Oleh : Kelompok 2
anggota kelompok
BERKAT DAMAI HATI GIAWA ( D1A023081 )
ABDUL HADI HARAHAP ( D1A023225 )
BAYU PRASETYO IRAWAN ( D1A023093 )
JEPRI SARAGIH ( D1A023129 )
RIFKHO NAUFAL ALSHIDQII ( D1A023285 )
MUSTIKO AJI ( D1A023153 )
ALDI SAPUTRA DALIMUNTE ( D1A023369 )
IMPLEMENTASI BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA KE 2
DALAM PERATURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Implementasi adalah penerapan atau pelaksanaan suatu konsep atau ide dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam konteks nilai-nilai Pancasila, penerapannya mengacu
pada penerapan nilai-nilai dasar Pancasila, termasuk Sila ke 2 “Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab”, dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam lingkungan
sekolah, rumah, dan masyarakat.
Makna dari sila kedua Pancasila adalah keadilan, yakni setiap masyarakat Indonesia
berhak mendapatkan keadilan dalam hal apa pun.
Butir Ke 2 : Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2010 tentang upaya penghapusan
diskriminasi rasa dan etnis.
Contoh kasus :
Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan rasial
terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di Indonesia
pada 13 - 15 Mei 1998.
2. Agama
Contoh kasus :
konflik di Poso pada tahun 2000
3. Jenis Kelamin
Contoh kasus :
Tragedi Mei 1998: Kekerasan terhadap Perempuan
4 . Warna Kulit
Contoh kasus :
salah satu oknum polisi menyebut
sekelompok mahasiswa Papua dengan
nama rasis, yakni “monyet” karena
memiliki warna kulit hitam. Kondisi ini
pun memicu pecahnya kerusuhan di
Papua Barat.
Dari contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
masyarakat yang mencakup berbagai kelompok masyarakat,
penting untuk menghargai persamaan hak dan kewajiban
setiap individu, tanpa membeda-bedakan berdasarkan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, dan warna kulit. Melayani masyarakat dengan
memperhatikan kebutuhan dan kemampuan individu dari
berbagai latar belakang dan mengakui persamaan hak dan
kewajiban setiap individu akan menghasilkan masyarakat
yang lebih harmoni dan bahagia.
Butir ke 3 : Mengembangkan sikap
saling mencintai sesama manusia.
1. Diskriminasi dan Rasisme
Contoh kasus :
Kasus mahasiswa asal Papua
yang mendapat diskriminasi
di Surabaya (16 Agustus 2019)
2. ketegangan Politik
Contoh kasus :
Ketegangan-Ketegangan
Politik Jelang G30SPKI
1965
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini,
penting untuk mendorong dialog, pendidikan, dan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya sikap
saling mencintai sesama manusia. Selain itu,
peran pemimpin masyarakat dan pemerintah
dalam mempromosikan inklusivitas, keadilan, dan
penghormatan terhadap perbedaan juga sangat
penting.
Butir ke 4 : Mengembangkan
sikap saling tenggang rasa dan
tepa selira.
1. Ketidaksetaraan ekonomi
contoh kasus:
Kesenjangan Kaya dan Miskin di
Yogyakarta Makin Lebar, Tertinggi
Nasional
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan
pendekatan berbasis pendidikan, dialog antar
kelompok, serta upaya untuk mempromosikan nilai-
nilai saling tenggang rasa dan kesepakatan.
Pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan individu
semua dapat berperan dalam membangun
masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.
kesimpulan
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh
rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia
serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin
baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Penerapan prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi di Indonesia masih
menghadapi beberapa tantangan, seperti adanya diskriminasi terhadap
minoritas agama dan etnis, serta diskriminasi terhadap perempuan dan
penyandang disabilitas