Anda di halaman 1dari 15

NAMA : DWI PUTRI HANDAYANI ILYAS

NIM : 2310322007

MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

 Mampu menjelaskan filsafat ilmu yang digunakan dalam penelitian akuntansi,


menjelaskan pengertian teori secara umum dan perumusan teori akuntansi serta lingkup
dan struktur teori akuntansi.
 Mampu menganalisa proses perumusan kerangka konseptual dan berbagai kritik yang
ditujukan pada kerangka konseptual dan proses perumusannya.

PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI

Filsafat ilmu adalah cabang dari filsafat yang banyak digunakan sebagai pijakan untuk
mengembangkan ilmu yang merupakan bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang
secara spesifik mengkaji hakekatilmu (pengetahuan ilmiah) (Suriasumantri, 2001:33). Lebih
lanjut filsafat ilmu tentu saja juga untuk mengembangkan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu alam.
Dalam hal ini filsafat ilmu merupakan jaringan cabang ilmu satu dengan lainnya sehingga ilmu
pngetahuandapat ditelusuri sampai ke induk filsafatnya.

Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang filsafat yang telah banyak digunakan oleh pakar
akuntansi untuk mengembangakan teori akuntansi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat cepat, kadang-kadang berpengaruh pada adanya kecenderungan berpikir
bahwa semua masalah dapat dipecahakan dengan metode scientific.Dalam memberikan jawaban
terhadap metode yang scientific,Gaffikin (1989) mengaitkannya dengan filsafat ilmu; yaitu teori
scientific adalah sarana pengetahuan scientific, namun demikian analisis struktur teori
scientificmerupakan salah satu masalah dalam filsafat ilmu. Sejauh ilmu dipertahankan sebagai
pernyataan pengetahuan akhir maka disiplin ilmu yang lain tentu menginginkan menggunakan
metode scientific.
Perkembangan pemikiran dan teori akuntansi (accounting thought) sangat dipengaruhi oleh
asumsi-asumsi dasar yang digunakan, di lain pihak pemikiran akuntansi juga dipengaruhi oleh
cara pengklasifikasian pemikirnya. Davis et al,(1982) mengklasifikasikan berdasarkan empat
images, yaitu mereka yang memperlakukan akuntansi sebagai “a historical record, a current
economic reality,an system dan a commodity”. Sedangkan Morgan (1980:25) menggunakan
pendekatan sosiologi yang dikembangkan oleh Burrell and Morgan. Ia melihat pemikiran
akuntansi dari empat paradigma realitas sosial, yaitu functionalist, interpretative, radical
humanistdan radical structuralistparadigma. Pengklasifikasian pemikiran tersebut, didasarkan
pada penelitian praktek akuntansi yang berjalan, aliran ini terkenal dengan sebutan pendukung
aliran contemporary accounting.

Pengembangan Ilmu Akuntansi

Gaffikin (1989), dalam studinya menekankan pada metodologi untuk pengembangan


akuntansi. Hal ini didasarkan pada semakain meningkatnya penelitian di bidang akuntansi,
sehingga Gaffikin menganggap banyak peneliti hanya menggunakan dogma metodologi yang
membabi buta. Mestinya penggunaan metodologi yang baik harus berlandaskan pada dasar-dasar
filsafat. Dengan demikian penekanan metodologi diberikan pada argumen filsafatnya dan bukan
argumen tekniknya.

Teori Akuntansi

Pada awal dipraktikkannya akuntansi bahkan sampai beberapa tahun kemudian tidak ada
teori akuntansi. Oleh karena itu, orang bertanya untuk apa teori akuntansi? Selama tidak adanya
struktur teori akuntansi formal maka yang terjadi adalah banyaknya alternatif metode pencatatan
yang berlaku dalam praktik,semua bersifat diizinkan (permissive) sehingga menimbulkan
kebingungan masyarakat. Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi
sebagai berikut.

