Anda di halaman 1dari 27

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/341977644

Mekanisme Ekspresi Gen Pada Organisme Prokariot dan Enzim-enzim yang


Berperan

Preprint · January 2020

CITATIONS READS

0 73,677

1 author:

Dimas Geovana
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
9 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Dimas Geovana on 06 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Mekanisme Ekspresi Gen Pada Organisme Prokariot dan Enzim-enzim
yang Berperan

Disusun Oleh:

Dimas Geovana

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyusun makalah yang berjudul “Mekanisme Ekspresi Gen Pada Organisme
Prokariot dan Enzim-enzim yang Berperan” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi peserta didik dan pembaca pada
umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran tentang ekspresi
gen, proses ekspresi gen pada prokariot, dan enzim-enzim yang dibutuhkan dalam proses
tersebut.

Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu
dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah ini.

Jakarta, 06 Juni 2020

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masaah........................................................................................ 1
B. Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PENDAHULUAN
A. Perkembangan Konsep Tentang Gen ................................................................... 2
B. Ekspresi Gen ........................................................................................................ 3
C. Regulasi Ekspresi Gen ......................................................................................... 7
D. Gen-gen Prokariotik ............................................................................................. 8
E. Mekanisme Transkripsi Pada Prokaryot ............................................................... 9
F. Inisasi dan Terminasi Transkripsi ....................................................................... 10
G. Transkripsi Balik (Reverse transcription) .......................................................... 12
H. Enzim Reverse Transcriptase .............................................................................. 12
I. Primer ................................................................................................................. 13
J. Operon lactose (Lac) .......................................................................................... 14
K. Operan Tripofan (Trp) ........................................................................................ 16
L. Operon Ara.......................................................................................................... 19
M. Pengendalian Operon Gal ................................................................................... 20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 22

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses metabolisme di dalam sel merupakan reaksi biokimia yang dikatalis oleh
enzim-enzim tertentu, sehingga keragaman proses dan hasil metabolisme ditentukan oleh
enzim yang terlibat dalam reaksi tersebut. Keragaman enzim (baik struktur maupun
susunan asam aminonya) itu sendiri sangat ditentukan oleh susunan cetakannya yaitu
asam deoksribonukleat (DNA). Serta DNA yang menjadi cetakan untuk mensintesis
enzim yang disebut dengan gen, sehingga gen merupakan pengendali proses metabolisme
atau pengendalian kehidupan.
Ekspresi gen merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi genetik, dalam
bentuk urutan basa pada DNA atau RNA, menjadi protein. Ekspresi genetik adalah suatu
rangkaian proses kompleks yang melibatkan banyak faktor. (Lehninger, 2010:204)

B. Tujuan
Untuk mempelajari yang dimaksud dengan ekspresi gen serta proses dalam ekspresi
gen pada prokariotik dengan enzim-enzim yang dibutuhkan dalam proses tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Konsep Tentang Gen


Sekitar 50 tahun kemudian dua orang peneliti, G. W. Beadle dan E.L. Tatum,
mempelajari mutasi gen pada jamur Neurospora crassa dengan menumbuhkan berbagai
strain mutan hasil iradiasi menggunakan sinar X atau sinar ultraviolet pada medium
lengkap dan medium minimal. Medium minimal adalah medium untuk pertumbuhan
mikroorganisme yang hanya mengandung garam-garam anorganik, sebuah gula
sederhana, dan satu macam vitamin. Mutan yang digunakan adalah mutan dengan hanya
satu kelainan, yang untuk mendapatkannya dilakukan silang balik dengan strain tipe liar.
Mutan hasil silang balik dengan nisbah keturunan tipe liar : mutan = 1 : 1 dipastikan
sebagai mutan dengan hanya satu kelainan (mutasi).
Strain tipe liar, sebagai kontrol, mampu tumbuh baik pada medium lengkap maupun
pada medium minimal, sedangkan strain mutan hanya mampu tumbuh pada medium
lengkap. Strain-strain mutan ini kemudian dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui
macam faktor pertumbuhan yang diperlukannya dengan cara melakukan variasi
penambahannya ke dalam medium minimal. Sebagai contoh, mutan yang hanya tumbuh
pada medium minimal yang ditambah dengan tiamin adalah mutan yang mengalami
mutasi pada gen untuk biosintesis tiamin. Dengan cara seperti ini Beadle dan Tatum
memperlihatkan bahwa tiap mutasi menyebabkan kebutuhan akan pemberian satu macam
faktor pertumbuhan. Selanjutnya, dengan mengorelasikan hasil analisis genetik dengan
hasil analisis biokimia terhadap strain-strain mutan Neurospora tersebut dapat diketahui
bahwa tiap mutasi menyebabkan hilangnya satu aktivitas enzim. Maka, konsep satu gen
mutan–satu hambatan metabolisme bergeser menjadi satu gen–satu enzim.
Dalam perkembangan berikutnya, setelah diketahui bahwa sebagian besar enzim
tersusun dari beberapa polipetida, dan masing-masing polipeptida merupakan produk gen
yang berbeda, maka konsep terbaru tentang gen yang dianut hingga kini adalah satu gen-
satu polipeptida. Sebagai contoh, enzim triptofan sintetase pada Escherichia coli terdiri
atas dua buah polipeptida, yaitu polipeptida α dan polipeptida β. Polipeptida α merupakan
produk gen trpA, sedangkan polipeptida β merupakan produk gen trpB.

