Anda di halaman 1dari 9

Laporan Percobaan Kimia Asam Basa

Kelompok 4

XI-1

1) Claudia Brigita Putri Adriyani Sebayang

2) Esa Laurensius Sinubulan

3) Fiona Ekaristi

4) Jesen

5) Regina Fortuna Br Barus

6) Tachya Pebina Br Perangin-Angin

7) Zoe Hans Abraham Ginting

SMA SANTA MARIA KABANJAHE

KABUPATEN KARO

T.A 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam dan basa merupakan zat, yang mudah serta cepat dipahami danditeliti

dalam lingkungan. Larutan adalah campuran homogen dari dua macam zatatau

lebih. Larutan dapat berupa larutan elektrolit dan larutan non

elektrolit.Didalam larutan terkandung suatu zat (asam dan basa) yang

merupakanpenghasil dan pendukung suatu solusi.Asam dan Basa merupakan

dua golongan zat kimia yang sangat pentingdalam kehidupan sehari - hari.

Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutanterbagi dalam tiga golongan, yaitu

bersifat asam, bersifat basa, danbersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-

sifat yang berbeda, sehinggakita bisa menentukan sifat suatu lingkungan.

Untuk menentukan suatu lingkunganbersifat asam atau basa, ada beberapa

cara. Yang pertama menggunakanindikator warna, yang akan menunjukkan

sifat suatu larutan denganperubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus,

akan berwarna merahdalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru

dalam larutan yangbersifat basa. Sifat asam basa suatu solusi juga dapat

ditentukan denganmengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang

digunakan untukmenyatakan tingkat keasaman lingkungan. Larutan asam

memiliki pH kurang dari7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan

netral pH nya 7. Dalamkehidupan sehari – hari, senyawa asam dan basa dapat

dengan mudah kitatemukan. Mulai dari makanan, minuman dan beberapa


produk rumah tanggayang mengandung basa. Contohnya sabun, deterjen, dan

pembersih peralatanrumah tangga.

Berdasarkan latar belakang tersebut, kami ingin melakukan praktek

penelitihan suatu pH zat yang terkandung di dalam suatu larutan terutama

pada bahan-bahan yang sering kita temukan di kehidupan sehari agar

mengetahui dan dapat menentukan suatu zat asam atau basa


1. Tujuan Percobaan

a) Mengetahui asam dan basa suatu larutan

b) Mengetahui cara mengekstrak suatu larutan

c) Mengetahui pH asam dan basa

2. Landasan Teori

a) Konsep asam basa dapat dipelajari melalui teori asam basa yang

disampaikan oleh ahli kimia. Menurut Arrhenius (1859-1927) dari

Swedia menyatakan bahwa asam adalah senyawa yang

mengandung hydrogen dan menghasilkan ion H3O+ bila dilarutkan

dalam air. Sedangkan basa adalah suatu senyawa yang

mengandung OH dan

menghasilkan ion OH jika dilarutkan dalam air. Beberapa ahli

mengatakan bahwa teori ini mempunyai kelemahan karena

keterbatasan pelarutnya air.

Teori kedua disampaikan oleh Bronsted-Lowry (1923) yang

mendefinisikan asam dan basa berdasarkan pada reaksi protonisasi.

Asam merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion

hidrogen ( donor proton). Basa merupakan senyawa yang dapat

menerima ion hidrogen (aseptor proton).

Ketiga disampaikan oleh Lewis yang mendefinisikan asam dan

basa berdasarkan reaksi transfer elektron. Asam merupakan

senyawa yang berfungsi sebagai aseptor elektron . Basa merupakan

senyawa yang berfungsi sebagai donor electron. Dari ketiga teori

tersebut , dalam pelarut air teori dari Bronsted-Lowry adalah yang


paling banyak dipakai. Suatu larutan dapat digolongkan menjadi

asam basa atau netral.

b) Mengekstrak asam basa adalah ekstraksi yang

menggunakan reagen atau reaktan atau larutan indikator larutan

asam basa dalam melakukan pemisahan suatu campuran senyawa.

Larutan asam akan mengikat senyawa dalam sampel dan

membentuk fasa asam begitu juga dengan larutan basa akan

mengikat senyawa pada sampel dan membentuk fasa basa.

Senyawa yang tidak terikat atau bereaksi dengan larutan asam dan

larutan basa, akan membentuk fasa sendiri yang disebut

fasa netral atau fasa organik. Setelah semua fasa telah terbentuk,

maka pada fasa asam akan ditambahkan larutan basa dan

sebaliknya, pada fasa basa akan ditambahkan larutan asam.

Langkah ini dilakukan untuk menetralkan masing-masing fasa

sehingga terbentuk suspensi senyawa seperti semula dalam bentuk

endapan. Mengekstrak asam basa digunakan dalam pemisahan

senyawa organik satu sama lain dengan masing-masing sifat asam

basanya. Metode ini memiliki asumsi bahwa sebagian besar

senyawa organik lebih mudah larut dalam pelarut organik daripada

di dalam pelarut air. Akan tetapi, apabila senyawa dibuat ionik,

senyawa organik akan lebih mudah larut di dalam air daripada di

dalam pelarut organik. Senyawa tersebut dapat lebih mudah

dibentuk menjadi ion baik dengan menambahkan proton (ion H+)

dan membuat senyawa menjadi ion positif atau dengan


menghilangkan proton (ion H+) dan senyawa menjadi ion negative.

Ekstraksi asam basa menggunakan prinsip ekstraksi cair-cair yang

didasarkan pada dua solven yang tidak saling bercampur atau

tidak homogen seperti eter, kloroform, karbontetra klorida,

dan karbon disulfid. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi solvent) adalah

pemisahan fasa cair dengan memanfaatkan perbedaan kelarutan

antara zat terlarut dengan zat pelarut (solvent). Metode aplikasi

ekstraksi ini terbagi menjadi dua yaitu aplikasi langsung dengan

operasi pemisahan lain dan aplikasi yang tidak mungkin dilakukan

dengan operasi pemisahan lain. Metode ekstraksi cair-cair dapat

digunakan pada beberapa hal yang preparatif, pemurnian, dan

memperkaya pemisahan serta analisis pada semua skala kerja. Pada

ekstraksi cair-cair, salah satu senyawa dalam suatu campuran

dipisahkan dengan menggunakan bantuan pelarut. Metode ini dapat

digunakan pada industri vitamin, antibiotik, bahan-bahan

penyedap, minyak bumi dan logam serta dapat digunakan dalam

pembersihan air limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat-

cair. Metode ini dipilih dengan pertimbangan pemisahan campuran

dengan cara distilasi tidak dapat dilakukan dengan berbagai alasan.

Ekstraksi cair-cair memiliki dua tahapan utama yaitu pencampuran

bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fasa cair.

Pencampuran antara senyawa yang akan diekstrak dengan pelarut

menghasilkan perpindahan massa di mana ekstrak meninggalkan

pelarut awal pada senyawa campuran dan masuk ke dalam pelarut


media ekstraksi. Syarat dari metode ini adalah bahan yang akan

dipisahkan dari senyawa ekstraksi tidak saling melarutkan dengan

pelarut media ekstraksi. Bidang kontak antara bahan dan media

ektraksi diusahakan seluas mungkin agar perpindahan massa yang

terjadi dapat optimal.

Dalam memilik pelarut organik dalam ekstraksi cair-cair, syarat

yang harus terpenuhi adalah sebagai berikut:

1. Pelarut memiliki kelarutan yang rendah dalam solven air

dengan nilai kelarutan < 10.

2. Pelarut dapat menguap atau memiliki titik didih rendah

sehingga mudah dihilangkan dalam campuran setelah ekstraksi

dilakukan.

3. Pelarut memiliki kemurnian yang tinggi dengan tujuan

meminimalisir adanya pengotor yang mengontaminasi sampel

percobaan.

c) Untuk mengidentifikasi suatu larutan bersifat asam, basa atau

netral dapat digunakan indicator asam basa. Indikator asam basa

adalah suatu zat kimia yang memiliki warna yang berbeda jika

dimasukkan dalam larutan asam dan basa. Batas-batas ketika

indicator mengalami perubahan warna disebut trayek perubahan

warna atau trayek indikator. contoh indicator asam basa adalah

kertas lakmus. Kertas lakmus ada dua macam yaitu kertas lakmus

merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah akan berubah

menjadi biru pada suasana basa ,demikian sebaliknya ( mohon


dipelajari lagi). Berdasarkan kekuatan ionisasinya, dikenal istilah

asam-basa kuat dan lemah. Asam kuat didalam air akan terurai

secara sempurna menjadi ion ionya. Tidak demikian halnya dengan

asam lemah , hanya sebagian kecil molekulnya yang mengion.

Sedangkan basa kuat adalah basa yang dalam pelarut air

menghasilkan ion hidroksi secara sempurna, demikian sebaliknya

untuk basa lemah. Jadi kekuatan asam basa ditentukan oleh sejauh

mana mereka terionisasi dalam air, secara total atau sebagian.

Derajat kekuatan asam atau keasaman dapat ditentukan dg

indikator universal , maupun dengan alat pH meter. Untuk larutan

asam maka pH nya kurang dari 7 sedangkan larutan basa pH nya

lebih dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH 7.

3. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Indikator aomi

2. Wadah 1 botol aqua gelas

3. Palet

4. Kuas

5. Pingset

6. Kertas lakmus merah, biru

7. Label kertas
b. Bahan

1. Bunga kembang sepatu

2. Kol merah

3. Kunyit

4. Kulit manggis

5. Asam cuka

6. Minuman bersoda

7. Air suling

8. Air kapur

9. Air jeruk

10. Air sabun

11. Gula pasir

4. Langkah-Langkah Kerja

1. Cucilah dg air bersih plate reaksi hingga bersih

2. Ambillah beberapa tetes bahan kimia, masukkan dalam salah

satu lubang plat reaksi.

3. Ambillah kertas lakmus merah, kemudian dicelupkan dalam

larutan yang ada pada plate reaksi. Amati perubahan warna

kertas lakmus.

4. Ulangi langkah 3 dengan menggunakan kertas lakmus biru.

5. Ulangi langkah 1-4 menggunakan bahan kimia yang lain

(bahan berada di lubang plate yang berbeda)

Anda mungkin juga menyukai