Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DERIVATIF DAN LINDUNG NILAI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah:

Manajemen Keuangan Lanjutan

Dosen: Tetty Lasniroha Sarumpaet, S.E., M.Ak., Ak., CA.

Disusun Oleh:
Reinhard Stefanus (21522120006)
Bella Olivia Julianti (215221...)
Kelas : B

Program Studi Pendidikan Profesi Akuntan


Universitas Widyatama
Tahun Ajaran 2022/2023
Bandung
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia
dan hikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul
“Derivatif dan Lindung Nilai”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata
kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan dalam menempuh dan menyelesaikan Program
Pendidikan Profesi Akuntan di Universitas Widyatama Bandung.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun
dalam perbaikan makalah ini. Akhir kata, besar harapan penulis agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi maupun pembaca sekalian pada
umumnya. Atas segala bentuk perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.

Bandung, 26 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….………..… i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………….……..…….. ii
BAB I PENDAHULUAN .…………………………………………………….………..….. 1
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………….…………..… 2

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Manajemen keuangan merupakan aspek penting dalam pengelolaan bisnis yang


efektif. Salah satu topik yang penting dalam manajemen keuangan adalah instrumen derivatif
dan lindung nilai (hedging). Instrumen derivatif adalah kontrak keuangan yang nilainya
tergantung pada nilai aset yang mendasarinya. Sementara itu, lindung nilai adalah strategi
yang digunakan untuk melindungi nilai aset atau mengurangi risiko dalam investasi dengan
menggunakan instrumen derivatif.

Instrumen derivatif dan lindung nilai digunakan untuk mengurangi risiko dalam
investasi dan mengoptimalkan pengembalian investasi. Pada dasarnya, instrumen derivatif
dan lindung nilai memungkinkan perusahaan untuk menghindari fluktuasi harga yang
merugikan dalam aset atau produk yang mereka miliki. Dalam lingkungan bisnis yang tidak
stabil, instrumen derivatif dan lindung nilai dapat membantu perusahaan dalam mengatasi
risiko yang terkait dengan fluktuasi harga dan nilai tukar.

Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut tentang instrumen derivatif dan lindung
nilai. Bagaimana instrumen ini bekerja, jenis instrumen derivatif, dan bagaimana strategi
lindung nilai dapat membantu perusahaan mengurangi risiko dan memaksimalkan
pengembalian investasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Derivatif dan Lindung Nilai (Hedging)


Lindung nilai adalah strategi yang digunakan untuk menutupi risiko yang timbul dari
perubahan nilai sebuah aset atau portofolio investasi. Salah satu instrumen investasi
yang paling sering digunakan untuk lindung nilai adalah derivatif. Derivatif merupakan
kontrak finansial antara 2 (dua) atau lebih pihak guna memenuhi janji untuk membeli
atau menjual aset / komoditas yang dijadikan sebagai obyek yang diperdagangkan pada
waktu dan harga yang merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual dan pihak
pembeli. Derivatif adalah instrumen investasi dari beberapa produk keuangan dan telah
diawasi oleh BEI. Berbagai produk keuangan tersebut seperti saham, mata uang,
obligasi, tingkat suku bunga, indeks saham, indeks obligasi, dan lain sebagainya. Di sisi
lain, jika produk derivatif adalah komoditas, maka pengawasannya dilakukan oleh
BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Jadi sederhananya,
cara kerja derivatif adalah produk investasi berbasis kontrak perjanjian perdagangan.
Derivatif juga termasuk sebagai investasi yang memiliki risiko tinggi karena lebih
memanfaatkan perkiraan harga di masa depan dengan potensi imbal hasil besar.

B. Forward Contracts (Kontrak Serah)


Forward Contracts adalah salah satu jenis instrumen derivatif dimana pihak pembeli
(Long) maupun pihak penjual (Short) membentuk kesepakatan untuk menjual dan
membeli aset dalam jumlah tertentu dengan harga tertentu yang disepakati sebelumnya
untuk masa yang akan datang. Kontrak ini dibuat untuk melindungi nilai aset dari risiko
kerugian di industri yang bersifat volatile dengan mengunci harga di masa depan
sehingga nilainya terlindungi dari perubahan nilai kurs valuta asing atau harga
komoditas. Adapun keuntungan dari pembuatan kontrak ini adalah:

 Memberikan fleksibilitas yang tinggi karena para pihak dapat menyesuaikan


persyaratan kontrak untuk bisnis mereka
 dapat membantu perusahaan untuk melindungi margin keuntungannya dari
penurunan pasar mata uang asing sehingga aset mereka tidak hilang jika ada
pergerakan harga tiba-tiba

1
Bentuk penyelesaiannya ada 2 cara, yaitu:

 Pengiriman fisik, dimana Long membayar harga yang telah disepakati dan
menerima aset dari Short. Contoh dari Forward Contracts misalnya PT Kalbe
Farma yang berbasis di Indonesia dan menjual produk farmasi yang berbahan
baku dari luar negeri. Untuk menghindari fluktuasi harga yang merugikan,
perusahaan ini memutuskan menggunakan Forward Contracts untuk membeli
bahan baku di masa depan dengan harga yang disepakati saat ini. Perusahaan
setuju membeli bahan baku senilai $ 100.000 dengan harga forward $ 1 per kg
untuk kontrak sepanjang 3 bulan. Setelah 3 bulan, harga bahan baku mencapai
$1.2 per kg dimana hal ini menguntungkan PT Kalbe Farma karena mereka masih
membeli bahan baku tersebut dengan harga $ 1 per kg. Hal ini membuktikan
bahwa Forward Contracts memberikan perlindungan dari risiko kenaikan harga.
Namun, hal ini akan berlawanan jika harga bahan baku tersebut mencapai $ 0.8
per kg, karena PT Kalbe Farma harus membeli bahan baku tersebut dengan harga
$ 1 per kg maka kondisi ini akan merugikan perusahaan.
 Cash Settlement (Penyelesaian Tunai), dimana pembayaran dilakukan secara
tunai pada tanggal penyelesaian tanpa perlu ada penyerahan aset fisik, namun
hanya membayar atau menerima selisih antara harga Forward dengan harga pasar
saat kontrak berakhir. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap pihak
terlibat memperoleh hasil yang adil dan sesuai dengan kesepakatan awal. Jika
harga pasar lebih rendah daripada harga forward, maka pembeli forward contract
harus membayar selisih harga tersebut kepada penjual. Sebaliknya, jika harga
pasar lebih tinggi daripada harga forward, maka penjual forward contract harus
membayar selisih harga tersebut kepada pembeli. Contohnya, seorang investor
sepakat untuk membeli 1.000 lembar saham BBCA dari seorang penjual pada
tanggal penyelesaian di masa depan dengan harga kesepakatan Rp 10.000 per
lembar saham. Namun, kedua belah pihak tidak ingin melakukan pengiriman fisik
saham pada tanggal penyelesaian tersebut. Maka, mereka sepakat untuk
menggunakan penyelesaian tunai. Pada tanggal penyelesaian, harga pasar saham
BBCA adalah Rp 9.000 per lembar saham. Sebagai pembeli forward contract,
investor harus membayar penjual sebesar Rp 10.000.000 (Rp 10.000 * 1.000)
pada tanggal penyelesaian termasuk kerugian yang diperoleh dari turunnya harga
pasar saham BBCA. Sedangkan penjual forward contract akan menerima

1
pembayaran tersebut sebagai kompensasi atas keuntungan dari turunnya harga
pasar saham BBCA. Namun, jika harga pasar saham BBCA pada tanggal
penyelesaian lebih tinggi dari harga kesepakatan, maka penjual forward contract
harus membayar investor sebagai kompensasi atas kerugian yang diderita akibat
kenaikan harga pasar saham BBCA. Dengan menggunakan penyelesaian tunai,
kedua belah pihak dapat menghindari risiko pengiriman fisik saham dan tetap
memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian sesuai dengan perubahan
harga pasar saham.

C. Future Contracts (Kontrak Berjangka)


Future Contracts adalah sebuah kontrak perjanjian di bursa berjangka untuk menjual
atau membeli suatu aset (dapat berupa komoditas, saham, obligasi, dll) dengan harga
yang telah ditetapkan pada waktu tertentu di masa depan. Karena diperdagangkan di
bursa, membuat kontrak ini lebih likuid dari Forward Contracts sehingga mudah untuk
dijual dan dibeli, namun tidak fleksibel karena tidak dapat memenuhi kebutuhan khusus
pihak terkait.

Future Contracts sering disamakan dengan Forward Contracts karena sama-sama


memiliki transaksi jual-beli aset pada waktu dan harga yang spesifik, namun keduanya
adalah hal yang berbeda, perbedaannya terletak pada:

 Forward Contracts tidak dapat diperdagangkan sedangkan Futures Contracts


bisa diperdagangkan di bursa;
 Karena Forward Contracts dilakukan di luar bursa, kesepakatan hanya dibuat
untuk memnuhi kebutuhan pihak terkait sedangkan Futures Contracts telah
terstandarisasi dan diatur oleh pemerintah;
 Futures Contracts melakukan evaluasi untung rugi setiap hari, sehingga kedua
belah pihak memiliki margin atas fluktuasi. Sementara Forward Contracts tidak
ada evaluasi harian sehingga tidak memunculkan margin setiap harinya.

Contohnya PT Nippon Indosari Corpindo membeli Future Contracts untuk 1.000 ton
gandum dengan harga $ 250 per ton. Di hari pertama, harga komoditas gandum adalah $
300 per ton sehingga perusahaan menerima $ 50 per ton ($ 300 - $ 250) dari lembaga
kliring. Di hari kedua, harga komoditas gandum adalah $ 230 per ton sehingga
perusahaan harus membayar sebesar $ 20 per ton ($ 250 - $ 230) ke lembaga kliring. Di
hari ketiga, harga komoditas gandum adalah $ 280 per ton sehingga perusahaan akan

1
menerima sebesar $ 30 per ton ($ 280 - $ 250) dari lembaga kliring. Dari contoh di atas,
dapat dilihat bahwa nilai kontrak futures dapat berubah setiap harinya, tergantung pada
pergerakan harga pasar. Evaluasi harian adalah proses menghitung nilai kontrak futures
berdasarkan perubahan harga pasar setiap harinya. Jika harga pasar naik, pembeli akan
menerima uang dari lembaga kliring, sedangkan jika harga pasar turun, pembeli harus
membayar ke lembaga kliring sebesar selisih harga dalam kontrak dengan harga pasar
aset.

D. Strategi Lindung Nilai


Terdapat 2 posisi dalam strategi lindung nilai, yaitu:

 Short Hedge
Strategi untuk melindungi nilai aset dengan menjual kontrak untuk aset yang
dimiliki. Dengan kata lain, suatu pihak disebut dalam posisi short hedge jika
pihak tersebut adalah pihak yang menjual futures / forward contract. Posisi atau
strategi ini biasanya dipilih oleh pihak yang memiliki aset atau akan memiliki
aset.
 Long Hedge
Strategi untuk melindungi nilai aset dengan membeli kontrak untuk aset yang
akan dimiliki. Dengan kata lain, suatu pihak disebut dalam posisi long hedge jika
pihak tersebut adalah pihak yang membeli futures / forward contract. Strategi ini
dipilih oleh pihak yang akan melakukan pembelian aset di masa depan.

E. Interest Rate Futures Contracts


Future contracts sering digunakan untuk melindungi risiko pasar dan menghindari
fluktuasi harga yang merugikan. Dalam hal Treasury Bonds, future contracts dapat
digunakan untuk melindungi portofolio dari risiko kenaikan atau penurunan suku
bunga.

Sebagai contoh, seorang investor memiliki portofolio yang terdiri dari sejumlah besar
Bonds dengan jatuh tempo dalam 6 bulan. Investor khawatir bahwa suku bunga akan
naik dalam 6 bulan ke depan, yang akan menyebabkan harga Bonds turun dan
mengurangi nilai portofolio mereka. Untuk menghindari risiko ini, investor membeli
future contracts untuk Bonds dengan jatuh tempo 6 bulan. Dalam hal ini, investor
akan mengunci harga beli Bonds di harga saat ini dan dapat menjual future contracts
tersebut jika suku bunga benar-benar naik dan harga Bonds turun.

1
Ketika suku bunga turun, harga obligasi naik karena obligasi dengan kupon tetap
menjadi lebih menarik bagi investor daripada investasi alternatif dengan suku bunga
yang lebih rendah. Dalam hal ini, permintaan untuk obligasi meningkat dan harga
obligasi naik. Ketika harga obligasi naik, nilai future contract bonds juga akan naik
karena future contract bonds mencerminkan harga obligasi di masa depan. Investor
yang membeli future contract bonds pada saat suku bunga yang lebih rendah,
memiliki hak untuk membeli obligasi dengan harga yang lebih rendah di masa depan,
yang berarti mereka dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar ketika harga
obligasi naik.

