Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Fakultas Hukum

Universitas Sam Ratulangi


Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

ANALISIS YURIDIS PERKAWINAN BEDA AGAMA TERHADAP


PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 68/PUU-XII/2014 ATAS
PASAL 2 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 19741

Maryam Laomo2
Maryamlaomo1603@gmail.com
Ronny Adrie Maramis3
Ronnymaramis@unsrat.ac.id
Grace Yurico Bawole4
Bawolegrace@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengkaji bagaimana
Regulasi dan Penegakan Hukum dalam menyikapi Perkawinan Beda Agama di
Indonesia dan untuk mengetahui dan mengkaji Praktek Pelaksanaan Putusan
Mahkamah Konstitusi No.68/PUU-XII/2014 terhadap Perkawinan Beda Agama. Tidak
sedikit pasangan berbeda Agama melakukan berbagai cara untuk mendapatkan suatu
keabsahan dalam Perkawinan. Berbagai tindakan untuk melangsungkan perkawinan
beda agama adalah dengan cara : meminta penetapan pengadilan, perkawinan
dilakukan menurut masing-masing agama, penundukan sementara pada salah satu
hukum agama dan melangsungkan perkawinan di luar negeri. Dalam hal ini karena
Negara tidak memberikan Legalitas terkait tertib administrasi untuk dicatatkan dalam
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Namun, dalam praktek pelaksanaannya
beberapa Pengadilan Negeri di Indonesia seperti Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,
Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan Negeri Pontianak dan Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat telah memberikan penetapan kepada pasangan berbeda agama untuk
dapat dicatatkan dalam Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Mahkamah Agung
berpendirian bahwa dalam hal terjadinya perkawinan beda agama, Peraturan
Perkawinan Campuran Stb.1989 Nomor 158 masih tetap berlaku. Sebelum berlakunya
undang-undang Perkawinan, perkawinan beda agama termasuk dalam jenis
perkawinan campuran. Perkawinan campuran diatur dalam Regeling op de Gemengde
Huwelijk stbl. 1898 Nomor 158 (selanjutnya disebut GHR). Dalam Pasal 1 (GHR)
Reglement op de Gemengde Huwelijken (GHR): “Yang dimaksud dengan perkawinan
campuran ialah perkawinan antara orang-orang yang di Indonesia ada di bawah hukum
yang berlainan. Termasuk di sini, perkawinan berbeda agama, berbeda
kewarganegaraan, dan berbeda golongan penduduk (mengingat adanya penggolongan
penduduk pada masa Hindia Belanda).”
Kata kunci: Perkawinan Beda Agama, Pencatatan Perkawinan, Putusan Mahkamah
Konstitusi No.68/PUU-XII/2014
1
Artikel Skripsi
2
Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat, Nim 19071101388.
3
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum.
4
Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum.

