Disusun Oleh :
111.200.085
YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
“Potensi Ketersediaan Air Tanah Melalui Analisis Karakteristik Dan
Kualitas Akuifer Pada Kawasan Karst Daerah Wonosari Dan Sekitarnya“
Mengetahui
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam,
karena berkat rahmat, karunia, hidayah, dan inayahNya, saya masih diberi kesehatan
dan kesempatan untuk menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini dengan semaksimal
mungkin. Proposal dengan judul “Potensi Ketersediaan Air Tanah Melalui Analisis
Karakteristik Dan Kualitas Akuifer Pada Kawasan Karst Daerah Wonosari Dan
Sekitarnya” ini dibuat sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dan prosedur dalam
pelaksanaan Tugas Akhir, serta melengkapi kurikulum perkuliahan di Jurusan Teknik
Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta, Tahun Akademik 2022/2023.
Saya menyadari, bahwa dalam penulisan dan penyusunan proposal tugas akhir
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik
dan saran yang nantinya dapat menjadi bahan masukan demi kesempurnaan isi dan
informasi, serta penulisan pada proposal - proposal yang akan datang. Akhir kata, saya
berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya pada bidang hidrogeologi.
Wassalamualaikum Wr.Wb
2
DAFTAR ISI
3
SARI
4
I.1 Latar Belakang
Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah yang setiap tahunnya mengalami
bencana kekeringan hidrologis, sehingga mempunyai keterbatasan akses terhadap air
bersih (Bappeda Kabupaten Gunungkidul, 2007). Akan tetapi, berdasarkan atas
karakter hidrogeologi, tidak semua daerah di wilayah ini mengalami kesulitan air
bersih, terutama di daerah Wonosari dan sekitarnya. Daerah Wonosari dan sekitarnya
memiliki akuifer yang secara lokal cukup produktif (Sir MacDonald dan Partners
1979). Lokasi penelitian berada di daerah Wonosari dan sekitarnya dengan kesatuan
Plato Wonosari dan Perbukitan Karst Gunungsewu disebut sebagai Cekungan
Wonosari (Soenarto 2002). Pada kawasan Karst Gunungsewu merupakan kawasan
yang memiliki potensi air tanah yang baik, meskipun sering mengalami kekeringan
pada musim kemarau. Kajian air tanah di kawasan ini sangat penting untuk
mengungkapkan potensi air di kawasan karst. Secara khusus, kajian hidrokimia air di
kawasan karst, baik air tanah maupun air permukaan yang menarik untuk dikaji guna
memahami genetika air.
Batugamping Formasi Wonosari yang secara litofasies terdiri atas batugamping
bioklastika dan batugamping terumbu merupakan lapisan pembawa air (akuifer)
(Kusumayudha, 2005). Daerah Plato Wonosari ditempati oleh batugamping bioklastika
(wackestone) yang secara hidrogeologis membentuk Sistem Akuifer Wonosari. Kajian
kimia sangat diperlukan karena sifat hidrokimia mencerminkan mekanisme aliran air
tanah pada batuan karst. Kajian hidrokimia dalam penelitian ini difokuskan pada
fenomena dolina air. Dolina adalah cekungan batu kapur dengan diameter dan
kedalaman mulai dari beberapa meter hingga satu kilometer. Dolina merupakan
karakteristik paling mendasar dari depresi tertutup kawasan di karst.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem hidrogeologi mengenai
fenomena dolina air dan diharapkan dapat melengkapi pengetahuan tentang sistem
hidrogeologi karst di kawasan tersebut. Dengan analisis hidrokimia, penelitian ini akan
mengungkap genetika air permukaan yang terdapat pada dolina, apakah air tersebut
hanya berasal dari air hujan ataukah ada kontribusi dari air tanah yang menyuplai air
dolina. Sehingga dapat mengetahui potensi ada atau tidaknya ketersediaan air tanah
pada daerah penelitian.
5
I.2 Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang akan diangkat dan dibahas dalam penelitian
ini, antara lain:
1. Bagaimana karakteristik hidrogeologi daerah penelitian?
2. Bagaimana karakteristik hidrokimia daerah penelitian?
3. Bagaimana indikasi keterdapatan air tanah pada daerah Wonosari dan sekitarnya
khususnya daerah karst di sepanjang musim?
I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengatahui karakteristik dan
kualitas air tanah daerah dengan morfologi karst, sehingga dapat diketahui
ketersediaan air di sepanjang musim.
Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis jenis litologi guna mengetahui
karakteristik hidrogeologi daerah penelitian.
2. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis geokimia air tanah guna menentukan
kualitasnya.
3. Untuk mengetahui sistem hidrogeologi mengenai fenomena dolina air dan
diharapkan dapat melengkapi pengetahuan tentang sistem hidrogeologi karst di
kawasan tersebut.
4. Untuk mengetahui cadangan dan ketersediaan air tanah daerah penelitian.
I.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
I.4.1 Lokasi Penelitian
Daerah penelitian yang menjadi fokus studi berada di daerah penelitian
merupakan kawasan Bentang Alam Karst Gunungsewu bagian barat khususnya di
Wonosari, Kecamatan Panggang dan sekitarnya.
I.4.2 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan Tugas Akhir ini berlangsung selama kurang lebih 2 bulan,
terhitung dari bulan Mei hingga Juli 2023.
6
mengetahui karakteristik hidrogeologi dan hidrokimia air, sehingga diharapkan dapat
mengetahui cadangan dan ketersediaan air tanah daerah penelitian.
7
I.7.2 Tahapan Analisis
Analisis hidrogeologi dilakukan dengan mendeskripsikan batuan yang
tersingkap di lapangan, menganalisis akuifer yang bertanggung jawab terhadap
aliran air tanah, media air, dan jenis aliran di sekitar dolina. Sifat hidrogeologi ini
sangat menentukan pola aliran air bawah permukaan melalui jenis porositas
batuan. Sedangkan analisis hidrokimia dilakukan untuk menentukan fasies
kimiawi air melalui diagram Stiff. Diagram hubungan antara ion kimia dan TDS
melalui diagram Gibbs juga sangat membantu dalam menginterpretasikan proses
hidrokimia air.
I.7.2.1 Litologi
Kawasan karst memiliki karakter hidrogeologi yang spesifik karena
batuan penyusunnya, seperti batu gamping dan dolomit, sangat rentan
terhadap pelarutan kimia. Batugamping penyusun daerah penelitian
didominasi oleh batugamping terumbu yang terdiri dari packstone serta
batugamping berlapis berupa wackestone. Wackestone menunjukkan tekstur
yang didukung matriks, dengan butiran umumnya <1 mm. Jenis butirannya
sebagian besar berupa fosil kalsit dan foraminifera yang telah banyak
mengalami pelarutan sehingga menyisakan banyak pori.
I.7.2.2 Akuifer
Akuifer non-karst membentuk sistem akuifer dengan aliran menyebar
dan akuifer karst dengan aliran conduit. Selain itu, terdapat pula akuifer non-
karst yang bertengger pada sistem akuifer bebas kapur karst Akuifer karst
memiliki porositas rongga dengan aliran conduit, sedangkan akuifer non-karst
didukung oleh porositas intergranular dan aliran difusi.
Akuifer batugamping umumnya merupakan akuifer bebas yang dibatasi
oleh lapisan batuan dasar Tersier yang impermeabel. Akuifer ini sangat
berkembang karena adanya dukungan permeabilitas sekunder pada rongga-
rongga yang berdimensi kecil hingga besar, seperti gua-gua bawah tanah.
I.7.2.3 Media Air
Karang dan batugamping berlapis merupakan media air yang baik di
karst. Batuan ini telah mengalami aktivitas tektonik yang cukup intensif,
terbukti dengan banyaknya retakan dan rekahan. Selain struktur kekar,
8
struktur geologi berupa sesar mungkin terdapat di daerah penelitian. Adanya
struktur geologi berupa sesar, rekahan, atau retakan menyebabkan
berkembangnya porositas sekunder. Pelarutan tersebut juga meningkatkan
porositas batugamping sehingga membentuk rongga-rongga yang terkadang
berdimensi relatif besar, sehingga memungkinkan terbentuknya gua-gua dan
sungai-sungai bawah tanah.
1.7.2.4 Kondisi Dolinae Sepanjang Musim
Sifat fisik air dolina secara umum menunjukkan kondisi jernih hingga
keruh, tidak berasa, dan tidak berbau baik pada musim kemarau maupun
musim penghujan. Di sisi lain, musim mempengaruhi perubahan fisik,
terutama kekeruhan dan warna yang tidak pasti. Air keruh dolina bisa
berwarna putih kecoklatan atau kehijauan hingga coklat.
9
batuan dan dikendalikan oleh pasokan unsur-unsur yang berasal dari
pembubaran mineral batuan.
Gambar 1. Diagram Stiff sampel air pada musim kemarau (atas) dan musim hujan (bawah)
Gambar 2. Plot data hidrokimia dolina air pada Diagram Gibbs, menunjukkan hubungan
antara ion basa vs TDS (a) dan ion mayor vs TDS (b)
10
dengan sistem saluran (rongga). Difusi aliran biasanya terjadi pada media
bersendi berpori atau padat. Kemudian, hidrokimia air tanah penting untuk
memberikan informasi tentang akuifernya dan air di sekitarnya. Air tanah pada
sistem hidrogeologi karst dapat berkontribusi pada air dolinae. Dolinae yang
kering pada musim kemarau panjang menunjukkan kurangnya pasokan air
tanah ke dolinae, yang dapat terjadi karena fluktuasi muka air tanah yang
menyebabkan muka air tanah turun di bawah kedalaman dolina.
11
DAFTAR PUSTAKA
12