Di susun oleh :
HAYANI
14420232135
CI INSTITUSI CI LAHAN
1. Defenisi
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalahsalah satu bagian dari
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari
(pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan
dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung
satu dengan yan g lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada diluar sel dan
terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan
Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
d. Transport hormone
2019)
3. Etiologi
Setyowati 2017):
muntah.
b. Ketidakseimbangan Elektrolit
1) Hiponatremia
pengeluaran diuretic.
2) Hipernatremia
3) Hipokalemia gastrointestial
4) Hiperkalemia
5) Hipokalsemia
pancreatitis.
6) Hiperkalsemia
a. Kelelahan
c. Mual
d. Pusing
e. Pingsan
f. Lekas marah
g. Muntah
h. Mulut kering
j. Kejang
k. Palpitasi
m. Kurangnya koordinasi
n. Sembelit
o. Kekakuan sendi
p. Rasa haus
q. Suhu naik
r. Anoreksia
Menurut Bennita (2013) dalam Utami (2017), fisiologi pengaturan cairan, elektrolit
a. Cairan
Cairan tubuh terdiri atas dua kompertemen utama yang dipisahkan oleh
ekstraseluler. Sekitar 65% cairan tubuh berada dalam sel, atau intraseluler.
Sisanya 35% cairan tubuh berada diluar sel, atau ekstraseluler. Komparemen
2) Intravascular: cairan didalam pembuluh darah; juga disebut plasma darah (8%).
b. Elektrolit
Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang ditemukan didalam dan diluar sel
tubuh. Mineral tersebut dimasukkan dalam cairan dan makanan dan dikeluarkan
utamanya melalui ginjal. Elektrolit juga dikeluarkan melalui hati, kulit, dan paru-
utama
Intraseluler Ekstraseluler
(mEq/L) (mEq/L)
paling banyak)
neuromuscular penggumpalan
darah
Magnesium (Mg++) Trabsportasi aktif Na+ dan K+, 40 2
fungsi neuromuscular.
basa
Kadar elektrolit dalam tubuh diatur melalui penyerapan dan pengeluaran untuk
menjaga level yang diharapkan untuk fungsi tubuh optimal. Dalam hal kalsium, hormone
kalsium dari tulang untuk mengatur level dalam darah. Elektrolit lain diserap dari
makanan dalam jumlah sedikit atau banyak atau disimpan atau disekresikan oleh ginjal
atau lambung dalam jumlah sedikit atau banyak yang diperlukan untuk mengurangi atau
menaikkan level elektrolit ke level yang diperlukan untuk fungsi tubuh optimal. Agar
mekanisme umpan balik menjadi efektif organ atau system yang bertanggung jawab
untuk penyerapan dan ekskresi (gastrointestinal) atau penyerapan kembali dan ekresi
kunci untuk mengatur keseimbanagan asam basa dalam tubuh manusia. Penyangga
adalah senyawa yang mengatur pH tubuh dengan menerima atau melepaskan ion H+.
merah (SDM).
2) CO2 dalam sel darah merah, dikombinasikan dengan air dan dibawah pengaruh
karbon anhidrasi (suatu enzim) dengan segera dikonversi menjadi asam karbon
3) Asam karbon berionisasi atau memisah menjadi bikarbonat (HCO3-) dan H+.
4) Bikarbonat meninggalkan sel darah merah dan beredar dalam plasma menuju
paru-paru.
5) Ion H+ bebas yang tertinggal dalam sel darah merah dengan cepat berinteraksi
dengan oksihemoglobin dalam sel dan menyebabkan pelepasan oksigen (O2) dari
merah.
karbon dioksida dari tubuh, dan transportasi oksigen keberbagai jaringan tubuh
normal telah disekripsikan sebelumnya. Jika terdapat kelebihan asam dalam tubuh
untuk mengeluarkan kelebihan itu. Hal sebaliknya terjadi ketika terjadi kelebihan
menahan H+ dan HCO3- dari tubuh untuk melawan asidosis atau alkalosis. Ginjal
urin dan dengan menahan HCO3-. Bikarbonat yang disimpan oleh ginjal
disirkulasikan dalam darah dan tersedia untuk menetralkan ion H+ bebas yang
beredar dalam darah. Dalam kasus alkalosis, hal sebaliknya terjadi. Ion hydrogen
asam basa yang efesien jangka panjang dan tidak seperti system pernapasan dan
transport) yaitu:
a) Difusi
difusi dipengaruhi oleh tiga hal, yakni ukuran molekul, konsentrasi larutan, dan
b) Filtrasi
Yaitu pergerakan cairan dan zat terlarut dari area dengan tekanan hidrostatik
tinggi ke area dengan tekanan hidrostatik rendah. Filtrasi penting dalam mengatur
cairan keluar dari arteri ujung kapiler. Ini memungkinkan kekuatan yang
c) Transport Aktif
2018)
d) Osmosis
2018).
oksigen dalam tubuh, atau menyebabkan tubuh kita menyimpan limbah beracun
1) Usia
dan asam basa secara efisien juga terpengaruh. Dikarenakan usia merupakan
2) Temperature lingkungan
3) Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energy,
4) Stress
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
5) Sakit
6) Aktivitas
(Suparto, 2019).
7) Tindakan medis
8) Pengobatan
9) Pembedahan
kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama
pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat-obat
Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia (Alimul, 2014 dalam Suparto 2019):
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total
berat badan tubuh. Sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan,
kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari
total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari
total berat badan dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Persentase cairan tubuh
bervariasi, bergantung pada factor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita
dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria karena pada
wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding pada pria.
a) Jumlah/kebutuhan cairan
b) Kebutuhan Na+
2) Penghitungan tetesan
Cara Otsuka
Cara terumo
Kode etik keperawatan merupakan alat pengambil keputusan yang valid dan berguna bagi
perawat dalam menghadapi masalah etik pada praktik. Tujuannya adalah sebagai dasar
dalam mengatur hubungan antar perawat, klien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur
profesi baik dalam profesi keperawatan maupu dengan profesi lain (Ariga, 2020). Kata
etika berasal dari kata yunani, yaitu ethos, yang berhubunganndengan pertimbangan
pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang
atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Maka etika keperawatan
(nursing ethics) merupakan bentuk ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur diri
sendiri dan etika keperawatan tersebut diatur dalam kode etik keperawatan (Ariga, 2020)
a. Otonomi (Autonomy)
Setelah mendapatkan informasi yang memadai, klien bebas dan berhak memutuskan
apa yang akan dilakukan terhadapnya. Klien berhak untuk dihormati dan didengarkan
pendapatnya; untuk itu perlu adanya persetujuan tindakan medik (informed consent).
Dokter dan perawat tidak boleh memaksakan suatu tindakan dan pengobatan.
b. Berbuat Baik (Beneficience) Semua tindakan dan pengobatan harus bermanfaat untuk
menolong klien. Untuk itu, dokter atau perawat harus menyadari bahwa tindakan atau
kesembuhan klien. Kesehatan klien senantiasa harus diutamakan oleh perawat. Risiko
Dokter dan perawat harus berlaku adil dan tidak berat sebelah.
Tindakan dan pengobatan harus berpedoman pada prinsip primum non nocere (yang
paling utama, jangan merugikan). Risiko fisik, psikologis, maupun sosial akibat
e. Kejujuran (Veracity)
Dokter dan perawat hendaknya mengatakan secara jujur dan jelas apa yang akan
dilakukan serta akibat yang dapat terjadi. Informasi yang diberikan hendaknya sesuai
Prinsip fidelity dibutuhkan oleh setiap perawat untuk menghargai janji dan
g. Kerahasiaan (Confidentiality)
Dokter dan perawat harus menghormati privasi dan kerahasiaan klien, meskipun klien
telah meninggal.
h. Akuntabilitas
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan
b. Anamneses
1) Identitas klien
status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit
2) Keluhan Utama
Adanya riwayat sesak nafas atau penyakit – penyakit lain yang ada kaitannya
dengan pernafasan pada kasus terdahulu serta tindakan medis yang pernah di
Adanya riwayat sakit yang sama pada keluarga atau penyakit lain yang
penyakit penderita.
c. Pemeriksaan fisik
Meliputi keadaan pasien, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga
tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan
3) Sistem integument
Kaji seluruh permukaan kulit, adakah turgor kulit menurun, luka atau warna
kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit, tekstur rambut dan kuku.
4) Sistem pernafasan
Biasanya terdapat sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada dan terdapat retraksi
5) Sistem kardiovaskuler
kardiomegalis.
6) Sistem gastrointestinal
obesitas.
7) Sistem urinary
8) Sistem musculoskeletal
Kaji penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, apakah
9) Sistem neurologis
d. Pemeriksaan laboratorium
- Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila terdapat
buruk.
- Kadang – kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang meninggi.
alergennya dapat menimbulkan reaksi yang positif pada tipe asma atopik.
7) Pemeriksaan sputum:
eosinofil.
- Terdapatnya neutrofileosinofil.
bertambah.
paru.
f. Lain –Lain
1) Tes fungsi paru: Untuk mengetahui fungsi paru, menetapkan luas beratnya
2. Diagnosa Keperawatan
a. Deficit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d pasien mengeluh
nyeri abdomen, nafsu makan dan minum menurun serta IMT pasien dibawah
b. Nyeri akut b.d proses inflamasi d.d pasien mengatakan merasakan mual dan
muntah, klien tampak membatasi aktivitas karena nyeri dan wajah tampak
meringis
c. Keletihan b.d gangguan tidur d.d pasien mengeluh lelah, pasien tampak lesu dan
d. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d klien mengeluh lelah da tampak lemah
NO INTERVENSI RASIONAL
4. Implementasi
Implementasi adalah tahap ke empat dalam proses keperawatan. Tahap ini muncul
jika perencanaan yang di buat di aplikasikan pada pasien. Tindakan yang di lakukan
mungkin sama, mungkin juga berbeda dengan urutan yang telah di buat pada
kondisi pasien saat itu dan kebutuhan yang di rasakan oleh pasien
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan yang membandingkan hasil
Tindakan yang dilakukan dengan kereteria hasil yag sudah di tetapkan serta di nilai
apakah masalah yang terjadi sudah teratasi seluruhnya, hanya Sebagian, atau bahkan
1) Mind Mapping
Intervensi:
Alimul Aziz, H. 2014. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Elektrolit pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di Ruang Rawat Penyakit
Puji Setyowati, 2017. Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit. Poltekkes Kemenkes
Malang.(https://123dok.com/document/yrk89eoz-laporan-pendahuluan-