Bab ini membahas klasifikasi emosi tokoh utama Aser. Teori yang digunakan
adalah teori klasifikasi emosi David Krech. Teori kalsifikasi Emosi tersebut terbagi
menjadi empat bagian, yaitu emosi dasar, emosi yang berhubungan dengan stimulasi
sensor, emosi yang berhubungan dengan penilaian diri sendiri dan emosi yang
berhubungan dengan orang lain.
Emosi dasar meliputi rasa senang, marah, takut, dan sedih. Emosi yang
menyinggung stimulasi sensor diantaranya rasa sakit, jijik. Dan kenikmatan. Emosi yang
menyinggung penilaian diri sendiri terdiri dari rasa sukses dan gagal, perasaan bangga
dan malu, rasa bersalah dan menyesal. Sedangkan emosi yang menyinggung orang lain
yaitu perasaan cinta dan benci.
4.1.1 Kegembiraan
kegembiraan dalam teori krech merupakan perasaan yang paling utama dalam
emosi dasar. Menurut krech point utama kegembiraan ialah melihat bahwa
pencapaian tujuan dan pelepasan ketegangan merupakan faktor penentu situasional
yang penting. Kegembiraan atau joy merupakan pengalaman emosional positif yang
dapat timbul sebagai respons terhadap berbagai stimulus atau situasi yang
menyenangkan.
1
Krech, Elements of Psychology, 471.
Perasaan kegembiraan pertama yang dialami oleh Aser adalah Ketika Aser
mendapatkan kabar dari Siham bahwa ia akan dilamar olehnya. Hal tersebut dapat
dilihat dalam kutipan dibawah ini :
“Aser, aku sangat merindukanmu, aku sudah lama tidak bisa melihatmu
karena hari dan jamnya begitu lama ketika aku tidak melihatmu jujur,
janjiku padamu Aser akan benar, aku tidak bisa menghabiskan malam-
malam ini jauh darimu, maukah kau menikah denganku Aser?”
Ini adalah kata-kata yang dia tulis untuk saya, kata-kata yang
menghentikan saya pada posisi kebahagiaan dan meninggalkan saya di
dalamnya, saya merasakan diri saya sebagai orang baru mulai sekarang,
saya akan menjadi istrinya sampai akhir hidup saya ...
Saya tidak bisa tidur hari itu, saya hanya ingin menjalani kebahagiaan
itu, kebahagiaan yang selalu hilang dari saya, saya ingin itu lengkap
hanya dengan dia, dan saya tidak memikirkan hal lain.
Kutipan tersebut merupakan surat yang ditulis Siham untuk Aser. Dalam kutipan
tersebut, tergambar jelas kegembiraan yang mendalam. Pengakuan rindu yang
mendalam terhadap Asir, diiringi dengan permintaan pernikahan, menciptakan
momen kebahagiaan yang sangat signifikan untuk Aser. Pernyataan "Ini adalah kata-
kata yang menghentikan saya pada posisi kebahagiaan dan meninggalkan saya di
dalamnya" mencerminkan pengaruh emosional positif yang kuat. Aser merasakan
transformasi diri sebagai "orang baru" dan menggambarkan keinginan untuk hidup
bersama Siham hingga akhir hayatnya. Kesulitan tidur yang diakibatkan oleh
kebahagiaan menandakan tingkat keintiman dan kegembiraan yang amat mendalam.
Secara keseluruhan, kutipan ini menyiratkan keadaan emosional penuh kegembiraan
dan kebahagiaan yang lahir dari rasa cinta dan ikatan yang kuat Aser dan Siham.
Emosi kegembiraan tokoh utama selanjutnya adalah Ketika Aser diundang makan
malam oleh ketua desa dan menikmati makanan yang belum pernah ia coba dengan
semangat. Hal ini dapat dilihat dari kutipan dibawah ini:
Dia mengundang kami untuk makan malam, kami duduk dan menikmati
makanan yang belum pernah saya lihat seumur hidup saya, saya mulai makan
dengan penuh semangat, dan pria ini menatap saya dengan gembira.
Kutipan tersebut mencerminkan suasana kebahagiaan. Ketika Aser menyatakan
bahwa ketua desa mengundang Aser untuk makan malam, dan ia kemudian
menikmati makanan yang belum pernah ia lihat seumur hidupnya, serta merasa penuh
semangat saat makan, semuanya menunjukkan pengalaman yang membawa
kegembiraan dan kesenangan.
Pernyataan bahwa pria tersebut menatap Aser dengan gembira menambah dimensi
sosial ke dalam pengalaman tersebut, menunjukkan bahwa momen tersebut tidak
hanya memberikan kepuasan pribadi melalui pengalaman makanan yang baru, tetapi
juga memperkaya hubungan antara Aser dengan tokoh yang lain.
Emosi gembira tokoh utama selanjutnya ialah ketika Khaleda membawa Aser pergi ke
hutan dan menunggang kuda serta menghabiskan waktu bersama. Hal ini dapat dilihat
dari kutipan dibawah ini :
tetapi ketika saya sampai di rumah, saya bertemu putrinya (Khaleda), dia
sangat cantik, seperti mimpi, dia membawa saya bersamanya ke hutan
belantara, dia mulai mengajari saya menunggang kuda, saya
menghabiskan waktu hari yang indah
Sejujurnya... Aku tidak pernah merasa sebahagia ini.
Kutipan tersebut, ekspresi "Sejujurnya... Aku tidak pernah merasa sebahagia ini" serta
deskripsi tentang bertemu dengan Khaleda yang sangat cantik, menghabiskan waktu
di hutan belantara, dan belajar menunggang kuda, semuanya menciptakan gambaran
dari perasaan kegembiraan yang sangat mendalam.
perasaan kebahagiaan atau kegembiraan yang mendalam dan tahan lama, seringkali
timbul dari momen-momen berharga atau pengalaman yang memiliki makna khusus
dalam hidup seseorang. Dalam kutipan tersebut, kebahagiaan yang dirasakan setelah
bertemu dengan Khaleda, menjelajahi hutan bersamanya, dan menghabiskan waktu
yang indah menciptakan kesan gembira. Ini bukan hanya kesenangan sesaat, tetapi
lebih kepada suatu kegembiraan yang mendalam yang memengaruhi perasaan dan
pandangan hidup karakter tersebut.
4.1.2 Kemarahan
Emosi kemarahan yang ditunjukan tokoh utama Aser adalah Ketika Aser tahu
bahwa penyebab ini semua masih karena perbuatan ayahnya di masa lalu. Aser sudah
tidak bisa menahan rasa sakit ini semua karena perbuatan ayahnya. Hal tersebut dapat
dilihat pada kutipan di bawah ini :
“Kata-kata apa yang bisa membantu saya saat ini, ibu saya? Dia adalah
pria yang saya lihat keajaibannya. Dia meninggal karena ayah saya. Dia
meninggal karena tindakan sembrono ayah saya, karena ayah saya yang
tidak pernah memikirkannya. keluarga. Aku tidak akan pernah
memaafkannya selama aku ada di dunia ini. Bu, serius.”
Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa Aser melukiskan bukan hanya
kebencian, tetapi juga gejolak rasa marah yang mendalam terhadap ayahnya melalui
kutipan tersebut. Emosi kemarahan ini tidak hanya merupakan tanggapan terhadap
perbuatan sembrono ayah di masa lalu, tetapi juga mencerminkan beban rasa sakit
yang telah Aser tahan selama ini. Puncaknya terjadi ketika hubungan antara ayahnya
dan paman calon pasangan Aser menjadi penyebab kegagalan lamaran, menyebabkan
kefrustasian yang meluap-luap. Pernyataan bahwa Aser tidak akan pernah memaafkan
ayahnya selama hidupnya mencerminkan kompleksitas dan intensitas dari emosi
kemarahan dan kekecewaan yang telah merasuk dalam dirinya. Kesalahan ayahnya
bukan hanya merugikan keluarga, tetapi juga merusak potensi hubungan dan
kebahagiaan Aser di masa sekarang.
Emosi marah selanjutnya ditunjukan oleh tokoh utama Aser yang enggan untuk
berbicara dengan siham karena masih terbayang kejadian kemarin saat Siham
membatalkan lamarannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan dibawah ini:
“Saya keluar keesokan paginya, saya hanya ingin menghirup udara segar,
tetapi saya melihatnya di depan saya, dia memotong jalan saya dan
berdiri ke arah saya, saya merasa ingin menamparnya dan dia berdiri di
depan saya dan ingin untuk berbicara.”
Dalam kutipan tersebut, Aser melibatkan dirinya dalam gelombang emosi marah yang
intens ketika laki-laki yang sebelumnya menggagalkan lamarannya tiba-tiba
memotong jalannya dan berdiri di depannya. Ketidakpuasan Aser terhadap laki-laki
tersebut, yang terhubung dengan perbuatan ayahnya di masa lalu, menciptakan
lapisan emosional yang kompleks. Puncaknya adalah keinginan Aser untuk
menampar laki-laki tersebut, mencerminkan ketidaksetujuan dan ketegangan yang
mendalam.
