Anda di halaman 1dari 6

RESUME

BAHASA INDONESIA
Tentang
RAGAM KATA BAKU DAN NON BAKU

Disusun oleh:
HUSNA KHOIRANI :2314010149
RAHMATUL SYAQINAH :2314010157
INDRINA BELLA SHAPARA :23140174
RAHMAT HIDAYAT :2314010176

Dosen pengampu:
Idal,M.Pd

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (D)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1445 H/2023 M
BAB
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata Baku dan Kata Non Baku


Kata baku dan kata non baku merupakan bagian-bagian dari ragam tulis dan ragam
lisan. Maka dari itu sebelum menentukan kata baku dan non/tidak baku dari sebuah kata
dalam kalimat karya ilmiah marilah kita mengetahui,mengingat,dan pengertian dari kata
baku dan tidak baku.
Ragam kata baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar
warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma
bahasa dalam penggunaannya. Sedangkan,ragam kata tidak baku adalah ragam yang tidak
dilembagakan dan ditandai oleh ciri -ciri yang menyimpang dari norma ragam buku.

B. Ciri-ciri Kata Baku dan Non Baku

a. Ciri-ciri kata baku


Bahasa Indonesia baku mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dari segi bahasa lisan ,bahasa Indonesia baku .memakai ucapan atau lafal baku
sampai sekarang memang belum ada ketentuan sebagaimana pelafalan atau ucapan
baku dalam bahasa Indonesia sebagai pegangan ucapan baku adalah ucapan yang
tidak terpengaruh oleh ucapan daerah setempat pada masyarakat suku Jawa
misalnya muncul bunyi-bunyi sengau seartikulasi pada bunyi-bunyi /b/,/d/,/i/,dan /g/
seperti tampak pada mbandung,mbali,ndenpasar,nyjepara,nyjember,ngGombong.
2. Dari segi bahasa tulis bahasa Indonesia baku memakai ejaan resmi (sekarang ejaan
bahasa Indonesia yang disempurnakan yang diperbarui menjadi EYD terbaru).
3. Terbatasnya unsur bahasa daerah baik leksikal maupun gramatikal,
unsur leksikal ialah unsur bahasa yang berupa kata seperti:
ketemu seharusnya bertemu
Tapak asma seharusnya tanda tangan
Unsur gramatikal ialah unsur yang bersifat ketatabahasaan
Contoh:
Bahasa Indonesia Non Baku Bahasa Indonesia Baku
Rumahnya orang itu bagus Rumah orang itu bagus

Ia benci sama saya Ia benci kepada saya

Ia pandai sendiri di kelasnya Ia paling pandai di kelasnya

Saya tidak tahu kalau hari ini ada ujian Saya tidak tahu bahwa hari ini ada ujian

Dia datang sendirian tadi Dia datang seorang diri tadi

Bajunya kebesaran Bajunya terlalu besar


4. Pemakaian fungsi gramatikal (subjek ,predikat, dan sebagainya)secara eksplisit dan
konsisten.
Contoh:
Bahasa Indonesia Non Baku Bahasa Indonesia Baku
Kemarin saya dari Sala Kemarin saya datang dari Sala
Ia akan keluar negeri bulan depan Ia akan pergi keluar negeri bulan depan
Kepada hadirin diminta berdiri sejenak Hadirin diminta berdiri sejenak

5. Pemakaian konjungsi bahwa atau karna(bila ada) secara eksplisit dan konsisten.
Contoh:
Bahasa Indonesia Non Baku Bahasa Indonesia Baku
Dia sudah tahu kamu akan datang Dia sudah tahu bahwa kamu akan datang
Ia tidak percaya dengan saya saya Ia tidak percaya dengan saya karena saya dianggapnya
dianggapnya akan menipu akan menipu

6. Pemakaian awalan meN- atau ber- bila ada secara eksplisit dan konsisten.
Contoh:
Bahasa Indonesia Non Baku Bahasa Indonesia Baku
Ia sekarang kerja di pabrik roti Ia sekarang bekerja di pabrik roti
Sudah lama ia tak dapat jalan Sudah lama ia tidak dapat berjalan
Dialah yang ambil barang itu tadi Dialah yang mengambil barang itu tadi
Siapakah yang bawa sepeda motor ini? Siapakah yang membawa sepeda motor ini?