Maryam Laomo
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

PENDAHULUAN dan kewajiban baik di antara laki-laki dan


perempuan dengan anak-anak yang
A. Latar Belakang kemudian dilahirkan5 .
Indonesia adalah Negara Hukum,
Cinta bersifat universal, tanpa
tindakan pemerintah dan rakyat
mengenal batasan agama, suku, ras, etnis,
didasarkan atas hukum untuk mencegah
budaya dan golongan tertentu. Penduduk
adanya tindakan sewenang-wenang dari
Indonesia lebih dari 262 juta jiwa, dimana
pihak pemerintah atau penguasa dan
sekitar 87% adalah umat islam, 7,47%
tindakan rakyat yang dilakukan menurut
beragama Kristen, 3.08% beragama
kehendaknya sendiri. Hukum adalah
Katholik 1,71% beragama Hindu, 0,74%
keseluruhan peraturan bertindak atau
beragama Buddha dan 0,03% Konghucu.
berperilaku dan mempunyai kekuatan sah
Kemajemukan tersebut berimplikasi
yang bersifat mengikat. Hukum lahir
terjadinya perkawinan berbeda agama,
untuk mengatur hubungan antara subjek
didukung oleh adanya kebebasan
hukum yang satu dengan subjek hukum
beragama yang dijamin secara
yang lain, salah satu subjek hukum adalah
konstitusional di Indonesia dan dilindungi
manusia. Manusia adalah makhluk yang
sebagai hak asasi manusia
diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial,
memungkinkan dua orang berbeda agama
yang artinya manusia tidak dapat hidup
melangsungkan perkawinan, yang
sendiri dan membutuhkan orang lain
seringkali menimbulkan suatu persoalan
dalam kehidupannya. 6
. Berdasarkan data dari Indonesian
Sebagai makhluk sosial tentunya Conference On Religion and Peace
manusia tidak terlepas dengan ikatan dan (ICRP) tercatat sejak 2005 hingga 2023
hubungan perkawinan, perkawinan sudah lebih dari 1.425 pasangan beda
adalah suatu proses yang sudah agama menikah di Indonesia7.
melembaga untuk menyatukan dan
Putusan Mahkamah Konstitusi
memenuhi kebutuhan biologis manusia,
No.68/PUU-XII/2014 telah melakukan
yang mana laki-laki dan perempuan
penolakan terhadap permohonan untuk
memulai dan memelihara hubungan
melakukan Peninjauan Kembali terhadap
timbal balik yang merupakan dasar bagi
Pasal 2 Ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974
suatu keluarga. Perkawinan adalah
yang dimohonkan untuk memberikan
hubungan keperdataan yang diatur
legalitas kepada pasangan beda agama di
didalam hukum yang bersumber dari
Indonesia dalam melakukan perkawinan
perundang-undangan yang ada, hubungan
beda agama, konsiderasi dari penolakan
hukum tersebut akan menimbulkan hak
permohonan tersebut dikarenakan

5 7
I Ketut Atardi, Hukum Adat Bali Indonesian Conference On Religion and
dengan Aneka Masalahnya Dilengkapi Peace (ICRP), Data Perkawinan Beda
Yurisprudensi, Cet. II, Setia Lawan, Denpasar, Agama di Indonesia, https://icrp.business.site/
(1987) halaman. 169. (Terakhir diakses 11 Januari 2023)
6
Sri Wahyuni,, Kontroversi Perkawinan
Beda Agama, Jurnal Hukum Islam (JHI),
Volume 8, Nomor 1, Juni (2010), hlm.65

Maryam Laomo
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

perkawinan beda agama telah dilarang Maka dari itu Penulis


tegas oleh agama. Hal ini menuai beranggapan bahwa masih seringnya
berbagai konflik ditengah masyarakat, terjadi persoalan dan perdebatan tentang
dimana sebagian masyarakat perkawinan beda agama dan bagaimana
menganggap bahwa keputusan tersebut peraturan perundang-undangan serta
adalah tidak sesuai dengan asas penegakan hukum terkait perkawinan
keadilan,kepastian dan kemanfaatan beda agama saat ini.
hukum karena terdapat diskriminasi
terhadap pasangan beda agama. B. Rumusan Masalah

Bhinneka Tunggal Ika “Berbeda- 1. Bagaimana Pengaturan Tentang


beda, tetapi tetap satu”, adalah semboyan Perkawinan Beda Agama di
Negara Indonesia yang direpresentasikan Indonesia?
dalam bingkai Pancasila, bahwa ia amat 2. Bagaimana Implementasi Putusan
sangat menghargai dan berupaya Mahkamah Konstitusi No. 68/PUU-
melindungi pluralisme yang ada di XII/2014 Terhadap Perkawinan
Indonesia, terutama pluralisme akan Beda Agama?
pandangan mengenai agama dan
kepercayaan yang ada di Indonesia. C. Metode Penelitian
Undang-Undang telah menjamin
kebebasan beragama dan berkepercayaan Penelitian yang digunakan dalam
dari tiap warga negara serta melindungi penulisan ini adalah penelitian hukum
penafsiran-penafsiran individu atas Yuridis Normatif. Jenis penelitian ini
masing-masing agama atau kepercayaan, adalah kualitatif yang sifatnya deskriptif
hal ini melahirkan berbagai macam aliran, dengan menggunakan pendekatan
pandangan atau penafsiran yang dimiliki penelitian yuridis dan kajian terhadap
individu dalam memandang masing- hukum dengan menggunakan pendekatan
masing agama dan kepercayaan. ilmu hukum maupun ilmu-ilmu sosial
Pancasila tidak pernah dengan mengumpulkan produk-produk
mencampuri moralitas (keyakinan) setiap hukum melalui berbagai penelitian
orang. Perkawinan beda agama dan kepustakaan dan penelitiaan data.
kepercayaan merupakan salah satu contoh Data dalam penelitian ini bersumber dari
konkret mengenai penafsiran agama dan kepustakaan dan referensi terpercaya
kepercayaan yang berbeda dari penafsiran dengan menggunakan pengumpulan data
mayoritas yang melihat bahwa studi dokumen. Dalam mengelola data
perkawinan tidak seharusnya dilakukan yang telah dikumpulkan, penulis
oleh orang yang berbeda agama dan menggunakan cara berfikir deduktif,
kepercayaan. Dalam konstelasi negara yakni bertolak dari proposisi umum, yang
Pancasila, hal ini dilindungi karena kebenarannya telah diketahui dan
merupakan bagian dari moralitas pribadi berakhir pada suatu kesimpulan yang
dari tiap warga negara yang tidak dapat bersifat khusus (premis minor).
dipaksakan. Sedangkan, analisis teks yang digunakan

Maryam Laomo
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

dalam penelitian ini adalah analisis Dalam keberlangsungan


deskriptif kualitatif. Penelaan kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan
sinkronisasi atas peraturan Perundang- bernegara pernikahan antara dua
undangan dengan telaah secara vertikal mempelai yang berbeda keyakinan
dan horizontal dan dilakukan interprestasi bukanlah hal yang sederhana di Indonesia.
hukum positif. Disamping harus melewati gesekan sosial
dan budaya, birokrasi yang harus dilewati
PEMBAHASAN pun berbelit-belit. Tidak heran jika
banyak pasangan dengan perbedaan
A. Pengaturan Perkawinan Beda keyakinan akhirnya memilih menikah di
Agama Menurut Hukum Positif luar negeri maupun mendapatkan suatu
Indonesia penetapan dari Pengadilan Negeri 10.
Landasaran Yuridis Perkawinan di Sejatinya, berdasarkan Putusan
Indonesia tertuang dalam Undang- Mahkamah Agung Nomor 1400
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang K/Pdt/1986 11 . para pasangan beda
Perkawinan dan Instruksi Presiden keyakinan dapat meminta penetapan
Nomor 1 Tahun 1991 tentang melalui Pengadilan Negeri. Yurisprudensi
penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam. tersebut menyatakan bahwa kantor
Namun, dalam Undang-Undang Nomor 1 pencatatan sipil boleh melangsungkan
Tahun 1974 tersebut belum mengatur perkawinan beda agama, sebab tugas
secara jelas dan konkrit mengenai kantor catatan sipil adalah mencatat,
perkawinan beda agama, dalam artian bukan mengesahkan. Hanya saja, tidak
tidak ada frasa yang eksplisit mengatur, semua kantor catatan sipil mau menerima
mengesahkan, maupun melarang perkawinan beda agama.
perkawinan beda agama8. Dalam hal kasus perkawinan beda
Dalam Pasal 1 Undang-Undang agama masih bisa dapat dilakukan
Perkawinan hanyalah menjelaskan pencatatan baik itu melalui Penetapan
pengertian dari Perkawinan bahwa : Pengadilan Negeri maupun perkawinan
“Perkawinan ialah ikatan lahir batin yang dilangsungkan diluar Negeri.
antara seorang pria dengan seorang Perkawinan yang dilangsungkan diluar
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan Negeri dapat dilakukan pencatatan
membentuk keluarga (rumah tangga) melalui perwakilan Republik Indonesia
yang bahagia dan kekal berdasarkan setempat (KBRI) ataupun dari suatu
Ketuhanan Yang Maha Esa9. kedutaan. Kemudian sepulangnya ke
Indonesia, mereka dapat mencatatkan