2
Gambar 1. Diagram percobaan yang memperlihatkan satu gen – satu enzim
(Sumber: Rohmad)

B. Ekspresi Gen
Ekspresi gen merupakan suatu rangkaian proses penerjemahan informasi genetik, di
dalam bentuk urutan basa pada DNA atau RNA, menjadi protein. Ekspresi genetik adalah
suatu rangkaian proses kompleks yang melibatkan banyak faktor. Salah satu ciri penting
pada jasad hidup adalah keteraturan sistem. (Lehninger, 2010:204)
Ekspresi gen di dalam sel memerlukan dua proses yaitu transkripsi dan translasi.
1. Transkripsi
Transkripsi merupakan tahapan penting dalam sintesis protein atau ekspresi
gen. Proses transkripsi terjadi pada nukleus (prokaryotik: nukleoid) di mana DNA
diterjemahkan menjadi kode-kode dalam bentuk basa nitrogen membentuk rantai
RNA yang bersifat single strain. (Warianto, 2011:1)
Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-sifat genetik. Urutan
nukleotida pada salah satu untaian molekul DNA digunakan sebagai cetakan
(template) untuk sintesis molekul RNA. Molekul RNA yang disintesis adalah
mRNA (messenger RNA), tRNA (transfer RNA) dan rRNA (ribosomal RNA).
Molekul mRNA adalah RNA yang merupakan salinan kode-kode genetik pada
DNA yang dalam proses selanjutnya (pada proses translasi) akan diterjemahkan
menjadi urutan asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein
tertentu. Molekul tRNA adalah RNA yang berperan membawa asam-asam amino
spesifik yang akan digabungkan dalam sintesis protein (translasi). Molekul rRNA

3
adalah RNA yang digunakan untuk menyusun ribosom, yaitu partikel sel yang
digunakan sebagai tempat untuk sintesis protein.
Dalam transkripsi beberapa komponen utama yang terlibat adalah:
a. Enzim RNA polimerase mengikat untai DNA cetakan pada suatu daerah
yang mempunyai urutan basa tertentu sepanjang 20 hingga 200 basa.
Daerah ini dinamakan promoter. Baik pada prokariot maupun eukariot,
promoter selalu membawa suatu urutan basa yang tetap atau hampir tetap
sehingga urutan ini dikatakan sebagai urutan konsensus. Pada prokariot
urutan konsensusnya adalah TATAAT dan disebut kotak Pribnow,
sedangkan pada eukariot urutan konsensusnya adalah TATAAAT dan
disebut kotak TATA. Urutan konsensus akan menunjukkan kepada RNA
polimerase tempat dimulainya sintesis. Kekuatan pengikatan RNA
polimerase oleh promoter yang berbeda sangat bervariasi. Hal ini
mengakibatkan perbedaan kekuatan ekspresi gen.
b. Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA polimerase akan
terikat pada suatu tempat di dekat daerah promoter, yang dinamakan
tempat awal polimerisasi. Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan di
tempat ini dan sintesis RNA pun segera dimulai.
c. Selama sintesis RNA berlangsung RNA polimerase bergerak di sepanjang
molekul DNA cetakan sambil menambahkan nukleotida demi nukleotida
kepada untai RNA yang sedang diperpanjang.
d. Molekul RNA yang baru saja selesai disintesis, dan juga enzim RNA
polimerase, segera terlepas dari untai DNA cetakan begitu enzim tersebut
mencapai urutan basa pengakhir (terminasi). Terminasi dapat terjadi oleh
dua macam sebab, yaitu terminasi yang hanya bergantung kepada urutan
basa cetakan (disebut terminasi diri) dan terminasi yang memerlukan
kehadiran suatu protein khusus (protein rho). Di antara keduanya terminasi
diri lebih umum dijumpai. Terminasi diri terjadi pada urutan basa
palindrom yang diikuti oleh beberapa adenin (A). Urutan palindrom adalah
urutan yang sama jika dibaca dari dua arah yang berlawanan. Oleh karena
urutan palindom ini biasanya diselingi oleh beberapa basa tertentu, maka
molekul RNA yang dihasilkan akan mempunyai ujung terminasi berbentuk
batang dan kala (loop). (Dilihat dari gambar)

4
Gambar 2. Terminasi sintesis RNA menghasilkan ujung berbentuk
batang dan kala.

(Sumber: Warianto, 2011)

Inisiasi transkripsi tidak harus menunggu selesainya transkripsi sebelumnya.


Hal ini karena begitu RNA polimerase telah melakukan pemanjangan 50 hingga
60 nukleotida, promoter dapat mengikat RNA polimerase yang lain. Pada gen-
gen yang ditranskripsi dengan cepat reinisiasi transkripsi dapat terjadi berulang-
ulang sehingga gen tersebut akan terselubungi oleh sejumlah molekul RNA
dengan tingkat penyelesaian yang berbeda-beda.

Secara umum mekanisme transkripsi pada prokariot produk langsung


transkripsi atau transkrip primernya adalah mRNA (akan dijelaskan di bawah),
sedangkan pada eukariot transkrip primernya harus mengalami prosesing RNA
terlebih dahulu sebelum menjadi mRNA. Prosesing RNA ini mencakup dua
peristiwa, yaitu modifikasi kedua ujung transkrip primer dan pembuangan urutan
basa pada transkrip primer yang tidak akan ditranslasi (disebut intron). Ujung 5’
dimodifikasi dengan penambahan guanosin dalam ikatan 5’-5’ yang tidak umum
hingga terbentuk suatu gugus terminal yang dinamakan cap, sedangkan ujung 3’
dimodifikasi dengan urutan poliadenosin (poli A) sepanjang lebih kurang 200
basa. Sementara itu, panjang intron yang harus dibuang dapat mencapai 50%

5
hingga 90% dari panjang transkrip primer, tetapi segmen yang mengandung
ujung 5’ (gugus cap) tidak pernah dibuang. Setelah intron dibuang, segmen-
segmen sisanya (disebut ekson) segera digabungkan menjadi mRNA.
Pembuangan intron dan penggabungan ekson menjadi molekul mRNA
dinamakan penyatuan RNA atau RNA splicing. (Warianto, 2011:143-145)

2. Translasi
Bila dibandingkan dengan transkripsi, translasi merupakan proses yang lebih
rumit karena melibatkan fungsi berbagai makromolekul. Oleh karena kebanyakan
di antara makromolekul ini terdapat dalam jumlah besar di dalam sel, maka sistem
translasi menjadi bagian utama mesin metabolisme pada tiap sel. Makromolekul
yang harus berperan dalam proses translasi tersebut meliputi:
a. Lebih dari 50 polipeptida serta 3 hingga 5 molekul RNA di dalam tiap
ribosom,
b. Sekurang-kurangnya 20 macam enzim aminoasil-tRNA sintetase yang akan
mengaktifkan asam amino,
c. Empat puluh hingga 60 molekul tRNA yang berbeda,
d. Sedikitnya 9 protein terlarut yang terlibat dalam inisiasi, elongasi, dan
terminasi polipeptida.

