Anda di halaman 1dari 4

Contoh Soal UTS Filosofi Pendidikan

SOAL

1. Tuliskan satu alasan utama keluarga menjadi tempat terbaik pembentukan karakter anak
menurut Ki Hajar Dewantara?

Jawaban : Salah satu alasan utama mengapa keluarga dianggap sebagai tempat terbaik untuk
pembentukan karakter anak menurut Ki Hajar Dewantara adalah karena keluarga
merupakan lingkungan pertama di mana seorang anak berinteraksi dan belajar
tentang nilai-nilai, norma, dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Ki Hajar
Dewantara, seorang pendidik Indonesia terkemuka, menekankan pentingnya peran
keluarga dalam membentuk karakter anak karena di sinilah anak pertama kali
belajar tentang cinta, kasih sayang, kejujuran, tanggung jawab, dan nilai-nilai moral
lainnya yang akan membentuk kepribadiannya di masa depan. Oleh karena itu, Ki
Hajar Dewantara percaya bahwa keluarga adalah fondasi utama dalam
pembentukan karakter anak.

2. Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang
ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Menurut pendapat
saudara apakah konsep ini masih dibutuhkan dalam pendidikan Indonesia mengingat semakin
canggihnya perkembangan IPTEKS sekarang ini? Jelaskan!

Jawaban : Meskipun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) semakin


canggih, konsep tujuan pendidikan yang dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara tetap
relevan dan sangat dibutuhkan dalam pendidikan Indonesia. Hal ini karena konsep
tersebut menempatkan fokus pada pembentukan karakter dan kesejahteraan
holistik anak, bukan hanya pada aspek teknologi semata.

Pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan teknis atau keterampilan dalam


menggunakan teknologi, tetapi juga tentang pembentukan karakter, nilai-nilai
moral, dan kemampuan untuk hidup berdampingan dengan sesama dalam
masyarakat. Konsep yang diuraikan oleh Ki Hajar Dewantara menekankan
pentingnya membimbing anak-anak untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang holistik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat yang bertanggung jawab.
Meskipun IPTEKS memberikan kemajuan yang signifikan dalam berbagai bidang,
termasuk dalam pendidikan, namun pendidikan yang berpusat pada teknologi saja
belum tentu dapat menghasilkan manusia yang berkarakter dan mampu
berkontribusi secara positif dalam masyarakat. Oleh karena itu, konsep pendidikan
yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara yang menekankan pembentukan karakter
dan kesejahteraan holistik anak tetap relevan dan perlu diterapkan dalam
pendidikan Indonesia untuk menjamin bahwa generasi mendatang mampu
menjadi individu yang berdaya, berbudi luhur, dan berkontribusi positif bagi
kemajuan masyarakat.

3. Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah: menuntun segala kodrat yang ada pada
anakanak, agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. a) Bagaimana proses menuntun ini dilakukan
oleh pendidik; dan b) kemukakan peran pendidikan menurut konsep KHD jelaskan!

Jawaban : a) Proses "menuntun" yang dilakukan oleh pendidik dalam konsep Ki Hajar
Dewantara melibatkan berbagai pendekatan pedagogis yang mencakup
pengajaran, bimbingan, serta pembinaan secara holistik. Pendekatan ini tidak
hanya berkutat pada transfer pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga
memperhatikan aspek-aspek psikologis, sosial, dan moral anak.

Pendidik bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang


mendukung perkembangan fisik, intelektual, emosional, dan sosial anak-anak.
Mereka harus menjadi teladan dalam perilaku dan nilai-nilai yang ingin
ditanamkan kepada anak-anak. Selain itu, pendidik juga harus memahami setiap
individu anak, memperhatikan kebutuhan dan potensi mereka secara individual,
dan memberikan bimbingan yang sesuai untuk membantu mereka mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

b) Peran pendidikan menurut konsep Ki Hajar Dewantara sangatlah penting dan


mencakup berbagai aspek dalam pembentukan individu dan masyarakat.
Beberapa peran utama pendidikan dalam konsep ini adalah sebagai berikut:
1. Membentuk karakter: Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter
anak-anak, mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan kejujuran yang akan
membimbing mereka dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengembangkan potensi: Pendidikan memberikan kesempatan bagi anak-
anak untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal, baik dalam hal
akademik, keterampilan, maupun bakat yang dimiliki masing-masing.
3. Membangun kesadaran sosial: Melalui pendidikan, anak-anak diajarkan
untuk peduli dan berempati terhadap orang lain, serta belajar untuk
berperan aktif dalam masyarakat.
4. Menyediakan keterampilan hidup: Pendidikan tidak hanya tentang
pengetahuan akademik, tetapi juga tentang memberikan keterampilan hidup
yang dibutuhkan anak-anak untuk menjadi individu yang mandiri dan
bertanggung jawab.
5. Mendorong pemberdayaan: Pendidikan memberikan kesempatan kepada
anak-anak untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat, mendorong
mereka untuk berpartisipasi dalam pembangunan sosial dan ekonomi.

4. Jelaskan perjalanan pendidikan pada zaman kolonial dan makna apa yang anda peroleh dari
perjalanan pendidikan pada zaman kolonial tersebut?

Jawaban : Perjalanan pendidikan pada zaman kolonial di Indonesia menggambarkan sebuah


masa di mana pendidikan tidak hanya menjadi instrumen untuk mentransfer
pengetahuan, tetapi juga sebagai alat untuk memperkuat dominasi politik,
ekonomi, dan budaya kolonial. Sistem pendidikan yang diperkenalkan oleh
pemerintah kolonial, terutama Belanda, cenderung membatasi akses pendidikan
bagi masyarakat pribumi, sementara pendidikan untuk kaum kolonialis dan elit
pribumi lebih diutamakan. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan pendidikan
yang signifikan antara pribumi dan kolonialis, serta antara kalangan elit dan rakyat
jelata. Pendidikan agama, terutama agama Kristen, juga menjadi fokus penting
pemerintah kolonial sebagai alat untuk memperluas pengaruh dan memperkuat
dominasi mereka. Namun, di tengah kendala-kendala tersebut, masyarakat
Indonesia tidak tinggal diam. Banyak gerakan perlawanan dan kebangkitan
pendidikan muncul, seperti Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara.
Dalam konteks ini, perjalanan pendidikan pada zaman kolonial memberikan
pelajaran berharga tentang pentingnya akses pendidikan yang merata, pentingnya
pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai kebangsaan dan kemandirian, serta
pentingnya memperjuangkan kedaulatan pendidikan sebagai bagian dari
perjuangan kemerdekaan dan identitas nasional.
5. Pendidikan manusia (anak) sejatinya berkembang sesuai dengan kodratnya. Jelaskan (a) hakikat
kodrat alam dan kodrat zaman menurut KHD dan (b) pandangan KHD terkait pendidikan anak
dalam mencapai kodratnya sesuai alam dan zamannya saat ini!

Jawaban : a. Menurut Ki Hajar Dewantara, hakikat kodrat alam adalah fitrah atau keadaan
dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sejak lahir. Fitrah ini mencakup potensi,
bakat, dan kecenderungan bawaan yang dimiliki oleh setiap individu. Sementara
itu, kodrat zaman mengacu pada kondisi, tuntutan, dan kebutuhan zaman atau
era tertentu. Ini mencakup faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, dan budaya
yang mempengaruhi perkembangan individu dan masyarakat dalam suatu
periode waktu tertentu. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan yang
efektif harus memperhatikan dan menghormati baik kodrat alam maupun
kodrat zaman. Artinya, pendidikan harus memperhitungkan potensi dan
keunikan setiap individu (kodrat alam) sambil mengakomodasi tuntutan dan
perkembangan zaman (kodrat zaman).

b) Pandangan Ki Hajar Dewantara terkait pendidikan anak dalam mencapai


kodratnya sesuai alam dan zamannya saat ini adalah bahwa pendidikan haruslah
menyelaraskan antara pengembangan potensi individu dengan tuntutan zaman.
Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan yang efektif adalah yang
tidak hanya memenuhi kebutuhan akademis anak-anak, tetapi juga
memperhatikan aspek-aspek sosial, emosional, dan moral mereka. Oleh karena
itu, pendidikan harus menciptakan lingkungan belajar yang mendukung
perkembangan karakter, kreativitas, dan kepemimpinan anak-anak, sambil
mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dan tuntutan zaman
yang terus berkembang. Dalam konteks zaman yang modern saat ini, Ki Hajar
Dewantara mungkin akan menekankan pentingnya memperkenalkan
pendidikan yang inklusif, teknologi-didukung, dan berorientasi pada
pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa depan.

Anda mungkin juga menyukai