Anda di halaman 1dari 4

Peningkatan*Motivasi dan Keaktifan*Siswa

dalam*Proses Pembelajaran Menggunakan


Metode*Problem Base*Learning

RINI HERWATI, S.Pd.


NPM : 23218690452163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA
TAHUN 2024
”Peningkatan*Motivasi dan Keaktifan*Siswa dalam*Proses Pembelajaran
Menggunakan Metode*Problem Base*Learning”

A. Deskripsi Studi Kasus (100 – 150 kata)


Motivasi*dan Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menjadi tantangan serius
dalam proses pembelajaran. Kegiatan Praktik*Pengalaman*Lapangan (PPL), mahasiswa
langsung terlibat dalam proses KBM (kegiatan belajar mengajar), sehingga akan ditemukan
kasus yang menghambat kegiatan pembelajaran di dalam*kelas. Dari beberapa kasus,
diantaranya adalah kurangnya motivasi dan keaktifan*siswa selama proses pembelajaran di
dalam kelas. Hal tersebut*terlihat ketika guru memberikan soal-soal saat proses pembelajaran,
motivasi siswa yang kurang dalam diskusi kelompok dalam pemecahan masalah dapat terlihat
hanya sedikit siswa yang berkontribusi dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, serta
sedikit pertanyaan–pertanyaan dari siswa untuk guru pada saat diberikan kesempatan bertanya
pada materi yang dipelajari.
Hal tersebut cukup*penting untuk dianalisis, karena motivasi dan keaktifan siswa sangat
berdampak terhadap keberhasilan proses*kegiatan*pembelajaran. Motivasi dan
keaktifan*siswa dalam proses*pembelajaran dapat berasal dari berbagai hal antara lain strategi,
media, model maupun metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik
siswa.*

B. Analisis Situasi (200 – 250 kata)


Selama proses KBM di SMK Muhammadiyah 5 Petarukan menunjukkan siswa saat diajak
diskusi kelompok, sebagian siswa terlihat kurang aktif bahkan malas untuk menyampaikan ide
dan pendapat. Hal ini bisa akibat dari rendahnya*kepercayaan diri, takut ada kesalahan*atau
merasa bahwa lingkungan*kelas kurang mendukung ekspresi diri. Terdapat siswa lebih
responsive terhadap cara pembelajaran visual, sementara yang*lain terkadang lebih suka
pembelajaran auditif*atau*kinestetik. Kurangnya*penerapan metode dan strategi yang*sesuai
dengan cara belajar*siswa membuat beberapa dari mereka merasa*terabaikan dan kurang
tertarik untuk terlibat*lebih aktif. Penggunaan model dan strategi pembelajaran yang monoton
membuat*sebagian siswa kehilangan*minat dan motivasi untuk ikut berperan*aktif dalam
berpartisipasi di dalam*kelas.

Peran guru di SMK Muhammadiyah 5 Petarukan pada saat melaksanakan kegiatan observasi
adalah:
1. Menentukan media,*strategi,*metode dan model pembelajaran*yang*sesuai*dengan
karakteristik*siswa*di*dalam*kelas.*Pendekatan*pembelajaran*yang*dipilih*adalah
pendekatan*yang*melibatkan*siswa*secara*langsung*melalui*diskusi*kelompok,
proyek*kelompok, dan*kegiatan kolaboratif.
2. Merancang*pembelajaran berdeferensiasi untuk siswa yang heterogen.
3. Membuat*analisis tentang*hasil pembelajaran.
Pihak*yang telibat*dalam evaluasi*pembelajaran di SMK Muhammadiyah 5 Petarukan
adalah*mahasiswa, guru pamong dan siswa. Mahasiswa berperan sebagai orang yang
memecahkan masalah belajar siswa dengan teori yang telah dipelajari*selama
perkuliahan.Sebagai*Guru kelas*menjadi sumber*informasi penguatan*dari observasi*yang
telah*dilakukan. Sedangkan*siswa terlibat*sebagai sumber*informasi terkait*kebutuhan
dan*karakteristiknya.
Tantangan yang dihadapi di SMK Muhammadiyah 5 Petarukan yaitu karakteristik*siswa
yang*beragam, sehingga*pada membuat*rancangan pembelajaran*harus disesuaikan*dengan
kebutuhan*siswa. Hal*ini bertujuan untuk menciptakan*pembelajaran yang mampu*membuat
siswa berperan*aktif, meningkatkan motivasi serta ada timbal*balik yang positif.