7. Pemakaian partikel lah,kah,pun(bila ada) secara konsisten.


Contoh:
Bahasa Indonesia Non Baku Bahasa Indonesia Baku
Baca buku itu sampai selesai Bacalah buku itu sampai selesai
Dimana letak gunung merapi itu Dimanakah letak gunung merapi itu?
Ia pergi ke desanya kembali Ia pun pergi ke desanya kembali

8. Pemakaian kata depan yang tepat.


Contoh:
Bahasa Indonesia Non Baku Bahasa Indonesia Baku
Saya bertemu sama adikmu kemarin Saya bertemu dengan adikmu kemarin
Di zaman dahulu orang belum mengenal Pada zaman dahulu orang belum mengenal
pakaian pakaian

Ia benci sekali dengan orang itu Ia.benci sekali kepada orang itu

9. Pemakaian pola aspek-pelaku-tindakan secara konsisten.


Contoh:
Bahasa Indonesia Non Baku Bahasa Indonesia Baku
Mengenai hal itu saya akan terangkat nanti Mengenai hal itu akan saya terangkan nanti
Novel itu saya sudah baca Novel itu sudah saya baca
Uang itu kau belum serahkan Uang itu belum kau serahkan

10. Memakai konstruksi sintetis.


Contoh:
Bahasa Indonesia Non Baku Bahasa Indonesia Baku
Dia punya saudara Saudaranya
Dikasih komentar Dikomentari
Dibikin bersih Dibersihkan
Dia punya harga Harganya

11. Menghindari pemakaian unsur-unsur letsikal yang terpengaruh oleh bahasa-bahasa


dialek atau bahasa sehari hari.
Contoh:
Bahasa Indonesia Non Baku Bahasa Indonesia Baku
Gimana Bagaimana
Kenapa Mengapa
Bilang Mengatakan
Nggak Tidak
Pigi Pergi
Situ Anda,saudara
Tapi Tetapi

b. Ciri-ciri kata tidak baku


Kata tidak baku merupakan lawan dari kata baku ,adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Memiliki arti yang sama dengan bahasa yang baku
2. Dipengaruhi bahasa asing
3. Bentuknya mudah berubah-ubah
4. Dipengaruhi bahasa daerah
5. Tidak ditemukan dalam pencarian KBBI
6. Digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bukan konteks resmi

C. Penentuan kebakuan kata


Penentuan kebakuan kata dapat kita lihat secara online atau KBBI dalam bentuk
buku.Jika kata yang akan kamu gunakan berada dalam KBBI,kata tersebut adalah kata
baku.sedangkan kata tidak baku biasanya adalah kata yang telah dipengaruhi oleh beberapa
faktor,salah satu diantaranya yaitu bahasa daerah dan bahasa tersebut tidak ada di KBBI.

D. Koreksi Kesalahan Penerapan EBI Dalam Wacana Ilmiah


Kesalahan penerapan EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) dalam wacana ilmiah dapat merusak
kredibilitas tulisan dan mengganggu pemahaman pembaca. Beberapa kesalahan umum dalam
penerapan EBI dalam wacana ilmiah meliputi:

1. Kesalahan Ejaan: Kesalahan dalam penulisan kata-kata, seperti salah eja, bisa
mengganggu pembaca dan menurunkan kualitas karya ilmiah.

2. Kesalahan Tanda Baca: Pemakaian tanda baca yang salah dapat mengubah makna
kalimat dan merusak kelancaran pembacaan.

3. Kesalahan Gaya Bahasa: Penggunaan gaya bahasa yang tidak sesuai dengan standar
ilmiah dapat membuat wacana terlihat kurang serius dan kurang akademis.

4. Kesalahan Tata Bahasa: Salah dalam penggunaan tata bahasa, seperti subjek-predikat
yang tidak sesuai, dapat membuat kalimat menjadi tidak jelas.

5. Kesalahan Pengutipan dan Daftar Pustaka: Tidak mengikuti pedoman pengutipan dan
pembuatan daftar pustaka yang benar dapat dianggap sebagai plagiarisme.

6. Kesalahan Gaya Penulisan: Gaya penulisan yang kurang sesuai dengan standar ilmiah,
seperti penggunaan kata-kata informal atau slang, dapat merusak kesan profesional.

7. Kesalahan Format: Tidak mengikuti format penulisan ilmiah yang disyaratkan, seperti
format jurnal ilmiah tertentu, juga bisa menjadi masalah.

Untuk menghindari kesalahan ini, sebaiknya penulis ilmiah selalu merujuk pada panduan
penulisan ilmiah dan EBI yang terbaru, dan memeriksa dengan teliti sebelum mengirimkan
karyanya. Juga, editing dan proofreading oleh pihak lain dapat membantu mengidentifikasi
dan memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.

REFERENSI

_____. 2008. Sostolinguistik. Yogyakarta:SABDA


Sumowijoyo,Gatot Susilo. 1990. “Kalimat Baku Indonesia”makalah Penataran bahasa
Indonesia untuk karyawan pmdu Jawa timur Surabaya:IKIP Surabaya
Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata bahasa baku Indonesia. Jakarta: balai pustaka

Anda mungkin juga menyukai