Sebaliknya, ketika suku bunga naik, harga obligasi turun karena investor cenderung
memilih investasi alternatif yang menawarkan suku bunga yang lebih tinggi. Dalam
hal ini, permintaan untuk obligasi menurun dan harga obligasi turun. Ketika harga
obligasi turun, nilai future contract bonds juga akan turun karena future contract
bonds mencerminkan harga obligasi di masa depan. Investor yang membeli future
contract bonds pada saat suku bunga tinggi, harus membeli obligasi dengan harga
yang lebih tinggi di masa depan, yang berarti mereka akan mengalami kerugian ketika
harga obligasi turun.

F. Lindung Nilai Duration

G. Swap Contracts

H.Ringkasan Contoh Jurnal


Nama Jurnal: "ANALISIS PENGGUNAAN FORWARD CONTRACT DAN OPTION
PADA PERUSAHAAN EKSPOR UD WAMENA DI DENPASAR " (E-Journal Manajemen
Universitas Udayana, Vol. 7 No. 4, 2018: 2226-2255)

Peneliti: Gita Syeba Lubis dan Henny Rahyuda

Abstrak: Perusahaan ekspor menerima penghasilan dalam mata uang asing sehingga
akan terkena dampak dari adanya risiko exchange rate. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui penerapan metode hedging forward contract dan option pada UD Damena
(Seafood Supply & Processing Product) tahun 2014-2016. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif. Objek penelitian yang digunakan adalah keuntungan

1
selisih kurs dari penerimaan piutang transaksi ekspor yang diperoleh UD Damena dari
tahun 2014-2016. Metode pengumpulan data yaitu observasi non perilaku dengan
mengumpulkan data dari sumber tertulis dan metode wawancara untuk mengumpulkan
profil perusahaan. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif dengan
menguraikan tahapan forward contract dan option secara sistematis. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa forward contract dan option mampu meminimalisasi risiko
exchange rate dengan menghasilkan selisih kurs yang lebih besar dan option
menghasilkan peningkatan selisih kurs yang lebih besar daripada forward contract.

Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan pada perusahaan ekspor UD Damena


(Seafood Supply & Processing Product) tahun 2014-1016. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder berupa data piutang ekspor UD Damena (Seafood
Supply & Processing Product) per bulan, kurs spot per transaksi, suku bunga deposito
US Dollar per tahun, suku bunga deposito Rupiah Indonesia per tahun, dan jangka waktu
jatuh tempo piutang per transaksi selama periode 2014-2016. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui penggunaan forward contract dan option pada perusahaan ekspor UD
Damena Tahun 2014-1016 sehingga terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu
forward contract dan option. Pada penelitian ini tidak terdapat populasi dan sampel
karena merupakan suatu studi kasus pada UD Damena. Studi kasus ini untuk mengetahui
penggunaan forward contract dan option dalam meminimalisasi risiko exchange rate
pada perusahaan ekspor UD Damena Tahun 2014- 2016. Metode pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini berupa observasi non perilaku. Metode observasi non
perilaku dilakukan dengan cara mengumpulkan data piutang ekspor perusahaan UD
Damena per bulan, kurs spot per transaksi, suku bunga deposito US Dollar per tahun,
suku bunga deposito Rupiah Indonesia per tahun, dan jangka waktu jatuh tempo piutang
per transaksi selama periode 2014-2016 dari sumber tertulis. Teknik analisis data pada
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif yang menguraikan tahapan forward
contract dan option secara sistematis. Tahapan tersebut dilakukan dengan cara yaitu
pertama, menghitung selisih kurs dengan menggunakan forward contract hedging, kedua
menghitung selisih kurs dengan menggunakan option, ketiga membandingkan hasil
keuntungan pada perusahaan UD Damena apabila diasumsikan menggunakan forward
contract, keempat membandingkan hasil keuntungan pada perusahaan UD Damena

1
apabila diasumsikan menggunakan option, dan terakhir mengambil kesimpulan dari data
yang telah diolah dan dianalisa.

Hasil dan Pembahasan: Berdasarkan analisis data diperoleh hasil yaitu penerapan
forward contract hedging mampu melindungi nilai mata uang dari risiko exchange rate
dengan menghasilkan peningkatan selisih kurs dibandingkan tidak menggunakan teknik
hedging forward contract.

Selama Tahun 2014-2016, UD Damena beroperasi tanpa melakukan perlindungan nilai


terhadap penerimaan piutangnya dalam mata uang US Dollar. Hal ini berdampak pada
jumlah Rupiah yang diterima perusahaan ketika penerimaan piutang dalam US Dollar
dikonversikan ke dalam Rupiah karena UD Damena akan menghadapi risiko exchange
rate. Risiko ini menyebabkan adanya fluktuasi nilai Rupiah terhadap US Dollar yang
dapat membuat nilai Rupiah melemah atau menguat terhadap US Dollar tanpa bisa
diprediksi dengan tepat. Untuk meminimalisasi adanya risiko exchange rate, UD
Damena dapat melakukan teknik hedging terhadap penerimaan piutangnya, salah satunya
dengan menggunakan teknik forward contract.

Tabel 7 menunjukkan hasil penerimaan piutang UD Damena pada tahun 2014-2016 saat
tidak melakukan hedging dan saat diasumsikan melakukan forward contract hedging.
Penerimaan piutang UD Damena saat tidak melalukan hedging adalah sebesar
Rp10,263,044,198.57 sedangkan saat diasumsikan melakukan forward contract hedging
penerimaan piutang meningkat menjadi sebesar Rp10,317,441,963.57 atau terdapat
peningkatan selisih kurs yaitu sebesar Rp54,397,765.00. Hasil tersebut menyimpulkan
bahwa penerapan forward contract hedging mampu meminimalisasi risiko exchange rate

1
karena jumlah penerimaan piutang saat diasumsikan melakukan forward contract
hedging lebih besar daripada saat tidak melakukan hedging. Hal ini disebabkan karena
forward rate bernilai lebih besar daripada kurs spot sehingga jumlah Rupiah yang
diterima UD Damena lebih banyak saat melakukan forward contract hedging. Hasil
penelitian ini mendukung teori hedging yang mendasari penelitian ini yaitu mengenai
fungsi penerapan teknik hedging untuk meminimalisasi risiko exchange rate serta
mendukung hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Rofifah dkk. (2017) dan
Alim (2014) yang menemukan hasil serupa bahwa forward contract hedging mampu
melindungi perusahaan dari risiko exchange rate dan menghasilkan peningkatan selisih
kurs.

Tabel 8 menunjukkan hasil penerimaan piutang UD Damena pada Tahun 2014-2016 saat
tidak melakukan hedging dan saat diasumsikan melakukan option hedging. Penerimaan
piutang UD Damena saat tidak melakukan hedging adalah sebesar Rp10,263,044,198.57
sedangkan saat diasumsikan melakukan option hedging penerimaan piutang meningkat
menjadi sebesar Rp10,775,311,116.95 atau terdapat peningkatan selisih kurs yaitu
sebesar Rp512,266,918.38. Hasil tersebut menyimpulkan bahwa penerapan option
hedging mampu meminimalisasi risiko exchange rate karena hasil penerimaan piutang
saat diasumsikan melakukan option hedging lebih besar daripada saat tidak melakukan
hedging. Hal ini disebabkan karena strike price bernilai lebih besar daripada kurs spot
sehingga jumlah Rupiah yang diterima UD Damena lebih banyak saat melakukan option
hedging. Hasil penelitian ini mendukung teori hedging yang mendasari penelitian ini
yaitu mengenai fungsi penerapan teknik hedging untuk meminimalisasi risiko exchange
rate serta mendukung hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Maurer dan

1
Valiani (2007), Chan et al. (2003), dan Khazeh dan Winder (2006) yang menunjukkan
hasil bahwa option hedging mampu melindungi perusahaan dari risiko exchange rate dan
menghasilkan peningkatan selisih kurs.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil yaitu penerapan teknik forward contract dan
option hedging mampu meminimalisasi risiko exchange rate pada perusahaan UD
Damena Tahun 2014-2016. Namun, teknik hedging option menghasilkan penerimaan
piutang yang lebih besar dibandingkan dengan forward contract.

Tabel 9 menunjukkan jumlah penerimaan piutang UD Damena pada tahun 2014-2016


dengan asumsi menggunakan forward contract dan option. Dengan asumsi menggunakan
teknik option jumlah penerimaan piutang UD Damena adalah sebesar
Rp10,775,311,116.95 sedangkan dengan asumsi menggunakan teknik forward contract
jumlah penerimaan piutang UD Damena adalah sebesar Rp10,317,441,963.57 atau
terdapat peningkatan selisih kurs sebesar Rp457,869,153.38. Berdasarkan hasil tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa penerapan option lebih menguntungkan daripada
forward contract karena jumlah penerimaan piutangnya lebih banyak dan hal tersebut
menunjukkan bahwa peningkatan selisih kursnya lebih besar. Peningkatan selisih kurs
yang diterima oleh UD Damena dengan menerapkan option akan menutupi biaya premi
yang harus dibayar saat awal perjanjian option serta memberikan keuntungan yang lebih
besar terhadap penerimaan piutang saat option di eksekusi.