C. Alternatif Solusi (250 – 300 kata)


Solusi untuk*mengatasi permasalahan kurangnya*keaktifan siswa dalam*pembelajaran di
kelas*adalah:
1. Guru*melakukan penilaian awal*terhadap gaya belajar*siswa di awal*pembelajaran dan
dapat menyesuaikan*pendekatan pembelajaran sesuai*kebutuhan masing–masing*siswa.
2. Membuat*suasana kelas yang*mendukung diskusi terbuka, *mendorong siswa untuk
bertukar*ide dan*memberi nilai positif*pada parsitipasi*aktif.
3. Mengintegrasikan*berbagai metode pembelajaran*seperti ceramah interaktif, *diskusi
kelompok, simulasi*dan proyek berbasis*masalah.
Dengan*solusi tersebut dapat*membantu menangkap minat*siswa dengan cara*yang berbeda,
meningkatkan*keterlibatan siswa, dan*memberi umpan balik*yang konstruktif pada*siswa
tentang kontribusi*mereka.
Hasil penilaian awal yang diperoleh siswa, menjadi dasar selanjutnya untuk merancang
pembelajaran yang berpusat keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Hal ini perlu dilakukan karena hasil dari asesmen diagnose
awal siswa lebih tertarik pada saat melakukan aktivitas secara berkelompok dibandingkan
aktivitas mandiri. Dengan aktivitas berkelompok, siswa dapat terlibat secara langsung dan aktif
berdiskusi untuk menyelesiakan suatu permasalahan dengan anggota kelompok masing–
masing.
Proses pembelajaran model Problem Based Learning dilaksanakan dengan menyajikan
masalah dahulu untuk merangsang siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran ini, siswa bekerja
dalam tim untuk mencari pemecahan masalah dunia nyata. Pembelajaran model ini merupakan
model yang menantang siswa untuk “belajar*bagaimana*belajar” secara berkelompok untuk
mendapat solusi dari permasalahan sesungguhnya. Masalah ini digunakan untuk meningkatkan
rasa ingin tahu pada siswa terhadap pembelajaran materi ini. Siswa diberikan masalah dahulu,
sebagai dasar untuk mempelajari materi atau konsep yang bersesuaian dengan masalah yang
harus diselesaikan (Daryanto, 2014). Setiap anggota kelompok akan menjalankan tugasnya
sesuai dengan pembagian tugas yang sudah ditentukan oleh ketua kelompok.

Akhir pembelajaran guru mengajak siswa untuk Bersama-sama mengevaluasi materi yang
diajarkan dengan asessment yang telah disiapkan untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran dan kompetensi siswa dalam pembelajaran.

D. Evaluasi (100 – 150 kata)


Kegiatan Belajar Mengajar yang telah terlaksana dengan siswa, tentunya harus didukung
oleh beberapa sumber. Selain metode dan model pembelajaran yang inovatif, pembelajaran juga
berkolaborasi dengan berbagai pihak pendukung lainnya, salah satunya adalah guru pamong
agar tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.

Kegiatan yang telah terlaksana dalam proses pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung adalah sebagai berikut:
1. Siswa dilibatkan dalam mendapatkan solusi yang diharapkan;
2. Pengamatan perubahan perilaku dalam dinamika kelas dalam suasana pembelajaran;
3. Penilaian kemampuan siswa untuk dalam pengetahuan konteks nyata;
4. Perubahan nilai dianalisis terutama pada siswa yang aktif dan kurang berpartisipasi dalam
pembelajaran.
Model pembelajaran yang dipilih adalah model yang memiliki banyak aktifitas sehingga
mengajak siswa untuk berperan aktif selama proses kegiatan pembelajaran. Diskusi kelompok
meningkatkan kolaborasi dan peran aktif untuk memecahkan masalah yang diberikan.
Pemanfaatan teknologi juga berperan dalam proses kegiatan belajar mengajar seperti video
pembelajaran dan internet sebagai media membuat siswa berperan aktif dalam proses kegiatan
belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai