Anda di halaman 1dari 4

3.1.

2 Pembahasan dan Contoh Produk Suplementasi

 Syarat Suplementasi
1. Zat gizi yang ditambahkan tidak mengubah warna dan citarasa bahan makanan.
2. Zat gizi tersebut harus stabil selama penyimpanan.
3. Zat gizi tersebut tidak menyebabkan timbulnya suatu interaktif negative dengan zat
gizi lain yang terkandung dalam bahan makanan.
4. Jumlah yang ditambahkan harus memperhitungkan kebutuhan individu, sehingga
kemungkinan terjadinya keracunan (akibat over-dosis) dapat dihindarkan.

 Contoh Jenis Suplementasi


1. Suplementasi Protein
Efisiensi penggunaan protein atau mutu gizi suatu protein dapat ditingkatkan
dengan cara menambahkan kepada protein yang kekurangan (difensiensi), sejumlah
kecil protein lain yang kaya akan asam amino yang kadarnya rendah dalam protein
yang definisi tersebut. Contoh pada jagung, kelemahan kandungan jagung adalah
asam amino esensialnya rendah. Terutama lisin dan triptofan, itulah sebabnya
mengapa menggunakan jagung yang tinggi harus diimbangi dengan penggunaan
bahan lain sebagai sumber protein yang kandungan asam aminonya tinggi., seperti
tepung kedelai. Metode yang biasanya digunakan ada;ah dengan cara menambahkan
kepada suatu protein defisien yang jumlahnya ditingkatkan secara bertahap.
2. Suplementasi Serat
Selain dari buah-buahan dan sayuran, serat makanan dapat juga diperoleh dari
limbah hasil pertanian misalnya dadak gandum, dedek pagi (dekatul), dedak oats,
ampah tahu, ampas kecap, dan lain-lain. Suplementasi serat makanan dapat dilakukan
pada produk pangan seperti cookies, crackers, tortilla chips, fruit snack, exruded
snack, pretzels, granola bars, dan produk pangan lainnya termasuk roti.

 Produk Suplementasi (BMC)


 Bahan Makanan Campuran (BMC) adalah campuran bahan makanan dalam
perbandingan tertentu, yang kadarnya zat gizinya tinggi.
 BMC harus diberikan dalam jumlah yang telah diperhitungkan. BMC dapat juga
digunakan sebagai makanan bayi, sebagai pelengkap Air Susu Ibu (ASI) atau
pengganti ASI, sebagai alat pendidikan gizi untuk menunjukkan susunan hidangan
yang baik. BMC dapat juga sebagai bahan dalam pembuatan makanan jajanan.
 Penyusunan komposisi zat gizi BMC disesuaikan dengan kebutuhan zat gizi golongan
sasaran. Golongan sasaran yang dimaksudkan adalah anak balita, ibu hamil, ibu
menyusui dan buruh kasar.
 Dengan demikian dalam penyusunan BMC perlu memperhatikan beberapa
pertimbangan dasar, yaitu sebagai berikut:
1. Jenis keadaan gizi yang kurang akan ditanggulangi
2. Golongan rawan yang akan diberi BMC
3. Kemungkinan untuk memproduksi dan mendistribusikan BMC
4. Kemungkinan penerimaan konsumen terhadap BMC itu yang meliputi cita rasa,
kesesuaian dengan pola kebiasaan makan
 Penyusunan BMC juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Bernilai gizi tinggi, berkadai energy dan protein tinggi
2. Merupakan sumber vitamin dan mineral
3. Dapat diterima dengan baik citarasanya
4. Harga terjangkau oleh daya beli golongan sasaran

 Contoh Produk Suplementasi (BMC)


 Tempe Tepung BMC Tempe merupakan tepung campuran dari tepung temped an
bahan lokal lainnya (tepung beras, tepung kacang hijau dll). Tepung BMC Tempe ini
dapat dibuat menjadi produk makanan (kudapan) yang dapat digunakan dalam
Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak usia sekolah maupun
balita.
 Kudapan yang dibuat dari BMC Tempe, dinyatakan telah memiliki nilai gizi sesuai
persyaratan program PMT-AS (Inpres No.1 Tahun 1977 ayat III) yaitu mengandung
300 kkal dan 5g protein. Produk BMC Tempe ini telah digunakan untuk memperbaiki
keadaan gizi anak sekolah upun balita. Kandungan zat gizi dalam 100g Tepung BMC
Tempe yaitu energi 375 kkal, protein 16%, lemak 2,5%, karbohidrat 71,7 %, vitamin
B1, B2, B12, zat besi, kalsium, dan kalium.
 Sangobion (Tablet Tambah Darah)
Tiap Sangobion Kapsul mengandung 259 mg zat besi jenis ferrous gluconate (setara
dengan 30 mg zat besi elemental). Sangobion Kapsul juga berisi tembaga sulfat 50
mcg, asam folat 400 mcg, vitamin C jenis asam askorbat 50 mg, vitamin B12 7,5 mg,
dan vitamin B6 1,7 mg.
 Enervon-C (Tablet Vitamin C)
Mengandung: Vitamin C 500 mg, Niasinamide 50 mg, Kalsium Pantotenat 20 mg,
Vitamin B1 50 mg, Vitamin B2 25 mg, Vitamin B6 10 mg, Vitamin B12 5 mcg.
 Sakatonik ABC
Mengandung: Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B3, Vitamin B6,
Vitamin B12 , Vitamin C, Vitamin D3, Vitamin E, Kalsium Pantotenat.
 Fitkom
Mengandung: Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B3, dan Vitamin C.
 CDR Effervescent
Mengandung: Calcium, Kalsium karbonat, Vitamin C, Vitamin D, dan Vitamin B6 15

 Tujuan Suplementasi Pangan


Suplementasi pangan ditujukan untuk menambah konsumsi pangan sehari-hari yang
kurang yang diakibatan oleh berbagai hal seperti kurangnya pengertian, lemahnya
ekonomi, dan sebagainya Penanganan defisiensi zat besi melalui suplementasi tablet zat
besi merupakan cara yang paling efektif untuk meningkatkan kadar zat besi dalam jangka
pendek. Suplementasi biasanya ditujukan pada golongan yang rawan mengalami
defisiensi besi seperti ibu hamil dan ibu menyusui. Di Indonesia, pemerintah melakukan
program suplementasi gratis pada ibu hamil melalui Puskesmas dan Posyandu, dengan
menggunakan tablet besi folat (mengandung 60 mg elemental besi dan 0,25 mg asam
folat).
DAPUS

Arina Hidayati, Rizky Bagus, Waelny Artiana, Mayang Pesona. 2015. Makalahj
Teknologi Pangan. Academia.edu

Sutyawan. 2021. Peningkatan Mutu Gizi Pangan. Scribd. Slideshare.net

Anda mungkin juga menyukai