Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anggraini Fitriana

Nim : 200510289

Kelas : V-A

MK : Perancangan Undang-Undang (Resume)

Proses dan Mekanisme Pembuatan Peraturan Presiden

1. Perencanaan Program Penyusunan Peraturan Presiden

Sebelum tahap penyusunan peraturan presiden, terlebih dahulu dilakukan perencanaan penyusunan
dalam program penyusunan (“progsun”) peraturan presiden. Untuk tata cara perencanaan progsun
peraturan presiden sebagai pelaksana perintah undang-undang atau peraturan pemerintah, secara
mutatis mutandis sama dengan perencanaan progsun peraturan pemerintah. Sedangkan untuk
peraturan presiden yang melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan, maka pemrakarsa
mengajukan permohonan izin prakarsa kepada presiden terlebih dahulu.

2. Adapun proses penyusunan peraturan presiden yaitu:

a. Pemrakarsa membentuk panitia antarkementerian dan/atau antarnonkementerian;


b. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan peraturan presiden
dikoordinasikan oleh menteri atau kepala lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pembentukan peraturan perundang-undangan.

Tata cara mempersiapkan rancangan peraturan presiden secara mutatis mutandis sama dengan
rancangan undang-undang sebagaimana diatur di dalam Pasal 45 sampai dengan Pasal 54 PP 87/2014
kecuali adanya dokumen naskah akademik. Artinya, rancangan peraturan presiden tidak perlu ada
naskah akademik. Secara garis besar, secara mutatis mutandis dengan penyusunan rancangan undang-
undang, maka berikut tahapan penyusunan rancangan peraturan presiden:

a. Pembentukan panitia antarkementerian dan/atau antar nonkementerian;


b. Rapat panitia antarkementerian dan/atau antar nonkementerian
c. Pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan konsepsi;

Apabila terdapat rancangan peraturan presiden yang bersifat mendesak yang ditentukan oleh presiden
untuk kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan, pemrakarsa dapat langsung melakukan pembahasan
rancangan peraturan presiden dengan melibatkan Menteri Hukum dan HAM, menteri/pimpinan
lembaga pemerintah nonkementerian dan/atau lembaga lain yang terkait. Hasil pembahasan rancangan
peraturan presiden tersebut kemudian disampaikan pemrakarsa kepada presiden untuk ditetapkan
4. Penetapan/Pengesahan Rancangan Peraturan Presiden

Proses penetapan/pengesahan rancangan peraturan presiden sebagai berikut:

a. Presiden menetapkan rancangan peraturan presiden yang telah disusun berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. Naskah rancangan peraturan presiden ditetapkan menjadi peraturan presiden dengan
membubuhkan tanda tangan;
c. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara atau
sekretaris kabinet membubuhkan nomor dan tahun pada naskah peraturan presiden yang telah
ditetapkan oleh presiden;
d. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara atau
sekretaris kabinet menyampaikan naskah peraturan presiden yang telah dibubuhi nomor dan
tahun kepada Menteri Hukum dan HAM untuk diundangkan.

5. Pengundangan Peraturan Presiden

Setelah ditetapkan/disahkan oleh presiden, peraturan presiden kemudian diundangkan. Adapun proses
pengundangan peraturan presiden adalah sebagai berikut:

a. Menteri Hukum dan HAM mengundangkan peraturan presiden dengan menempatkannya dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia, dan penjelasannya ditempatkan dalam Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia;
b. Permohonan pengundangan peraturan presiden ditujukan kepada Menteri Hukum dan HAM
secara tertulis yang ditandatangani pejabat yang berwenang dari instansi bersangkutan dan
disampaikan langsung kepada petugas disertai dengan 2 naskah asli dan 1 softcopy naskah asli;
c. Menteri Hukum dan HAM menandatangani pengundangan dengan membubuhkan tanda tangan
pada naskah peraturan presiden dalam waktu paling lama 1x24 jam terhitung sejak peraturan
presiden ditetapkan/disahkan presiden;
d. Menteri Hukum dan HAM menyampaikan naskah peraturan presiden yang telah diundangkan
kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara
atau sekretaris kabinet;
e. Penerbitan Lembaran Negara Republik Indonesia dan Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia dilakukan dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal peraturan presiden
diundangkan.