Kesimpulan Penelitian: Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan hedging dengan
menggunakan forward contract dan option mampu meminimalisasi risiko exchange rate
pada perusahaan UD Damena pada tahun 2014-2016. Hasil penelitian menunjukkan

1
bahwa penerimaan piutang dengan menggunakan teknik hedging forward contract dan
option lebih banyak daripada tidak menggunakan hedging. Hasil penelitian juga
menemukan bahwa penerapan option lebih baik digunakan daripada forward contract
dalam meminimalisasi risiko exchange rate pada perusahaan UD Damena Tahun 2014-
2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan piutang dengan menggunakan
teknik option lebih banyak daripada forward contract.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Lindung nilai adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengurangi
risiko yang terkait dengan fluktuasi harga pasar dan nilai tukar.
2. Instrumen derivatif seperti opsi, kontrak berjangka, dan swap dapat digunakan
sebagai alat untuk melindungi perusahaan dari fluktuasi harga pasar dan nilai
tukar.
3. Penggunaan instrumen derivatif juga dapat menjadi sumber insentif spekulatif
bagi perusahaan jika tidak digunakan dengan hati-hati.
4. Manajer perusahaan harus memahami risiko dan manfaat dari instrumen derivatif
dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya, kompleksitas, dan likuiditas
saat memilih instrumen lindung nilai yang sesuai.

B. Saran
Saran yang bisa disusun bagi para pembaca makalah ini dalam kaitannya dengan
lindung nilai dan instrument derivatif adalah bahwa manajer perusahaan harus
memahami konsep lindung nilai dan instrumen derivatif untuk dapat membuat
keputusan yang tepat tentang penggunaannya. Selain itu, mereka juga harus
mengembangkan strategi lindung nilai yang efektif dan memantau risiko secara
teratur untuk meminimalkan dampak fluktuasi harga pasar dan nilai tukar. Akuntan
yang terlibat dalam pengelolaan keuangan perusahaan harus memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang memadai dalam hal lindung nilai dan instrumen derivatif agar

1
dapat memberikan saran yang tepat kepada klien mereka. Terakhir, penelitian dan
pengembangan dalam bidang lindung nilai dan instrumen derivatif harus terus
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang risiko dan manfaat dari strategi
ini dan mengembangkan instrumen lindung nilai yang lebih efektif dan efisien.
C. Daftar Pustaka

Redaksi OCBC NISP. (2022). Derivatif adalah: Pengertian, Jenis, Manfaat & Dasar
Hukumnya. Diakses pada 21 Februari 2023 dari
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/01/07/apa-itu-derivatif

Kompas.com. (2021). Hedging Adalah Lindung Nilai: Pengertian, Jenis, dan Contoh.
Diakses pada 21 Februari 2023 dari
https://money.kompas.com/read/2021/10/21/175148126/hedging-adalah-lindung-
nilai-pengertian-jenis-dan-contoh?page=all

Zipmex. (2021). Forward Contract: Definisi dan Perbedaannya dengan Futures.


Diakses pada 21 Februari 2023 dari https://zipmex.com/id/learn/forward-contract-
definisi-dan-perbedaannya-dengan-futures/#header-c1

Zipmex. (2021). Apa Itu Future Contract?- Definisi dan Jenis. Diakses pada 21
Februari 2023 dari https://zipmex.com/id/learn/future-contract-adalah-definisi-dan-
jenisnya/

Tanuwijaya, Cheril. (2019). Mengenal Seluk Beluk Kontrak Serah Komoditas


(Forward Contract). Diakses pada 21 Februari 2023 dari
https://www.finansialku.com/kontrak-serah-komoditas/

Pinhome. (2019). Mengenal Seluk Beluk Kontrak Serah Komoditas (Forward


Contract). Diakses pada 21 Februari 2023 dari https://www.pinhome.id/kamus-istilah-
properti/forward contract/#Cara_Kerja_Forward_Contract_dalam_Pembiayaan

Thionita Virtina. (2020). Lindung Nilai (Hedging) Perdagangan Berjangka Komoditi.


Diakses pada 21 Februari 2023 dari https://www.finansialku.com/lindung-nilai-
hedging/

1
Nurhandono, Furqon., & Firmansyah, Amrie. (2017). PENGARUH LINDUNG
NILAI, FINANCIAL LEVERAGE, DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP
AGRESIVITAS PAJAK. Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol.17, 31-
52.

Anda mungkin juga menyukai