Namun, kejadian tersebut mengambil arah yang tidak terduga ketika laki-laki tersebut
mengajak Aser untuk berbicara. Ini menciptakan sebuah kontrast yang menarik antara
emosi marah yang mendominasi awalnya dan kesempatan untuk komunikasi yang
muncul kemudian. Bagaimana Aser mengelola dan mengekspresikan emosinya,
apakah melalui dialog yang konstruktif atau reaksi impulsif, bisa menjadi elemen
kunci dalam perkembangan karakter dan alur cerita.
Emosi marah selanjutnya dating Ketika tokoh utama Aser hilang kendali dan
menampar ibu Siham karena omongan ibu Siham yang menyakitkan. Hal ini dapat
dilihat dari kutipan berikut:
4.1.3 Ketakutan
Ketakutan adalah . Situasi penting untuk timbulnya rasa takut adalah persepsi
terhadap suatu objek berbahaya atau kondisi yang mengancam. Jika senang dan
marah melibatkan perjuangan mencapai tujuan. Sementara ketakutan melibatkan
pelarian dari bahaya.
Emosi ketakutan yang ditunjukan oleh tokoh utama Aser adalah ketakutan untuk
ditinggalkan oleh siham yaitu kekasihnya dan ketakutan akan ketahuan ibunya yang
pasti tidak akan direstuinya. Hal itu dapat dilihat pada kutipan dibawah ini :
Saya merasa ibu saya merasakan sesuatu, saya takut dia akan
mengungkapkan urusan saya pada saat itu, saya berlari ke kamar saya
dengan cepat dan mulai berpikir, apakah dia membaca surat saya?
Bagaimana perasaannya sekarang
Saya mengeluarkan tinta saya untuk menulis surat lagi kepadanya. Saya
melihat barang-barang saya dan menemukan bahwa surat saya masih
ada. Saya mulai takut dan mengulangi dalam pikiran saya: Jika surat apa
itu dengan seorang pria, surat apa itu? Saya memberinya Tanpa
perasaan, saya mulai menangis; Karena saya menyadari bahwa pesan
dengan Chehem adalah pesan ayah saya bahwa dia pergi sebelum dia
pergi, saya merasa diri saya hancur dan air mata saya jatuh, saya mulai
merasa kehilangan Chehem, bahwa saya kehilangan sesuatu yang saya
tidak pernah bisa menemukan lagi.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa kutipan tersebut membangun gambaran
pengalaman emosional yang penuh dengan ketakutan, khususnya dalam konteks
hubungan dengan Siham. Pertama, ada ketakutan terhadap pengungkapan hubungan
dengan Siham kepada ibunya, menciptakan kegelisahan akan konsekuensi dari
rahasia yang terungkap. Kedua, ketakutan melibatkan ancaman kehilangan Siham
karena kebingungan surat, menimbulkan kekhawatiran akan potensi terungkapnya
latar belakang ayahnya sebagai seorang pembunuh. Dalam situasi ini, terasa adanya
ancaman yang mengancam stabilitas hubungan dengan Siham, memperkuat ketakutan
akan kehilangan dalam berbagai konteks, baik akibat ketidaksetujuan orang tua
maupun potensi kehilangan hubungan karena rahasia kelam yang tersirat dalam surat.
Emosi ketakutan yang ditunjukan selanjutnya adalah Ketika tokoh utama berada
dalam perjalanan dan tersesat karena ingin pergi entah kemana arahnya dan tiba-tiba
muncul seorang pria yang tidak dikenal sehingga membuat tokoh utama ketakutan
karena merasakan adanya bahaya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut :
“Kami sedang berjalan dalam perjalanan, tersesat dan tidak tahu ke mana
harus pergi, ketika seorang pria asing muncul seolah-olah dia mengikuti kami.
Kami merasa takut sejenak. Saya ingin dia menjauh dari kami.”
Perasaan takut adalah reaksi alami terhadap situasi yang dianggap mengancam atau
tidak aman. Dalam konteks kutipan tersebut, keadaan yang tidak diketahui dan
kemunculan pria asing tanpa alasan yang jelas dapat menciptakan rasa ketidakamanan
dan ketakutan pada karakter-karakter yang sedang dalam perjalanan tersebut.
Emosi ketakutan tokoh utama selanjutnya adalah ketika Aser takut akan kehilangan
merasakan momen yang indah yang belum pernah iya dapat sebelumnya. Hal itu
dapat dilihat dari kutipan dibawah ini:
“Hari saya lebih dari indah, saya takut sesuatu akan merusak hari saya,
saya benar-benar ingin itu tidak pernah berakhir.”
