Anda di halaman 1dari 12

Makalah Sistem Informasi Manajemen

e-Learning

System E-Learning

Dosen : Rona Tumiur Mauli C Simorangkir, SE., MM., CMA

Disusun oleh :

Kelompok 2

Rizky Mustika Anggraeni 43218010088

Alivia Putri Rahma 43218010153

Leni Anggraeni 43218010177

Yuniarti Aminah Noe 43218010184

Emil Kamelia 43218010185

Devira Talenta Puspa 43218010218

Akuntansi S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini kemajuan teknologi memungkinkan banyak interaksi pembelajaran tidak perlu
dilakukan secara langsung dengan tatap muka. Teknologi E-Learning atau kuliah online saat ini
sudah mulai banyak ditawarkan. Pendidikan jarak jauh (PJJ) ini memiliki beberapa kelebihan
tersendiri dibandingkan metode perkuliahan dengan tatap muka secara langsung. Metode
belajar online ini cocok bagi pekerja-pekerja yang hanya memiliki waktu luang di akhir pekan
dan di jam-jam setelah pulang kantor. Pengertian E-learning adalah sebuah proses pembelajaran
yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan
dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk
berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu
internet.
E-learning adalah suatu sistem pembelajaran yang digunakan ialah sebagai sarana ialah
sebagai proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka dengan secara
langsung antara pendidik dengan siswa/i. Pendidikan secara E-Learning dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui
perangkat komputer atau laptop yang terhubung dengan koneksi internet. Sistem yang
terintegrasi dengan baik membuat siswa dapat memperoleh semua informasi perkuliahan yang
dibutuhkan dan mampu melaksanakan sistem pembelajaran dengan baik. Output yang diperoleh
dari sistem pembelajaran ini juga tidak kalah dengan perkuliahan konvensional.
Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah
pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan
komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui
komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti
pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk
pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.
Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan
lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk
pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan
didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD
tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi E-Learning?
2. Apa saja ciri-ciri E-Learning?
3. Apa saja sifat E-Learning?
4. Apa saja metode E-Learning?
5. Apa kondisi pembelajaran dan fasilitas E-Learning?
6. Apa fungsi E-Learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas?
7. Apa manfaat dari pembelajaran elektronik?
8. Apa saja fitur-fitur dari E-learning?
9. Apa peran dosen dalam E-Learning?
10. Apa saja komponen E-Learning ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi E-Learning

Pengantar e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar
yang menguraikan tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Berbagai macam
definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya :
1. Darin E. Hartley [Hartley 2001] :

e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan


tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet,
Intranet atau media jaringan komputer lain.

Dari definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa yang disebut sebagai e-
Learning adalah konsep pendidikan yang memanfaatkan Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam proses belajar mengajar.

B. Ciri-Ciri e-Learning ([Clark 2003], 125)


Adapun ciri-ciri dari e-Learning adalah sebagai berikut :
1. Memiliki content yang relevan dengan tujuan pembelajaran,

2. Menggunakan metode instruksional, misalnya penyajian contoh dan latihan

3. Menggunakan elemen-elemen seperti kata-kata dan gambar-gambar untuk


menyampaikan materi pembelajaran
4. Membangun pemahaman dan kemampuan yang terkait dengan tujuan
pembelajaran baik secara perseorangan atau kelompok
C. Sifat e-Learning [Harry B. Santoso 2008]

Dari beberapa sistem e-Learning yang dikembangkan, secara umum dapat


dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan sifat interaktivitasnya:
1. Sistem yang bersifat statis.
Pengguna sistem ini hanya dapat men-download bahan-bahan belajar yang diperlukan.
Sedangkan dari sisi administrator, ia hanya dapat meng-upload file-file materi. Pada sistem
ini memang suasana belajar yang sebenarnya tak dapat dihadirkan, misalnya jalinan
komunikasi. Sistem ini cukup berguna bagi mereka yang mampu belajar otodidak dari
sumber-sumber bacaan yang disediakan dalam sistem ini, baik yang berformat HTML,
PowerPoint, PDF, maupun yang berupa video. Kalaupun digunakan, sistem ini berfungsi
untuk menunjang aktivitas belajar-mengajar yang dilakukan secara tatap muka di kelas.
2. Sistem yang bersifat dinamis.

Fasilitas yang ada pada sistem ini lebih bervariasi dari apa yang ditawarkan sistem
pertama. Pada sistem kedua ini, fasilitas seperti forum diskusi, chat, e-mail, alat Bantu
evaluasi pembelajaran, manajemen pengguna, serta manajemen materi elektronis sudah
tersedia. Sehingga pengguna mampu belajar dalam lingkungan belajar yang tidak jauh
berbeda dengan suasana kelas. Sistem kedua ini dapat digunakan untuk membantu proses
transformasi paradigma pembelajaran dari teacher-centered menuju student-centered. Bukan
lagi pengajar yang aktif memberikan materi atau meminta mahasiswa bertanya mengenai
sesuatu yang belum dipahami, tetapi disini mahasiswa dilatih untuk belajar secara kritis dan
aktif. Sistem e-Learning yang dikembangkan dapat menggunakan pendekatan metode belajar
kolaboratif (collaborative learning) maupun belajar dari proses memecahkan problem yang
disodorkan (problem-based learning).
D. Metode Penyampaian e-Learning [Romi 2008]

1. Synchrounous e-Learning

Guru dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda.

Teleconference mempunyai peran di sini. Misalnya ada seorang mahasiswa di Universitas


Ujung Aspal mengikuti kuliah lewat teleconference dengan professor yang ada di Stanford
University. Ini disebut dengan Synchronous e-Learning. Pengimplementasian metode ini
harus melalui kajian yang matang karena membutuhkan bandwidth dan biaya yang besar.
2. Asynchronous e-Learning
Guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan
tempat yang berbeda.
Disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) e-Learning berupa Learning Management
System dan content baik berbasis teks atau multimedia. Sistem dan content tersedia dan
online dalam 24 jam nonstop di Internet. Guru dan siswa bisa melakukan proses belajar
mengajar dimanapun dan kapanpun. Tahapan implementasi e-Learning yang umum,
Asynchronous e-Learning dimatangkan terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan ke
Synchronous e-Learning ketika kebutuhan itu datang. Kondisi Pembelajaran dan Fasilitas e-
Learning

E. Kondisi pembelajaran dan fasilitas [gumilar 2007] :


Tabel 1

Same Time Different Time

(Synchronous) (Asynchronous)
Same Place Classroom Learning Center Laboratory
Library

Different Audioconferencing WWW

Place
VideoConferencing Learning Management Systems

Video Tape/Audio Tape


Satelite Delivery

Chat Room
CD-ROM
Instrutor-led
(Synchronous
Archived Streamed Video
Learning System)

Synchronous
Streaming

1. Email/Listserv

Kondisi Pertama (Place Same Time).


Yaitu belajar di waktu dan tempat yang sama. Belajar model seperti ini tak
lain adalah belajar di ruang kelas.
2. Kondisi Kedua (Same Place, Different Time).
Yaitu belajar di waktu yang berbeda, tetapi, ditempat yang sama. Untuk belajar model seperti
ini kita memerlukan Learning Center, Laboratory, serta Library.
3. Kondisi Ketiga (Different Place, Same Time).
Yaitu belajar di waktu dan tempat yang berbeda. Untuk belajar model seperti ini, kita
memerlukan infrastruktur Internet, Learning Management System (LMS), serta materi e-
Learning yang pedagogical soundness

F. Tiga Fungsi e-Learning terhdap kegiatan pembelajaran di dalam kelas


(classroom instruction) ([Siahaan 2002], 40)
1. Sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya pilihan (opsional).
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban atau
keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik.
Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan
memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2. Pelengkap (Complement).
Dikatakan berfungsi sebagai Complement (pelengkap) apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran
yang diterima siswa di dalam kelas [Lewis, 2002]. Sebagai komplemen berarti
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan
sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat
menguasai atau memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap
muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya
agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas.
3. Pengganti (substitusi)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif
model kegiatan pembelajara atau perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar
para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan
waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran
yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2)
sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya
melalui internet.
Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih mahasiswa tidak
menjadi masalah dalam penilaian. Karena ketiga model penyajian materi perkuliahan
mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan
program perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui
internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara
pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini
dinilai sangat membantu mahasiswa untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya.

G. Manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates dan K. Wulf ([Siahaan 2004], 48)
terdiri atas 4 hal, yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur
(enhance interactivity).
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place
flexibility).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of
content as well as archivable capabilities).
H. Fitur – Fitur Dalam Sistem e-Learning ([Romi 2007], 30)

1. Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar

1) Tujuan dan Sasaran.

2) Silabus.

3) Metode Pengajaran.
4) Jadwal Kuliah.

5) Tugas.

6) Jadwal Ujian.

7) Daftar Referensi atau Bahan Bacaan.

8) Profil dan Kontak Pengajar.

2. Kemudahan akses ke sumber referensi

1) Diktat dan catatan kuliah.

2) Bahan presentasi.

3) Contoh ujian yang lalu.

4) FAQ (frequently asked questions).

5) Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas.

6) Situs-situs bermanfaat.

7) Artikel-artikel dalam jurnal online.

3. Komunikasi dalam kelas

1) Forum diskusi online.

2) Mailing list diskusi.

3) Papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah,


informasi tugas dan deadline-nya).
4. Sarana untuk melakukan kerja kelompok
1. Sarana untuk sharing file dan direktori dalam kelompok
2. Sarana diskusi untuk mengerjakan tugas dalam kelompok.
5. Sistem ujian online dan pengumpulan feedback
I. Peran dosen/guru/instruktur dalam e-Learning

1. Merespons setiap informasi yang disampaikan peserta didik.

2. Menyiapkan dan menyajikan risalah dan berbagai sumber (referensi) lainnya.


3. Memberikan bimbingan dan dorongan kepada peserta didik untuk saling berinteraksi.

4. Memberikan umpan balik secara individual dan berkelanjutan kepada semua


peserta didik.
5. Menggugah atau mendorong peserta didik agar tetap aktif belajar dan mengikuti diskusi.

6. Membantu peserta didik agar tetap dapat saling berinteraksi.


J. Komponen E-Learning
BAB III
KASUS

E-Learning Makin Menarik Perhatian di 2018


Penetrasi internet di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat beberapa tahun
belakangan ini. Hal tersebut diikuti dengan sejumlah tren positif antara lain peralihan sistem
belajar offline ke online (e-Learning). E-Learning diklaim memiliki sejumlah kelebihan bila
dibandingkan dengan sistem belajar offline, di antaranya menghemat waktu belajar, biaya,
serta lebih efektif. Sementara jumlah tenaga pendidik di sekolah umum hanya sekitar 3 juta.
Maka dari itu, ketersediaan buku teks merupakan hal mendasar di bidang pendidikan. Berkat
perkembangan teknologi hal itu terpenuhi dan mengalami penyesuaian berupa materi
pengajaran online yang mudah diakses. Laporan bertajuk "Indonesia Digital Education and
E-Learning Market Outlook to 2018 – Rising Trend of Blended to Drive the Future Growth"
memaparkan total pengeluaran untuk pendidikan digital di Indonesia telah berkembang dalam
lima tahun terakhir. Laporan itu juga menunjukkan ada peningkatan kolaborasi antara
institusi pendidikan dan penyedia pendidikan digital guna melengkapi kelas mereka dengan
fasilitas pendidikan digital. Namun demikian, di sistem pendidikan di Indonesia masih
terdapat sejumlah hal yang perlu diselesaikan, termasuk permintaan kebutuhan akan
keterampilan bahasa asing yang kian besar setiap tahunnya. Di sini ed-tech startup
Squline.com, platform pembelajaran online yang dibuat untuk menghubungkan siswa dengan
guru bahasa asing profesional seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin, dan bahasa Jepang,
mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Melalui Learning Management System
(LMS), Squline.com menawarkan keleluasaan kepada pengguna. Mereka hanya perlu
registrasi, memilih pengajar, dan memulai sesi belajar sesuai sesuai jadwal mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Sistem Informasi Manajemen 14, Pengenalan e-Learning. 2019.


https://www.liputan6.com/tekno/read/3226423/e-learning-makin-menarik-perhatian-di-2018

Anda mungkin juga menyukai