8 10
Nadzirotus Sintya, Konflik Norma Padly Yannor, Menelaah Perkawinan
Perkawinan Beda Agama dalam Undang- Beda Agama Menurut Hukum Positif, (Pelaihari,
Undang (Artikel) Mahkamah Agung Republik 2019)
11
Indonesiam Jakarta (2022) Putusan Mahkamah Agung Nomor
9
Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang No.1 1400 K/Pdt/1986
Tahun 1974 (Tentang Perkawinan)

Maryam Laomo
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

perkawinannya kembali di kantor Adapun perkawinan campuran


Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang diatur dalam Regeling op de
untuk mendapatkan Surat Keterangan Gemengde Huwelijk stbl. 1898 nomor
Pelaporan Perkawinan Luar Negeri. Hal 158, yang biasanya disingkat dengan
tersebut tercantum pada Pasal 56 ayat (2) GHR. Dalam Pasal 1 (GHR) Reglement
Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 op de Gemengde Huwelijken ini
tentang Perkawinan yang berbunyi, disebutkan bahwa perkawinan campuran
"Perkawinan di luar wilayah Republik adalah perkawinan antara orang-orang
Indonesia tersebut sah dan diakui yang di Indonesia tunduk pada hukum
berdasarkan hukum Indonesia, maka surat yang berlainan. Termasuk di sini,
bukti perkawinan dari luar negeri tersebut perkawinan berbeda agama, berbeda
harus didaftarkan di Dinas Kependudukan kewarganegaraan, dan berbeda golongan
dan Catatan Sipil tempat tinggal suami penduduk (mengingat adanya
istri."12 penggolongan penduduk pada masa
Sebelum lahirnya Undang- Hindia Belanda).” Sedangkan, menurut
Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun Pasal 57 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974, peraturan perundang-undangan 1974 tentang Perkawinan (UU
yang mengatur tentang perkawinan antara Perkawinan), yang dimaksud dengan
lain : 13 perkawinan campuran dalam UU ini ialah
1. Kitab Undang-Undang Hukum perkawinan antara dua orang yang di
Perdata (yang selanjutnya cukup disebut Indonesia tunduk pada hukum yang
KUHPerdata) khususnya dalam Buku 1 berlainan, karena perbedaan
(Van Personen) yang berjudul tentang kewarganegaraan dan salah satu pihak
orang;14 berkewarganegaraan Indonesia. Dapat
2. Pengaturan Perkawinan Campuran dilihat pengertian Perkawinan Campuran
Regeling op de Gemengde Huwelijken menurut UU Perkawinan lebih sempit
(GHR) Koninklijk Besluit van 29 daripada pengertian yang terdapat dalam
Desember 1896 No. 23, Staatblad 1898 GHR karena perkawinan beda agama
No. 158) ;15 tidak termasuk dalam pengertian
3. Ordonansi Perkawinan Kristen Perkawinan Campuran menurut UU
Indonesia atau HOCI (Huwelijke Perkawinan.
Ordonantie Christen Indonesiers, Perkawinan campuran dalam
Staatblad 1933 Nomor 74) yang Pasal 57 UU Perkawinan mengandung 3
merupakan peraturan perkawinan untuk gagasan, yaitu:
mereka yang beragama Kristen.16

12 14
Pasal 56 ayat (2) Undang Undang KUHPer (Kitab Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Hukum Perdata)
13 15
Wahjono dan Darmabrata dan Surini Regeling op de Gemengde Huwelijken
Ahlan Sjarif, Hukum Perkawinan dan Keluarga (GHR) Koninklijk Besluit van 29 Desember 1896
Indonesia, (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas No. 23, Staatblad 1898 No. 158
16
Hukum Universitas Indonesia, 2004) halaman 1. HOCI (Huwelijke Ordonantie
Christen Indonesiers, Staatblad 1933 Nomor 74)