Proses dan Mekanisme Pembuatan Peraturan Pemerintah


perencanaan penyusunan peraturan pemerintah (“PP”) dilaksanakan melalui program penyusunan PP
yang memuat daftar judul dan pokok materi muatan rancangan PP yang ditetapkan untuk jangka waktu
1 tahun. Perencanaan penyusunan PP ini dikoordinasikan oleh Menteri Hukum dan HAM atau kepala
lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembentukan peraturan perundang-
undangan, yang kemudian ditetapkan melalui keputusan presiden. Adapun tahapan proses
pembentukan peraturan pemerintah sebagai berikut:

1. Perencanaan Program Penyusunan Peraturan Pemerintah

a. Menteri Hukum dan HAM menyiapkan perencanaan program penyusunan (“progsun”) PP;
b. Pogsun PP memuat daftar judul dan pokok materi muatan rancangan PP yang disusun
berdasarkan hasil inventarisasi pendelegasian undang-undang;
c. Menteri menyampaikan daftar progsun PP kepada kementerian atau lembaga pemerintah
nonkementerian;
d. Menteri menyelenggarakan rapat koordinasi antar kementerian dan/atau antar nonkementerian
dalam jangka waktu maksimal 14 hari terhitung sejak tanggal daftar perencanaan progsun PP
disampaikan;
e. Rapat koordinasi diselenggarakan untuk finalisasi daftar perencanaan progsun PP;
f. Daftar perencanaan progsun PP ditetapkan dengan keputusan presiden;
g. Dalam hal rancangan PP diajukan di luar progsun PP, maka pemrakarsa mengajukan rancangan
kepada menteri berdasarkan kebutuhan undang-undang atau putusan Mahkamah Agung,
dengan terlebih dahulu mendapatkan izin prakarsa dari presiden.

2. Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah

a. Rancangan PP disiapkan oleh menteri/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian dan/atau


pimpinan lembaga lain terkait, sesuai dengan tugas dan fungsinya;
b. Pemrakarsa membentuk panitia antar kementerian dan/atau antar nonkementerian;
c. Tata cara penyusunan PP secara mutatis mutandis sama dengan penyusunan undang-undang,
sesuai Pasal 45 sampai dengan Pasal 54, kecuali Pasal 51 ayat (2) huruf a Perpres 87/2014.

3. Penetapan Rancangan Peraturan Pemerintah[9]

a. Presiden menetapkan rancangan PP yang telah disusun sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Naskah rancangan PP ditetapkan oleh presiden menjadi PP dengan membubuhkan tanda
tangan;
c. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara atau
sekretaris kabinet membubuhkan nomor dan tahun pada naskah PP yang telah ditetapkan oleh
presiden;
d. PP yang telah dibubuhi nomor dan tahun disampaikan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara atau sekretaris kabinet kepada Menteri
Hukum dan HAM untuk diundangkan;
4. Pengundangan Peraturan Pemerintah

a. Menteri Hukum dan HAM mengundangkan PP dengan menempatkannya dalam Lembaran


Negara Republik Indonesia, dan penjelasannya ditempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia;
b. Permohonan pengundangan PP ditujukan kepada Menteri Hukum dan HAM secara tertulis yang
ditandatangani pejabat yang berwenang dari instansi bersangkutan dan disampaikan langsung
kepada petugas disertai dengan 2 naskah asli dan 1 softcopy naskah asli;
c. Menteri Hukum dan HAM menandatangani pengundangan PP dengan membubuhkan tanda
tangan pada naskah PP dalam waktu paling lama 1x24 jam terhitung sejak PP
ditetapkan/disahkan presiden;
d. Menteri Hukum dan HAM menyampaikan naskah PP yang telah diundangkan kepada menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara atau sekretaris
kabinet;
e. Penerbitan Lembaran Negara Republik Indonesia dan Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia dilakukan dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal PP diundangkan.

Anda mungkin juga menyukai