Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENGURUS JENAZAH

Disusun oleh:
Wafiq Aisah
XII MPLB 4

SMK NEGERI 5 KOTA SERANG


TAHUN AJARAN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah individu dengan judul "Mengurus

Jenazah". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran agama islam dengan

tujuan untuk membahas pengurusan jenazah memandikan, mengkafani, menyolatkan, dan

menguburkan.

Kami berharap makalah ini dapat selain untuk memenuhi tugas agama islam adalah

sebagai sebagai bacaan alternative bagi para pembaca agar dapat lebih memahami khususnya

dalam pengurus jenazah. Oleh karna itu, kritik dan saran dari pembaca dibutuhkan agar

penyusunan makalah selanjutnya lebih baik lagi semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

WAFIQ AISAH
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I .........................................................................................................................................

1.1. Tata Cara Memandikan Jenazah ........................................................................................

1.2. Tata Cara Mengkafani Jenazah ..........................................................................................

1.3. Tata Cara Menshalatkan Jenazah ......................................................................................

1.4. Tata Cara Menguburkan Jenazah .....................................................................................


BAB I

1.1 Tata Cara Memandikan Jenazah

Tata cara memandikan jenazah perempuan penting diketahui oleh umat Islam. Terlebih,

memandikan jenazah termasuk ke dalam kewajiban bagi kaum muslimin terhadap sesamanya

yang meninggal dunia sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang berbunyi,

"Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam." Beliau bersabda, "(1) Apabila engkau

bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; (2) Apabila engkau diundang, penuhilah

undangannya; (3) Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) Apabila

dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan 'alhamdulillah'), doakanlah dia (dengan

mengucapkan 'yarhamukallah'); (5) Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan (6) Apabila dia

meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman)." (HR Muslim).

Ibnu Rusyd melalui bukunya yang berjudul Bidayatul wa Nihayatul Muqtashid terjemahan

Al-Mas'udah menyebut bahwa hukum memandikan jenazah ialah fardhu kifayah. Artinya,

jika ada cukup orang yang memandikan jenazah maka kewajibannya gugur.

Jenazah harus dimandikan dengan yang sejenis, apabila perempuan maka harus dimandikan

oleh perempuan pla. Dikutip dari buku Keutamaan Menjenguk Orang Sakit dan Tata Cara

Mengurus Jenazah karya Tgk Husnan M Thaib, ibu dan suami berhak memandikan jenazah

perempuan.

Terkait kebolehan suami memandikan jenazah istri ini merujuk pada pendapat mazhab

Syafi'i, Maliki dan Hambali. Sebaliknya, mazhab Hanafi berpendapat suami tidak boleh

memandikan sang istri karena lepas dari perlindungannya setelah meninggal dunia.

Lantas, bagaimana tata cara memandikan jenazah perempuan?

Tata Cara Memandikan Jenazah Perempuan

Mengutip buku Tata Cara Mengurus Jenazah oleh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al
Jarullah, berikut tata cara memandikan jenazah perempuan.

1. Mulai dari Tubuh Bagian Kanan

Dari Ummu Athiyyah Radhiyallahu'anha, ia berkata:

"Rasulullah SAW bersabda ketika putrinya (Zainab) meninggal: "Mulailah dengan anggota

tubuh sebelah kanan dan anggota wudhu darinya." (HR Bukhari)

2. Mengangkat Kepala Jenazah

Mengangkat kepala jenazah hingga mendekati posisi duduk. Setelah itu, urutlah perut jenazah

dengan lembut agar kotoran yang ada di dalamnya dapat keluar

Pastikan menyiram air yang cukup agar kotoran dapat dibersihkan dengan baik. Petugas yang

memandikan jenazah perlu membungkus tangan mereka dengan kain dan membersihkan

kemaluan jenazah dengan menyiramnya.

3. Membaca Niat dan Mewudhukan Jenazah

Niat memandikan jenazah perempuan berbeda dengan laki-laki, berikut lafaznya.