Maryam Laomo
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

a) Perkawinan antara 2 (dua) orang B. Implementasi Putusan Mahkamah


Indonesia yang tunduk pada hukum Konstitusi Terhadap Perkawinan
yang berlainan beda agama; Beda Agama
b) Perkawinan antara 2 (dua) yang
berbeda kewarganegaraan dan salah Berdasarkan Putusan MK No.
satu pihak warga negara Indonesia; 68/PUU/XII/2014, hakim MK
c) Perkawinan antara 2 (dua) orang berpendapat bahwa para pemohon
asing atau sesama warga negara memang memiliki kedudukan hukum
asing. (legal standing) untuk mengajukan
Dalam pelaksanaannya masih permohonan a quo. Setelah MK
terdapat hukum perkawinan yang memeriksa permohonan pemohon, dan
mengatur golongan-golongan yang setelah meminta keterangan dari para
berbeda, adapun pembagian golongannya pihak terkait, seperti; Presiden, Pimpinan
sebagi berikut:17 Pusat MUI, Pengurus Besar Nahdlatul
1. Golongan Eropa dan Timur Asing Ulama, Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
keturunan Cina berlaku Kitab-Kitab FPI, WALUBI, Presidium Dewan
Undang-Undang Hukum Perdata Rohaniawan Majelis Tinggi Agama
(KUHPerdata) Konghucu Indonesia (MATAKIN),
2. Golongan Pribumi dan Timur Asing Parisada Hindu Dharma Indonesia, Tim
pemeluk agama Islam berlaku asas- Advokasi Untuk Kebhinekaan,
asas yang bersumber dari Al-Qur’an Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia
dan Hadits (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia
3. Golongan bukan pemeluk agama Islam (KWI), keterangan saksi dan ahli
pemohon, maka hakim MK menyatakan
maupun Kristen berlaku asas-asas yang
bahwa permohonan pemohon
bersumber dari hukum adar dan
bertentangan dengan Pancasila dan UUD
masing-masing berbeda satu sama
NRI 1945. 18
lainnya.
Hal ini berarti Hakim MK
4. Golongan yang melangsungkan menolak permohonan Judicial review
perkawinan campuran berlaku GHR Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang
(Regeling op de Gemengde Huwelijke) Perkawinan yang diajukan pemohon.
5. Golongan Pribumi pemeluk agama MK atas nama negara tetap merumuskan
Kristen berlaku HOCI (Huwelijke klausa Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang
Ordonantie Christen Indonesiers) atau Perkawinan adalah “Perkawinan adalah
Ordonansi Perkawinan Pribumi sah, apabila dilakukan menurut hukum
Pemeluk Agama Kristen. masing-masing agamanya dan
kepercayaannya itu”. Berarti keabsahan

17
Mudiarti Trisnaningsih, Relevansi 18
Analisis Putusan Mahkamah
Hukum Dalam Mengatur Perkawinan Beda Konstitusi No.68/PUU-XII/2014 Kaitannya
Agama di Indonesia, (Bandung: CV Utomo, Dengan Nikah Beda Agama Menurut Hukum
(2007), Halaman 45-46 Islam Indonesia (2017)

