KEL A - Plasenta Previa
KEL A - Plasenta Previa
6. Elvira Widiyanti
PROGRAM D3 KEBIDANAN
Jl. Raya Rangkasbitung, Pandeglang No.421 Kaduagung Tengah, Kec. Cibadak , Kab.Lebak,
Banten 42317
Tahun 2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, atas segala rahmat dan hidayahnya yang
telah dilimpahkan kepada kita semua, karena dengan izin-Nya-lah semua usaha dan pekerjaan
yang kita lakukan dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna. Dan tentunya dengan
karunia-Nya jugalah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal membuat Laporan dengan Metode Problem Based
Learning dengan materi “Plasenta Previa” dengan dosen pengampu Tutik Iswanti,M.Keb ini
tepat pada waktunya.
Dalam penulisan lapopran ini kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk penulisan makalah
selanjutnya bisa lebih baik lagi. Dan terakhir kami berharap, mudah- mudahan laporan ini
dapat bermanfaat dan berguna sebagai sumber ilmu bagi yang membacanya dan dapat
dijadikan bahan referensi. Apabila ada kesalahan penulisan kami mohon maaf dan ucapkan
terimakasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. TINJAUAN TEORI
Problem Based Learning adalah suatu tipe pengelolaan kelas yang diperlukan
untuk mendukung pendekatan dalam pengajaran dan meng akomodasikan keterlibatan
mahasiswa dalam belajar serta terlibat dalam pemecahan masalah yang kontektual
(warsono & Harianto, 2013, p.147).
The seven jumps merupakan metode yang umum dipakai dalam PBL dengan pendekatan
7 langkah yang sistematis dalam menemukan penyelesaian dari suatu masalah pemicu,
yaitu:
1) Identifikasi istilah atau konsep,
2) Identifikasi masalah,
3) Analisa masalah,
4) Strukturisasi,
5) Identifikasi tujuan belajar,
6) Masa belajar mandiri,
7) Presentasi hasil belajar mandiri (Kamil, 2014, p.50-51).
Berdasarkan perkembangan strategi belajar pada kurikulum berbasis kompetisi
(KBK) hasil belajar yang diperoleh mahasiswa dipengaruhi oleh penggunaan metode
pembelajaran yang aktif. Menurut Sudjana (2010, p.22)
keberhasilan belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar, sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu
menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di
antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya
terhadap suatu objek.
B. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui definisi Plasenta Previa
b. Untuk mengetahui macam-macam Plasenta Previa
c. Untuk mengetahui penyebab Plaseta Previa
d. Untuk mengetahui tanda gejala Plasenta Previa
e. Untuk mengetahui penatalaksanaan Plasenta Previa
1
BAB II
ISI
A. STRUKTUR KELOMPOK
1. Tutor : Tutik Iswanti,M.Keb
2. Ketua : Elisa
3. Sekretaris : Dhiya Afina Febrinanda
4. Anggota : Anisa Rahmawati
Elsa Wulandari
Elvira Widiyanti
Finanda Dwianti
Indah Septiyanti
Norma Fajerin
Siti Lutfiatussilah
Siti Nurfaiza
B. HASIL DISKUSI
1. STEP 1 (Mengklarifikasi Istilah Atau Konsep)
a) G1P0A0
b) Darah merah segar pervaginam
c) Tidak nyeri dan berkunang-kunang
d) PAP
e) DJJ
f) TFU
g) Anamnesis
2
b) Darah Merah Segar Pervaginam adalah darah yang keluar melalui jalan lahir.
c) Tidak nyeri itu pada saat darah merah segar yang keuar lewat jalan lahir,kunang-
kunang/pandangan mata berbayang-bayang,kepala pusing, perlu dipertanyakan
HB ibu berapa?
d) PAP adaah Pintu Atas Panggul
e) DJJ adalah Denyut Jantung Janin
f) TFU adalah Tinggi Fundus Uterus
g) Anamnesis adalah hasil keluhan yang didapatkan dari ibu
3. STEP 3 (Brainstorming)
Seorang Perempuan 28 tahun kehamilan pertama,tidak pernah bersalin,tidak
pernah abortus,usia kehamilan 34 minggu dating ke ppuskesmas, dari hasil
informasi yang didapatkan dari pasien mengeluh bangun tidur mengeluarkan darah
segar dari jalan lahir dan ibu tidak merasakan sakit tetapi ibu mengatakan
pandangan kabur dan merasakan pusing, setelah diperiksa oleh petugas kesehatan
keadaan umum ibu terlihat lemas, tekanan darah 90/60mmHg kurang dari normal,
nadi 120x/menit,, nadi ibu cepat dikaenakan ibu mengeluarkan darah dari jalan
lahirnya ibu merasa lemas,pernafasan cepat normalnya 16-24x/menit, suhu normal
TFU 30cm normal, kepala janin belum memasuki pintu atas panggul, denyut
jantung janin 140x/menit teratur.