‫َنَو ْيُت اْلُغ ْس َل ِلَهِذِه اْلَم ِّيَتِة ِهَّلِل َتَع اَلى‬

Arab latin: Nawaytul ghusla lihadzihi al mayyitati lillahi ta'ala

Artinya: "Aku berniat untuk memandikan mayat perempuan ini karena Allah Ta'ala."

Setelah membaca niat memandikan jenazah, wudhukan mereka seperti akan melaksanakan

salat, kecuali berkumur dan istinsyaq (menghirup air hidung). Kedua hal tersebut diganti

dengan menggosok gigi dan lubang hidung jenazah menggunakan jari yang dibungkus kain

basah.

4. Membasuh Tubuh Jenazah


Proses memandikan dimulai dengan menyiram air ke bagian kanan leher, lalu tangan kanan,

punggung kanan, dada sebelah kanan, pinggang kanan, paha kanan, betis kanan, dan seluruh

kaki kanan. Setelah itu, jenazah di balik ke sisi kiri dan bagian punggung kanan dibasuh.

Kemudian, mandikan bagian kiri tubuh jenazah dengan cara yang sama dan basuh bagian

punggung kirinya. Petugas yang memandikan jenazah disunnahkan untuk membungkus

tangannya dengan kain.

1.2 Tata Cara Mengkafani Jenazah

Kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 lembar kain, yang terdiri dari:

1. Lembar pertama berfungsi untuk menutup seluruh badan.

2. Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.

3. Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.

4. Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.

5. Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.

Berikut tata cara mengkafani jenazah perempuan:

1. Susun kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan tertib.

Kemudian, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain

kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.

2. Tutup bagian lubang-lubang dalam tubuh yang masih mungkin mengeluarkan kotoran

dengan kapas.

3. Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.

4. Pakaikan kain kafan bagian pinggang ke kaki.

5. Pakaikan kain kafan untuk baju kurung.

6. Tata bagian rambutnya dan julurkan ke belakang.

7. Pakaikan kain kafan untuk kerudung.


8. Lapisi jenazah menggunakan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung

kain kiri dan kanan lalu digulungkan ke dalam.

9. Ikat bagian siku, pinggang, lutut, kaki dan atas kepala dengan tali pengikat yang telah

disiapkan.

Jenazah yang sudah dikafani bisa langsung disholati sebelum dimakamkan.

Demikian tata cara mengkafaani jenazah laki-laki dan perempuan muslim.

1.3 Tata Cara Menyolatkan Jenazah

Cara Sholat untuk Jenazah Perempuan

Secara umum, tata cara sholat untuk jenazah perempuan sama saja dengan jenazah laki-laki,

perbedaannya terletak di bacaan niat dan doa-doanya.

Niat Sholat untuk Jenazah Perempuan

Niat ini disebutkan dalam hati sebelum melakukan shalat jenazah.

‫ُاَص ِّلى َع َلى َهِذِه اْلَم ِّيَتِة َاْر َبَع َتْك ِبَر اٍت َفْر َض ِك َفاَيِة ِاَم اًم ا| َم ْأُم ْو ًم اِ ِهلل َتَع اَلى‬

Usholli 'ala hadzahihil mayyitati arba'a takbirotin fardho kifayatin imaman/ma'muman lillahi

ta'ala

Artinya: "Saya niat sholat atas jenazah perempuan ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai

imam/makmum hanya karena Allah Ta'ala."

Doa untuk Jenazah Perempuan

Doa ini dibaca setelah Takbir ke-2 setelah membaca sholawat Nabi.

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر َلَها َو اْر َحْمَها َو َعاِفَها َو اْعُف َع ْنَها‬

Allahhummaghfir laha warhamha wa'aafiha wa'fuanha

Artinya: "ya allah ampunikah dia, berilah rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia."

Doa untuk Jenazah Perempuan dan Laki-laki Versi Panjang


Doa untuk Jenazah Perempuan Setelah Takbir ke-4

Doa ini dibaca setelah takbir ke-4 sebelum salam.

‫َالّٰل ُهَّم َال َتْح ِرْم َنا َأْج َر َها َو َال َتْفِتَّنا َبْعَدَها َو اْغ ِفْر َلَنا َو َلَها‬

Bacaan latin: Allahumma la tahrimna ajraha wala taftinna ba'daha waghfirlana walaha

Artinya:

"Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami dan janganlah Engkau

memberi kami fitnah sepeninggalannya, dan ampunilah kami dan dia."

Itu tadi syarat dan tata cara sholat jenazah umat Islam. Dalam pengerjaannya, sholat jenazah

tidak didahului oleh azan dan iqomah, serta tidak melakukan gerakan rukuk dan sujud.

1.4 Tata Cara Menguburkan Jenazah

Tata cara menguburkan jenazah perlu diketahui ketika muslim meninggal dan dilakukan

setelah jenazah selesai dimandikan, dikafani, dan disalatkan. Proses menguburkan jenazah

bisa dianggap sebagai tahap terakhir dari rangkaian proses perawatan dan pengurusan

jenazah.

Dikutip dari buku Terjemah dan Fadhilah Majmu' Syarif oleh Ustaz Rusdianto, menguburkan

jenazah bahkan diketahui sebagai salah satu perkara ibadah yang disyariatkan oleh agama

Islam. Allah SWT menjelaskan mengenai perihal ini melalui firman-Nya dalam Al-Qur'an

Surah Al-Mursalat ayat 25-26 yang berbunyi sebagai berikut,

25( ‫َاَلْم َنْج َع ِل اَاْلْر َض ِكَفاًتۙا‬

26 ‫َاْح َيۤا ًء َّو َاْم َو اًتۙا‬

Artinya: "Bukankah Kami menjadikan bumi sebagai (tempat) berkumpul bagi yang (masih)

hidup dan yang (sudah) mati."


Selanjutnya, ditekankan lagi oleh Allah SWT melalui firman-Nya yaitu Surah Abasa ayat 21,

‫ُثَّم َاَم اَتٗه َفَاْقَبَر ۙٗه‬

Artinya: "Kemudian, Dia mematikannya lalu menguburkannya."

Rasulullah SAW pernah mencontohkan tata cara menguburkan jenazah sesuai sunnah. Salah

satunya, diketahui dari sebuah hadits sebagai berikut,

‫ َفُقوُلوا ِبْس ِم ِهَّللا َو َع َلى ِم َّلِة َر ُسوِل ِهَّللا (َر َو اُه‬، ‫ ِإَذ ا َو َض ْع ُتْم َم ْو َتاُك ْم ِفي اْلَقْبِر‬: ‫َع ِن اْبِن ُع َم َر َع ِن الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬

)‫َأْح َم ُد‬.

Artinya: "Ibnu Umar Radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: "Jika

kalian meletakkan jenazah-jenazah kalian di dalam kubur, maka ucapkanlah: 'Dengen

menyebut nama Allah dan agama Rasulullah." (HR Ahmad)

Setelah mengetahui landasan dalil dari menguburkan jenazah, berikut ini adalah tata cara

menguburkan jenazah seperti yang dilansir dari buku Panduan Praktis Shalat Jenazah dan

Perawatan Jenazah yang disusun oleh Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia.

Tata Cara Menguburkan Jenazah

1. Meletakkan jenazah di sisi lubang atau liang kubur yang menghadap kiblat, kemudian

diletakkan papan kayu dengan posisi sedikit miring. Hal ini bertujuan agar jenazah tidak

langsung tertimbun oleh tanah.

2. Menempatkan jenazah dengan memasukkan kepala dari arah kaki kuburan atau dari posisi

selatan.

3. Posisi jenazah adalah miring ke kanan, menghadap kiblat, dengan tubuh yang ditopang

menggunakan batu pipih atau papan kayu. Tujuannya adalah agar jenazah tidak terlentang.

4. Para ulama menyarankan untuk menempatkan sedikit tanah di bawah pipi jenazah sebelah

kanan setelah membuka kain kafan dan melepas semua tali.


5. Ketika jenazah dimasukkan ke dalam liang kubur, disarankan untuk membaca doa berikut:

"‫ الَّلُهَّم اْفَتْح َأْبَو اَب الَّس َم اِء ِلُروِح ِه َو َأْك ِر ْم ُنُزَلُه َو َو ِّسْع َم ْدَخ َلُه َو َو ِّسْع َلُه ِفي َقْبِر ِه‬، ‫ُس َّنِة َر ُسوِل ِهللا‬/‫"ِبْس ِم ِهللا َو َع َلى ِم َّلِة‬

Arab Latin: "Bismillāh wa 'alā millati/sunnati rasūlillāh. Allāhummaftah abwābas samā'I li

rūhihī, wa akrim nuzulahū, wa wassi' madkhalahū, wa wassi' lahū fī qabrihī."

Artinya: "Dengan nama Allah dan atas agama rasul-Nya. Ya Allah, bukalah pintu-pintu langit

untuk roh jenazah, muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, dan lapangkanlah

alam kuburnya."

6. Khusus untuk jenazah perempuan, disarankan untuk membentangkan kain di atas kubur

saat dimasukkan ke dalam liang kubur. Namun, bagi jenazah laki-laki, hal ini tidak

dianjurkan.

7. Untuk jenazah perempuan, sebaiknya yang mengurus adalah laki-laki yang tidak dalam

keadaan junub atau tidak melakukan hubungan intim dengan istri pada malam sebelumnya.

8. Setelah jenazah ditempatkan di lubang kubur, disarankan untuk menaburkan tanah tiga kali

dari arah kepala jenazah, kemudian baru menutupi dengan tanah secara menyeluruh.

9. Setelah selesai menguburkan jenazah, disarankan untuk membaca doa sebanyak tiga kali,

antara lain:

‫الَّلُهَّم اْغ ـِفـْر َلــُه‬

Arab Latin: "Allahum-maghfir lahuu."

Artinya: "Ya Allah, Ampunilah dia"

Lalu membaca,

‫الَّلُهَّم َثـــبِّــــْتُه‬

Arab Latin: "Allahum tsabbit huu."

Artinya: "Ya Allah, teguhkanlah dia."

Sebelum jenazah dikuburkan, langkah-langkah persiapan harus dilakukan. Dalam agama


Islam, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat membuat lubang kubur, yaitu:

* Kedalaman Lubang

Lubang kubur harus cukup dalam, setinggi orang yang berdiri di dalamnya dengan tangan

terentang ke atas. Lebar lubang harus sekitar satu hasta lebih satu jengkal, atau sekitar 50 cm.

Lubang kubur yang cukup dalam bertujuan untuk mencegah bau yang tidak sedap dari

jenazah yang mungkin tercium saat terjadi proses pembusukan. Selain itu, ini juga untuk

menghindari risiko longsor akibat aliran air hujan.

* Bentuk Lubang

Panjang lubang harus mencukupi untuk menampung jenazah dengan melebihi tinggi

badannya. Jika tanahnya keras, disarankan untuk membuat liang lahat di dinding lubang

kubur.

Liang lahat adalah lubang yang dibuat di dinding kubur yang menghadap ke arah kiblat.

Ukurannya cukup untuk meletakkan jenazah di dalamnya. Jenazah diletakkan di liang lahat

tersebut dan ditutup dengan batu pipih, meskipun di Indonesia seringkali digunakan papan

kayu sebagai penggantinya.

Selain itu, bila seseorang yang meninggal dunia adalah seorang muslim, disarankan agar

jenazahnya dikuburkan di pemakaman yang khusus untuk muslim. Namun, jika pemakaman

tersebut tidak tersedia atau waktu yang terbatas, maka bisa dikuburkan di tempat lain tanpa

masalah.

Disarankan pula untuk menghindari waktu penguburan jenazah pada saat matahari terbit

hingga naik, saat matahari berada di puncak, dan saat matahari hampir terbenam atau sudah

terbenam. Sekian adalah pembahasan mengenai tata cara menguburkan jenazah. Semoga

tulisan kali ini dapat membantu, lebih khususnya dalam menyiapkan penguburan saudara

muslim kita.

Anda mungkin juga menyukai