1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi dalam menyusun


standarnya.
2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak
adanya standar resmi.
3. Menentukan batas dalam hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang
disajikan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan.
Webster’s Third New International Dictionarymendefinisikan teori sebagai suatu susunan
yang saling berkaitan tentang hipotesis, konsep, dan prinsip pragmatis yang membentuk
kerangka acuan untuk bidang yang di pertanyakan.
McDonald memberikan tiga elemen teori, yaitu;
1. membuat kode sebagai simbol fenomena;
2. mengombinasikannya sesuai dengan peraturan;
3. menerjemahkannya ke dalam fenomena yang sebenarnya terjadi.
Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang
komprehensif di mana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi
unsur teori dalam beberapa eleman: postulat atau asumsi dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip
atau standar, dan prosedur atau metode-metode.
Kenneth S. Most (1982) mendefinisikanteori sebagaai “suatu pernyataan sistematik
mengenai peraturan atau prinsip yang mendasari atau memandu suatu set fenomena. Teori bisa
juga dianggap sebagai kerangka atau susunan ide, penjelasan fenomena dan prediksi perilaku
yang akan datang. Teori akuntansi adalah cabang akuntansi yang terdiri dari penyertaan yang
sistematik tentang prinsip dan metodologi yang membedakannya dengan praktik. Karenanya
teori adalah penjelasan, tetapi tidak
semua penjelasan itu teori. Teori adalah penjelasan yang sistematik dan scientific. Dia
menambahhkan bahwa teori memiliki tiga dimensi sebagai berikut.
1. Reductionism yang berarti bahwa teori itu dimulai dari asumsi-asumsi di mana teori itu
tidak langsung merujuk ke objek yang diobservasi (yang dipersepsikan) dan bukan pula
pernyataan yang dapat diuji kebenrannya, tetapi dia merupakan bahan rujukan untuk
mengamati fenomena. Ia adalah sejenis alat yang lebih cepat dapat dirujuk ke fenomea
yang diamati.
2. Instrumentalism yang berarti bahwa teori adalah sebuah instrumen atau alat menghitung
yang akan digunakan untuk menilai pernyataan tentang suatu observasi. Di sini peranan
teori adalah menjelaskan dan meramalkan.
3. Realism yang berarti bahwa teori adalah sekumpulan proposisi atau dalil yang merupakan
pernyataan suatu kebenran atau ketidakbenaran tentang dunia nyata, fenomena atau
objek.
Godfrey et.al (1992) menyatakan bahwa teori dapat didefinisikan dalam berbagai cara
misalnya, teori adalah sistem deduktif, yaitu berupa pernyataan yang mengurangi generalisasi,
yang lain mennganggap bahwa teori adalah suatu susunan ide yang digunakan untuk
menjelaskan sesuatu. Teori bisa juga secara sederhana dijelaskan sebagai alasan logis yang
mendasari suatu pernyataan keyakinan. Apakah teori diterima atau ditolak tergantung pada
kemampuannya meramalkan realitas, kemampuannya
menjelaskan praktik akuntansi, dan kemampuannya menjadi dasar pengembangan praktik
akuntansi tersebut. Dari beberapa definisi ini dapat disimpulkan bahwa akuntansi memiliki teori
akuntansi.
Teori itu lahir dari proses penelitian dengan asumsi, prinsip, teknik tertentu.
Asumsi penelitian ilmiah menurut model konvensional yanng kita pakai selama
ini adalah sebagai berikut.
1. Alam ini teratur.
2. Pengetahuan atau kebenaran hanya diketahui dari fenomena alam.
3. Pengetahuan lebih kuat dari ignorance.
4. Semua fenomena alam memiliki penyebab yang berasal dari alam itu sendiri.
5. Tidak ada kebenran tanpa bukti objektif.
6. Ilmu pengetahuan lahir dari pengalaman.

Untuk memahami teori akuntansi, ada baiknya kita menganalisis dan mengurai unsur-unsur
teori akuntansi itu. Salah satu upaya untuk itu adalah mengenal elemen- elemen teori akuntansi
itu. Teori akuntansi keuangan dibangun untuk mengembangkan akuntansi keuangan yang sasuai
dan bermanfaat bagi para pemakainya makanya elemen struktur teori akuntansi itu dimulai dari
perumusan tujuan laporan keuangan baru kemudian dari tujuan ini dirumuskan apa postulat,
konsep, prinsip, dan akhirnya standar
akuntansi yang merupakan pedoman atau teknik penyusunan laporan keuangan.
Struktur Teori Akuntansi

Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang saling berkait yang menjadi pedoman
pengembangan teori dan penyusunan teknik-teknik (standar) akuntansi.
Struktur teori akuntansi berisi elemen-elemen sebagai berikut.
1. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan yang diperoleh dari para pemakai
laporan keuangan.
2. Rumusan tentang postulat yang dirumuskan dari tujuan laporan keuangan.
3. Konsep teoretis akuntansi yang berhubungan dengan asumsi-asumsi dan sifat-sifat
akuntansi yang mengarah pada sifat dan jenis informasi yang disusun untuk
kelompok atau pemakai tertentu. Postulat dan konsep teoretis ini dijabarkan dari
rumusan tujuan laporan keuangan.
4. Rumusan prinsip akuntansi utama yang didasarkan pada postulat dan konsep
teoretis tadi yang menjelaskan sifat-sifat dan kualitas dasar akuntansi keuangan
itu.
5. Standar atau teknik akuntansi sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan
sesuai kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari prinsip akuntansi utama.
Konsep Teoritis Akuntansi
Konsep teoritis akuntansi ini sebenarnya menyangkut kepemilikan atau control terhadap
entity akuntansi yang akan dilaporkan sehingga sifat dan jenis informasi yang dibuat diarahkan
untuk kegunaan atau pemakaian pihak yang mengontrol perusahaan/lembaga. Beberapa penulis
memberikan beberapa kemungkinan teori yang dipakai, yaitu sebagai berikut.
a. The Proprietory Theory
Menurut konsep ini entity itu dianggap sebagai agen, perwakilan, wakalah, atau
penugasan dari pengusaha atau pemilik. Oleh karena itu, proprietor (pemilik) merupakan
pusat perhatian yang akan dilayani oleh informasi akuntansi, yang digambarkan dalam
pelaksanaan pencatatan akuntansi dan penyajian laporan keuangan. Tujuan utama dari
teori ini adalah menentukan dan menganalisis net worth atau kekayaan bersih perusahaan
yang merupakan hak si pemili. Dalam teori ini kesamaan akuntansinya adalah:
Asset – Liabilities = Proprietor’s Equity
Kesamaan ini dibaca: Pemilik memiliki aset dan sekaligus juga mempunyai
kewajiban, sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan dikurangi dengan
kewajiban perusahaan. Oleh karena itu, teori ini berorientasi pada Neraca atau Balance
sheet Oriented. Aset dinilai dan neraca disajikan untuk mengetahui dan mengukur
perubahan hak dan kekayaan pemilik, penghasilan dan biaya dianggapnya sebagai
kenaikan dan penurunan harta kekayaan pemilik bukan dianggap berasal dari investor
atau pengambilan modal.
b. The Entity Theory
Menurut teori ini, entity itu dianggap sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda
dari pihak y ang menemukan modal kedalam perusahaan dan unit usaha itulah yang
menjadi pusat perhatian dan menyajikan informasi yang harus dilayani, bukan pemilik.
Unit usaha (entity)itulah yang dianggap memiliki kekayaan dan kewajiban perusahaan
baik kepada kreditor maupun kepada pemilik. Kesamaan akuntansi menurut teori adalah:
Asset = Equities
Asset = Liabilities + Stockhholder’s Equity
Aset adalah perusahaan, equity (pemilik fiktif) merupakan sumber aset yang bisa
berasal dari kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban entity. Kreditor dan pemilik
sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang merupakan tempat dimana entitymemiliki
kewajiban. Walaupun mereka berbeda dalam hal perlakuan atas income, risiko,
pengawasan, dan likuidasi. Laba adalah milik entity sebelum dibagikan kepada pemilik.
c. The Fund Theory
Menurut teori yang dekemukakan W.Y.Vatter (1959), ini yang menjadi perhatian
bukan pemilik dan bukan pula perusahaan, tetapi sekelompok aset yang ada dan
kewajiban yang harus ditunaikan yang disebut fund yang masing-masing pos memiliki
aturan dalam penggunaannya. Dengan demikian, teori fund menganggap bahwa unit
usaha merupakan sumber ekonomi (funds) dan kewajiban yang ditetapkan sebagai
pembatasan-pembatasan terhadap penggunaan aset atau fund tersebut.
Dengan demikian kesamaan akuntansinya adalah:
Aset = Pembatasan Aset
Dalam persamaan ini unit akuntansi di definisikan dalam istilah aset. Dan
penggunaan aset ini adalah terbatas. Kewajiban merupakan suatu pembatasan ekonomi
secara hukum terhadap penggunaan aset. Teori Fund ini memusatkan perhatian pada
harta atau asset centered dalam arti kata yang menjadi fokus perhatiannya adalah
penggunaan aset yang dibatasi. Teori ini berorientasi pada Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana. Laporan ini menggambarkan sumber dari mana dana perusahaan dan
ke mana penggunaan dana perusahaan. Umumnya teori ini berlaku untuk organisasi
pemerintahan atau nonprofit (nirlaba).
d. The Enterprise Theory
Sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggung jawaban public oleh
perusahaan, maka konsep teoretis akuntansi juga berubah. Hal ini terbukti dengan
munculnya enterprise theoryini. Sekarang ini perusahaan besar biasanya harus
memperhatikan berbagai kepentiagan khususnya kepentingan masyarakat secara umum.
Stakeholders dalam konsep teori ini yang menjadi pusat perhatian adalah pihak atau