4. STEP 4 (Menarik Kesimpulan Dari Masalah Yang Sudah Dianalisis Pada Step 3)
Kesimpulan dari masalah tersebut bahwa ibu mengalami plasenta previa,
dikarenakan hasil pemeriksaan dan keluhan ibu terdapat ciri khusus yaitu:
mengeluarkan dara segar pervaginam dan tidak nyeri.
DIAGNOSA: seorang Perempuan usia 28 tahun G1P0A0 usia kehamilan 34
minggu dengan plasenta previa.
4
C. PENYEBAB PLASENTA PREVIA
Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga dapat membuat ibu hamil lebih berisiko menderita kondisi ini, yaitu:
a) Usia 35 tahun atau lebih
b) Bukan kehamilan pertama
c) Hamil bayi kembar
d) Posisi janin tidak normal, misalnya sungsang atau lintang
e) Riwayat keguguran
f) Bentuk rahim yang tidak normal
g) Riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya
h) Riwayat operasi pada rahim, seperti kuret, pengangkatan miom, atau operasi
Caesar
i) Penggunaan kokain atau merokok saat hamil
Gejala klinis
a) Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri
dari biasanya berulang darah biasanya berwarna merah segar.
b) Bagian terdepan janin tinggi (floating). sering dijumpai kelainan letak janin.
5
c) Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,
kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat
dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding)
biasanya lebih banyak.
d) Janin biasanya masih baik.
6
b) Pemeriksaan inspikulo secara hati-hati dapat menentukan sumber perdarahan
berasal dari kanalis servisis atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan,
laserasi atau trauma). Meskipun demikian, adanya kelainan di atas tidak
menyingkirkan diagnosis placenta previa.
c) Perbaikan kekurangan cairan/darah dengan memberikan inf us cairan IV ( NaCl
0.9% atau Ringer Laktat)
d) Lakukan rujukan di tempat rujukan tersier Terapi Ekspektatif Tujuan supaya
janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan secara non invasive.
e) Syarat terapi ekspektatif :
f) Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
g) Belum ada tanda inpartu
h) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar haemoglobin dalam batas normal)
i) Janin masih hidup
j) Rawat inap, tirah baring dan berikan pemberian antibiotika profilaktif
k) Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia kehamilan, letak
dan presentasi janin.
l) Perbaiki anemia dengan pemberian Sulfas ferosus atau Ferous Fumarat per oral
60 mg selama 1 bulan
m) Pastikan tersedianya sarana untuk melakukan transfuse
n) Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama,
pasien dapat dirawat jalan (kecuali rumah pasien di luar kota atau diperlukan
waktu > 2 jam untuk mencapai rumah sakit) dengan pesan segera kembali ke
rumah sakit jika terjadinperdarahan
o) Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan resiko ibu dan janin untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut dibandingkan dengan terminasi
kehamilan.
p) Janin matur
q) Janin mati atau menderita anomaly atau keadaan yang mengurangi
kelangsungan hidupnya (seperti anensefali)
r) Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa
memandang maturitas janin.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Plasenta previa adalah letak implantasi plasenta abnormal pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Perdarahan
sebagai salah satu komplikasi dalam kehamilan yang menyumbang kematian ibu dan
janin, salah satunya diakibatkan oleh plasenta previa. Plasenta previa dapat menyebabkan
perdarahan antepartum dan postpartum serta histerektomi, dan untuk janin bisa
menyebabkan BBLR, gangguan pernafasan dan lainnya.
Plasenta previa yang dilaporkan, penting bagi tenaga kesehatan untuk menangani
kehamilan yang beresiko supaya dapat membantu dalam penanganan kondisi tersebut.
Hasil atau dampak ibu dan janin yang merugikan karna plasenta previa, dapat dikurangi
dengan pencegahan faktor risiko yang berkaitan. Dari sekian banyak faktor risiko yang
diteliti terhadap kejadian plasenta previa, diketahui operasi sesar adalah yang paling
dominan. Hal ini bisa disebabkan karna kerusakan lapisan endotel Rahim, sehingga
plasenta tertanam dilapisan yang belum ada jaringan parut.
B. SARAN
Semoga apa yang kita pelajari dalam makalah dan hasil diskusi ini dapat dipelajarin
dengan sungguh sungguh, dan kita dapat terapkan dengan baik. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca, kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Sari, R.D.P, Sp. OG. (2018). Perdarahan Pada Kehamilan Trimester 1. Bandarlampung:
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/jmidwifery/article/download/27715/14842
Purwaningrum, E.D. (2017). Faktor Risiko Kejadian Abortus Spontan. Higeia Journal Of
Public Health Research And Development, 1(3), 84-94
Wulandari, T. (2022). Manejemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny "N" dengan Abortus
Inkomplit di RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa Tahun 2022. Junal Midwifery, 4(1), 8-
18.https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/download/15977/8449