Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

GANJIL T.A. 2021/2022


NIM 19410231 Nama Mahasiswa Vega Putri Permata
Mata
Hukum Acara Pidana Tanggal Ujian 4 Januari 2021
Kuliah
Kelas C Jam Mulai …… . …… WIB
Dr. Muhammad arief setiawan
Dosen Jam Berakhir …… . …… WIB
S.H.,M.H

1. Berdasarkan Pasal 1 angka 14 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), yang dimaksud
dengan tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya berdasarkan bukti
permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana. Seseorang ditetapkan sebagai tersangka
hanya berdasarkan bukti permulaan yang didapat dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh
kepolisian. Berdasarkan bukti permulaan ini kemudian seseorang patut diduga sebagai pelaku
tindak pidana. Yang kemudian dalam putusan MK Noomor disebutkan bahwa frasa bukti
permulaan dan bukti permulaan yang dimaksud dalam pasal 1 ayat 14 KUHP tersebut dimaknai
sebagai “sekurang-kurangnya 2 alat bukti”

2. Mengenai Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) oleh penyidik kepada penuntut
umum, Mahkamah Konstitusi telah memberikan putusan melalui Putusan MK Nomor 130/PUU-
XIII/2015 tentang Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP). penyidik wajib
memberitahukan dan menyerahkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada
penuntut umum, terlapor dan korban/pelapor dalam waktu paling lambat tujuh hari setelah
dikeluarkannya Surat Perintah Penyidikan. Lalu mengenai tujuan pengirman tersebut ialah
Berdasarkan putusan Majelis Hakim MK Nomor 130/PUU-XIII/2015, penyidik wajib
memberitahukan dan menyerahkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada
penuntut umum, terlapor dan korban/pelapor dalam waktu paling lambat tujuh hari setelah
dikeluarkannya Surat Perintah Penyidikan.

3. Alex situpenag dapat mengajukan praperadilan mengenai keabsahan status dirinya sebagai
tersangka, hal ini berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 21/PUU-XII/2014 yang
menyatakan bahwa penetapan status tersangka termasuk ke dalam objek praperadilan. Merujuk
pada Pasal 1 angka 14 KUHAP yang menyatakan bahwa: “tersangka adalah seseorang yang karena
perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak
pidana.” Berdasarkan klausula pasal tersebut di atas, maka sesungguhnya penetapan status
tersangka ini memiliki kaitan yang erat dengan penyidikan. Adapun pemaknaan dari penyidikan itu
sendiri terdapat pada Pasal 1 angka 2 KUHAP yakni: “serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya.” Sehingga dari pengertian penyidikan itu, dapat diketahui bahwa penetapan status
tersangka merupakan hasil akhir dari kegiatan penyidikan yang dilakukan. Maka, dengan proses

Ujian Akhir Semester Genap 2020/2021 PSHPS FH UII Hlm. 1 dari 3


penyidikan yang berlangsung terhadap Alex Situpenang, dapat dikatakan penetapan terseangka
kepadanya adalah tidak sah secara hukum.

4. Jika dilihat dari aspek jenis dan masa tahanan tidak ditemui adalanya pelanggaran yang
dilakukan oleh pihak penyidik. Penahanan seorang tersangka dilakukan karena berbagai alasan
subjektif dan objektif yang diatur dalam Pasal 21. Pada ayat (1) disebutkan berbagai alasan yang
bersifat subjektif, dimana pejabat yang berwenang menahan dapat menahan tersangka atau
terdakwa apabila menurut penilaiannya si tersangka atau terdakwa di khawatirkan hendak
melarikan diri, menghilangkan barang bukti serta dikhawatirkan mengulangi perbuatan pidana
yang disangkakannya. Sedangkan pada ayat (4) mengatur alasan penahanan yang bersifat objektif.
Alasan penahanan yang bersifat objektif yaitu alasan penahanan yang didasarkan pada jenis tindak
pidana apa yang dapat dikenakanpenahanan. Dari alasan objektif ini jelas bahwa tidak semua
tindak pidana dapat dikenakan penahanan terhadap tersangka atau terdakwa. Adapun tindak
pidana yang dapat dikenakan penahanan yaitu tindak pidana yang ancaman pidananya maksimal 5
ke atas serta tindak pidana sebagaimana disebutkan secara limitatis dalam Pasal 21 Ayat (4) sub d.

5. Telah dijelaskan bahwa penahanan yang dilakukan oleh tersebut tidak sah dan alex dapat
mengajukan praperadilan. Namun kemudian apakah penuntut umum dapat melakukan
penahanan, tentu jawabannya adalah tidak. Sebab dalam hal ini Alex masih dalam tahap
penyidikan, sedangkan penuntut umum dapat melakukan penahanan apabila sudah dalam tahap
tuntutan Hal ini diatur didalam KUHP pasal 58 ayat 3 yang berbunyi dengan Untuk kepentingan
pemeriksaan pada tahap penyidikan, Hakim Pemeriksa Pendahuluan atas permintaan penyidik
melalui penuntut umum berwenang memberikan persetujuan perpanjangan penahanan terhadap
tersangka.

6. Kewenangan/kompetensi relatif mengatur pembagian kekuasaan mengadili antar badan


peradilan yang sama, tergantung pada domisili atau tempat tinggal para pihak (distributie van
rechtsmacht), terutama tergugat. Pengaturan mengenai kewenangan relatif ini diatur pada Pasal
118 KUHP. Kewenangan relatif ini menggunakan asas actor sequitor forum rei yang berarti yang
berwenang adalah Pengadilan Negeri tempat tinggal Tergugat. Jadi berdasarkan kewenangan
relative maka Pengadilan Negeri Yogyakarta tidak berhak untuk mengadili Alex.

7. Pasal 27 ayat 1 UU No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman mengatur bahwa pada
setiap lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung masih bisa dibentuk pengadilan khusus
untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tertentu. iri pengadilan khusus adalah hukum
acara (prosedur berperkara dan persidangan) yang berbeda satu sama lain. Juga pengaturan
dalam undang-undang tersendiri secara eksplisit sebagai pengadilan khusus. Alex tidak dapat
mengajukan pengadilan khuusus, oleh sebab Sampai sekarang tercatat ada enam pengadilan
khusus yang ada di lingkungan peradilan umum: Pengadilan Anak (bidang hukum pidana),
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (bidang hukum pidana), Pengadilan Perikanan (bidang hukum
pidana), Pengadilan HAM (bidang hukum pidana), Pengadilan Niaga (bidang hukum perdata),
Pengadilan Hubungan Industrial (bidang hukum perdata). Dan perihal soal ini, tidak berkaitan
dengan peradilan yang dapat dialksanakan secara khusus.

9.Alex yang tidak menerima putusan tersebut dapat melakukan upaya banding ke pengadilan
tinggi. Hal ini berdasar pada dalam pasal 188 s.d. 194 HIR (untuk daerah Jawa dan Madura) dan
dalam pasal 199 s.d. 205 RBg (untuk daerah di luar Jawa dan Madura). Kemudian berdasarkan
pasal 3 Jo pasal 5 UU No. 1/1951 (Undang-undang Darurat No. 1/1951), pasal188 s.d. 194 HIR
dinyatakan tidak berlaku lagi dan diganti dengan UU Bo. 20/1947 tentang Peraturan Peradilan
Ulangan

Ujian Akhir Semester Genap 2020/2021 PSHPS FH UII Hlm. 2 dari 3


Ujian Akhir Semester Genap 2020/2021 PSHPS FH UII Hlm. 3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai