Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TERNAK PERAH

Dosen pengampu : Ir.Susilo Rahardjo,M.P

Disusun oleh ;

Alvin Rico Saputro 22510100989

UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA

FAKULTAS PETERNAKAN

PURWOKERTO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum Ilmu Ternak

Perah ” ini tepat waktu. Laporan ini dibuat bertujuan untuk menambah wawasan tentang Ilmu

Ternak Perah pada ranah peternakan bagi pembaca dan juga penulis khusunya bagi para generasi

muda yang akan datang. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada

mata kuliah Ilmu Ternak Perah. Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada

Ir.Susilo Rahardjo,M.P selaku dosen Ilmu Ternak Perah yang telah memberikan tugas ini

sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya

tekuni ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fadil dan Bapak Naslam selaku

pihak pengelola pusat yang telah memberikan kesempatan untuk berkunjung dan mempelajari

tentang susu sapi yang diolah menjadi susu pasteurisasi, terima kasih atas bantuannya sehingga

saya dapat menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari bahwa penulisan tugas kami masih jauh

dari kata sempurna, oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan laporan ini. Kami mohon maaf setulus tulusnya atas kesalahan maupun

kekurangan dalam penyusunan laporan ini.

Purwokerto, 19 DESEMBER 2023

Penyusun
Alvin Rico Saputro
NPM. 22510100989

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
2.1 SEJARAH BERDIRINYA KOPERASI PESAT...................................................................5
2.2 PENGERTIAN SUSU PASTEURISASI...............................................................................6
2.3 PROSES PEMBUATAN SUSU PASTEURISASI...............................................................6
BAB III............................................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................................8
2.4 KESIMPULAN......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Usaha ternak sapi perah merupakan salah satu usaha peternakan yang mempunyai nilai
strategis, mengingat produk susu yang dihasilkan sangat membantu kehidupan masyarakat
terutama dalam hal sumber ekonomi keluarga,pemasak bahan baku industri,penyediaan lapangan
kerja,dan membantu menjaga kelestarian lingkungan dengan pembuatan pupuk organik yang
dihasikan.

Secara umum pengelolaan ternak sapi perah oleh petani masih dilakukan secara tradisional,
sebagai gambaran usaha ternak sapi perah saat ini adalah bentuk usaha sapi perah sebagian besar
usaha kecil yang bersifat sambilan, dengan rata-rata kepemilikan 2-3 ekor. Produktivitas ternak
dalam menghasilkan susu rata-rata 6-8 lt per ekor per hari, hal ini disebabkan oleh bebearapa
faktor antara lain faktor bibit, pakan, tata laksana,dan caving interval yang panjang (diatas 18
bulan). Kualitas produk susu yang dihasilkan rata-rata rendah dengan kandungan bakteri (TPC >
5,000.000) dan Total Solid (TS +/- 11%), kadar lemak 2,91% dan SNF 7,69. Hal ini disebabkan
karena peralatan pemerahan kurang memperhatikan sanitasi dan higienis produk susu.

Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air yang mengadung beberapa senyawa terlarut.
Agar lemak dan air dalam susu tidak mudah terpisah maka protein susu sangat tinggi sebagai
emulsifier (zat pengemulsi). Kandungan air di dalam susu sangat tinggi, yaitu sekitar 87,5%,
dengan kandungan gula susu (Laktosa) sekitar 5%, protein sebesar 3,5% dan sekitar 3-4%.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah koperasi pesat

2. Pengertian susu Pasteurisasi

3. Bagaimana proses pembuatan susu pasteurisasi

1.3 TUJUAN

> Untuk mengetahui sejarah berdirinya koperasi pesat

> Untuk mengetahui apa itu susu pasteurisasi

> Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan susu pasteurisasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH BERDIRINYA KOPERASI PESAT


Di Kabupaten Banyumas usaha peternakan sapi perah berawal dari penyebaran bibit
sapi perah jenis Fresian Holstein ( FH ), oleh proyek pengembangan sapi perah bantuan MEE,
melalui sumbu kontrak di Kabupaten Banyumas pada tahun 1987. Untuk melindungi dan
mengembangkan usahanya, proyek pembangungan Sapi Perah Bantuan MEE membentuk
Koperasi Primer, dengan nama Koperasi Sapi Perah Rakyat Banyumas “SUPRABA” yang di
sahkan pada tanggal 31 Oktober 1987 dngan nomor 1096/BH/VI.