kontestan yang terlibat atau yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak
langsung dengan perusahaan atau entity.Misalnya pemilik, manajemen, masyarakat,
pemerintah, kreditor, viskus, regulator, pegawai, langganan, dan pihak yang
berkepentingan lainnya. Dalam teori ini pihak-pihak ini harus diperhatikan dalam
penyajian informasi keuangannya. Menurut teori ini akuntansi jangan hanya
mementingkan informasi bagi pemilik entity, tetapi juga pihak lainnya yang juga
memberikan kontribusi langsung dan tidak langsung kepada eksistensi dan keberhasilan
suatu perusahaan atau lembaga.Munculnya employee reporting, human resort
accounting, value added reporting, environmentmental accounting, socio-economic
accounting merupakan fenomena yang sejalan dengan teori enterprise ini.
e. Residual Equity Theory
Sebenarnya ini merupakan bagian dari entity theory atau bisa juga disebut sebagai
gabungan antara entity dan proprietory theory. Menurut Andrew Paton (1959) yang
menjadi sorotan itu adalah residual equity bukan semua pemilik, residual equity itu hanya
pemegang saham biasa atau common stockholders. Residual equity dari pemegang saham
umum (common stock) tergambar dari perubahan penilaian aset, laba, laba ditahan dan
perubahan dari pemilik saham lainnya. Diluar common stockholders ini dianggap pihak
luar yang diperlakukan sebagai kreditor. Sehingga rumus kepemilikannya adalah:
Asset – Liabilities – Prefered Equities = Residual Equity
Liabilities dan Preferred stockholders dianggap sebagai specific equities yang
merupakan outsider. Tetapi dalam situasi khusus misalnya dalam hal terjadinya likuidasi,
residual equity adalah kreditor dan pemegang saham preferen karena secara hukum
mereka yang di utamakan pembayarannya dalam hal terjadi likuidasi. Kemungkinanjika
dana tidak cukup pemegang saham biasa akan hilang. Dengan memfokuskan perhatian
pada residual equity maka penyajian informasi untuk pengambilan keputusan akan lebih
mudah dan terfokus untuk kepentingan pihak ini.
f. Commander Theory
Menurut Lois Goldberg (1965), bukan teori entity atau proprietory yang perlu
dijadikan sebagai pusat perhatian atau sebagai pemilik perusahaan atau lembaga, tetapi
cukup melihat commander-nya atau mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang
untuk melakukan kontrol ekonomi atas resorsis yang efektif terhadap suatu lembaga.
Penekanan informasi menurut teori ini adalah pertanggungjawaban atau stewardship.
Bagaimana mereka yang dipercayai mengelola kekayaan yang diamanahkan kepadanya
g. The Investor Theory
Dalam teori yang dikemukakan George Staubus (1961) ini pusat perhatian kita
adalah investor, yaitu mereka yang tergolong pemilik specific equities (kreditor) dan
residual equities (pemegang saham). Sehingga kesamaan akuntansinya adalah: Specific
equities ini dianggap sama dengan kreditor dan pemegang saham preferred stock
sedangkan sisanya adalah pemegang saham biasa. Teori Investor ini hampir sama dengan
residual equity theory hanya saja perbedaannya kalau residual equity theory fokusnya
adalah para investor. Biasanya kebutuhan investor adalah untuk peramalan tentang
kesanggupan perusahaan untuk mendapatkan kas di masa yang akan datang.
Menurut Staubus, kas yang akan di terima investor di masa yang akan datang tergantung
pada:
1. kemampuan perusahaan untuk melakukan pengeluaran kas
2. keinginan manajemen untuk membayar investor
3. prioritas pembayaran terhadap klaim investor.
Sehingga dalam tepri ini peranan laporan arus kas sangat penting untuk memenuhi
kepentingan informasi investor dalam proses pengambilan keputusan.
h. Amanah (Accountability) atau Ibadah Theory
Teori ini beranggapan bahwa Akuntansi atau laporan keuangan harus bias
memenuhi kebutuhan dalam menjelaskan kepada semua pihak bahwa entitas telah
memenuhi atau sejauh mana memenuhi tanggung jawabnya kepada tuhan dan kepada
pihak yang diperintahkan Tuhan sesuai tujuan dan maksud yang ditetapkan syariat. Di
sini laporan keuangan diharapkan dapat menjelaskan informasi tentang
pertanggungjawaban manusia sebagai makhluk yang mendapat amanah dalam mengerti
entitas baik kepada manusia (horizontal) maupun kepada Allah (vertikal). Teori ini masih
dalam tahap perkembangan seiring dengan munculnya entitas yang dikelola secara
syariah. Teori ini yang di pakai Akuntansi Syariah. Sebenarnya hampir sama dengan
enterprice theory, tetapi harus disebut Islamic Enterprice Theory.
KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual akuntansi adalah konsep yang menjadi dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi stakholder eksternal. Konsep ini mengidentifikasi tujuan dan
sasaran akuntansi, serta memberikan pedoman tentang jenis, fungsi dan batasan akuntansi
keuangan dan pelaporan keuangan.
Kerangka konseptual adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada logika
penalaran yang menjelaskan realitas yang terjadi menjelaskan apa yang harus dilakukan jika ada
fakta atau fenomena baru.
Kerangka konseptual digambarkan dalam bentuk hirarki yang memiliki beberapa tingkatan.
Adapun tujuan kerangka dasar ini dijadikan acuan bagi:

 Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam menjalankan tugasnya.


 Penyusun laporan keuangan, untuk mengatasi masalah akuntansi yang belum diatur
dalam standar akuntansi keuangan.
 Auditor, dalam memberikan pendapat tentang apakah laporan keuangan yang disusun
sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
 para pemakai laporan keuangan, dalam menginterpretasi informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan.

Kerangka konseptual akuntansi terakhir kali diperbaharui pada tahun 2018 dan diterbitkan oleh
International Accounting Standards Board (IASB) atau Dewan Standar Akuntansi Internasional.
Kemudian, kerangka tersebut diadopsi oleh banyak negara termasuk Indonesia.

Tujuan Kerangka Konseptual Akuntansi

Financial accounting standards boards (FASB) mendefinisikan ada 4 tujuan yang dapat
diperoleh dari kerangka konseptual yaitu:

1. Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi.


2. Sebagai kerangka acuan untuk memecahkan masalah akuntansi jika standar yang ada
sekarang tidak menjawab isu-isu yang baru muncul.
3. Sebagai dasar membuat penilaian dalam menyajikan laporan keuangan.
4. Meningkatkan daya tarik dengan metode mengurangi berbagai alternatif metode
akuntansi yang ada

Level Kerangka Konseptual Akuntansi

Tingkat pertama (Level 1)


Pada level pertama kerangka konseptual menjelaskan tujuan pelaporan laporan keuangan
dan menjelaskan dimensi pelaporan keuangan (financial reporting) yang memiliki ruang lingkup
berbeda dengan laporan keuangan (financial statements).
Tujuan pelaporan keuangan (financial reporting) tidak terbatas pada isi laporan keuangan
(financial statement) tetapi juga media pelaporan lainnya.
Relevan (relevant)
Informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut memiliki manfaat. Relevan adalah
kemampuan dari sesuatu informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pengguna
laporan keuangan lainnya.
Sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka
tentang hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil.
Keandalan (reliability)
Keandalan adalah kualitas informasi yang menyebabkan penggunaan informasi
akuntansi, sangat tergantung pada kebenaran informasi yang dihasilkan.
Daya tarik dan konsistensi (power appeal and consistency)
Suatu informasi dikatakan bermanfaat jika informasi tersebut dapat dibandingkan antar
periode maupun antar perusahaan.
Pertimbangan biaya-manfaat (consideration cost-benefit)
Pertimbangan biaya-manfaat dipandang sebagai kendala yang dihadapi dalam penyajian
informasi keuangan.
Informasi akuntansi keuangan diupayakan untuk disajikan dalam laporan keuangan,
sepanjang manfaat yang diperoleh dari penyajian informasi melebihi biaya yang diperlukan
untuk menyusun laporan tersebut.
Materialitas (materiality)
Materialitas merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam mengakui
informasi akuntansi. Pertimbangan utama dalam rancangan ini adalah penyajian informasi
tertentu akan mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan yang diambil.
Penentuan tingkat materialitas suatu informasi informasi akhirnya diserahkan pada
pertimbangan profesional.
Selain karaketistik kualitatif, level kedua ini juga mengatur apa saja elemen yang harus
ada di dalam laporan keuangan yaitu:
1. aset
2. kewajiban
3. ekuitas
4. pendapatan
5. beban
Level operasional yang lebih rendah (Level 3)
Pada level ini berisi seperangkat prinsip dan aturan untuk mengukur laporan keuangan
yang terdiri dari: asumsi dasar akuntansi, prinsip dasar akuntansi, dan kendala-kendala.
Kerangka Masalah Konseptual Akuntansi
Rumusan pendekatan
Ada dua pendekatan yang terkait dengan kerangka konseptual, yaitu:
Pendekatan aktiva-hutang (neraca atau balance sheet)
Pendekatan ini disebut juga dengan maintenance modal, yang berarti pendapatan dan
beban merupakan hasil dari perubahan aktiva dan hutang.
Peningkatan dan penurunan aktiva bersih yang tidak termasuk dalam pendekatan ini
termasuk kontribusi modal, penarikan modal, koreksi periode sebelumnya pendapatan dan
keuntungan serta kerugian perusahaan.
Pendekatan pendapatan-biaya (laporan laba-rugi atau pendapatan)
Pendekatan ini disebut juga dengan pandangan pendapatan atau matching reports, yang
berarti pendapatan dan biaya yang dicocokkan.
Match adalah proses pengukuran dasar-dasar dalam akuntansi yang terbagi atas dua
langkah yaitu pengakuan pendapatan (dalam satuan waktu) melalui prinsip realisasi dan
pengakuan beban dalam tiga metode, yaitu hubungan karena konsekuensi, alokasi yang rasional
dan sistematis, dan pengakuan segera.
Pendekatan laba rugi menekankan pada pengukuran laba, dan bukan pada peningkatan
atau penurunan modal bersih.

Definisi masalah
Menurut pendekatan neraca, aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki suatu
entitas, di mana sumber daya tersebut merupakan manfaat dalam periode yang akan datang yang
diharapkan menghasilkan arus kas masuk dengan cara langsung atau tidak langsung. Aset juga
dibatasi untuk melayani sumber daya ekonomi yang dimiliki entitas.
Sedangkan menurut pendekatan laba rugi, aktiva tidak hanya mencakup aktiva yang
ditentukan oleh neraca, tetapi semua item yang tidak mewakili sumber daya ekonomi suatu
entitas, namun diperlukan untuk mencocokkan pendapatan.
Jika biaya penerbitan sekuritas diabaikan, definisi aktiva akan memiliki karakteristik
sebagai berikut ini:
1. Aktiva merupakan aliran kas suatu entitas.
2. Memiliki potensi manfaat yang diperoleh entitas.
3. Cara perolehan aset merupakan bagian dari transaksi sekarang atau masa depan
4. Dapat dipertukarkan, merupakan karakteristik penting dari aktiva.

Hal-hal yang Mendasari Konsep Akuntansi Akrual

Akrual
Akrual adalah proses akuntansi yang mengakui kejadian dan peristiwa non kas pada saat terjadi
transaksi atau dengan kata lain pengakuan pendapatan dan beban terkait yang diharapkan akan
diterima atau dibayarkan, biasanya dalam bentuk kas di masa mendatang.
Penangguhan
Penangguhan dalah proses akuntansi yang mengakui penerimaan kas saat ini sebagai kewajiban
dan mengakui pembayaran kas saat ini sebagai aktiva dengan harapan akan terjadi berdampak
pada masa yang akan datang.
Alokasi
Alokasi adalah proses akuntansi yang menempatkan jumlah tertentu sesuai dengan rencana atau
rumus tertentu.
Amortisasi
Amortisasi dalah proses akuntansi untuk dengan cara sistematis memperkecil jumlah tertentu
melalui pembayaran atau penghapusan secara periodik.
Realisasi
Realisasi dalah proses konversi sumber daya dan hak kas menjadi uang. Realisasi paling tepat
digunakan dalam pelaporan akuntansi dan keuangan karena mengacu pada penjualan aktiva
untuk memperoleh sejumlah uang atau klaim atas sejumlah uang.
Pengakuan
Pengakuan adalah proses pencatatan atau pendapatan dalam akun dan laporan keuangan
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai