Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.

S DENGAN GASTROENTRITIS AKUT


DI RUANG TERATAI RS TK II PELAMONIA MAKASSAR

OLEH:

NOVITRI CAHYANI MARINDA


14420222085

CI LAHAN CI INSTITUSI

(.............................) (.............................)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

Nama Mahasiswa: Novitri Cahyani Marinda NIM : 14420222085

No. RM : 026068
Tanggal : 06/ 03/2023
Tempat : Teratai
I. DATA UMUM
1. Identitas Pasien
Nama : Nn. S Umur : 18 Tahun
Tempat/Tanggal lahir : 26/ 02/2005 Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Belum Menikah Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA Suku : Bugis
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Perum Griya Manuki Indah Block C No. 82
Tanggal masuk RS : 05/03/2023 Ruangan : Teratai
Golongan darah : B
Sumber info : Pasien, keluargadan RM

2. Penanggung jawab / pengantar


Nama : Ny. D Umur : 39 Tahun
Pendidikan terakhir : S2 Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan pasien: Ibu kandung
Alamat : Perum Griya Manuki Indah Block C No. 82

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


1. Keluhan utama : BAB encer ≥ 10x
2. Alasan masuk RS : Pasien mengatakan BAB encer lebih dari ≥ 10x, mual muntah
sejak 1 hari yang lalu kemudian dibawa ke UGD RS TK II Pelamonia Makassar pada
tanggal 05 Maret 2023
3. Keluhan saat ini : pasien mengatakan masih diare ± 6x dengan konsistensi encer,
merasa demam, pasien merasa mengigil, lemas, mual, pusing dan perut terasa berputar,
pasien merasa tenggorokannya kering dan merasa haus
4. Data Medik
A. Dikirim oleh: UGD
B. Diagnosa Medik
o Saat masuk : GEA
o Saat pengkajian : GEA
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami
Pasien tidak mempunyai Riwayat operasi ataupun penyakit yang serius lainnya
2. Riwayat alergi : pasien tidak mempunyai alergi pada obat-obatan, makanan,
maupun pada lingkungan seperti debu atau bulu
3. Riwayat immunisasi : Riwayat imunisasi pasien lengkap
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

70 X 68 66

45 43 35 28 44

42 39

18 17 16 15 2

Keterangan:
: Laki – laki : cerai
: Perempuan : serumah
: Menikah
: Garis keturunan
X : Meninggal
: Pasien
GI: Kakek dari ayahnya mengalami penyakit hipertensi
GII: Ayah dan ibunya tidak mempunyai penyakit yang serius
GIII: Pasien saat ini berusia 18 tahun dan dirawat di ruang Teratai RS TK II Pelamonia
Makassar
V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Pola koping: Cara pasien dalam menyelesaikan masalah kesehatannya sangat baik,
pasien dan keluarga mencari bantuan Kesehatan dengan datang ke Rumah Sakit agar
mendapat perawatan medis.
2. Harapan pasien thd keadaan peny.-nya: Pasien berharap agar penyakitnya bisa segera
sembuh dan bisa pulih cepatnya juga bisa kembali beraktifitas seperti sebelumnya
3. Faktor stressor: penyebab stressor pada pasien adalah pasien diare dan merasa lemas,
pusing perut mules dan mual.
4. Konsep diri: Pasien mengatakan harapanya terhadap tubuhnya adalah semoga
cepat sembuh dan cepat pulang dari RS dan bisa ikut pelatihan rutin dan juga kegiatan
lainnya
5. Pengetahuan pasien ttg penyakitnya: pasien sudah mengetahui penyakitnya dan lebih
diperjelas oleh dokter dan perawat
6. Adaptasi: Pasien mampu beradaptasi dengan penyakitnya, kondisi serta lingkungannya
7. Hubungan dengan anggota keluarga :Pasien memiliki hubungan yang baik dengan
dengan anggota keluarganya
8. Hubungan dengan masyarakat: Pasien memiliki hubungan yang baik dalam bertetangga
dan bermasyarakat, pasien sering dijenguk oleh tetangga maupun teman- temannya
9. Perhatian thd org lain & lawan bicara: selama pengkajian pasien focus pada lawan
bicara
10. Aktifitas sosial: pasien mengatakan sering melakukan kegiatan di lingkungannya dan
Latihan rutin Bersama teman-temannya
11. Bahasa yang sering digunakan: Bahasa yang sering digunakan Bahasa Makassar-
Indonesia
12. Keadaan lingkungan: Keadaan lingkungan pasien selama dirawat bersih dan cukup
tenang
13. Kegiatan keagamaan / pola ibadah: selama dirawat pasien tidak pernah melakukan
ibadah sholat hanya berdzikir dikarenakan pasien merasa lemas
14. Keyakinan tentang kesehatan: pasien berserah diri kepada Allah tentang penyakitnya
dan pasien yakin dia bisa sembuh
VI. KEBUTUHAN DASAR / POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Makan
Sebelum MRS : Pasien mengatakan makan 3 x sehari dengan porsi makan berisi
nasi, sayur, ikan, terkadang telur dan ayam, pasien juga sering
jajan junk food.
Setelah MRS : pasien mengatakan makan makanan yang disediakan RS 3x
sehari namun hanya dihabiskan sebagian
2. Minum
Sebelum MRS : pasien sering minum sekitar 8 gelas sehari, dan pasien juga
sering minum minuman manis
Setelah MRS : pasien mengatakan saat di RS minum air aqua botol besar
sekitar 1500 ml
3. Tidur
Sebelum MRS : pasien mengatakan tidurnya baik, tidur malam 6-7 jam dan tidur
siang 1-2 jam
Setelah MRS : pasien mengatakan tidur malamnya 4 -5 jam dan sering
terbangun karena diare dan tidur siang sekitar 2-3 jam

4. Eliminasi fekal/BAB
Sebelum MRS : sebelum sakit pasien BAB 1-2x sehari konsistensi lunak
berwarna kuning kecoklatan setelah sakit pasien BAB ≥ 10x
dengan konsistensi encer warna kuning kecoklatan
Setelah MRS : setelah masuk RS intensitas BAB berkurang dari sebelum MRS
± 6x dengan konsistensi encer berwarna kuning
5. Eliminasi urine/BAK
Sebelum MRS : Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada BAK 4-5x/hari
berwarna kuning
Setelah MRS : Pasien mengatakan BAK 3x/hari berwarna kuning bening
6. Aktifitas dan latihan
Sebelum MRS : pasien mengatakan sebelum sakit pasien sering melakukan
Latihan rutin (berenang) dan olahraga Bersama teman-temannya
Setelah MRS : setelah dirawat pasien sementara istirahat dan menghentikan
latihan sementara, pasien hanya berbaring karena merasa lemas,
berjalan hanya Ketika pergi ke toilet dan dibantu oleh keluarga
7. Personal hygiene
Sebelum MRS : pasien mandi 3x sehari, keramas 3x seminggu, potong kuku 2x
seminggu, sikat gigi 3x sehari, dan skin care an setiap malam
Setelah MRS : pasien mandi saat tidak demam 2x sehari, keramas sekali,
belum potong kuku selama dirawat, sikat gigi 3x sehari, dan
belum pernah skin care an selama dirawat di rumah sakit
VII.PEMERIKSAAN FISIK
Hari Senin, tanggal 06 Maret 2023, jam 09:00 WITA
1. Keadaan umum
Kehilangan BB : BB: 55, TB: 160, IMT: 21,5 (Normal)
Kelemahan : Pasien tampak lemah, tampak pucat
Perubahan mood : pasien tampak tenang, tidak ada perubahan mood
Vital sign : TD: 93/59 mmHg, N: 101x/menit, R: 22x/menit, S: 38,5
Tingkat kesadaran : composmentis, GCS: 15, E4, V5, M6
Ciri-ciri tubuh : pasien memiliki paras ayu dan cantik, alis lebat, bibir nampak
pucat, potongan rambut pendek, tinggi, tubuh langsing, kulit putih, berkumis tipis.
2. Head to toe
o Kulit/integumen:
- Inspeksi: kulit pasien lembut, tampak berkeringat dingin (diaphoresis), tidak ada
jejas atau edema, tangan kanan terpasang infus Ringer Laktat 20 tpm
- Palpasi: turgor kulit berkurang, nadi teraba lemah, tidak ada nyeri tekan, kulit
teraba lembut, kulit teraba hangat
o Kepala & rambut:
- Inspeksi: bentuk kepala simetris, distribusi rambut merata berawarna hitam
lebat, potongan rambut pendek, tidak terlihat benjolan maupun jejas
- Palpasi: tidak teraba adanya benjolan, tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan,
o Kuku:
- Inspeksi: kuku terpotong rapih dan bersih, tampak berwarna pink pucat, tidak
tampak sianosis
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan, CRT < 2 detik
o Mata/penglihatan:
- Inspeksi: mata pasien tampak sedikit cekung, konjungtiva tampak anemis, pupil
isokor, penglihatan masih baik, sclera tidak icterus, tidak menggunakan alat
bantu penglihatan
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan disekitar mata, tidak teraba adanya benjolan
o Hidung/penghiduan :
- Inspeksi: tidak ada gangguan pada penciuman baik itu peradangan, sumbatan
maupun reaksi alergi, Hidung simetris, tidak terdapat deviasi septum. Tidak
terdapat pernafasan cuping hidung. Tidak terdapat sekret, tidak terdapat polip,
dan epitaksis. Warna membran mukosa merah muda. Terdapat rambut-rambut
silia. Fungsi penciuman baik
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
o Telinga/pendengaran:
- Inspeksi: tidak nampak adanya jejas maupun benjolan, tidak ada gangguan
fungsi pendengaran, tidak ada peradangan, tidak menggunakan alat bantu
dengar
- Palpasi: tidak teraba adanya benjolan, tidak adanya nyeri tekan
o Mulut dan gigi:
- Inspeksi: mukosa bibir pasien tampak kering, bibir pecah-pecah, tampak pucat,
gusi tampak berwarna merah muda, lidah tampak bersih, tidak ada peradangan,
gigi masih lengkap
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada palatum, tidak teraba massa atau
pembengkakan
o Leher:
- Inspeksi: tidak terdapat jejas, tidak terdapat masalah dalam pergerakan leher
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan, Tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar tiroid, Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar limfe,
Tidak teraba adanya pembesaran vena jugularis (bendungan), Arteri karotis kuat
o Dada:
Jantung
- Inspeksi: ictus cordis tidak Nampak
- Palpasi: ictus cordis teraba pada ICS IV dan V
- Perkusi: bunyi pekak pada ICS II dan V kiri
- Auskultasi: BJ I dan II terdengar normal lub-dub, tidak ada sura jantung
tambahan
Thorax
- Inspeksi: Nampak dada simetris kiri dan kanan, pernapasan normal, pernapasan
22x/menit, pasien bernapas spontan, tidak ada masa dan lesi, payudara simetris,
irama napas teratur, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan,
- Palpasi: vocal fremitus terasa geterannya sama kiri dan kanan, ekspansi paru
seimbang kiri dan kanan
- Perkusi: seluruh lapang paru bunyi sonor
- Auskultasi: suara paru vesikuler, tidak ada suara napas tambahan
o Abdomen:
- Inspeksi: perut Nampak datar, ikut gerak nafas, warna kulit sama dengan
sekitarnya,
- Auskultasi: peristaltic usus 35x/menit
- Perkusi: hypertimpani, perut kembung
- Palpasi: turgor kulit kurang tidak langsung Kembali dalam 1 detik, tidak ada
nyeri tekan
o Perineum & genitalia : jenis kelamin perempuan, pada saat anamnesis tidak
didapatkan adanya keluhan pada organ tersebut, pasien tidak terpasang kateter
o Extremitas atas & bawah :
Ekstremitas atas:
- Motorik: Pergerakan kiri/kanan simetris, tidak ada pergerakan abnormal
- Sensorik: Dapat merasakan nyeri, dapat membedakan panas dan dingin, dapat
membedakan kasar dan halus.
Eksremitas bawah:
- Motoric: pasien bisa berjalan namun dibantu keluarga karena pasien tampak
lemah, kekuatan kanan/kiri normal seimbang 4/4
- Sensorik: Dapat merasakan nyeri, dapat membedakan panas dan dingin, dapat
membedakan kasar dan halus.
3. Pengkajian Data Fokus (Pengkajian hanya pada sistem yang terganggu)
Sistem gastrointestinal
- Inspeksi: mukosa bibir pasien tampak kering, bibir pecah-pecah, tampak pucat,
gusi tampak berwarna merah muda, lidah tampak bersih, tidak ada peradangan,
gigi masih lengkap, perut Nampak datar, ikut gerak nafas, warna kulit sama
dengan sekitarnya,
- Auskultasi: peristaltic usus 35x/menit
- Perkusi: hypertimpani, perut kembung
- Palpasi: turgor kulit kurang tidak langsung Kembali dalam 1 detik, tidak ada
nyeri tekan
4. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Lab Hematologi: Minggu 05/03/2023, jam 11: 36 AM
Pemeriksaan lab Hasil Nilai rujukan Interpretasi
- WBC 12,47 4,4 – 11,3 Tinggi
- RBC 4,41 3,8 – 5,2 Normal
- HGB 13,3 11,7 – 15,5 Normal
- HCT 39,1 35,0 – 47,0 Normal
- MCV 88,7 84,0 – 96,0 Normal
- MCH 30,2 26,5 – 33,5 Normal
- MCHC 34,0 32,0 – 36,0 Normal
- PLT 279 150 – 450 Normal
- RDW-SD 40,8 37,0 – 54,0 Normal
- RDW-CV 12,5 11,0 – 16,0 Normal
- PDW 8,9 11,5 – 14,5 Rendah
- MPV 9,3 9,0 – 13,0 Normal
- P-LCR 18,7 13,0 – 43,0 Normal
- PCT 0,26 0,17 – 0,35 Normal
- NRBC# 0,00 0,00 – 24,00 Normal
- NEUT# 9,50 1,5 – 7,0 Tinggi
- LYMPH# 1,67 1,00 – 3,70 Normal
- MONO# 1,22 0,00 – 0,70 Normal
- EO# 0,04 0,00 – 0,41 Normal
- BASO# 0,04 0,00 – 0,10 Normal
- IG# 0,05 0–7 Normal
- NRBC% 0,00 0,00 – 24,00 Normal
- NEUT% 76,2 50 – 70 Tinggi
- LYMPH% 13,4 25,0 – 40,0 Rendah
- MONO% 9,81 2–8 Tinggi
- EO% 0,3 2–4 Normal
- BASO% 0,3 0,0 – 1,0 Normal
- IG% 0,4 0,0 – 0,5 Normal
- LED 34 0,0 – 10 Tinggi

5. Penatalaksanaan Medis/Terapi
- Ringer laktat 20 tpm/8 jam
- Pct Vial 3 x 1
- Loperamide oral (2 – 1- 1)
- Zinc 20 mg oral 1x1
- Santagesik drips bila nyeri dan demam
- Xepazime oral 3x1
- Cotrimoxazole oral 2 x 1 (960 mg)
VIII. PATOFISIOLOGI KEPERAWATAN

Nama : Nn. S
Umur : 18 Tahun
Diag Medis: GEA

Infeksi (virus, bakteri, Malabsorbsi KH, Makanan beracun


parasite) Protein lemak
Makanan tidak diserap
Berkembang di usus Tek osmotic
meningkat Penyerapan makanan
Sekresi cairan dan di usus menurun
elektrolit meningkat Pergeseran cairan dan
elektrolit ke usus
Isi usus meningkat

Gastroenteritis Akut
DS: diare ± 6x dengan konsistensi
encer, lemas, mual, pusing dan Adanya
perut terasa berputar, Frekuensi BAB
DO: KU: Pasien tampak lemah, meningkat peradangan
tampak pucat, Vital sign: TD:
93/59 mmHg, N: 101x/menit, R:
22x/menit, S: 38,5, Auskultasi:
peristaltic usus 35x/menit,
Hilangnya cairan Peningkatan suhu
Perkusi: hypertimpani, perut dan elektrolit tubuh
kembung, WBC: 12,47, PDW: 8,9,
NEUT#: 9,50, NEUT%: 76,2, berlebih
LYMPH%: 13,4, MONO%: 9,81,
LED: 34 Dehidrasi DS: merasa demam, pasien merasa
mengigil, lemas, mual, pusing. DO: KU:
Pasien tampak lemah, tampak pucat,
MK: Diare DS: Pasien mengatakan lemas, mual, pusing, Vital sign: TD: 93/59 mmHg, N:
pasien merasa tenggorokannya kering dan 101x/menit, R:22x/menit, S: 38,5,
merasa haus, Pasien mengatakan BAK 3x/hari tampak berkeringat dingin (diaphoresis),
berwarna kuning bening DO: KU: Pasien tangan kanan terpasang infus Ringer
tampak lemah, tampak pucat, Vital sign: TD:
Laktat 20 tpm, kulit teraba hangat, WBC:
93/59 mmHg, N: 101x/menit, R:22x/menit, S:
38,5, tampak berkeringat dingin (diaphoresis), 12,47, PDW: 8,9, NEUT#: 9,50,
tangan kanan terpasang infus Ringer Laktat 20 NEUT%: 76,2, LYMPH%: 13,4,
tpm, turgor kulit berkurang, nadi teraba lemah, MONO%: 9,81, LED: 34
kulit teraba hangat, mata pasien tampak sedikit
cekung, konjungtiva tampak anemis, mukosa
bibir pasien tampak kering, bibir pecah-pecah,
tampak pucat, Palpasi: turgor kulit kurang tidak MK: Hipertermia
langsung Kembali dalam 1 detik

MK: Hipovolemia
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif
- Keluhan utama : Diare - KU: Pasien tampak lemah, tampak
- Keluhan saat ini: pasien mengatakan pucat
masih diare ± 6x dengan konsistensi - Vital sign: TD: 93/59 mmHg, N:
encer, merasa demam, pasien merasa 101x/menit, R: 22x/menit, S: 38,5
mengigil, lemas, mual, pusing dan - tampak berkeringat dingin
perut terasa berputar, pasien merasa (diaphoresis), tangan kanan terpasang
tenggorokannya kering dan merasa infus Ringer Laktat 20 tpm
haus - turgor kulit berkurang, nadi teraba
- penyebab stressor pada pasien adalah lemah, kulit teraba hangat
pasien diare dan merasa lemas, pusing - mata pasien tampak sedikit cekung,
perut mules dan mual. konjungtiva tampak anemis
- Pasien mengatakan BAK 3x/hari - mukosa bibir pasien tampak kering,
berwarna kuning bening bibir pecah-pecah, tampak pucat
- Auskultasi: peristaltic usus 35x/menit
- Perkusi: hypertimpani, perut kembung
- Palpasi: turgor kulit kurang tidak
langsung Kembali dalam 1 detik,
- WBC: 12,47, PDW: 8,9, NEUT#:
9,50, NEUT%: 76,2, LYMPH%: 13,4,
MONO%: 9,81, LED: 34

ANALISA DATA
MASALAH
DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
DS: diare ± 6x dengan konsistensi Proses infeksi Diare
encer, lemas, mual, pusing dan perut (inflamasi atau
terasa berputar, peradangan di usus)
DO: KU: Pasien tampak lemah,
tampak pucat, Vital sign: TD: 93/59
mmHg, N: 101x/menit, R:
22x/menit, S: 38,5, Auskultasi:
peristaltic usus 35x/menit, Perkusi:
hypertimpani, perut kembung,
WBC: 12,47, PDW: 8,9, NEUT#:
9,50, NEUT%: 76,2, LYMPH%:
13,4, MONO%: 9,81, LED: 34
DS: Pasien mengatakan lemas, Kekurangan intake Hypovolemia
mual, pusing, pasien merasa cairan
tenggorokannya kering dan merasa
haus, Pasien mengatakan BAK
3x/hari berwarna kuning bening
DO: KU: Pasien tampak lemah,
tampak pucat, Vital sign: TD: 93/59
mmHg, N: 101x/menit,
R:22x/menit, S: 38,5, tampak
berkeringat dingin (diaphoresis),
tangan kanan terpasang infus Ringer
Laktat 20 tpm, turgor kulit
berkurang, nadi teraba lemah, kulit
teraba hangat, mata pasien tampak
sedikit cekung, konjungtiva tampak
anemis, mukosa bibir pasien tampak
kering, bibir pecah-pecah, tampak
pucat, Palpasi: turgor kulit kurang
tidak langsung Kembali dalam 1
detik
DS: merasa demam, pasien merasa Proses penyakit Hipertermia
mengigil, lemas, mual, pusing (inflamasi/peradangan)
DO: KU: Pasien tampak lemah,
tampak pucat, Vital sign: TD: 93/59
mmHg, N: 101x/menit,
R:22x/menit, S: 38,5, tampak
berkeringat dingin (diaphoresis),
tangan kanan terpasang infus Ringer
Laktat 20 tpm, kulit teraba hangat,
WBC: 12,47, PDW: 8,9, NEUT#:
9,50, NEUT%: 76,2, LYMPH%:
13,4, MONO%: 9,81, LED: 34

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


DIAGNOSIS TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN TINDAKAN
Diare berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Diare Observasi
dengan, Proses intervensi (I.03101) • Membantu
infeksi (inflamasi keperawatan selama Observasi perawat dalam
atau peradangan di 3 x 24 jam, maka • Identifikasi melakukan asuhan
usus), DS: diare ± eliminasi fekal penyebab diare keperawatan
6x dengan membaik, dengan (mis: inflamasi selanjutnya
konsistensi encer, kriteria hasil: gastrointestinal, • Diare dapat terjadi
lemas, mual, pusing - Kontrol iritasi Ketika
dan perut terasa pengeluaran feses gastrointestinal, mengkonsumsi
berputar, meningkat proses infeksi, makanan yang
DO: KU: Pasien - Konsistensi feses malabsorpsi, tidak higenis
tampak lemah, membaik ansietas, stres, obat- • Membantu
tampak pucat, Vital - Frekuensi BAB obatan, pemberian perawat dalam
sign: TD: 93/59 membaik botol susu) pemberian
mmHg, N: - Peristaltik usus • Identifikasi Riwayat intervensi
101x/menit, R: membaik pemberian makanan keperawatan
22x/menit, S: 38,5, • Monitor warna, selanjutnya
Auskultasi: volume, frekuensi, • Memberikan
peristaltic usus dan konsistensi informasi kepada
35x/menit, Perkusi: feses perawat sehingga
hypertimpani, perut • Monitor tanda dan membuat Tindakan
kembung, WBC: gejala hypovolemia pencegahan syok
12,47, PDW: 8,9, (mis: takikardia, • Membantu
NEUT#: 9,50, nadi teraba lemah, perawat dalam
NEUT%: 76,2, tekanan darah turun, pemberian
LYMPH%: 13,4, turgor kulit turun, intervensi
mukosa kulit kering, selanjutnya
MONO%: 9,81, CRT melambat, BB Terapeutik
LED: 34 menurun) • Untuk
• Monitor iritasi dan memberikan atau
ulserasi kulit di mengganti cairan
daerah perianal tubuh yang hilang
• Monitor jumlah dan • Mengganti cairan
pengeluaran diare tubuh dengan cepat
• Monitor keamanan dan mencegah
penyiapan makanan terjadinya syok
Terapeutik • Cairan ini
• Berikan asupan dibutuhkan untuk
cairan oral (mis: tubuh yang
larutan garam gula, kehilangan cairan
oralit, Pedialyte, dan mengatasi
renalyte) dehidrasi
• Pasang jalur • Pemeriksaan lebih
intravena lanjut dan
• Berikan cairan membantu perawat
intravena (mis: dalam pemberian
ringer asetat, ringer intervensi
laktat), jika perlu selanjutnya
• Ambil sampel darah Edukasi
untuk pemeriksaan • Menjaga asupan
darah lengkap dan makanan yang
elektrolit diperlukan tubuh
Edukasi • Mencegah
• Anjurkan makanan terjadinya diare
porsi kecil dan berlanjut
sering secara Kolaborasi
bertahap Menurunkan motilitas
• Anjurkan atau peristaltik usus
menghindari dan menunjukkan
makanan sekresi degestif untuk
pembentuk gas, menghilangkan kram
pedas, dan dan diare
mengandung laktosa
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian obat
antimotilitas (mis:
loperamide,
difenoksilat)
Hypovolemia Setelah dilakukan Manajemen Observasi
berhubungan intervensi Hipovolemia (I.03116) • mengidentifikasi
dengan Kekurangan keperawatan selama Observasi perubahan-
intake cairan DS: 3 x 24 jam, maka - Periksa tanda dan perubahan yang
Pasien mengatakan keseimbangan cairan gejala hipovolemia terjadi pada
lemas, mual, meningkat, dengan (mis: frekuensi nadi keadaan umum
pusing, pasien kriteria hasil: meningkat, nadi pasien terutama
merasa - Turgor kulit teraba lemah, untuk megetahui
tenggorokannya membaik tekanan darah adakah tanda-
kering dan merasa - Membrane menurun, tekanan tanda syok
haus, Pasien mukosa lembab nadi menyempit, hypovolemia
mengatakan BAK meningkat turgor kulit • membantu dalam
3x/hari berwarna - Tekanan darah menurun, membran menganalisa
kuning bening membaik mukosa kering, keseimbangan
DO: KU: Pasien - Frekuensi nadi volume urin cairan dan derajat
tampak lemah, membaik menurun, kekurangan cairan
tampak pucat, Vital - Kekuatan nadi hematokrit terapeutik
sign: TD: 93/59 membaik meningkat, haus, • membantu
mmHg, N: lemah) memenuhi
101x/menit, - Monitor intake dan kebutuhan cairan
R:22x/menit, S: output cairan pasien
38,5, tampak Terapeutik • peningkatan
berkeringat dingin - Hitung kebutuhan tekanan darah pada
(diaphoresis), cairan pasien syok
tangan kanan - Berikan asupan hipovolemik
terpasang infus cairan oral • mengganti
Ringer Laktat 20 Edukasi kehilangan cairan
tpm, turgor kulit - Anjurkan karena perdarahan
berkurang, nadi memperbanyak / diaphoresis
teraba lemah, kulit asupan cairan oral Edukasi
teraba hangat, mata - Anjurkan • mengganti cairan
pasien tampak menghindari tubuh yang hilang
sedikit cekung, perubahan posisi • meminimalkan
konjungtiva tampak mendadak atrofi otot,
anemis, mukosa Kolaborasi meningkatkan
bibir pasien tampak - Kolaborasi sirkulasi,
kering, bibir pecah- pemberian cairan IV membantu
pecah, tampak isotonis (mis: mencegah
pucat, Palpasi: NaCL, RL) kontraktur
turgor kulit kurang - Kolaborasi kolaborasi
tidak langsung pemberian cairan IV membantu memenuhi
Kembali dalam 1 hipotonis (mis: cairan dalam tubuh
detik glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
Hipertermia Proses Setelah dilakukan Manajemen Observasi
penyakit intervensi Hipertermia (I.15506) • Membantu
(inflamasi/peradang keperawatan selama Observasi perawat dalam
an), DS: merasa 5 jam, maka • Identifikasi melakukan
demam, pasien termoregulasi penyebab intervensi sesuai
merasa mengigil, membaik, dengan hipertermia (mis: dengan kondisi
lemas, mual, pusing kriteria hasil: dehidrasi, terpapar pasien
DO: KU: Pasien • Menggigil lingkungan panas, • membantu
tampak lemah, menurun penggunaan perawat melihat
tampak pucat, Vital • Suhu tubuh inkubator) perkembangan
sign: TD: 93/59 membaik • Monitor suhu tubuh suhu tubuh pasien
mmHg, N: • Suhu kulit • Monitor kadar membaik atau
101x/menit, membaik elektrolit memburuk
R:22x/menit, S: • Monitor haluaran • kadar elektrolit
38,5, tampak urin yang menurun
berkeringat dingin • Monitor menandakan
(diaphoresis), komplikasi akibat adanya tanda-
tangan kanan hipertermia tanda dehidrasi
terpasang infus Terapeutik perlu diberikan
Ringer Laktat 20 • Sediakan cairan dan
tpm, kulit teraba lingkungan yang elektrolit
hangat, WBC: dingin • Membantu
12,47, PDW: 8,9, • Longgarkan atau perawat dalam
NEUT#: 9,50, lepaskan pakaian memantau
NEUT%: 76,2, • Basahi dan kipasi pengeluaran urine
LYMPH%: 13,4, permukaan tubuh pasien baik atau
MONO%: 9,81, • Berikan cairan oral buruk
LED: 34
• Ganti linen setiap • Pasien yang

hari atau lebih mengalami panas

sering jika tinggi dapat

mengalami menyebabkan

hyperhidrosis kejang hingga

(keringat berlebih) tidak sadarkan

• Lakukan diri

pendinginan Terapeutik

eksternal (mis: • Lingkungan yang

selimut hipotermia dingin dapat

atau kompres membantu pasien

dingin pada dahi, menurunkan

leher, dada, panas/demam

abdomen, aksila) • pakaian yang

• Berikan oksigen, ketat dapat

jika perlu menyebabkan

Edukasi kenaikan suhu

• Anjurkan tirah dengan

baring melepaskan
Kolaborasi pakaian pasien
Kolaborasi pemberian dapat membantu
cairan dan elektrolit meredakn panas
intravena, jika perlu tubuh pasien
• dengan
memberikan
kompres
hangat/dingin
dapat
menurunkan suhu
tubuh pasien
• perawat dapat
mencegah pasien
dari dehidrasi
• memberikan
lingkungan yang
nyaman untuk
pasien, pasien
akan merasa tidak
nyaman jika
mengalami
keringat yang
berlebih dan
tempat tidur yang
basah
• mengurangi suhu
tubuh pasien yang
meninggi
• pasien yang
mengalami
peningkatan suhu
yang tinggi bisa
juga terjadi sesak
napas sehingga
perlu diberikan
oksigen
Edukasi
• Istirahat total
sehingga kondisi
tubuh membaik
Kolaborasi
Mencegah terjadinya
kekurangan cairan dan
elektrolit pada pasien
hipertermia

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

Nama Pasien : Nn. S Diagnosis Keperawatan : Diare

Umur : 18 Tahun No. Rekam Medik (RM) : 026068

Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis : GEA

PUKUL IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP/SOAPIER)

Senin, 1. Mengidentifikasi penyebab diare 06/ 03/ 2023


06/03/2023 Hasil: adanya proses infeksi dan (13:00 WITA)
(10:00 terjadi peradangan pada usus - S: pasien mengatakan masih
WITA) 2. Mengidentifikasi Riwayat BAB 4x, konsistensi encer,
pemberian makanan berwarna kuning, perut masih
Hasil: pasien makan makanan terasa berputar, lemas mulai
pedas, dan jajan junk food berkurang, masih mual
3. Memonitor warna, volume, - O: Pasien masih tampak lemas,
frekuensi, dan konsistensi feses TD: 97/68, N: 88, R: 20, S: 37,
Hasil: warna kuning encer, masih sering BAB
frekuensi 6x - A: Masalah belum teratasi
4. Memonitor jumlah dan pengeluaran - P: Lanjutkan intervensi
diare 4,5,7,8,9,10
5. Memberikan asupan cairan oral
6. Memasang jalur intravena Selasa, 07/03/2023
(terpasang infus pada tangan kanan) (10:00 WITA)
7. Memberikan cairan intravena - S: Pasien mengatakan dari
(cairan yang diberika Ringer Laktat kemarin pasien BAB 3x,
20 tpm/ 8 jam) konsistensi encer namun mulai
8. Menganjurkan makanan porsi kecil ada bentuk, sudah tidak mual
dan sering secara bertahap - O: Pasien masih tampak lemas,
9. Menganjurkan menghindari TD: 105/69, N: 75 x/menit, S:
makanan pembentuk gas, pedas, dan 36,8, R: 20x/menit
mengandung laktosa - A: Masalah belum teratasi
10. Pemberian obat antimotilitas - P: Lanjutkan intervensi
(loperamide oral 2 - 1 - 1 7,8,9,10

Rabu, 08/03/2023
(21:00 WITA)
- S: Pasien mengatakan sudah
tidak diare, BAB 1x konsistensi
lembek, berwarna kuning,
- O: keadaan umum sedang, TD:
98/70, N: 72 x/menit, S: 36,5 R:
20x/menit
- A: Masalah teratasi
- P: hentikan intervensi

Nama Pasien : Nn. S Diag Keperawatan : hipevolemia

Umur : 18 Tahun No. Rekam Medik (RM) : 026068

Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis : GEA

PUKUL IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP/SOAPIER)


Senin, 1. Memberikan asupan cairan oral 06/ 03/ 2023
06/03/2023 2. Menganjurkan memperbanyak (14:00 WITA)
(10:00 asupan cairan oral - S: pasien masih merasa sedikit
WITA) 3. Menganjurkan menghindari lemas, agak pusing, sudah tidak
perubahan posisi mendadak mual
4. Pemberian cairan IV isotonis - O: Pasien masih tampak lemas,
(pemberian Ringer Laktat 20 tpm TD: 97/68, N: 88, R: 20, S: 37,
turgor kulit membaik, mata
masih sedikit cekung,
konjungtiva masih tampak
anemis, tampak pucat
- A: Masalah belum teratasi
- P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

Selasa, 07/03/2023
(10:00 WITA)
- S: pasien mengatakan masih
sedikit lemas, sudah tidak
pusing, rasa haus tidak ada
- O: Pasien masih tampak lemas,
TD: 105/69, N: 75 x/menit, S:
36,8, R: 20x/menit, turgor kulit
membaik, mata sudah tidak
cekung, masih tampak pucat
- A: Masalah belum teratasi
- P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

Rabu, 08/03/2023
(21:00 WITA)
- S: pasien mengatakan
kondisinya sudah membaik,
aktivitas tidak dibantu, sudah
tidak pusing maupun mual
- O: keadaan umum sedang, TD:
98/70, N: 72 x/menit, S: 36,5 R:
20x/menit
- A: Masalah teratasi
- P: hentikan intervensi
Nama Pasien : Nn. S Diag Keperawatan : hipertermi

Umur : 18 Tahun No. Rekam Medik (RM) : 026068

Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis : GEA

PUKUL IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP/SOAPIER)

Senin, 1. Memonitor suhu tubuh 06/ 03/ 2023


06/03/2023 2. Sediakan lingkungan yang dingin (10:00 WITA)
(09:00 3. Memberikan cairan oral - S: pasien mengatakan masih
WITA) 4. Melakukan pendinginan eksternal menggigil,
(kompres dingin pada dahi, leher, - O: Pasien masih tampak lemas,
dada, abdomen, aksila) TD: 92/62, N: 94, R: 20, S:
5. Menganjurkan tirah baring 37,7, kulit masih teraba hangat
6. pemberian cairan Ringer laktat 20 - A: Masalah belum teratasi
tpm, pemberian Paracetamol 100 ml - P: Lanjutkan intervensi
vial 1,3,4,5,6

(12:00 WITA)
- S: pasien mengatakan sudah
tidak mengigil, dan berkeringat
- O: Pasien masih tampak lemas,
S: 37,4,
- A: Masalah belum teratasi
- P: Lanjutkan intervensi 1,3
(14:00 WITA)
- S: pasien mengatakan sudah
tidak mengigil, dan berkeringat
- O: Pasien masih tampak lemas,
TD: 97/68, N: 88, R: 20, S: 37,
suhu tubuh membaik, tidak
mengigil, suhu kulit membaik
- A: Masalah teratasi teratasi
- P: Lanjutkan intervensi 1,3

Anda mungkin juga menyukai