Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sofi Husna Hafifah

NIM : 23034072

TUGAS 7 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Bagaimana kedudukan Syariah dalam Ruang lingkup Ajaran Islam?


Kedudukan syariah dalam ruang lingkup ajaran islam sangatlah penting dan
sentral. Syariah bisa dianalogikan sebagai tiang penyangga utama yang menopang
seluruh bangunan islam.
Alasannya :
1. Syariah merupakan sumber utama hukum islam,bersanding dengan Al-
Qur’an dan Hadist. Al-Qur’an dan Hadist menjadi landasan normatif,
sedangkan Syariah menjadi pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Syariah mengatur seluruh tentang aspek kehidupan seorang muslim,mulai
dari hubungan dengan Allah (hablumminallah),sesama manusia
(hablumminannas),hingga dengan alam semesta (hablumminalalami). Serta
mencakup ibadah,muamalah (transaksi),hukum keluarga,pidana,dan lain
sebagainya.
3. Syariah bertujuan untuk membawa kebaikan dan keadilan bagi umat
manusia. Aturan-aturan Syariah didasarkan pada nilai-nilai universal
seperti keadilan,persamaan,dan kemaslahatan.
4. Syariah berfungsi sebagai filter yang menjaga kemurnian islam dari
penyimpangan. Aturan-aturan yang ditetapkan dalm syariah didasarkan
pada Al-Qur’an dan Hadist sehingga terhindar dari ajaran-ajaran sesat.
5. Mengikuti syariah merupakan bentuk kepatuhan dan ketaatan kepada Allah
SWT. Dengan menjalankan Syariah dengan penuh kesadaran,seorang
muslim berpotensi meraih keberkahan dan ridha Allah SWT.
Meskipun syariah memiliki kedudukan penting,Interpretasi dan Implementasinya
bisa bervariasi tergantung pada :
1. Mazhab
2. Konteks Waktu dan Tempat
3. Ijtihad Ulama
2. Kemukakan dasar-dasar hukum Islam sehubungan dengan hukum,
hakim,mahkum fih dan mahkum alaihi.
1. Hukum (Hukum Syar’i) :
• Merupakan aturan perundang-undangan yang bersumber dari
wahyu Allah dan diturunkan melalui Al-Qur’an dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW.
• Terbagi menjadi lima kategori besar: wajib, sunnah, haram,
makruh, dan mubah.
• Tujuan utamanya adalah mencapai keadilan, kemaslahatan, dan
kesejahteraan umat manusia di dunia dan akhirat
Dasar Hukum:
• Al-Qur'an: Dianggap sebagai sumber hukum utama dan bersifat
normatif, berisi perintah dan larangan langsung dari Allah SWT.
• Sunnah: Perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad
SAW yang berfungsi menjelaskan dan melengkapi Al-Quran.
• Ijma': Kesepakatan para ulama ahli hukum (mujtahid) pada suatu
masa terhadap suatu permasalahan hukum.
• Qiyas: Penalaran hukum dengan cara menyamakan suatu
permasalahan hukum yang belum ada ketentuannya dengan
permasalahan lain yang sudah ada ketentuannya.

2. Hakim:

• Individu yang memiliki kualifikasi dan wewenang untuk memutus


perkara berdasarkan hukum syariah.
• Diharuskan memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti: berakal sehat,
muslim yang adil, berilmu pengetahuan agama yang memadai, dan
memiliki integritas serta kejujuran.
• Dalam struktur peradilan Islam, hakim memiliki kewajiban untuk
menegakkan hukum syariah dan memastikan keadilan ditegakkan.

Dasar Hukum:

• Al-Qur'an: Menetapkan peran hakim sebagai pihak yang memutus


perkara dan menegakkan keadilan (QS. An-Nisa: 58, QS. Al-
Maidah: 48).
• Sunnah: Nabi Muhammad SAW memberikan contoh dan pedoman
dalam pelaksanaan proses pengadilan yang adil.
• Ijma': Para ulama sepakat tentang pentingnya peran hakim dalam
menegakkan hukum syariah.

3. Mahkum Fih:
• Perbuatan atau tindakan yang menjadi objek hukum syariah.
• Setiap perbuatan akan dinilai berdasarkan hukum syariah dan
dikategorikan ke dalam lima kategori tersebut (wajib, sunnah,
haram, makruh, mubah).
• Kategori hukum dari suatu perbuatan bergantung pada dalil-dalil
syariah yang berkaitan dengan perbuatan tersebut.

Dasar Hukum:

• Al-Qur'an dan Sunnah: Menguraikan berbagai perbuatan yang


diperintahkan, dilarang, dianjurkan, dan dibenarkan dalam Islam.
• Ijma': Para ulama bersepakat bahwa segala perbuatan harus
dihukumi berdasarkan hukum syariah.
• Qiyas: Digunakan untuk menetapkan hukum bagi perbuatan yang
belum ada ketentuannya secara langsung dalam sumber-sumber
hukum utama.

4. Mahkum Alaih:

• Pihak yang menjadi subjek hukum syariah, yaitu orang yang


melakukan perbuatan atau tindakan yang menjadi objek hukum
(mahkum fih).
• Berkaitan dengan kewajiban dan tanggung jawab seseorang atas
perbuatan yang dilakukannya berdasarkan hukum syariah.
• Kategori hukum (wajib, sunnah, haram, makruh, mubah) yang
ditetapkan atas perbuatannya akan berdampak pada konsekuensi
dan kewajiban yang harus dipenuhi.

Dasar Hukum:

• Al-Qur'an dan Sunnah: Menetapkan prinsip bahwa setiap orang


bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri (QS. Al-Isra: 15, QS.
An-Nisa: 85).
• Ijma': Para ulama sepakat bahwa seseorang harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya berdasarkan hukum
syariah.
• Qiyas: Digunakan untuk menentukan konsekuensi hukum bagi
perbuatan yang belum ada ketentuannya secara spesifik terhadap
individu tertentu.

3. Bagaimana fungsi Syariah di kehidupan manusia dalam hubungan Allah dengan


sesama manusia dan makhluk lain?
1. Hubungan dengan Allah:
• Syariah menentukan bentuk dan tata cara ibadah yang benar, seperti
sholat, puasa, zakat, dan haji. Dengan mengikuti Syariah, manusia
dapat menjalankan ibadah dengan cara yang sesuai dengan
kehendak Allah dan meraih kedekatan dengan-Nya.
• Syariah melarang segala bentuk penyimpangan dalam beribadah,
seperti syirik dan bid'ah. Hal ini bertujuan untuk menjaga
kemurnian tauhid dan keikhlasan ibadah manusia kepada Allah.
• Syariah mendorong manusia untuk berakhlak mulia dan bertakwa
kepada Allah. Aturan mengenai kejujuran, kedermawanan, dan
kesabaran misalnya, bertujuan untuk membentuk pribadi yang baik
dan menyenangkan Allah.

2. Hubungan dengan Sesama Manusia:

• Syariah menetapkan peraturan yang adil dan objektif dalam


berbagai aspek kehidupan sosial, seperti hukum perdata, pidana,
dan keluarga. Hal ini bertujuan untuk mencegah kezaliman dan
menciptakan masyarakat yang harmonis.
• Syariah mengatur norma dan etika dalam berinteraksi, seperti
larangan berbohong, mencuri, dan membunuh. Hal ini bertujuan
untuk membangun hubungan yang saling menghormati dan saling
peduli antar sesama manusia.
• Syariah menganjurkan untuk saling tolong menolong dan
bekerjasama dalam kebaikan. Zakat, infak, dan sedekah misalnya,
merupakan sarana untuk mewujudkan solidaritas dan membantu
sesama yang membutuhkan.

3. Hubungan dengan Makhluk Lain:

• Syariah mendorong manusia untuk menjaga kelestarian alam dan


hidup selaras dengan ciptaan Allah. Aturan mengenai larangan
merusak lingkungan dan memburu berlebihan misalnya, bertujuan
untuk melindungi habitat dan keseimbangan ekosistem.
• Syariah mengajarkan agar manusia memperlakukan hewan dengan
baik dan tidak menyakiti mereka tanpa alasan. Aturan mengenai
penyembelihan hewan yang diatur secara detail bertujuan untuk
meminimalisir penderitaan pada hewan.
• Syariah memandang manusia sebagai khalifah Allah di bumi yang
bertanggung jawab atas kelestarian seluruh ciptaan-Nya. Dengan
menjalankan Syariah, manusia diharapkan hidup harmonis dan
berinteraksi dengan penuh tanggung jawab terhadap semua
makhluk lain.

4. Bagaimana cara anda mengimplementasikan ibadah dalam setiap pebuatan sesuai


dengan QS. Al-Zariyat/51: 56?
➔ Dengan cara :
1. Niat yang Tepat: Setiap perbuatan sebaiknya diawali dengan niat yang
baik dan sesuai dengan ajaran Islam
2. Kedisiplinan: Kedisiplinan dalam melaksanakan ibadah merupakan salah
satu hikmah ibadah. Hal ini mencakup disiplin dalam ucapan, perilaku, dan
tindakan selama melaksanakan ibadah
3. Mensyukuri Nikmat Allah: Mensyukuri nikmat Allah merupakan bagian
dari ibadah. Hal ini dapat dilakukan melalui amal perbuatan, senyuman,
hati yang bahagia, serta penggunaan anggota tubuh untuk berbuat kebaikan
4. Model Ibadah Kreatif-Interaktif: Implementasi model ibadah kreatif-
interaktif dapat membantu dalam menambah minat untuk melaksanakan
ibadah
Dengan menggabungkan niat yang tepat, kedisiplinan, syukur atas nikmat
Allah, dan model ibadah kreatif-interaktif, seseorang dapat
mengimplementasikan ibadah dalam setiap perbuatan sesuai dengan ajaran
Islam.

Anda mungkin juga menyukai