Kesimpulannya, kutipan tersebut mencerminkan adanya rasa takut dalam pikiran
Aset. Ungkapan "saya takut sesuatu akan merusak hari saya" mengindikasikan
kekhawatiran atau ketakutan terhadap kemungkinan terjadinya sesuatu yang dapat
merusak keindahan hari tersebut. Keinginan agar momen indah tersebut tidak pernah
berakhir menunjukkan kecemasan atau rasa takut kehilangan kebahagiaan yang
sedang dirasakan.
Jadi, keseluruhan, kutipan ini dapat dikaitkan dengan emosi dasar ketakutan, yang
muncul ketika seseorang merasa ancaman terhadap sesuatu yang dihargai atau
dinikmati dalam hidupnya.
4.1.4 Kesedihan
Emosi kesedihan pertama yang ditunjukan oleh tokoh utama Aser adalah
kesedihan karena kekecewaan dan perasaan bahwa hidup Aser bergantung pada
Tindakan ayahnya. Dan itu menyakitkan untuk Aser. Hal itu dapat dilihat pada
kutipan dibawah ini :
Saya sedih dengan apa yang dikatakan, dan saya tahu pada saat itu bahwa
hidup saya bergantung pada apa yang ayah saya lakukan, apa yang telah
kami capai hari ini menghalangi kami untuk hidup, maka saya banyak
berpikir.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Aser merasakan emosi sedih yang terkait
dengan dinamika keluarga dan perasaan bahwa hidup Aser bergantung pada tindakan
ayahnya. Kutipan tersebut mencerminkan adanya beban emosional, kekecewaan, dan
mungkin juga ketidakpastian terkait dengan pencapaian hidup. Sedih dalam konteks ini
dapat timbul dari berbagai situasi, termasuk dinamika keluarga dan ekspektasi terhadap
diri sendiri.
Rasa sedih selanjutnya di tunjukan oleh tokoh utama Ketika Aser mendapatkan
kesempatan untuk merubah masa depannya karena penolakan yang didapatkan oleh
Salem. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan dibawah ini :
Dan tidak lama kemudian dia berkata kepadaku: "Apakah kamu pikir aku
tidak akan tahu apa yang kamu sembunyikan dari kami? Ayahmu adalah
seorang pembunuh yang tidak memiliki keberanian untuk menghadapi semua
orang. Ayahmu, yang hanya bisa menulis dengan konyol kata-kata dan
kemudian melarikan diri, apakah kamu berpikir bahwa aku akan menikah
denganmu?"
Dia mengucapkan kata-kata ini dan kemudian pergi ketika saya berdiri di
depan pintu dengan air mata mengalir di pipi saya, apa yang harus saya
katakan dan apa yang harus saya lakukan! Apakah itu semua sepadan, ayah?
Apakah layak hidup begitu menyedihkan?
Kutipan diatas merupakan percakapan dari Aser dan Salim. Kutipan tersebut
mencerminkan perasaan sedih dan keputusasaan. Di dalamnya, Aser menyatakan bahwa
dia berdiri di depan pintu dengan air mata mengalir di pipi, yang menunjukkan keadaan
emosional yang sedih. Pernyataan "apa yang harus saya katakan dan apa yang harus saya
lakukan" mencerminkan rasa kebingungan atau ketidakmampuan untuk mengatasi situasi
yang menyedihkan tersebut.
Selanjutnya, pertanyaan "Apakah itu semua sepadan, ayah? Apakah layak hidup begitu
menyedihkan?" mengekspresikan rasa putus asa dan pertimbangan terkait kehidupan
yang dianggap sangat sulit dan menyedihkan. Dalam konteks ini, terdapat nuansa
tambahan yaitu perasaan sedih karena kehilangan kesempatan untuk merubah masa
depannya. Penderitaan ini dapat mencuatkan rasa kehilangan harapan dan perasaan sedih
yang mendalam atas ketidakpastian masa depannya yang sulit. Oleh karena itu, kesedihan
dalam konteks kehilangan peluang untuk merubah nasibnya juga turut menjadi aspek
dominan dari pengalaman emosional tokoh utama.
Emosi kesedihan selanjutnya yang ditunjukan oleh tokoh utama Aser adalah rasa
sedih karena harus merelakan cintanya. Di saat Siham memohon kepada Aser untuk tidak
pergi meninggalkanya. Aser malah meminta untuk Siham pergi dan melupakannya. Hal
ini dapat dilihat dari kutipan dibawah ini:
Seorang pria datang ke pintu kami untuk mencegah kami pergi, dia banyak
memohon kepada saya tetapi saya baru menyadari bahwa saya ingin pergi
“Tolong, Esir, lihat, saya mohon, jangan pergi, tolong percayalah, semuanya
akan baik-baik saja, kami akan baik-baik saja.”
“Apa yang keluarga Anda lakukan terhadap saya dan ibu saya, kebohongan dan
kepergian Anda, Tuan-tuan, bagaimana saya bisa mempercayai Anda sekarang?”
“asir, tolong, tidak ada yang baik akan datang dari saya, saya akan melakukan
segalanya agar Anda melihat saya seperti sebelumnya.”
“Jika kamu memiliki sedikit cinta di dalam dirimu, tinggalkan aku Sahim, kita
tidak akan berjalan bersama lagi...”
Tapi kita pergi....
Dia pergi dan dia memanggil
saya berjalan tanpa harapan
Kehilangan kekuatan
saya bagaimana tidak ketika saya kehilangan apa yang tidak dapat saya temukan
Saya kehilangan pria yang saya cintai Ketika saya melihat ke cermin saya
melihat seribu warna Sekarang bagaimana aku begitu pucat sehingga aku
kehilangan diriku ibuku .. aku kehilangannya.
Kutipan tersebut mencerminkan emosi sedih. Ungkapan seperti "saya kehilangan pria
yang saya cintai" menunjukkan rasa kehilangan yang mendalam akibat pilihan yang ia
pilih untuk pergi meninggalkan Siham. Ketika Anda menyatakan, "Sekarang bagaimana
aku begitu pucat sehingga aku kehilangan diriku," ini juga mencerminkan perasaan
kehilangan identitas atau perubahan dalam diri setelah mengalami kehilangan tersebut.
Emosi sedih seringkali muncul ketika seseorang mengalami kehilangan yang signifikan,
terutama dalam hubungan pribadi. Kesedihan dapat melibatkan perasaan kekosongan,
rasa kehilangan yang mendalam, dan seringkali dipenuhi dengan perasaan nostalgia atau
keinginan untuk kembali pada saat-saat bahagia bersama orang yang telah hilang.
Emosi yang berkaitan dengan stimulasi sensorik adalah emosi yang lebih jelas
berkaitan dengan rangsangan sensorik yang menyenangkan dan tidak menyenangkan oleh
objek. Dan emosi yang dihasilkan cenderung diarahkan pada object positif atau negatif.
Dalam klasifikasi emosi yang berkaitan dengan stimulasi sensorik terdapat tiga emosi,
yaitu rasa sakit, jijik, dan kebahagiaan.
Menurut teori klasifikasi emosi Krech, "sakit" termasuk dalam kategori emosi
yang terkait dengan sensori atau rangsangan. Rasa sakit merupakan pengalaman
emosional yang timbul dari stimulus yang menyakitkan atau menganggu secara
sensorik. Rasa sakit dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk cedera fisik atau
ketegangan emosional.
Emosi rasa sakit pertama yang ditunjukan oleh tokoh utama Aser adalah rasa
sakit karena ketidakadilan yang didapatkan oleh Aser karena perbuatan ayahnya. Hal
tersebut dapat dilihat dari kutipan dibawah ini :
aku merasakan ketidakadilan itu setiap kali aku mencuci dan membersihkan
rumah orang lain, aku merasakan ketidakadilan itu setiap pagi dan sebelum aku
tidur, seolah-olah aku dilahirkan dengan ini ketidakadilan sejak kecil....
Rasa sakit sakit selanjutnya yang ditunjukan oleh tokoh utama Aser adalah rasa
sakit yang kompleks dan mendalam akibat dari masa lalu yang berdampak pada
gagalnya Siham untuk datang melamar Aser. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
dibawah ini:
“Aku lelah ibu, aku sangat lelah, kebenaran dan masa lalu ini
membunuhku dengan sangat keras, aku merasa jika aku memejamkan
mata sekarang, aku tidak akan pernah bangun lagi, ibu…”
“Kamu akan bangun sayang, ke hari yang lebih baik, tolong jangan
bunuh aku sayang, jangan bunuh aku sayang ibumu “
Saya sangat berharap untuk tidak bangun pada waktu itu, saya meminta
Tuhan bahwa tidak akan ada hari esok, saya tertidur di pelukan ibu saya
berharap besok akan terhapus dari hidup saya, keputusasaan dan
ketidakberdayaan menimpa saya, rasa sakit yang belum meninggalkanku
sepanjang hidupku.
Kutipan tersebut mencerminkan emosi sakit, baik secara fisik maupun emosional.
Ungkapan "Aku lelah, ibu, aku sangat lelah" menunjukkan kelelahan yang mendalam,
dan menyatakan bahwa kebenaran dan masa lalu sedang "membunuhku dengan
sangat keras" mencirikan pengalaman penderitaan yang kuat. Pernyataan "Aku
merasa jika aku memejamkan mata sekarang, aku tidak akan pernah bangun lagi"
mengisyaratkan pada rasa putus asa dan keinginan untuk melepaskan diri dari
penderitaan yang begitu besar sehingga tidak mungkin untuk terus melanjutkan.
sementara pernyataan tentang rasa sakit yang menyelimuti sepanjang hidup
mencirikan pengalaman emosi dasar yang kompleks dan sulit diatasi. Keseluruhan,
kutipan ini menggambarkan kondisi emosional tokoh utama yang dipenuhi dengan
rasa sakit dan beban, menciptakan gambaran yang mendalam tentang kesulitan hidup
yang dihadapinya.
Dalam konteks ini, emosi sakit yang diungkapkan dapat mencakup beban emosional
yang berat, kelelahan fisik dan mental, serta keinginan untuk melarikan diri dari rasa
sakit yang dialami.
Emosi sakit yang ditunjukan tokoh utama selanjutnya adalah rasa sakit Aser
karena tidak bisa Bersatu dengan orang yang dicintainya. Hal tersebut dapat dilihat
dari kutipan dibawah ini:
“Oh, Khalida, cerita saya panjang, tetapi jika Anda ingin alasan yang
membuat kami meninggalkan desa kami, beberapa orang di sana ingin
menikahkan saya dengan seorang pemuda yang tidak saya cintai, hati
saya mencintai salah satu dari mereka, tetapi kami tidak bertemu”
“Apa kau mencintainya?”
“Banyak, Khaleda, banyak, dan ini adalah fakta yang menyakitiku lebih
dari yang seharusnya”
Kutipan tersebut merupakan percakapan antara Khalida dan Aser. Kesimpulannya,
kutipan tersebut melibatkan pengalaman emosional yang kompleks, khususnya rasa
sakit yang terkait dengan cinta yang tidak dapat diwujudkan atau bersatu dengan
orang yang dicintai. Emosi sakit ini dapat mencakup perasaan kecewa, patah hati, dan
stres psikologis, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan
bahkan fisik. Dalam konteks emosi sakit yang berhubungan dengan stimulasi
sensorik, stimulasi tersebut mencakup respons fisik terhadap perasaan emosional
yang intens. Perasaan fisik ketidaknyamanan, seperti berat di dada, dapat menjadi
tanggapan terhadap rasa sakit emosional.
4.2.2 Jijik
Menurut teori klasifikasi emosi Krech, "jijik" termasuk dalam kategori emosi
yang terkait dengan sensori atau rangsangan. Jijik merupakan perasaan tidak
menyenagkan yang melibatkan kecenderungan penghindaran yang kuat dan sensasi
gangguan tubuh seperti mual dan muntah. Arti jijik disini digunakan untuk
menyatakan ketidaknyamanan terhadap seseorang atau sesuatu.
Emosi jijik pertama yang ditunjukan oleh tokoh utama Aser adalah reaksi tidak
nyaman terhadap perkataan Siham. Hal itu dapa dilihat dalam kutipan dibawah ini:
4.2.3 Kesenangan
Perasaan keberhasilan dan kegagalan, rasa malu, bangga, bersalah, dan penyesalan
adalah emosi yang faktor penentunya terkait dengan persepsi seseorang terhadap
perilakunya sendiri dalam kaitannya dengan berbagai standar perilaku.
Emosi keberhasilan yang ditunjukan tokoh utama adalah ketika mimpi Aser dan
kekasihnya untuk hidup bersama menjadi kenyataan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
dibawah ini:
Kutipan ini merangkum momen keberhasilan dalam hubungan penuh cinta antara
Aser dan Siham. Ungkapan "Mimpiku menjadi kenyataan" mencerminkan pencapaian
yang luar biasa dalam meraih impian bersama. Melalui kata-kata "Kami telah
berkumpul," mereka menunjukkan bahwa hubungan ini berhasil melampaui segala
rintangan yang mungkin muncul di jalan mereka. Pernyataan cinta yang kuat dan
komitmen untuk saling mendukung menciptakan atmosfer keberhasilan dalam
merawat dan memperkuat hubungan mereka. Dalam momen penuh keintiman, ketika
Aser menyatakan, "Lihat, ketika matahari ini terbenam, kamu adalah matahariku,"
dan Siham menyambutnya dengan "Mulai hari ini hidup kita akan berbeda, hanya ada
kita," mereka merayakan pencapaian besar ini dan merencanakan masa depan yang
cerah bersama. Keseluruhan, kutipan ini menggambarkan bahwa cinta sejati dapat
mengatasi segala rintangan, menghasilkan keberhasilan yang memenuhi dan
membawa makna yang mendalam dalam hubungan mereka.
Bangga dan malu termasuk kedalam kategori emosi yang berhubungan dengan
penilian diri sendiri. Rasa bangga dan malu muncul Ketika seseorang menganggap
keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sebagai tanda prestasi dasar
atau kekurangan diri. dan juga emosi bangga dapat muncul dari apapun yang
membaut seseorang merasa membanggakan tanpa terkait dengan pencapaian tertentu.
Emosi bangga yang di tunjukan tokoh utama adalah ketika Aser merasakan
kebahagiaan dan kebangaan bahwa dia akan menjadi seorang ibu. Hal ini dapat
dilihat dari kutipan dibawah ini:
Emosi rasa bersalah tokoh utama aser adalah ketika Aser merasa dia telah berbohong
kepada hatinya karena di dalam hatinya ia sangat mencintai Siham dan akhirnya
Aserpun menulis surat untuk Siham. Hal ini dapat ditunjukan pada kutipan berikut:
“Apa aku berbohong pada hatiku? Saya mencintai seorang pria, dan dia
juga sangat mencintai saya, mungkin saya tidak bisa melupakannya,
tetapi hati saya berdetak untuknya, merindukannya, dan bahkan
menginginkannya setiap saat, tetapi saya tidak akan melakukan apa pun
selain menyimpan kasih sayang ini, ya saya akan tulis surat untuknya
agar dia tahu betapa lelahnya aku dalam kesepian ini ...”
Dalam kutipan tersebut, situasi yang digambarkan dapat dengan baik masuk ke dalam
kategori rasa bersalah yang berhubungan dengan penilaian diri sendiri. Individu
tersebut mungkin merasa bersalah karena merasa berbohong pada diri sendiri, yaitu
dengan tidak mengakui atau mengatasi perasaan cintanya terhadap Sahim. Dalam hal
ini, penilaian diri dapat terlibat karena individu mungkin merasa bahwa mereka
seharusnya lebih jujur terhadap diri sendiri atau mengatasi konflik internal yang
berkaitan dengan perasaan mereka terhadap Sahim.
Penting untuk diingat bahwa rasa bersalah seringkali terkait dengan norma, nilai-nilai
pribadi, atau harapan yang mungkin telah ditetapkan oleh individu tersebut. Mungkin
ada harapan tertentu tentang bagaimana seharusnya mengelola atau mengungkapkan
perasaan, dan jika individu tersebut merasa tidak memenuhi harapan tersebut, rasa
bersalah dapat muncul.
Sebagian besar pengalaman emosional kita terkait dengan hubungan diri dengan
orang lain sebagai objek di sekitar kita; perasaan-perasaan itu diarahkan kepada mereka.
Emosi-emosi yang terkait dengan orang lain (dan objek eksternal lainnya) seringkali
menjadi terkristal seiring waktu dalam bentuk disposisi emosional atau sikap. Ragam
emosi interpersonal seperti itu tampak tak terbatas, tetapi banyak yang dapat
dikelompokkan dalam dimensi positif-negatif yang familiar bagi kita. Dalam teori ini
Krech membaginya kedalam dua emosi yaitu rasa cinta dan rasa benci.
4.4.1 Cinta
“saya mencintai ayah saya karena apa yang dia katakan tentang
dia, lima belas tahun berlalu di depan saya ketika dia berbicara tentang
dia, dia biasa mengatakan tentang dia: "Ayahmu, putriku Dia tidak seperti
pria mana pun, tetapi dia adalah pria yang jujur, yang tidak menyakiti
orang lain dan tidak terlihat. pada penghidupan orang lain, dan jika dia
dibunuh, maka itu untuk mempertahankan penghidupan dan kepercayaan
orang lain.
kutipan diatas merupakan percakapan antara Aser dan paman qadir. Kutipan tersebut
mencerminkan perasaan cinta terhadap ayah, dan dapat dikaitkan dengan emosi dasar
dari cinta. Emosi cinta dalam kutipan ini rasa cinta dalam konteks hubungan keluarga.
Dalam konteks psikologi, cinta merupakan salah satu emosi dasar yang melibatkan
perasaan kasih sayang, keintiman, dan keterikatan terhadap orang lain. Kutipan ini
menunjukkan bahwa Aser mencintai ayah Aser karena nilai-nilai, sifat-sifat, dan
pengalaman yang Aser bagikan dengannya selama lima belas tahun. Ini
mencerminkan adanya ikatan emosional yang kuat dan positif terhadap ayah dan
Aser, yang dapat dikategorikan sebagai perasaan cinta dalam ranah emosi dasar.
Emosi rasa cinta kedua yang ditunjukan oleh Aser kepada ibunya dengan
mengammbarkan rasa kasih saying terhadap ibunya. Hal tersebut dapat dilihat dalam
kutipan berikut :
Ibuku adalah seorang wanita yang telah banyak hidup. Dia adalah yang
paling lembut di hatiku di dunia ini. Aku mengingatnya dengan sangat baik
ketika dia biasa duduk di musim dingin kami, mendandaniku dengan jaket
yang indah, dan memberitahuku bahwa itu akan sangat cantik ketika saya
memakainya ...
Ya, kutipan tersebut jelas mencerminkan emosi dasar rasa cinta. Pernyataan Aser
tentang ibu sebagai "wanita yang telah banyak hidup" dan "yang paling lembut di
hatimu di dunia ini" menggambarkan rasa kasih sayang dan penghargaan yang
mendalam terhadap ibunya. Saat Aser mengingat momen-momen bersama ibu,
seperti saat ibu mendandani Aser dengan jaket yang indah, ini menciptakan
gambaran keintiman dan kasih sayang dalam hubungan Aser dengan ibunya.
Deskripsi tentang bagaimana ibu Aser memberitahu Aser bahwa Aser akan terlihat
cantik ketika mengenakan jaket tersebut menunjukkan perhatian dan dukungannya
yang tulus. Semua elemen ini dapat ditarik ke dalam kategori emosi rasa cinta dalam
kerangka emosi dasar.
Emosi rasa cinta selanjutnya ditunjukan oleh tokoh utama Aser yang merasa
adanya ketertarikan kepada pria yang Bernama Sahim. Hal itu dapat dilihat dari
kutipan dibawah ini :
Setelah beberapa saat, dua pria muda masuk, salah satunya adalah
saudara laki-laki temanku. Yang lainnya tidak kuketahui, kecuali
bahwa dia menatapku untuk waktu yang lama, seolah-olah dia telah
mengenal saya selama bertahun-tahun.
Dia adalah seorang pemuda seperti yang belum pernah saya lihat di
desa kami, tinggi, sangat tampan, matanya besar, sayang, saya merasa
hati saya memandangnya untuk waktu yang lama, pikiran saya
mengembara seolah-olah saya tidak bersama mereka pada perayaan itu,
seolah-olah saya hanya ingin melihatnya.
Kutipan tersebut memberikan indikasi kuat terhadap kemungkinan adanya rasa cinta
atau ketertarikan romantis dalam kategori emosi yang berhubungan dengan orang
lain. Deskripsi intensitas pandangan dan perasaan Aser terhadap pria yang baru
dilihat, terutama dalam konteks suasana perayaan, menunjukkan potensi
terbentuknya ikatan emosional yang lebih dari sekadar perhatian biasa. Ekspresi
perasaan hati yang terfokus pada pemuda tersebut, serta pernyataan bahwa Aser
merasa seolah-olah hanya ingin melihatnya, menunjukkan bahwa ada kemungkinan
perasaan romantis atau daya tarik emosional yang lebih mendalam terhadap orang
tersebut.
Emosi cinta selanjutnya yang ditunjukan tokoh utama adalah saat Aser merasakan
cinta yang begitu cepat dan mendalam untuk sahim. Hal ini bisa dilihat dari kutipan
dibawah ini :
Saya dulu sering menulis tentang itu, saya merasa itu adalah segalanya
bagi saya “Cinta hanya layak untuk sahim.”
Kutipan ini berisi surat dari Aser untuk Siham. Kutipan ini mencakup gelombang
emosi cinta yang begitu mendalam terhadap Siham. Ungkapan tulus "Aku sangat
mencintaimu" mencerminkan perasaan kasih sayang yang kuat dan penuh makna.
Selain itu, janji "Meskipun demikian, aku akan mencintaimu, aku akan selalu
mencintaimu" menunjukkan komitmen yang teguh untuk tetap berada di samping
Siham, bahkan ketika menghadapi rasa sakit atau kesulitan. Sentuhan emosional tak
terhindarkan tergambar dalam pernyataan "Saya tidak punya tempat lain untuk
berpaling, saya hanya memiliki hatimu di tempat lain," mencerminkan
ketergantungan emosional dan kebutuhan akan dukungan dari Siham. Keseluruhan,
kutipan ini tidak hanya merayakan cinta yang mendalam tetapi juga mengungkapkan
keterikatan emosional yang kuat dengan seorang yang sangat dicintai, yaitu Siham.
4.4.2 Benci