Dosen Pengampu
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 12
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada definisi umum, pekerti bisnis dapat diartikan sebagai satu prinsip standar atau
moril yang diterapkan pada satu organisasi bisnis. Untuk berkelakuan pada satu secara etis
dan secara sosial cara bertanggung-jawab harus menjadi tanda dari tiap-tiap perilakunya
businessperson, domestik atau internasional. Masalah utama bangun dari pertanyaan moral
dari apa benar dan atau menyesuaikan bersikap itu beberapa dilema untuk pemasar
domestik. Masalah dari etika bisnis adalah infinitely lebih rumit pada bisnis internasional
karena pertimbangan menghargai membedakan secara luas antara secara cultural group
berbeda. Apa itu biasanya diterima seperti kanan di negara sesuatu dengan sepenuhnya
yang tidak dapat diterima pada lain. Di kertas ini, beberapa aspek berhubungan ke pekerti
bisnis di bisnis international meliputi definisi dan teori dari etika, masalah etis di bisnis
internasional, kode etis dari satu kemasyarakatan organisasi bisnis dan perusahaan
tanggungjawab dijelaskan.
Kegiatan bisnis yang meningkat di dunia dewasa ini, telah menimbulkan tantangan
baru, yaitu adanya tuntutan praktik bisnis yang baik, etis, dan menjadi dasar kehidupan
bisnis yang dapat diterima oleh banyak negara di dunia. Dalam kegiatan bisnis
internasional, perusahaan akan mampu bertahan apabila mampu bersaing. Untuk dapat
bersaing tentunya harus memiliki daya saing, yang di antaranya dihasilkan dari
produktivitas dan efisiensi. Untuk itu diperlukan etika dalam berusaha atau berbisnis,
karena praktik usaha yang tidak etis dapat menimbulkan kegagalan pasar, mengurangi
produktivitas dan meningkatkan ketidakefisienan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan etika bisnis.?
2. Masalah-masalah apa saja yang timbul didalam Etika bisnis Internasional.?
3. Bagaimana cara mengatasi kesenjangan-kesenjangannya.?
BAB II
PEMBAHASAN
Prinsip 2. Dampak Ekonomis dan Sosial dari Bisnis: Menuju Inovasi, Keadilan dan
Komunitas Dunia
Organisasi-organisasi bisnis yang didirikan di luar negeri untuk membangun,
memproduksi atau menjual juga harus memberi sumbangan pada pembangunan sosial
negara-negara itu dengan menciptakan lapangan kerja yang produktif dan membantu
meningkatkan daya beli warga negara setempat. Organisasi-organisasi bisnis harus juga
menyumbang pada hak-hak azasi manusia, pendidikan, kesejahteraan dan vitalisasi negara-
negara tempat mereka beroperasi.
Organisasi-organisasi bisnis harus menyumbang pada pembangunan ekonomi dan
sosial tidak hanya di negara-negara tempat mereka beroperasi, tetapi juga bagi komunitas
dunia pada umumnya, melalui penggunaan sumber-sumber secara efektif dan bijaksana,
kompetisi yang bebas dan adil, serta penekanan pada inovasi di bidang teknologi, metode-
metode produksi, pemasaran dan komunikasi.
2) Kasus FIFA
Kasus besar lain tahun ini melibatkan sebuah organisasi yang kebanyakan tidak
akan buruk sebagai bisnis dalam pengertian tradisional, yaitu FIFA (itu Federasi
Internasional de Sepak bola Asosiasi). Badan pengatursepakbola diseluruh dunia. Pada
bulan Mei, beberapa pemimpin organisasi ditangkap karena korupsi – tapi bukan presiden
bombastisnya, September Blatter. Bulan berikutnya, Blatter untuk diri, dan baru-baru ini
dilarang, selama 8 tahun, berpartisipasi dalam kegiatan sepak bola yang terkait, oleh komite
etik FIFA.
B. Saran
Setelah mengetahui betapa pentingnya peranan dari etika bisnis internasional
dalam suatu perusahaan, maka penulis menyarankan dan mengajak pembaca supaya
dapat mengetahui dan memahami etika bisnis internasional yang sesuai dengan
kebijakan dan peraturan yang telah berlaku untuk mengurangi risiko kegagalan serta
dapat bersaing dengan perusahaan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, N., Astuti, S. W. W., & Irawan, D. (2021). PENGARUH CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) DAN REPUTASI PERUSAHAAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN. EKUITAS (Jurnal Ekonomi Dan Keuangan), 5(3), 346–364.
https://doi.org/10.24034/J25485024.Y2021.V5.I3.4644
Bayode, O. T., & Duarte, A. P. (2022). Examining the Mediating Role of Work Engagement
in the Relationship between Corporate Social Responsibility and Turnover Intention: Evidence
from Nigeria. Administrative Sciences, 12(4), 150.
https://doi.org/10.3390/ADMSCI12040150\
Eriandani, R., & Wijaya, L. I. (2021). Corporate Social Responsibility and Firm Risk:
Controversial Versus Noncontroversial Industries. Journal of Asian Finance, Economics and
Business, 8(3), 953–965. https://doi.org/10.13106/JAFEB.2021.VOL8.NO3.0953
Hazizah, S. N., & Aslami, N. (2021). PERANAN ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL DALAM BISNIS INTERNASIONAL. Jurnal Ekonomi Manajemen, 16(2), 78-90.
Kuo, Y. F., Lin, Y. M., & Chien, H. F. (2021). Corporate social responsibility, enterprise risk
management, and real earnings management: Evidence from managerial confidence. Finance
Research Letters, 41. https://doi.org/10.1016/J.FRL.2020.101805
Mushowirotun, N. H. (2020). Implementasi Konsep Triple Bottom Line pada Corporate Social
Responsibility di Rumah Makan Cepat Saji Ayam Geprek Sa’i [Universitas Islam Indonesia].
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/30830
Suprapto, Y., Alvina, J., Khesi, K., & William, W. (2023). Peran Etika, Keberlanjutan, dan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Bisnis Internasional. SEIKO: Journal of
Management & Business, 6(1), 598-606.
Supriyadi, H., & Ghoniyah, N. (2022). Model peningkatan nilai perusahaan berbasis triple
bottom line CSR dan profitabilitas. Jurnal Riset Ekonomi Dan Bisnis, 15(3), 209–221.
https://doi.org/10.26623/JREB.V15I3.5450