DI
SUSUN
OLEH :
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
Luas Tanah Tersebut Biasanya Dibatasi Dengan Sebuah Pohon Kelapa. Ada
Pun Alasan Pemberian Harta Warisan Lebih Sedikit Kepada Anak Perempuan
Dikarenakan Ketika Telah Menikah, Anak Perempuan Akan Mengikuti Suaminya
Dan Segala Kehidupannya Akan Ditanggung Oleh Sang Suami. Begitu Pun
Anaknya Kelak, Akan Menggunakan Nama Marga Sebagaimana Marga Ayahnya.
Sedangkan Anak Laki-Laki Suku Moor Akan Menanggung Kehidupan Istrinya
7
Universitas papua
Kepala Adat Akan Menjelaskan Hak Dan Kewajiban Yang Harus Dipatuhi
Oleh Kedua Orang Tua Angkat Maupun Kandung, Kemudian Sang Anak
Akan Diserahkan Secara Langsung Kepada Calon Orang Tua Angkatnya.
15
Universitas papua
Berusia Lima Tahun, Hal Itu Dimaksudkan Agar Anak Angkat Tersebut
Tidak Mengetahui Siapa Orang Tua Kandungnya Sebenarnya. Sesuai
Dengan Aturan Adat Yang Berlaku Dalam Kehidupan Sosial Mereka,
Seorang Anak Yang Baru Diangkat Oleh Orang Tua Angkatnya Harus
Diputus Hubungan Darahnya Dengan Sang Orang Tua Kandung. Upacara
Pengangkatan Anak Menjadi Momentum Terputusnya Hubungan Darah
Tersebut. Namun Demikian, Meski Berstatus Sebagai Anak Angkat, Sang
Anak Wajib Menghormati Dan Menunjukkan Baktinya Kepada Orang Tua
Angkatnya. Begitupun Sang Orang Tua Angkat, Harus Menunaikan
Kewajibannya Untuk Menjaga Dan Merawat Anak Angkat Tersebut
Sebagaimana Anak Kandungnya Sendir.
1
8
Surua Tumbuh Sebagai Anak Penurut. Mereka Tinggal Berdua Dan Pergi
Ke Kebun Setiap Hari Seperti Biasanya. Surua Juga Membantu Ibunya
Dan Ia Sangat Menyayangi Ibunya.
Hari Berganti Hari Surua Pun Tumbuh Menjadi Perempuan Dewasa Dan
Hidup Bersama Masyarakat Lainnya Di Kampung Itu.
Surua Sangat Menyayangi Ibunya. Dia Menjaga Ibunya Dan Tidak Boleh
Ada Orang Yang Menganggu Ibunya.
Hari Terus Berlalu Dan Surua Semakin Bertambah Besar Dan Dewasa.
Suatu Ketika Surua Bertanya Kepada Ibunya, “Di Mana Bapa Saya?”
Pada Suatu Hari Surua Naik Ke Atas Pohon Untuk Menjaga Ibunya Yang
Sedang Berkebun.
Itulah Yang Dilakukan Surua Tiap Hari. Ketika Ada Orang Yang Datang
Berkebun, Diam-Diam Ia Turun Dari Pohon Dan Menerkam Manusia-
Manusia Itu Untuk Memakannya.
Ibunya Berkata Kepada Mereka, “Iya Sudah, Nanti Pada Saat Dia Ulang
Tahun Saja (Membunuhnya).”
Tibalah Hari Ulang Tahun Surua. Ibunya Berkata, “Surua, Karena Hari Ini
Ulang Tahunmu, Kita Semua Di Sini Mau Bikin (Ritual) Adat, Mau
Gunting Kamu Punya Rambut. Jadi, Sekarang Kamu Ikut Dengan Kamu
Punya Om-Om (Paman).”
Dia Meronta Dan Berusaha Untuk Melepaskan Diri, Tetapi Tidak Berhasil
Karena Eratnya Cengkraman Dari Kerang Besar Itu.
Ada Juga Kepercayaan Lainnya Bahwa Gigi Akan Tanggal Atau Tercabut
Semua Jika Ada Masyarakat Yang Memakan Ular Atau Biawak. (*)
23
Universitas papua
3.1 Kesimpulan
Suku Moor Juga ( Disebut Juga Sebagai Mora Atau Moora) Sebagai Kelompok
Etnis Yang Bermukim Di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah. Wilayahnya
Tepat Berada Di 'Leher Burung Pulau Papua' Atau Di Pesisir Teluk Cenderawasih.
Suku Moor Juga Mereka Memiliki Berbagaimacam Budaya Yang Unik Dan
Menarik. Kehidupan Adat Yang Sangat Kompleks Menjadi Sebuah Hal Yang
Menarik Untuk Selalu Di Pelajari. Kehidupan Sehari-Hari Suku Moor Memang
Juga Kuat Dengan Kebudaya Mereka. Dimulai Dari Rumah, Pakaian Senjata
Bahkan Proses Perkawinan Adat Pun Terlihat Sangat Khas.
Dalam Adat Istiadat.
Sementara Itu, Topografi Perkampungan Suku Moor Juga Bervariasi. Ada
Beberapa Wilayah Yang Bertopografi Datar, Bergelombang, Berbukit, Dan
Bergunung. Sebagian Besar Suku Moor Mendiami Di Distrik Napan Dan Siriwo.
Jumlah Mereka Yang Mendiami Di Distrik Siriwo Diperkirakan Sejumlah 978
Jiwa Yang Terdiri Dari Laki-Laki Sejumlah 584 Jiwa Dan Perempuan Sejumlah
394 Jiwa.
Suku Moor Umumnya Menggunakan Cara Yang Rukun Dan Damai. Penyelesaian
Sengketa Tidak Hanya Melibatkan Dua Atau Lebih Pihak Yang Bersengketa Saja,
Melainkan Juga Anggota Keluarga Dari Pihak Yang Bersengketa. Mereka Amat
Menekankan Kedamaian Dan Menghilangkan Segala Hal Yang Berpotensi
Mampu Merusak Keutuhan Keluarga Mereka.
2
4
Daftar Pustaka
* Catatan
1. ^ Jumlah populasi suku Moor yang mendiami distrik Siriwo, Kabupaten
Nabire.provinsi papua tengah
Referensi
1. ^ a b http://nabirekab.go.id/portal/geografis/
2. ^ "Surua (Cerita dari marga Sabami-Moor)". arsip.jubi.id. Diakses tanggal
28 Juni 2023.
3. ^ http://www.papuaposnabire.com/News/Read/3511-kpu-nabire-umumkan-
calon-pps
4. ^ Read, Robert Dick. 2005. Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika:
Penjelaja.alam.papua https://books.google.co.id/books?
id=Ud19pmI1DzoC&pg=PA151&lpg=PA151&dq=Suku+moor&source=bl&o
ts=oVpwEObHNb&sig=3OXWAO6A305LL3fIUH6kGAqnnEo&hl=id&sa=
X&ved=0ahUKEwiZi4e_4eDXAhXIFpQKHTb4B78Q6AEITTAJ#v=onepag
e&q=Suku%20moor&f=false
5. ^ a b c d Sicilia, Fenny. 2012. Hak Anak Angkat Perempuan dalam Pelaksanaan
Pearisan masyarakat Suku Moor di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Tesis.
Program Universitas
6. ^ a b. 2002. Kedudukan Anak Angkat terhadap Harta Orang Tanya menurut
Hukum Waris di Kecamatan Sentant Kabupaten Jayapura. Tesis Program
Pascasarjana Kenotariatan Universitas Diponegoro. Lihat melalui
http://eprints.undip.ac.id/10849/1/2002MNOT1685.pdf
7. ^ Anonymous. 1996. Hukum Waris Indonesia Menurut Perundang-undangan
Hukum Adat: Hukum Agama Hindu dan Hukum Agama Islam. Bandung
8. ^ Hakim, S.A. 1976. Hukum Adat (Perorangan, Perkawinan, dan Pewarisan)
25
Universitas papua