KRONOLOGIS TEORI
DAN KONSEP CSR
Dosen pengampu: Riri Maria Fatriani, S.Sos., M.Si.
Anggota:
Ilham Maidusman (B1B122006)
Sayyid Aqgilyou Parnas (B1B122036)
Zahrawani Amelia (B1B122052)
Sheila Putri Sinta (B1B122081)
Pemahaman Terminologi
Mengenai CSRS
Corporate Social Responsibility (CSR) atau
tanggung jawab sosial korporat, yang sering
dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial
perusahaan kepada seluruh stakeholders. Istilah
korporat diartikan sebagai tingkat manajemen
puncak/CEO pada setiap organisasi laba atau
nirlaba; skala kecil, menengah atau besar; skala
lokal, nasional, regional, atau global. Istilah
stakeholders sendiri merupakan pemangku
kepentingan yang meliputi pemegang saham,
karyawan, pelanggan, pesaing, lembaga
keperantaraan, fasilitator, LSM, serta pemerintah.
02
Perbedaan perspektif di dalam memandang CSR telah mengakibatkan munculnya
berbagai rumusan CSR saat ini dan berbagai elemen atau program yang terkandung
dalam aktivitas CSR, sesuai dengan perspektif masing-masing pihak sebagai berikut:
04
PRINSIP DERMA DAN PRINSIP PERWALIAN
SEBAGAI FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA
KONSEP CSR TAHAP AWAL (PERIODE 1950-
1960)
Konsep tanggung jawab sosial (social responsibility) sudah
dikemukakan oleh Howard R. Bowen pada tahun 1953 (Carroll, 1999:
270) dalam karyanya Social Responsibilities of the Businessman.
Steiner and Steiner (1994: 105-110) memandang rumusan Bowen
mengenai tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh pelaku bisnis
sebagai kelanjutan dari pelaksanaan berbagai kegiatan derma
(charity) sebagai wujud kecintaan manusia terhadap sesama
manusia (philantrophy) yang banyak dilakukan oleh para
pengusaha ternama pada akhir abad ke-19 sampai periode tahun
1930-an.
Sejak kurun waktu tahun 1930-an sampai periode tahun 1960-an,
terdapat tiga tema cara pandang yang berkaitan untuk
menjelaskan tanggung jawab sosial korporasi yang digunakan oleh
Kata kunci: Prinsip derma adalah
para pemimpin bisnis, mereka menyebutnya sebagai stewardship
perusahaan melakukan pemberian principle yang dalam prinsip ini manajer perusahaan dipandang
derma(charity) berupa sumbangan atau sebagai wali publik (public trust) yang mengen- dalikan sumber
donasi yang sebagian besar berasal dari daya dalam jumlah yang sangat besar dan penggunaan sumber
daya tersebut akan mempengaruhi berbagai pihak.
kesadaran pribadi pemimpin perusahaan
untuk berbagi kepada masyarakat.
Pengaruh Konsep Stakeholder
Management terhadap Perkembangan
Konsep CSR Periode (1960 an- 1970 an)
03
Lanjutan..
Roobins dan Coulter (2003: 123) menggambarkan
pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan
dalam suatu kontinum yang mewakili tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap aktor yang berbeda-beda.
01. Pada tahap awal (stage 1), tanggung 02. Pada tahap kedua (stage 2),
jawab sosial korporat lebih tertuju perusahaan mulai mengembangkan
kepada pemilik perusahaan tanggung jawab sosialnya kepada
(shareholders/owners) dan manajer. para karyawan (employees).
Pada tahap ketiga (stage 3), tanggung jawab Pada tahap keempat (stage 4),
03. sosialnya kepada para konstituen dalam suatu 04. perusahaan tidak hanya
komunitas lokal (local communities) yang mengembangkan tanggung jawab
terkena dampak secara langsung oleh sosialnya kepada masyarakat lokal
operasional perusahaan di daerah tempat melainkan mencakup pula masyarakat
mereka bermukim. dalam arti luas (broader society).
05
Perkembangan Konsep CSR Periode
1980-an Saat Ini
03
Hubungan CSR dengan Holictic Marketing
Perusahaan tidak hanya berorientasi dan memanjakan pengguna saja, tetapi
mulai memperhatikan seluruh pemangku kepentingan. Akibat dinamika dan
permasalahan yang semakin kompleks di berbagai aspek kehidupan, konsep
pemasaran sosietal lebih diperjelas melalui pendekatan konsep pemasaran
holistik
Internal Marketing: Berkenaan dengan mempekerjakan, melatih dan
memotivasi para karyawan, baik berkaitan dengan tugas, wewenang dan
tanggung jawab dirinya sendiri maupun hubungan kerelasiannya dengan
rekan kerjanya.
Integrated marketing: berbagai aktivitas marketing digunakan untuk
mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai kepada para pelanggan
dikoordinasikan untuk memperoleh pengaruh bersama dari kegiatan
tersebut.
Socially Responsible Marketing: Pemasaran holistik mencakup didalamnya
social responsibility marketing dan pemahaman secara luas terhadap
masalah etika, lingkungan, hukum, dan konteks sosial dari berbagai
aktivitas dan program pemasaran.
Relationship Marketing: Tujuan yang ingin dicapai dari relationship
marketing adalah membangun hubungan yang saling memuaskan dalam
jangka panjang dengan pihak-pihak kunci seperti para pelanggan, para
pemasok, para distributor, dan rekan marketing lainnnya.
TERIMAKASIH