Koperasi tersebut semakin berkembang dari tahun ke tahun sehingga muncul untuk
membuka usaha baru yaitu usaha pembesaran pedet betina. Setelah melalui pembahasan di
tingkat pusat, maka Dirjen Peternakan dan Dirjen Binuskop pusat Jakarta, menugaskan kepada
Koperasi “SUPRABA” untuk meningkatkan kualitas pedet keturunan sapi perah eks import
untuk mengurangi import sapi perah dari luar negeri.Dengan tugas baru mengelola usaha
pembesaran pedet tersebut maka pada RAT tahun 1989 taggal 8 Maret 1990, Koperasi
SUPRABA ditingkatkan statusnya dari primer ke sekunder dengan nama Koperasi Jasa Usaha
bersama KJUB “SUPRABA TT” dengan badan hukum Koperasi Nomor 11304/BH/VI, tanggal
31 Maret 1990.

Perkembangan selanjutnya sesuai dengan kondisi usaha yang ada maka pada tanggal 16
November 1996, “KJUB SUPRABA TT” membubarkan diri dan membentuk Koperasi Primer
dengan nama Koperasi Peternak Satria “PESAT” kabupaten Banyumas dengan badan hukum
Nomor: 12999/BH/KWK.11/1/97 tanggal 30 Januari 1997.

Koperasi PESAT merupakan satu-satunya koperasi yang berbasis agribisnis usaha


peternakan sapi perah di wilayah Kabupaten Banyumas, berfungsi sebagai lembaga ekonomi
mempunyai kegiatan yang berhubungan langsung dengan kepentingan ekonomi para anggotanya.

Tujuan didirikannya Koperasi PESAT adalah sebagai wadah usaha para peternak sapi
perah yang ada di wilayah Banyumas, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan kehidupannya.

5
2.2 PENGERTIAN SUSU PASTEURISASI
Susu adalah makanan alami yang hampir sempurna. Sebahagian besar zat esensial ada dalam
susu, di antaranya yaitu protein, kalsium, fosfor, vitamin A dan tiamin (vitamin B1). Susu
merupakan sumber kalsium paling baik karena disamping kadar kalsium yang tinggi, laktosa di
dalam susu membantu absorpsi susu di dalam larutan (Almatsier, 2002). Susu pasteurisasi adalah
susu segar, susu rekonstitusi, susu rekombinasi yang telah mengalami proses pemanasan pada
temperatur 63 0C – 660C selama minimum 30 menit atau pada pemanasan 720C selama
minimum 15 detik, kemudian segera didinginkan sampai 100C, selanjutnya diperlakukan secara
aseptis dan disimpan pada suhu maksimum 4.4 0C (SNI 01-3951- 1995). Pemanasan pada suhu
pasteurisasi dimaksudkan untuk membunuh sebagian kuman patogenik yang ada dalam susu,
dengan seminimum mungkin kehilangan gizinya dan mempertahankan semaksimal mungkin
sifat fisik dan cita rasa susu segar.

2.3 PROSES PEMBUATAN SUSU PASTEURISASI


a. Penerimaan susu segar
Biasanya susu segar diperoleh dari pemerahan yang dilakukan selama 2 kali yaitu pada
pagi dan sore hari. Susu segar yang diterima dari pemerahan sore dimasukkan ke dalam
tangki pendingin dan digabungkan dengan susu segar yang diterima hasil pemerahan pagi
hari berikutnya. Sebelum diolah, susu segar diuji lebih dahulu, yang meliputi uji alkohol,
berat jenis, pH dan kadar lemak. Hasil uji alkohol harus menunjukkan negatif (tidak
pecah, jika dicampur alkohol 70% 1 : 1), berat jenis minimal 1.028, pH 6.5 – 6.8 dan
kadar lemak minimal 2.8 %.
b. Pemanasan dan Pencampuran
Tahap ini diperlukan untuk menyeragamkan susu dan dapat dicampur bahan lain seperti
gula atau perasa/pewarna makanan, dengan cara dimasukkan ke dalam tangki yang
berpengaduk (agotator) dan dapat diatur suhunya. Susu dalam tangki mula-mula
dipanaskan selama 15 menit dengan suhu 50 – 60 o C dengan tujuan untuk
menginaktifkan enzim lipase yang menyebabkan susu menjadi tengik. Selanjutnya susu
dialirkan ke tangki penyaring (filter tank), untuk menisahkan padatan dan kotoran yang
mungkin masih terdapat dalam susu.

6
c. Homogenisasi
Tujuan utama proses homogenisasi pada pengolahan susu adalah untuk memecahkan
butiran-butiran lemak yang sebelumnya berukuran 5 mikron menjadi 2 mikron atau
kurang. Dengan cara ini susu dapat disimpan selama 48 jam tanpa terjadi pemisahan krim
pada susu. Proses homogenisasi terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dari pompa
pada alat homogenizer. Susu yang telah dihomogenisasi selanjutnya ditampung dalam
tangki penampungan, selanjutnya dialirkan menuju tangki pemanas (pasteurizer)
melewati plate heat exchanger. Suhu keluaran produk dari alat ini dapat mencapai suhu
80 – 85 o C dan mengalir menuju tangki pasteurisasi.
d. Pasteuriasi
Proses pasteuriasi dilakukan umumnya menggunakan metode HTST (High Temperature
Short Time) yaitu dengan pemanasan 80 – 90 o C selama 15 detik. Selanjutnya susu akan
melewati plate cooler sebelum ditampung ke TANGKI penampungan akhir (surge tank)
e. Pendinginan
Proses pendinginan dilakukan untuk menurunkan suhu secara cepat dari suhu 80 – 90 o C
menjadi 5 – 10 o C sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk.
Pendinginan biasanya dilakukan dengan melewatkan susu ke serangkaian plate cooler.
f. Pengemasan
Dari plate cooler susu dialirkan ke tangki penampungan akhir yang biasanya diletakkan
pada tempat yang tinggi (sekitar 3 m dari lantai). Susu yang akan dikemas dialirkan
melalui keran dengan bantuan gaya gravitasi. Susu pasteuriasi dapat dikemas dalam
kantong plastik, polycap atau dikemas dalam tetrapack. Setelah dikemas, susu pasteuriasi
disimpan pada suhu 0 – 15 o C.

7
BAB III

PENUTUP

2.4 KESIMPULAN
Susu merupakan bahan pangan hewani bernilai gizi yang lengkap dan seimbang seperti protein,
lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin yang penting untuk memenuhi gizi manusia terutama
balita dan anak-anak. Pembuatan susu pasteurisasi yang dilakukan menggunakan bahan susu
segar hasil pemerahan dari unit pengolahan sendiri serta peternak lain di Koperasi PESAT.
Pengolahan dilakukan menggunakan metode semi manual, dimana keterlibatan langsung pekerja
selama proses pengolahan masih sangat tinggi, sehingga kontak langsung pekerja dengan bahan
yang bersifat sensitif masih sering ditemui. Selain itu, belum optimalnya sistem grading pada
susu segar yang digunakan juga bisa mempengaruhi kualitas bahan baku yang bisa berdampak
terhadap susu pasteur yang dihasilkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mukson.et.al.(2009). Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan. FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI KINERJA USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN
GETASAN KABUPATEN SEMARANG.

WAHYU WIDODO.(2002). PUSAT PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH MALANG. BIOTEKNOLOGI FERMENTASI SUSU.

Koperasi Peternak Satria, Purwokerto, Banyumas. MILBA Koperasi PESAT.

Syaiful Umela.(2018). Journal of Agritech Science. KOMBINASI TERBAIK PENGGUNAAN


SUSU PASTEURISASI DAN JAGUNG PULUT PADA ES KRIM

Anda mungkin juga menyukai