Maryam Laomo
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

perkawinan menurut hukum perkawinan mencatatkan 'Pencatatan perkawinan


di Indonesia harus sesuai dengan hukum sebagaimana dimaksud berlaku pula bagi
agama dan kepercayaan yang dipeluk (a) perkawinan yang ditetapkan oleh
oleh pasangan. Kaitannya dengan nikah Pengadilan. Kemudian pada bagian
beda agama, baru diperbolehkan atau penjelasan disebutkan bahwa
disahkan apabila telah terjadi penyamaan 'perkawinan yang ditetapkan oleh
agama atau keyakinan masing-masing pengadilan adalah perkawinan yang
pasangan. dilakukan antar-umat yang berbeda
Salah satu prinsip yang penting agama. 20 Konsiderasi dari Mahkamah
dalam Hukum Antar Tata Hukum Agung mengeluarkan putusan tersebut
(HATAH), menurut prinsip ini maka dirasa karena Pasal 2 Ayat (1) UU.No 1
semua sistim-sistim hukum yang Tahun 1974 masih kurang kuat
dipertautkan dalam suatu peristiwa kedudukannya yang dirasa masih
HATAH tertentu mempunyai nilai sama. acapkali menimbulkan polemik dalam
Sistim-sistim hukum ini tidak ada yang masyarakat.
lebih baik daripada yang lain, semua Pencatatan Perkawinan sangatlah
sistim sesuai dengan pribahasa adalah penting dilaksanakan oleh pasangan
“berdiri sama tinggi duduk sama mempelai, karena buku nikah yang
rendahnya”. Artinya tidak ada suatu mereka peroleh merupakan bukti otentik
hukum yang lebih unggul daripada yang tentang keabsahan pernikahan, baik
lain karena semua adalah setara. Tidak secara agama maupun negara. Dengan
ada yang lebih berharga, semua nilainya buku nikah, dapat membuktikan
sama.19. keturunan sah yang dihasilkan dihasilkan
Dalam hal ini Putusan Mahkamah dari perkawinan tersebut dan
Konstitusi No. 68/PUU-XII/2014 adalah memperoleh hak-hak sebagai ahli
bersifat mutlak untuk menolak waris21. Negara Indonesia adalah negara
melakukan Peninjauan Kembali terhadap hukum, sebagaimana yang tertuang
Pasal 2 Ayat (1) UU No.1 Tahun 1974. dalam konstitusi, Pasal 1 ayat (3)
Namun. disamping ada putusan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Mahkamah Konstitusi berlaku Putusan Indonesia Tahun 1945. Sebagai warga
Mahkamah Agung Nomor 1400 negara yang baik, maka sebagai warga
K/Pdt/1986 yang telah memberikan negara Indonesia harus taat dan patuh
penetapan terhadap pasangan beda terhadap hukum yang berlaku di
agama untuk dapat mencatatkan Indonesia, termasuk dalam hal
perkawinannya di Kantor Kependudukan pencatatan pernikahan. Hal tersebut
dan Pencatatan Sipil. Undang-Undang mengingat pencatatan merupakan suatu
Nomor 23 Tahun 2006 yang mana proses administrasi negara dalam rangka

19 21
S. Guatam, Azas Persamarataan Abdul Manan, Aneka Masalah
Sebagai Sendi Asasi Hukum Antar Tata Hukum, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta:
Cet ke 5, Mandar Maju, Bandung (2005), hal.301 Kencana. Ahmad Azhar Basyir, 1999
20
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2006 (Tentang Administrasi Kependudukan)

