Makalah Psikologi Pendidikan (1) Kaafi Sepa
Makalah Psikologi Pendidikan (1) Kaafi Sepa
Dosen Pengampu:
Kelompok:
Kaafi sahal ()
1
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH DARUL FATTAH
KATA PENGANTAR
الحمدهللا رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا و الدين والصالة والسالم على
اشرف األنبياء والمرسلين و على اله وأصحابه أجمعين
Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
Hidayah-Nyalah makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Yang inshaAllah penulis akan membahas dengan
judul”Psikologi Perkembangan ABK”
Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas yang di lampirkan dosen demi
meningkatkan produktifitas mahasiswa dalam menuntut ilmu, tidak lupa
penulis meminta maaf kepada pembaca yang budiman jika sekiranya dalam
penulisan makalah terdapat kesalahan, mengingat manusia adalah makhluq
hidup yang tak luput dari dosa.
2
Bandar Lampung, Maret 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL………………….........................................................................................i
DAFTAISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................1
Rumusan Masalah........................................................................................2
Tujuan Masalah………...……………………….…………………………3
BAB II PEMBAHASAN
3
...........................................................................................................................................K
esimpulan…………………………..………………………………………. 6
DAFTAR PUSTAKA…………………...……………………………………….7
BAB I
1. Latar Belakang.
4
mereka mencapai potensi optimal mereka, meningkatkan kesejahteraan psikologis,
dan memfasilitasi integrasi sosial yang positif.
2. Rumusan Masalah.
3. Tujuan Penulisan.
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Ruang Lingkup Anak Berkebutuhan Khusus
Setiap orang tidak ingin dilahirkan di dunia ini dengan menyandang kelainan
maupun memiliki kecacatan. Orang tua juga tidak ada yang menghendaki kelahiran
anaknya menyandang kecacatan. Kelahiran seorang anak berkebutuhan khusus tidak
mengenal berasal dari keluarga kaya, keluarga berpendidikan, keluarga miskin, keluarga
yang taat beragama atau tidak. Orangtua tidak mampu menolak kehadiran anak
berkebutuhan khusus.
Sebagai manusia, anak berkebutuhan khusus memiliki hak untuk tumbuh dan
berkembang di tengah-tengah keluarga, masyarakat dan bangsa. Ia memiliki hak untuk
sekolah sama seperti saudara lainnya yang tidak memiliki kelainan atau normal. Allah
SWT memiliki maksud mulia bahwasanya orangtua memiliki anak berkebutuhan
khusus, dan manusia harus meyakini hal tersebut dengan taat kepadaNya.
ُْل
يَا أَُّي ھَاَّ الِذ يَن آََم نُو ا اَل ت ِھُك ْم أَْم َو الُُكْم َو اَل أَْو اَل ُد ُك ْم َع ْن ِذ ْك ِر َّ ِﷲ َو َم ْن يَْفَع ْل َذ لَِك فَأُو لَئَِك
ھُُم اْلَخ اِس ُروَن
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat
Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
merugi.”
(Qs Al Munafiqun: 9)
6
untuk belajar secara efektif memerlukan program, pelayanan, fasilitas, dan materi
khusus.
Adapun Turner & Hamner (1990) mengungkapkan bahwa anak yang luar
biasa (exceptional child) adalah mereka yang berbeda dalam beberapa hal dari
anak-anak pada umumnya. Mereka yang masuk dalam kategori ini memiliki
kebutuhan yang unik yang berbeda dengan kebanyakan anak yang lain untuk
dapat mengembangkan kemampuan mereka sampai pada potensial yang penuh
dari masing-masing anak ini, sehingga mereka disebut memiliki kebutuhan
khusus.
7
a. Kesulitan Belajar
Gangguan yang ditandai oleh salah satu atau kedua karakteristik ini:
a. Keterbelakangan mental
C. Gangguan penglihatan
Gangguan fungsi mata dan syaraf optik yang mengganggu penglihatan normal
bahkan setelah menggunakan kaca mata.
d. Gangguan pendengaran
Gangguan fungsi telinga atau saraf-saraf terkait yang mengganggu persepsi terhadap
suara dalam rentang frekuensi bicara yang normal
8
Adanya dua hambatan atau lebih, yang kombinasinya menuntut tingkat adaptasi yang
signifikan dan layanan pendidikan yang sangat spesial
Kemampuan yang tinggi dan bakat yang tidak biasa dalam satu atau beberapa
bidang. yang membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk membantu
berkembang secara penuh.
Konsep yang mendasari pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang
mendasari pendidikan khusus (special education). Inklusi atau pendidikan inklusif
bukanlah istilah lain dari pendidikan khusus. Konsep pendidikan inklusif
mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang mendasari pendidikan untuk
semua (education for all) dan konsep tentang perbaikan sekolah (schools
improvement).
Dalam seminar Agra tahun 1998 telah dirumuskan bahwa esensi pendidikan
inklusi hakekatnya, adalah:
9
4. Mengakui dan menghargai berbagai perbedaan pada diri anak, yaitu perbedaan
usia, gender, etnik, bahasa, ketunaan, status kesehatan, dan kemampuan.
5. Prestasi akademik yang setara (dan kadang kala lebih tinggi) dengan prestasi yang
dicapai bila ditempatkan dalam kelas khusus (dalam Ormrod, 2008).
(1) Setiap peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial
atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mengikuti
pendidikan secara inklusif pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuannya.
10
(2) Peserta didik yang memiliki kelainan sebagaimana dimaksud terdiri atas:
a. tunanetra;
b. tunarungu;
c. tunawicara;
d. tunagrahita;
e. tunadaksa;
f. tunalaras;
g. berkesulitan belajar;
h. lamban belajar;
i. autis;
k. menjadi korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang, dan zat adiktif lainnya;
m. tunaganda
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13