Translasi, atau pada hakekatnya sintesis protein, berlangsung di dalam


ribosom, suatu struktur organel yang banyak terdapat di dalam sitoplasma.
Ribosom terdiri atas dua subunit, besar dan kecil, yang akan menyatu selama
inisiasi translasi dan terpisah ketika translasi telah selesai. Ukuran ribosom sering
dinyatakan atas dasar laju pengendapannya selama sentrifugasi sebagai satuan
yang disebut satuan Svedberg (S). Pada kebanyakan prokariot ribosom
mempunyai ukuran 70S, sedangkan pada eukariot biasanya sekitar 80S.

Tiap ribosom mempunyai dua tempat pengikatan tRNA, yang masing-masing


dinamakan tapak aminoasil (tapak A) dan tapak peptidil (tapak P). Molekul
aminoasil-tRNA yang baru memasuki ribosom akan terikat di tapak A, sedangkan
molekul tRNA yang membawa rantai polipeptida yang sedang diperpanjang
terikat di tapak P.

6
Secara umum gen prokatiotik tersusun atas atas tiga bagian utama yaitu daerah
pengendali yang disebut promoter, bagian struktural dan terminator. Promoter adalah
bagian gen yang berperan dalam mengendalikan proses transkripsi dan terletak pada
ujung. Bagian struktural adalah bagian yang terletak pada hilir dari promoter. Bagian
inilah yang mengandung urutan DNA spesifik yang akan ditranskripsi. Terminator adalah
bagian gen yang terletak di sebelah hilir dari bagian struktural yang berperan dalam
pengakhiran proses transkripsi. (Yuwono, 2010:133)

Secara umum struktur gen digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Struktur Gen Prokariotik


(Sumber: Watts-eaton, 2014)
C. Regulasi Ekspresi Gen
Regulasi ekspresi gen merupakan proses pengaturan dalam penterjemahan informasi
genetik. Regulasi ekspresi gen adalah suatu pengendalian gen yang berfungsi untuk
memunculkan fenotipe dari genotipe. Proses pengaturan ini dilakukan dengan cara
menghentikan produksi enzim, melalui penghentian gen penyandinya. Regulasi ekspresi
gen pada bakteri dimulai dari proses transkripsi. Ini artinya jika suatu protein (yang
dikodekan oleh gen) diperlukan, protein akan ditranskripsi. Sedangkan jika suatu protein
(yang dikodekan oleh gen) tidak diperlukan, maka protein tidak akan ditranskripsi.
Pengendalian ekspresi gen merupakan aspek penting bagi jasad hidup. Tanpa sistem
pengendalian yang efisien, sel akan kehilangan banyak energi yang justru merugikan
jasad hidup. Bakteri E.coli merupakan salah satu contoh jasad hidup prokariotik yang
paling banyak dipelajari aspek fisiologi dan molekulernya. Dalam sistem molekulernya
bakteri ini mempunyai banyak sistem pengendalian ekspresi genetik yang menentukan

7
kapan suatu gen tertentu diaktifkan dan diekspresikan untuk menghasilkan suatu produk
ekspresi.
Pengendalian suatu gen melibatkan aktivitas gen regulator. Secara umum dikenal dua
sistem pengendalian ekspresi gen, yaitu: pengendalian positif dan negatif. Pengendalian
positif pada suatu operon artinya operon diaktifkan oleh produk gen regulator.
Sebaliknya, pengendalian negatif berarti operon tersebut dinonaktifkan oleh produk
ekspresi gen regulator. Pengendalian positif membutuhkan protein untuk terjadinya
transkripsi, sedangkan pengendalian negatif membutuhkan protein untuk menghambat
terjadinya transkripsi. Produk gen regulator ada dua macam yaitu: aktivator dan represor.
Aktivator berperan dalam pengendalian secara positif, dan represor berperan dalam
pengendalian secara negatif. Produk gen regulator bekerja dengan cara menempel pada
sisi pengikatan protein regulator pada daerah promoter gen yang diaturnya. Pengikatan
aktivator atau represor pada promoter ditentukan oleh keberadaan molekul efektor yang
biasanya berupa molekul kecil seperti asam amino, gula dan metabolit serupa lainnya.
Molekul efektor yang mengaktifkan ekspresi gen disebut induser. Sedangkan yang
bersifat menekan ekspresi gen disebut represor. Lebih jauh pengendalian positif dan
negatif dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu sistem yang dapat diinduksi (inducible
system) dan sistem yang dapat ditekan (repressible system). (Lehninger, 2010: 227)

D. Gen-gen prokariotik
Gen struktural adalah sekuens nukleotida DNA yang berperan sebagai cetakan untuk
sintesis RNA. Pada prokariota, panjang rata-rata gen 1.000 pasang basa (pb), sedangkan
pada eukariota sepanjang 10.000 pb. Gen struktural beserta situs pengontrolan yang
mengatur kecepatan transkripsi gen tersebut disebut operon.
Protein regulator adalah protein yang dapat mempengaruhi ekspresi gen struktural
dengan cara berikatan dengan situs pengontrol yang terletak di dekat gen struktural
tersebut sehingga transkripsi dapat diaktivasi atau direpresi (dihambat). Protein regulator
yang merangsang terjadinya transkripsi gen disebut faktor transkripsi atau aktivator.
Represor adalah protein yang menghambat terjadinya inisiasi suatu transkripsi ketika
protein itu berikatan dengan sekuens pengontrol yang disebut operator. Protein yang
mengakhiri (menterminasi) proses transkripsi disebut protein operator. Namun demikian,
kebanyakan proses transkripsi berakhir akibat adanya suatu sinyal dari sekuens terminator
spesifik yang terdapat pada DNA tersebut atau RNA yang baru ditranskripsi. Secara
umum aktivator akan merangsang RNA polimerase untuk berikatan dengan situs

8
promotor yang terletak pada DNA di awal gen strukural, sedangkan repressor akan
menghambat pengikatan RNA polimerase dengan DNA. Situs pengontrol adalah sekuens
nukleotida pendek pada DNA dengan panjang 15-30 pb, yang mengontrol ekspresi gen
struktural yang terletak disebelahnya.
Operon yang paling sederhana terdiri dari satu gen struktural dan satu promotor yang
berperan sebagai situs pengikatan RNA polimerase. Operon ini bersifat konstituitif,
artinya diekspresikan secara terus-menerus. Beberapa operon sederhana mungkin
diregulasi oleh suatu atenuator, yang mengkodekan struktur RNA yang dapat
mengakibatkan RNA polimerase menghentikan proses transkripsi lebih awal.
Sebagain besar operon pada bakteri terdiri dari banyak gen struktural dan situs
pengontrol. Pada bakteri, banyak operon mengandung lebih dari satu gen struktural atau
sistron. Operon-operon polisistronik ini akan mendiskripsi menjadi satu mRNA tunggal.
Tiap daerah pengkode protein pada mRNA ditentukan oleh kodon start-nya sendiri
sintesis protein diterminasi. Operon pada eukariota biasanya bersifat monosistronik, yaitu
hanya mengandung sebuah gen. Regulon adalah sekelompok operon yang ekspresinya
dikontrol oleh sebuah protein regulon letaknya umumnya tidak bersebelahan. (Yuwono,
2010:142)

E. Mekanisme Transkripsi Pada Prokaryot


Transkripsi pada dasarnya adalah proses penyalinan urutan nukleotida yang terdapat
pada molekul DNA. Dalam proses transkripsi, hanya salah satu untaian DNA yang disalin
menjadi urutan nukleotida RNA (transkip RNA). Urutan nukleotida pada transkrip RNA
bersifat komplemeter dengan urutan DNA cetakan (DNA template), tetapi identik dengan
urutan nukleotida DNA pada untaian pengkode (coding DNA strand/nontemplate strand).
Hal ini dapat digambarkan dengan skema sederhana berikut ini: 5’-ATG GTC CTT TAC
TTG TCT GTA TTT -3’ Untaian DNA pengkode 3’-TAC CAG GAA ATG AAC AGA
CAT AAA -5’ Untaian DNA cetakan Transkripsi 5’-AUG GUC CUU UAC UUG UCU
GUA UUU -3’ RNA hasil transkripsi. Perlu diingat bahwa pada struktur RNA tidak ada
nukleotida T (thymine), karena struktur T digantikan oleh U (uracil). Nukleotida T dan U
mempunyai cincin yang serupa yaitu cincin pirimidin, tetapi pada basa T ada gugus metil
(CH3) pada atom C nomor 5, sedangkan pada basa U tidak ada gugus metil. Secara
umum proses transkripsi pada prokaryot berjalan serupa dengan transkripsi pada
eukaryot, meskipun ada beberapa rincian proses yang berbeda antara kedua system
tersebut. Pada prokaryot, transkripsi dimulai dengan penempelan RNA polimerase
9
holoenzim pada bagian promoter suatu gen. Pada awal penempelan, RNA polimerase
masih belum terikat secara kuat dan struktur promoter masih dalam keadaan tertutup
(closed promoter complex).
Selanjutnya, RNA polimerase akan terikat secara kuat dan ikatan hydrogen molekul
DNA pada bagian promoter mulai terbuka (membentuk struktur open promoter complex).
Pada prokaryot, RNA polimerase menempel secara langsung pada DNA di daerah
promoter tanpa melalui suatu ikatan dengan protein lain. Dalam proses penempelan
promoter tersebut, subunit σ berperan dalam menemukan bagian promoter suatu gen
sehingga RNA polimerase dapat menempel. Diduga, proses pengenalan suatu promoter
oleh RNA polimerase diawali dengan penempelan enzim tersebut secara tidak spesifik
pada molekul DNA. Selanjutnya, RNA polimerase akan mencari bagian DNA yang
mempunyai struktur khas suatu promoter. Struktur khas tersebut berupa suatu kelompok
ikatan hydrogen anatara kedua untaian DNA pada posisi -35 dan -10. Kecepatan suatu
polimerase dalam menemukan promoter diperkirakan mencapai 1.000 pasangan basa per
detik. Setelah RNA polimerase menempel pada promoter, subunit σ melepaskan diri dari
struktur holoenzim. Pelepasan subunit σ biasanya terjadi setelah terbentuk molekul RNA
sepanjang 8-9 nukleotida. RNA polimerase inti yang sudah menempel pada promoter
akan tetap terikat kuat pada DNA sehingga tidak lepas. Ikatan ini sangat penting dalam
proses transkripsi selesai. (Yuwono, 2010:144)

F. Inisiasi dan Terminasi Transkripsi


Transkripsi suatu gen struktural hanya terjadi jika di dekat ujung gen tersebut ada
promotor untuk pengikatan RNA polimerase. Pada bakteri, panjang promotor umumnya
sekitar 15-30 pb. Sekuens pasangan basa promotor tersebut menentukan efisiensi
pengikatan dengan NA polimerase dan dengan demikian menentukan pula efisiensi
transkripsi. Pada banyak kasus, ikatan yang terjadi antara RNA polimerase dan promotor
suatu bakteri biasanya tergantung pada sekelompok protein yang disebut faktor sigma (ð).
Masing-masing jenis faktor sigma menentukan jenis promotor yang akan dikenali
oleh RNA polimerase. Baik faktor sigma maupun RNA polimerase sangat dibutuhkan
agar pengikatan dengan promotor dapat berlangsung secara efisien. Setelah terjadi inisiasi
transkripsi, faktor sigma akan terlepas dari RNA polymerase.