Maryam Laomo
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

menciptakan ketertiban dan perkawinan beda agama, dikarenakan


kesejahteraan bagi semua warga negara. kerancuan dalam Pasal 2 Ayat (1)
Beberapa tujuan dari pencatatan Undang-Undang Perkawinan yang mana
pernikahan, yaitu dalam mewujudkan peraturan yang mengatur secara jelas dan
tertib administrasi pernikahan, jaminan secara general larangan perkawinan itu
memperoleh hak-hak tertentu, belum ada. Sehingga implementasi
memberikan perlindungan terhadap status Putusan Mahmakah Konstitusi Terhadap
pernikahan, memberikan kepastian Perkawinan Beda Agama dalam hal ini
terhadap status hukum suami-istri maupun masih belum memberikan 3 tujuan utama
anak, serta memberikan perlindungan dari Hukum yaitu azas kepastian,
terhadap hak-hak yang diakibatkan oleh kemanfaatan dan keadilan hukum.
adanya pernikahan. Hal ini juga sebagai Bukankah apabila kita menerima
suatu upaya yang diatur melalui bahwa satu sistim hukum tertentu adalah
perundang-undangan untuk melindungi paling baik dan paling unggul, maka
martabat dan kesucian pernikahan, selalu kita akan mengutamakan dan
khususnya bagi kaum perempuan dan anak memakai hukum yang lebih baik ini.
dalam kehidupan rumah tangga guna Kalau demikian halnya tidak ada tempat
melindungi hak-haknya. Melalui untuk melakukan pilihan hukum (choice
pencatatan pernikahan yang dibuktikan of law) secara objektif karena sudah
oleh buku nikah, apabila terjadi secara apriori kita ketahui bahwa hukum
perselisihan di antara suami istri, maka tertentu yang harus dipakai. Hal ini perlu
salah satu di antaranya dapat melakukan dijadikannya bahan evaluasi kepada
upaya hukum guna mempertahankan atau pemerintah untuk membuat suatu
memperoleh hak masing-masing22. regulasi yang lebih tepat sasaran lagi dan
Putusan Mahkamah Agung perlu diadakannya suatu sosialisasi yang
tersebut dikeluarkan karena masih dirasa lebih eksklusif kepada Masyarakat.
adanya kekosongan hukum yang terjadi Aturan perundang-undangan yang saat
terkait perkawinan beda agama, karena ini digunakan (Das Sollen) belum
jelas larangan terkait perkawinan beda memberikan jaminan kepastian terhadap
agama tidak diatur secara jelas dalam UU Hukum yang dicata-citakan oleh
perkawinan, sehingga kekosongan Masyakat (Das Sein) untuk
hukum tersebut diartikan bahwa perlu mewujudkannya tertib administrasi
adanya hukum yang mengisi, dan maupun memberikan jaminan dan hak
berlandaskan pada GHR ( Regeling op de mendapatkan kedudukan yang sama di
Gemengde Huwelijk ) yang pernah mata Hukum.
mengatur mengenai perkawinan
campuran. Hingga saat ini GHR menjadi
satu-satunya aturan khusus yang
mengatur secara eksplisit tentang

22
Ahmad, Rofiq, Hukum Islam di
Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta ,
2003.

Maryam Laomo
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

PENUTUP memunculkan kebingungan dan


kekosongan hukum ditengah masyarakat
A. Kesimpulan
mengenai keberlangsungan perkawinan
1. Perkawinan antara dua mempelai beda agama. Perbedaan sudut pandang
yang berbeda keyakinan tidak mudah baik melalui Putusan Mahkamah
dilakukan di Indonesia. Selain Konsittusi dalam Putusan No. 68/PUU-
menghadapi konflik sosial dan budaya, XII/2014 dan Putusan Mahkamah
birokrasi yang harus dilewati juga sangat agung melalui Yurisprudensi MA
kompleks. Namun, tidak berarti bahwa tanggal 20 Juni 1989 Reg. Nomor
perkawinan antar agama tidak dapat 1400K/Pdt/1986. Maka dari itu didalam
diwujudkan di negara ini. Indonesian kehidupan bermasyarakat, berbangsa
Conference On Religion and Peace dan bernegara perlu diterapkannya
(ICRP) mencatat sejak 2005 hingga choice of law dan Judge Made Law
2023 sudah lebih dari 1.425 pasangan dalam hal ini berperan penting untuk
beda agama menikah di Indonesia. mengakomodir hak setiap orang apabila
Sebelum berlakunya undang-undang dirasa terjadinya kekosongan hukum
Perkawinan, perkawinan beda agama dalam peraturan perundang-undangan
termasuk dalam jenis perkawinan yang ada
campuran. Perkawinan campuran diatur 2. Dalam hal putusan Mahkamah
dalam Regeling op de Gemengde Konstitusi No.68/PUU-XII/2014 yang
Huwelijk stbl. 1898 Nomor 158 menolak permohanan untuk
(selanjutnya disebut GHR) dan HOCI dilakukannya Peninjauan Kembali (PK)
(Huwelkijks Ordonantie Christien terhadap Pasal 2 Ayat (1) Undang-
Indonesiers) Undang No.1 Tahun 1974 adalah
2. Mahkamah Konstitusi dalam bersifat final. Namun, hal yang perlu
putusan No.68/PUU-XII/2014 tegas diingat bahwasanya Hukum itu bersifat
menolak permohonan untuk melakukan dinamis, dan dalam Mahkamah agung
Peninjauan Kembali Terhadap Pasal 2 melalui Yurisprudensi MA tanggal 20
Ayat (1) UU Perkawinan yang mana Juni 1989 Reg. Nomor 1400K/Pdt/1986
dianggap menimbulkan multitafsir memberikan penetapan untuk kepada
terkait apakah boleh atau tidaknya pasangan berbeda Agama untuk dapat
melangsungkan perkawinan beda dicatatkannya perkawinan mereka
agama. Namun, Mahkamah Agung secara sah Kantor Kependudukan dan
(MA) dalam putusan Nomor Pencatatan Sipil. Hal ini perlu
1400K/PDT/1986 yang menyatakan dijadikannya bahan evaluasi kepada
perkawinan beda agama sah di Indonesia pemerintah untuk membuat suatu
dengan jalan penetapan pengadilan. regulasi yang lebih tepat sasaran lagi dan
perlu diadakannya suatu sosialisasi yang
B. Saran lebih eksklusif kepada Masyarakat.
1. Dalam hal pengaturan perkawinan
beda Agama di Indonesia telah

Maryam Laomo
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi
Lex Privatum Vol.XII/No.2/jul/2023

Daftar Pustaka Kaitannya Dengan Nikah Beda


Agama Menurut Hukum Islam
A. Buku Indonesia (2017)

I Ketut Atardi, Hukum Adat Bali dengan Sri Wahyuni,, Kontroversi


Aneka Masalahnya Dilengkapi Perkawinan Beda Agama,
Yurisprudensi, Cet. II, Setia Jurnal Hukum Islam (JHI),
Lawan, Denpasar, (1987) . Volume 8, Nomor 1, Juni (2010)
Nadzirotus Sintya, Konflik Norma
Perkawinan Beda Agama dalam C. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang (Artikel) Undang- Undang Dasar Negara
Mahkamah Agung Republik Republik Indonesia Tahun 1945
Indonesia. Jakarta (2022) Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Padly Yannor, Menelaah Perkawinan 1974 Tentang Perkawinan
Beda Agama Menurut Hukum Undang-Undang No.23 Tahun 2006
Positif, (Pelaihari, 2019) (Tentang Administrasi
Wahjono dan Darmabrata dan Surini Kependudukan)
Ahlan Sjarif, Hukum Perkawinan dan Kitab Undang-Undang Hukum
Keluarga Indonesia, (Jakarta: Perdata
Badan Penerbit Fakultas Hukum Regeling op de Gemengde Huwelijken
Universitas Indonesia, 2004)
(GHR) Koninklijk Besluit van 29
Mudiarti Trisnaningsih,
Desember 1896 No. 23, Staatblad
Relevansi Hukum Dalam
1898 No. 158) ;
Mengatur Perkawinan Beda
Huwelijke Ordonantie Christen
Agama di Indonesia, (Bandung:
Indonesiers, Staatblad 1933
CV Utomo, (2007)
S. Guatam, Azas Persamarataan Sebagai Nomor 74 (Ordonansi
Sendi Asasi Hukum Antar Tata Perkawinan Kristen Indonesia)
Hukum, Cet ke 5, Mandar Maju,
Bandung (2005), D. Putusan Pengadilan
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Putusan MK Nomor 68/PUU-
Perdata Islam Di Indonesia, XII/2014
Jakarta: Kencana. Ahmad Azhar Putusan Mahkamah Agung Nomor
Basyir, 1999 1400 K/Pdt/1986
Ahmad, Rofiq, Hukum Islam di
Indonesia. PT. Raja Grafindo E. Website
Persada, Jakarta , 2003. Indonesian Conference On
Religion and Peace
B. Jurnal (ICRP), Data Perkawinan
Analisis Putusan Mahkamah Beda Agama di
Konstitusi No.68/PUU-XII/2014 Indonesia,
https://icrp.business.site/

Maryam Laomo

Anda mungkin juga menyukai