktu lama membosankan bagi
Siswa .
b. Partisipasi siswa di Google Classroom pada pembelajaran tidak bisa
maksimal.

2
c. Tidak adanya interaksi langsung antara guru dan siswa, menyebabkan
hasil belajar kurang maksimal.
d. Beberapa guru kurang menguasai IT.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, rumusan
masalah dalam pelaksanaan best practice pembelajaran mata pelajaran IPS
sebagai berikut, “Apakah melalui implementasi blended learning
menggunakan Learning Management System dapat meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran IPS SMP Negeri 2 Susukan?”

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, best practice ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan partisipasi siswa pada mata pelajaran IPS di SMP N 2
Susukan.
2. Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS di SMP N 2 Susukan.

D. Manfaat
Best Practice ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut.
1. Bagi guru
a. Memberikan alternatif strategi dalam pembelajaran di era new normal
pandemi covid 19.
b. Meningkatkan kemampuan pembelajaran mata pelajaran IPS yang lebih
baik.
2. Bagi siswa
a. Meningkatkan pemahaman tentang materi IPS.
b. Menumbuhkan motivasi untuk melakukan pembelajaran IPS
3. Bagi sekolah
a. Meningkatkat kompetensi siswa pada pembelajaran di sekolah.
b. Dapat digunakan sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektifitas
dan efisiensi pembelajaran.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Blended learning
1. Pengertian Blended learning
Blended learning istilah yang berasal dari bahasa Inggris,yang terdiri
dari dua suku kata, blended dan learning. Blended merupakan campuran,
kombinasi yang baik. Sedangkan learning merupakan pembelajaran. Menurut
Harding, Kaczynski dan Wood (2005), Blended learning merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal
tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar
online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan
siswa. Blended instructional menurut Smaldino (2007:44) bahwa “blended
intructional sometimes called hybrid instruction, is mixing and macthing
various instructional settings to meet the learning needs of your student”.
Sesuai dengan makna kata, yaitu mencampurkan.
Menurut Thorne (2003), blended learning adalah perpaduan dari
teknologi multimedia, CD ROM video streaming, kelas virtual, voicemail, e
mail dan teleconference, animasi teks online dan video streaming. Dalam
blended learning, semua itu dikombinasikan dalam kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu blended learning menjadi solusi yang tepat dan bisa
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar. Seperti yang dikatakan Smaldino
(2007:44) bahwa blended dilakukan ketika macthing dengan situasi siswa.
Blended learning merupakan skema untuk memudahkan pembelajaran
karena dalam sistemnya terdapat pengkombinasian antara cara, model,
metode dalam pembelajaran agar materi bisa tersampaikan dengan efektif dari
segi waktu dan tenaga. Secara umum bisa disimpulkan bahwa model
pembelajaran blended learning ini adalah perpaduan dari manfaat-manfaat
pembelajaran online atau (e-learning) dengan pembelajaran tatap
muka/(konvensional). Ini merupakan perpaduan dari berbagai segi dari mulai
cara pengutaraan, model, metode dan gaya pembelajarannya. Ini

4
memungkinkan sebuah pembelajaran tidak meninggalkan pakem dasar yakni
interaksi dan teknologi.
Sebelum masa pandemic Covid 19, blended learning dikembangkan
karena kelemahan-kelemahan yang muncul pada pembelajaran tatap muka
(face-toface) dan e-learning. Selain dikembangkan karena munculnya
kelemahan dari kedua pembelajaran tersebut, blended learning dikembangkan
karena kelebihan dari pembelajaran tatap muka (face-to-face) dan e-learning.
Adapun kelebihan dari blended learning yang diungkapkan oleh Kusairi
(dalam Husamah 2014: 35), yaitu:
a. peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri
dengan memanfaatkan materi materi yang tersedia secara online.
b. peserta didik dapat berkomunikasi/berdiskusi dengan pengajar atau
peserta didik lain yang tidak harus dilakukan saat di kelas (tatap muka).
c. kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik di luar jam tatap
muka dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh pengajar.
d. pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet.
e. pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi atau mengerjakan
tes yang dilakukan sebelum pembelajaran.
f. pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan
memanfaatkan hasil tes dengan efektif.
g. peserta didik dapat saling berbagi file dengan peserta didik lainnya.
Berdasarkan pemaparan Kusairi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kelebihan dari blended learning yaitu kegiatan pembelajaran dapat dilakukan
di kelas maupun diluar kelas dengan memanfaatkan teknologi untuk
menambah materi pelajaran dan soal-soal yang diberikan di kelas maupun
melalui online yang dikelola dan dikontrol sedemikan rupa oleh guru supaya
kegiatan pembelajaran dapat berlangsung, serta komunikasi antar siswa dan
antara guru dengan siswa dapat terjalin baik ketika berada di kelas maupun di
luar kelas (online) dengan membentuk sebuah grup diskusi yang
memanfaatkan perkembangan teknologi di era ini karena pembelajaran tanpa
ada komunikasi tidak akan memberikan hasil sesuai

5
dengan harapan baik dari guru mapun siswa. Dewey dan Moore (dalam
Comey; dalam Sari, 2016) berpendapat bahwa komunikasi merupakan
peranan penting dalam proses pembelajaran dan mejadi kunci dalam
menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa blended itu
sendiri berarti melakukan pembelajaran tatap muka didukung dengan format
elektronik. Blended learning dapat diterapkan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Blended learning juga dapat diartikan sebagai proses
pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan, media,
metode dan teknik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning
adalah pembelajaran yang mengkombinasikan dan mencampur baik itu antara
tatap muka, belajar mandiri serta belajar mandiri secara online, atau
mencampurkan metode, media untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Konsep Pelaksanaan Blended learning
Konsep blended learning yang diterapkan di SMP N 2 Susukan
mematuhi regulasi yang diberlakukan, kegiatan belajar mengajar pada
kondisi khusus pandemi covid 19 ini menerapkan jadwal tatap muka, PJJ
dan BDR secara bergiliran pada semua siswa yang diatur dengan baik untuk
memfasilitasi pembelajaran yang efektif dan efisien (jadwal terlampir).
Tatap muka dilaksanakan di Sekolah, sehingga ada interaksi langsung
antar guru dan siswa ditempat dan waktu yang sama. Pembelajaran Jarak
Jauh dilaksanakan dengan konsep waktu yang sudah dijadwalkan dengan
kondisi siswa berada di rumah. Belajar Dari Rumah (BDR), siswa diberikan
kreatifitas untuk melaksankan tugas yang diberikan oleh Guru dengan waktu
yang lebih fleksibel. Kondisi ini memotivasi guru untuk berkreatifitas
merancang dan membuat media pembelajaran, berupa ringkasan materi, LK,
dan modul yang dapat dipelajari oleh siswa, baik dalam kondisi tatap muka,
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) online maupun BDR.
3. Learning Management System (LMS)
Learning management system adalah system untuk mengolah
pembelajaran online dimulai dari proses pendaftaran, distribusi materi

6
pembelajaran hingga bentuk kolaborasi antara siswa dan guru .Mata pelajaran
IPS menggunakan Quipper School sebagai platform pembelajaran online
yang memfasilitasi siswa dalam proses belajar serta mendukung guru dalam
mengelola kelas. Lebih dari 20% waktu guru dihabiskan untuk membuat
tugas, mengoreksi, dan menilai hasil kerja siswa . Dengan memanfaatkan
teknologi Quipper School maka beban guru dalam mengelola kelas, mengirim
tugas ke siswa, mengoreksi, menganalisa, dan menilai hasil pekerjaan lebih
efisien, bahkan bisa merangkum performa siswa.

7
BAB III
METODE

A. Prosedur Best Practice


Tempat pelaksanaan best practice di SMP Negeri 2 Susukan,
Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.
Waktu implementasi best practice meliputi perencanaan dan
pelaksanaan. Pelaksanan Tahap 1 selama satu semester tahun pelajaran
2020/2021, pada semester 1 (Juli 2020 sampai dengan Desember 2020).

B. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Best Practice


Teknik pengumpulan data dilakukan secara sederhana melalui
dokumentasi, pengamatan, dan refleksi. Data awal menggambarkan kondisi
sebelum pelaksanaan best practice, sedangkan data yang diperoleh saat
pelaksanaan best practice sebagai bahan evaluasi untuk menentukan langkah
tindaklanjut.
Instrumen best practice berdasarkan aktivitas siswa yang discreenshot ,
dan hasil pembelajaran online.

C. Cara Pemecahan Masalah


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan guru dan siswa permasalahan
yang menjadi prioritas untuk dicarikan cara pemecahan masalah, yaitu:
1. Belajar Dari Rumah dengan jangka waktu lama membosankan bagi Siswa
2. Partisipasi siswa pada pembelajaran online belum bisa maksimal.
3. Tidak adanya interaksi langsung antara guru dan siswa, menyebabkan
hasil belajar kurang maksimal.
4. Guru sebagai pendidik yang profesional kurang menguasai IT
Setelah dilakukan analisis berkaitan kompetensi profesional sebagai
Guru yaitu: 1) penguasaan materi, struktur konsep dan pola piker keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu 2) mengembangkan
keprofesian melalui tindakan reflektif. Permasalahan yang dihadapi untuk

8
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS SMP Negeri 2 Susukan
alternatif pemecahannya melalui blended learning dengan menggunakan
Learning Management System flatform Quipper School
Implementasi blended learning dengan Quipper School diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Skenario cara pemecahan masalah
melalui sebagai berikut.
1. Kejenuhan siswa dan, kurangnya interaksi guru dan siswa diatasi dengan
implementasi blended learning.
2. Permasalahan tingkat partisipasi yang rendah dengan penggunaan
platform quipper school
3. Kemampuan IT guru yang kurang diminimalkan dengan motivasi belajar
sesama teman sejawat.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Kondisi Awal
Kondisi awal merupakan kondisi sebelum pelaksanaan blended
learning, belajar full online dengan menggunakan flatform google
classroom partisipasi siswa dalam pembelajaran Jarak Jauh (online) saat
Belajar Dari Rumah (BDR) . Data Siswa yang bergabung hanya 34 %,
terdapat 63 siswa yang bergabung di google classroom mata pelajaran IPS
dari jumlah total 183 siswa kelas VII ,

Gambar 1.1 Bukti screenshot partisipasi siswa kelas 7 di google classroom


Data Siswa yang bergabung hanya 27 %, terdapat 41 siswa yang
bergabung di google classroom mata pelajaran IPS dari jumlah total 150
siswa kelas VIII,

10
Gambar 1.2 Bukti screenshot partisipasi siswa kelas VIII di google classroom

2. Pelaksanaan
Implementasi blended learning menggunakan flatform quipper
school dilaksanakan mulai tahun pelajaran baru 2020/2021 diawali
dengan awal masuk siswa pada tanggal 13 Juli 2020, kurikulum membuat
jadwal dalam Era New Normal dengan diawali sebelumnya dengan
kegiatan IHT (In House Training) dengan seluruh warga sekolah.
Pembelajaran dilaksanakan dengan Tatap muka, PJJ dan BDR.
3. Kondisi Akhir
Kondisi akhir merupakan data yang diperoleh dalam kurun waktu Juli-
Agustus 2020 setelah mengimplementasikan blended learning
menggunakan Quipper School tingkat partisipasi siswa meningkat , yang
bergabung di kelas mata pelajaran IPS 7 sebanyak 98 % yang bergabung
dan aktif dalam peembelajaran PJJ online dari total 183 siswa kelas VII
yang penulis ampu.

11
Gambar 2.1 Bukti screenshot partisipasi siswa kelas 7 di quipper school
Data Siswa yang bergabung di kelas mata pelajaran IPS VIII sebanyak
84 %, siswa yang bergabung dan aktif dalam peembelajaran PJJ online dari
total 150 siswa kelas VIII.

Gambar 2.2 Bukti screenshot partisipasi siswa kelas VIII di quipper school

B. Pembahasan
Dari data yang diperoleh di atas pada kondisi implementasi blended
learning menggunakan learning management system platform Quipper
School ada peningkatan pada partisipasi siswa. Hal ini dikarenakan pada saat
pembelajaran online tidak ada interaksi langsung antara siswa dengan Guru,
sehingga komunikasi kurang terjalin dengan baik, misalnya untuk konfirmasi,
menanyakan kendala-kendala, dan melihat langsung bagaimana keberadaan
siswa. Partisipasi Siswa terlihat lebih banyak bergabung di flatform Quipper
School dikarenakan:

12
1. Fitur yang ada di Quipper school lebih terstuktur, lengkap dan menarik
sebagai media pembelajaran baik dalam penyampaian materi dan
penugasan.
2. Guru antar mata pelajaran tidak dapat memantau secara jelas keberadaan
siswa,
3. Sistem penilaian kurang structural
4. Kurang mendukung proses learning blended learning

C. Dampak Implementasi Blended Learning


Dampak pelaksanaan blended learning dapat diklasifikasikan menjadi 2
(dua), yaitu dampak secara langsung dan dampak tidak langsung. Dampak
secara langsung antara lain: 1) Kegiatan Tatap muka, Guru dapat
menyampaikan materi lewat analisis KI-KD yang membutuhkan interaksi
langsung dengan siswa, supaya tidak menimbulkan persepsi berbeda. Maka
pemahaman siswa pada materi pembelajaran IPS semakin baik; 2)
Pembelajaran Jarak Jauh secara online dapat dilaksanakan sesuai instruksi, 3)
Belajar Dari Rumah dilaksakan siswa dengan penuh kesadaran, sehingga
keterampilan mata pelajaran IPS meningkat lebih baik.
Sedangkan dampak tidak secara langsung antara lain: 1) Siswa jadi
semangat untuk berangkat ke sekolah untuk bertatap muka dengan Guru; 2)
Guru menjadi kreatif membuat media pembelajaran yang menarik dan
menantang untuk diposting secara online.

13
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Simpulan yang dapat diinformasikan berkaitan dengan implementasi
blended learning mata pelajaran IPS menggunakan learning management
system di SMP Negeri 2 Susukan sebagai berikut.
1. Meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran mata pelajaran IPS.
2. Meningkatkan hasil belajar pada materi pembelajaran mata pelajaran IPS.

B. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat penulis sampaikan lebih pada refleksi terkait
dengan implementasi blended learning di SMP Negeri 2 Susukan, antara lain.
1. Implementasi blended learning dapat dilakukan dengan pembagian secara
terstruktur antara tatap muka, PJJ dan BDR..
2. Learning management system menggunakan Quipper school bisa menjadi
salah satu alternatif pembelajaran siswa yang lebih efektif dan efisien di
masa pandemic COVID-19.

14
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

http://noviagilang.blogspot.com/2014/04/makalah-blended-learning.html

Husamah. (2014). Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Terampil


Memadukan Keunggulan Pembelajaran Face-To-Face, E-learning Offline-
Online,dan Mobile Learning. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Panduan Quipper School. PDF

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia.

15
Dokumen Foto

Foto .3
Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka

16
Foto .4
Konfirmasi Kegiatan untuk Pelaksanaan PJJ

17
Foto .5
Kegiatan PJJ Platform Quipper School

18
Foto .6
Kegiatan mandiri Belajar Dari Rumah

19
Lampiran 1

Alokasi waktu Tapka, PJJ dan BDR

20
Lampiran 2

RPP Blended Learning Mata Pelajaran IPS

21
22

Anda mungkin juga menyukai