10
Gambar 4. Peranan Sigma dan Rho
(Sumber: Stanfield, 2006 )

Meskipun promotor pada prokariota sangat bervariasi, namun terdapat dua daerah
pendek yang dimiliki oleh sebagian besar promotor. Pada untai nonsense 5’-TATAAT-
3’ yang terletak sekitar 10 pb sebelum inisiasi transkripsi (-10 sekuens nuleotida).
Sedangkan daerah lain yang terletak sekitar 35 pb sebelum inisiasi transkripsi (-35
sekuen nuleotida) mempunyai konsesus 5’-TTGACA-3’. Sekuens konsesus mengandung
sekuens nukleotida yang mempunyai tingkat kesamaan tinggi pada berbagai promotor.
Sebagian besar terminator yang terletak di akhir molekul mRNA mengkodekan
sebuah daearah beruntai tunggal yang melipat ke dalam akibat ikatan hidrogen antara
pasangan-pasangan basa komplementer dan mengkodekan daerah terakhir yang
mengandung banyak urasil. Struktur hairpin yang terbentuk tersebut berinteraksi dengan
RNA polimerase dan merangsang terlepasnya molekul tersebut dari DNA. Beberapa
terminator membutuhkan protein terminator semisal Rho (Þ) untuk mengaktifkannya
(lihat gambar). Terminator yang bergantung – Rho tersebut tidak mempunyai daerah
yang kaya akan urasil (poli-U) diujung 3’-nya.Protein NusA merupakan suatu protein
faktor terminator lain yang tampaknya berikatan lengsung dengan RNA polimerase dan

11
mengkatalisis terlepasnya enzim tersebutdari DNA saat mendekati situs terminasi.
(Stanfield, 2006: 43)

G. Transkripsi balik (Reverse transcription)

Transkripsi balik (Reverse transcription) merupakan proses kebalikan transkripsi


yaitu mengkopi RNA menjadi DNA. Definisi yang lain menyebutkan bahwa reverse
transcription adalah proses yang mentranskripsikan untai tunggal RNA menjadi DNA
komplemennya (cDNA) dengan katalisator enzim reverse transcriptase, primer dNTPs
dan enzim RNAase Inhibitor. Tanpa reverse transkripsi, pekerjaan mencari umumnya
dilakukan dengan mengisolasi DNA total genom kemudian memotong-motongnya
menjadi ratusan ribu potongan dan diteruskan dengan mempelajari masing-masing
potongan dengan teliti, cara tersebut menghabiskan waktu dan tenaga yang banyak dan
tidak efisien.
Dengan enzim yang sesuai, pekerjaan mencari gen tidak harus dimulai dengan
mengisolasi DNA genom total tetapi cukup dengan mengisolasi mRNA. Cdna
merupakan terminology genetic yang mengacu pada untai DNA yang disintesis dari
template RNA melalui suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim reverse transcriptase dan
DNA polymerase. cDNA disebut juga DNA komplemen, beruntai tunggal atau untai
ganda, disintesis invitro dari template mRNA menggunakan enzim reverse transcriptase.
Tujuan mengkonversi mRNA menjadi cDNA adalah karena DNA sifatnya lebih
stabil dari pada RNA. Setelah dikonversi, untai cDNA tersebut dapat digunakan untuk
PCR, sebagai probe untuk analisis ekspresi dan untuk perbanyakan/ cloning sekuen
mRNA. Jika seorang peneliti ingin mengekspresikan suatu protein spesifik dalam sel
yang tidak lazim memproduksi protein tersebut satu cara sederhana adalah dengan
mentransfer cDNA yang mengkode protein tersebut ke sel resipien. Pada kondisi
alamiah, cDNA tersintesis oleh reverse transcriptase yang mengubah untai tungal RNA
berdasarkan urutan pasanan basanya dan memasangkan dengan basa DNA yang sesuai
(A,U,G dan C berpasangan dengan T,A,C dan G).

H. Enzim Reverse Transcriptase

Enzim transkriptase-balik (reverse-transcriptase) adalah enzim yang secara alami


digunakan oleh retrovirus untuk membuat copy DNA berdasarkan RNA-nya. Enzim
transkriptase-balik ditemukan oleh Howard Temin dan David Baltimore secara terpisah
pada tahun 1970 tidak lama setelah penemuan enzim restriksi. Enzim transkriptase-balik
12
ini kemudian digunakan untuk mengkonstruksi copy DNA yang disebut cDNA
(complementary DNA) dengan menggunakan RNA sebagai cetakannya.
Dengan demikian gen atau bagian dari gen dapat disintesis berdasarkan mRNA. Proses
sintesis DNA dengan cara ini merupakan kebalikan dari pada proses transkripsi. Oleh
karena itu dinamakan transkripsi-balik.
Saat ini, enzim transkriptase-balik sudah diproduksi secara komersial. Ketersediaan
enzim transkriptase-balik ini telah memberikan kemudahan bagi para peneliti untuk
mempelajari gen yang bertanggung-jawab terhadap sifat-sifat tertentu.
Enzim reverse transcriptase sebenarnya bukanlah merupakan katalisator yang efektif.
Selama satu periode transkripsi setidaknya terdapat rata-rata 10 kesalahan seperti salah
baca kodon, melompati pembacaan beberapa kodon dan sebagainya. Kesalahan-kesalahan
tersebut relative lebih parah dibandingkan dengan kesalahan yang umum terjadi pada
replikasi normal, hal tersebut karena proses transkripsi normal mempunyai
mekanisme koreksi yang mengurangi frekuensi kesalahan transkripsi. Frekuesi kesalahan
transkripsi yang tinggi ternyata justru menguntungkan sel prokaryotic yang bersangkutan.
Fenomena tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan partikel prokaryotic
seperti virus sulit untuk diberantas, pola genetic virus cenderung cepat berubah sehingga
tidak terkoreksi oleh system imun manusia.

I. Primer
Tiga jenis primer yang umum digunakan dalam proses reverse transkripsi: (1) Primer
Oligo(dT) atau dNTPs, (2) Primer random hexamer, (3) Gen spesifik primer. Primer
dNTPs yang paling sering digunakan sebagai primer karena peneliti bisa mendapatkan
salinan cDNA lengkap dari full mRNA juga afinitas dNTPs terhadap ekor poly A pada
mRNA. Primer dNTPs menggandakan ekor poly A mRNA dan terfosforilasi pada ujung
5’ untuk menfasilitasi cloning cDNA. mRNA yang panjang (>4 kb) atau tidak memiliki
ekor poly A (mRNA prokaryota), maka pilihannya adalah random primer. Dengan
random primer, ujung 5′ gen-gen yang panjang dapat ditranskripsi balik, tetapi cDNA
yang diperoleh mungkin tidak full dari seluruh gen. Biasanya digunakan random primer
6-mers, tetapi 8 atau 9-mers dapat meningkatkan ukuran cDNA karena primernya akan
terhibridisasi lebih jarang.
Pilihan ketiga adalah primer spesifik gen yang dapat meningkatkan sensitivitas
dengan mengarahkan seluruh aktifitas enzim RT untuk mentranskripsi balik hanya RNA
tertentu saja. Jika yang kita lakukan adalah one-step RT PCR, primer spesifik gen
13
digunakan karena primer RT juga nantinya digunakan sebagai primer reverse pada reaksi
PCR-nya.

J. Operon Lactose (Lac)


Operon laktosa (lihat gambar) merupakan suatu sistem model yang baik untuk
s
e
j
u
m
l
a
h
k
o
nsep regulasi gen pada prokariota. Operon ini terdiri dari tiga gen struktural (lacZ, lacY,
dan lacA) dan tiga situs pengontrol (lacCRP, lacP1, dan lacO). Gen-gen struktural lacZ,
lacY, dan lacA, secara berurutan mengkodekan enzim β-galaktosidase, permease, dan
transasetilase.
Gambar 5. Struktur Operon Laktosa (a) Laktosa ada, represor inaktif, operon
menyala dan (b) Laktosa tidak ada, represor inaktif, operon mati.
(Sumber: Stanfield, 2006)
Katabolisme (pemecahan) laktosa sangat membutuhkan protein ini. Situs pengontrol
lacCRP, lacP1, dan lacO secara berurutan merupakan situs pengikatan untuk protein
reseptor cAMP, RNA polimerase, dan represor laktosa.

14
Gambar 6. Operan Laktosa
(Sumber: Campbell, 2010)

Operon regulator laktosa terdiri dari satu gen sruktural (lacI) dan satu situs pengontrol
(lacP2). Gen struktural mengkodekan represor laktosa, sedangkan situs pengontrol
merupakan situs pengikatan RNA polimerase (suatu promotor).
Dengan tidak adanya induser (inducer), yaitu suatu molekul yang mengaktifkan
transkrisi operon, maka ekspresi operon akan terhambat karena represor laktosa terikat di
lacO. Represor menghalangi secara sterik pengikatan RNA polimerase ke lacP1 dan
inisiasi transkripsi. Namun jika terdapat laktosa di dalam sel, maka laktosa akan diubah
menjadi alolaktosa oleh sel, dan alolaktosa tersebut berfungsi sebagai induser untuk
opero
n
terseb
ut.
Jika
terdap
at
induse
r di
dalam
sel, maka induser akan mengikat represor (protein lacI) sehingga represor ini menjadi
tidak aktif. LacI yang tidak aktif tidak dapat berikatan dengan operator sehinggaRNA
polimerase dapat berikatan dengan lacP1 dan menginisiasi transkripsi gen yang
dibutuhkan untuk katabolisme (pemecahan) laktosa.

15
Bahkan saat operon diinduksi, sel tidak akan dengan cepat dipenuhi oleh mRNA dan
protein karena mRNA rata-rata mempunyai umur paruh hanya 2,5 menit. Artinya dalam
waktu 2,5 menit setelah mRNA disintesis, separuhnya akan terdegradasi. Protein lebih
stabil dari mRNA. Selain itu, seiring disintesisnya mRNA dan protein oleh sel, sel
menghabiskan sebagian simpanan molekul energy tertentu yang dimilikinya. Pada saat
sel sedang melakukan metabolism dengan cepat, represi katabolit akan menghentikan
banyak operon katabolik, termasuk operon laktosa. Proses membutuhkan suatu molekul
kecil yang disebut adenosin monofosfat siklik (cyclic adenosine monophosphate,
cAMP). Kadar cAMP dalam sel akan menurun saat sintesis mRNA dan enzim laktosa
meningkat. Sebaliknya, saat gen-gen katabolik tidak dikespresikan lagi, kadar cAMP
akan meningkat. Makin tinggi kadar cAMP, makin banyak cAMP yang berikatan dengan
protein yang disebut protein reseptor AMP siklik (cyclic AMP receptor protein, CRP),
yang kemudian akan mengalami perubahan konformasi (bentuk) sehingga dapat
berikatan dengan situs pengikatan activator (lac CRP). Hal ini akan meregulasi

transkripsi gen-gen operon laktosa. (Stanfield, 2006:45-46)

Gambar 7. (a) Laktosa ada, glukosa langka (kadar cAMP tinggi), mRNA lac yang disintesis
melimpah; (b) Laktosa ada, glukosa ada (kadar cAMP rendah), mRNA lac yang disentesis
sedikit.
(Sumber: Campbell, 2010)

16
K. Operon Tripofan (Trp)

Operon trp, dikendalikan melalui dua macam mekanisme yaitu: (1) penekanan
(represi) oleh produk akhir ekspresi, dan (2) pelemahan (attenuation). Operon trp juga
hampir sama dengan operon lac yaitu dikenal secara negatif oleh represor. Namun juga
terdapat perbedaan diantara keduanya, yaitu Operon lac adalah operon yang mengkode
enzim-enzim katabolik, yaitu enzim yang digunakan untuk merombak suatu senyawa,
sedangkan operon trp adalah operon yang mengkode enzim-enzim anabolik yang
digunakan untuk sintesis suatu senyawa.
Sebagai contoh, satu sel E. Coli yang hidup dalam lingkungan kolon manusia yang
sulit diprediksi. Untuk memperoleh nutrien, sel tersebut bergantung pada kebiasaan
makan inangnya. Jika lingkungan kekurangan asam amino triptofan, yang dibutuhkan
oleh bakteri itu untuk sintas, sel menanggapinya dengan mengaktivitasi sebuah jalur
metabolik yang membuat triptofan dari senyawa lain. Kemudian, jika manusia menyantap
makanan yang kaya akan triptofan, sel bakteri berhenti menghasilkan triptofan, sehingga
ia tidak perlu menghambur-hamburkan sumber dayanya sendiri untuk menghasilkan zat
yang tersedia dalam bentuk siap pakai di larutan sekeliling sel. Sel ini hanya sebagai
contoh bagaimana bakteri menyesuaikan metabolisme nya dalam lingkungan yang
berubah-ubah.
Kontrol metabolik terjadi ada 2 tingkat, seperti pada gambar dibawah:

Gambar 8. Regulasi jalur metabolik


(Sumber: Campbell, 2010)
Sel menyesuaikan aktivitas enzim yang sudah ada. Aktivitas enzim pertama dalam
jalur sintesis triptofan dihambat oleh produk akhir jalur tersebut. Dengan demikian, jika
triptofan menumpuk dalam sel, asam amino tersebut menghentikan sintesis lebih banyak

17
triptofan dengan cara menghambat enzim. Operon untuk enzim katabolik cenderung akan
diaktifkan jika ada senyawa yang akan dirombak, misalnya laktosa. Sebaliknya, operon
untuk enzim anabolik pada umumnya akan dinon-aktifkan, jika tersedia senyawa yang
akan disintesis, misalnya asam amino triptofan. Oleh karena itu, jika di dalam sel sudah
tersedia cukup triptofan maka operon trp akan dinon-aktifkan. Selain dengan mekanisme
pengendalian negatif semacam ini, operon trp juga mempunyai mekanisme pengendalian
lain, yaitu mekanisme pelemahan yang tidak ada pada operon lac.
Sel juga dapat menyesuaikan tingkat produksi enzim-enzim tertentu. Dengan kata lain
sel dapat meregulasi ekspresi gen pengode enzim. Jika, dalam contoh, lingkungan
menyediakan semua triptofan yang dibutuhkan oleh sel, sel akan berhenti membuat
enzim-enzim yang menganalisis sintesis triptofan Pada kasus ini, kontrol produksi enzim
terjadi pada transkripsi, sintesis RNA duta yang mengkodekan enzim-enzim tersebut.
Secara lebih umum, banyak gen genom bakteri dinyalakan dan dimatikan oleh perubahan
status metabolik sel. Mekanisme dasar untuk pengontrolan ekspresi gen pada bakteri ini,
dijabarkan sebagai model operon, ditemukan pada 1961 oleh Francois Jacob dan Jacques
Monod di Pasteur Institute, Paris.
Pengendalian negatif operon trp dilakukan dengan cara menekan ekspresi gen-gen
dalam operon ini pada saat tersedia triptofan dalam jumlah banyak. Operon trp terdiri atas
5 gen struktural, yaitu trpE, D,C,B, dan A. Promoter dan operator operon ini terletak pada
daerah yang sama. Hal ini berbeda dengan operator lac yang terletak tepat pada sisi
sebelah hilir promoter lac. Pada daerah hilir setelah promoter, tetapi sebelum daerah gen
struktural, terdapat suatu urutan nukleotida (trpL) yang mengkode suatu polipeptida awal
berukuran pendek (leader peptide) yang terdiri atas 14 asam amino dan tidak fungsional
sebagai protein. Sekuens gen peptida awal tersebut mempunyai kodon inisiasi translasi
AUG diikuti oleh 13 kodon asam amino dan kodon terminasi translasi UGA. Gen
struktural trpE mempunyai kodon inisiasi translasi (AUG) tersendiri yang berbeda dari
kodon inisiasi pada sekuens peptida awal. Setelah sekuens trpL terdapat suatu sekuens
yang mempunyai fungsi khusus dalam pengendalian dengan mekanisme pelemahan
(attenuation) yang disebut sebagai daerah attenuator. Selain itu, juga ada gen regulator
operon trp yaitu trpR yang mengkode sintesis aporepresor yang tidak aktif jika tidak ada
triptofan.

18
Pada saat triptofan tidak tersedia, atau hanya tersedia dalam jumlah sangat terbatas,
gen trpR hanya menghasilkan aporepresor yang tidak mampu menempel pada daerah
operator sehingga RNA polymerase dapat dengan mudah melakukan transkripsi gen-gen
structural trpE, D, C, B dan A setelah melewati daerah attenuator. Sebaliknya pada saat
tersedia triptofan dalam jumlah banyak, aporepresor yang dikode oleh trpR akan
berikatan dengan molekul triptofan (disebut sebagai ko-represor) sehingga terjadi
perubahan struktural pada protein aporepresor menjadi protein represor yang fungsional.
Perubahan structural tersebut mengakibatkan represor dapat menempel pada daerah
promoter operon trp sehingga RNA polymerase tidak dapat melakukan transkripsi gen-gen
structural.
Gambar 9. Operon trp pada E. Coli: Sintesis teregulasi dari enzim-enzim yang
terepresikan.

(Sumber: Campbell, 2010)

Triptofan adalah asam amino yang dihasilkan oleh sebuah jalur anabolik yang
dikatalisis oleh enzim-enzimyang terepresikan. (a) Kelima gen yang mengkodekan sub-
unit polipeptida dari enzim-enzim dalam jalur ini akan berkelompok, bersama-sama
dengan promoter, membentuk operon trp. Operon trp (situs pengikatan – resepsor)
terletak dalam promoter trp situs pengikatan-RNA polimerase. (b) Akumulasi triptofan,
produk akhr jalur tersebut. Merepresi transkipsi operon trp, sehingga memblok sintesis
semua enzim dalam jalur itu.

Fungsi triptofan pada sistem ini adalah sebagai korepresor (corepressor), molekul
kecil yang bekerja sama dengan protein represor untuk mematikan operon. Seiring
akumulasi triptofan, sebagian besar molekul triptofan berasosiasi dengan molekul
represor trp, yang kemudian dapat berikatan ke operon trp dan menghentikan produksi

19
enzim-enzim jalur triptofan, jika kadar triptofan suatu sel anjlok, transkripsi gen-gen
operon kembali berjalan. Ini adalah salah satu contoh bagaimana ekspresi gen dapat
menanggapi perubahan pada lingkungan internal dan eksternal sel. (Yuwono,2009: 160-
164)

L. Operon Ara
Katabolisme L-arabinosa oleh E-coli melibatkan tiga enzim yang dikode oleh tiga gen
berurutan, yaitu araB, araA, dan araD. Aktivitas transkripsi ketiga gen tersebut diatur
oleh gen keempat yaitu araC. Lokus araC dan araBAD ditranskripsi dengan arah yang
berlawanan oleh suatu daerah promotor sentral. Aktivitas ipromotor araC (Pc) maupun
promotor araBAD (PBAD) distimulasi oleh CAP-cAMP. Operon ara mempunyai dua
operator yaitu araO1 (mengendalikan araC) dan araO2 (mengendalikan araBAD).
Operator araO2 terletak cukup jauh dari promotor PBAD (pada posisi-265 dan -294)
tetapi masih mampu melakukan pengendalian transkripsi. Sisi pengikatan CAP terletak
sekitar 200 bp disebelah hulu dark promotor ara. Protein araC (dikode oleh araC)
mempunyai 3 daerah pengikatan yaitu pada araO2, araOl, dan pada aral yang dapat
dibedakan menjadi dua sub-bagian yaitu aral1 dan aral2.
Pada saat tidak tersedia arabinosa, sehingga tidak diperlukan enzim untuk
katabolisme, protein araC melakukan pengendalian negatif dengan cara menempel pada
araO2 dan aral1. Penempelan itu menyebabkan DNA membengkok sehingga menekan
transkripsi operon araBAD. Sebaliknya, jika arabinosa tersedia, terjadi perubahan
konfirmasi protein araC sehingga protein regulator tersebut tidak dapat menempel pada
araO2 melainkan melekat pada aral1 dan aral2. Hal ini menyebabkan penghilangan
struktur bengkokkan DNA yang sebelumnya menekan operon ara BAD sehingga operon
ini dapat ditranskripsi dan translasi menghasilkan enzim-enzim yang digunakan untuk
metabolisms arabinosa.
Protein araC sendiri juga dapat diatur aras sintetisnya dengan mekanisme
autoregulasi. Gen araC ditranskripsi kearah kiri dari promotornya (PC) sementara
disemailah kirinya (disemailah hulu dari araC) terdapat operator araO1. Pada saat
konsentrasi araC meningkat, protein ini akan menempel pada araO1 sehingga akhirnya
menghambat transkripsi araC kearah kiri (kearah hulu dari lokus araC). Penghambatan
transkripsi araC ini pada akhirnya akan mengurangi jumlah protein represor sehingga
tidak disintesisi dalam jumlah berlebihan. (Yuwono, 2009:164)

20
M. Pengendalian Operon gal
Operon gal pada E. coli terdiri atas tiga gen struktural, yaitu galE, galT, dan galK
yang ditranskripsi dari dua promotor yang saling tumpang tindih pada sisi sebelah hulu
dari galE. Operon ini selain bertanggung jawab dalam metabolisme galaktosa sebagai
sumber karbon, juga berperan dalam mengubah UDP-glukosa menjadi UDP-galaktosa
pada waktu tidak ada galaktosa. Meskipun transkripsi kedua promotor gal dapat diinduksi
oleh galaktosa, tetapi produk galE dalam aras dasar selalu dibutuhkan pada saat tidak
tersedia galaktosa.
Operon gal juga diatur oleh sistem represi katabolic. Pada saat konsentrasi cAMP
tinggi, kompleks CAP-cAMP akan menstimulasi transkripsi dari promotor pertama
sekaligus menekan promotor kedua sehingga terbentuk produk gen-gen struktural operon
gal. Sebaliknya, jika bakteri ditumbuhkan dalam medium yang mengandung glukosa,
sehingga konsentrasi cAMP rendah, maka transkripsi dimulai dari promotor kedua yang
terletak disemailah hulu promotor pertama. Keadaan ini menyebabkan disintesisinya
enzim-enzim gal pada aras dasar (basal level). Kedua promotor gal tersebut dikendalikan
secara negatif oleh produk gen galR yang tidak terikat dengan operon gal.
(Yuwono,2009:164)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekspresi gen merupakan suatu rangkaian proses penerjemahan informasi genetik, di
dalam bentuk urutan basa pada DNA atau RNA, menjadi protein. Suatu sifat yang
dimiliki oleh setiap organisme yang merupakan suatu hasil metabolisme yang terjadi di
dalam sel. Proses metabolisme ini terjadi disebabkan adanya enzim-enzim yang dapat
membantu dalam katalisator proses-proses biokimia.

21
Ekspresi gen adalah suatu rangkaian kompleks yang melibatkan banyak faktor-faktor.
Diantaranya satu ciri penting ada pada sistem jasad hidup yaitu keteraturan sistem. Oleh
karena itu dalam ekspresi gen proses regulasi sistem menjadi bagian mendasar dan
penting.
Transkripsi pada dasarnya adalah proses penyalinan urutan nukleotida yang terdapat
pada molekul DNA. Dalam proses transkripsi, hanya salah satu untaian DNA yang disalin
menjadi urutan nukleotida RNA (transkip RNA). Pada prokaryot, RNA polimerase
menempel secara langsung pada DNA di daerah promoter tanpa melalui suatu ikatan
dengan protein lain.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. (2010). Biologi Jilid 1 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Lehninger, Albert L. (2010). Dasar-dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Rohmad. Genetika Ternak. Kediri: Universitas Islam Kederi. Diakses 07 April 2018, sumber
https://rohmatfatpertanian.wordpress.com/diktat-genetika-ternak/bab-x-materi-
genetik/

22
Stanfield, William. D. (2006). Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta: Erlangga.

Warianto, Chaidar. (2011). Transkripsi pada Prokaryotik. Diakses 07 April 2018, sumber
https//:18bioslunsoed.files.wordpress.com/2011/03/buku-ajar-gen-10.doc

Watts-eaton. (2014). Transkripsi. Diakses 07 April 2018, sumber


https://www.slideserve.com/eaton-watts/transkripsi

Yuwono, Triwibowo. (2010). Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga.

23

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai