Anda di halaman 1dari 4

Image not found or type unknown

PLAGIARISM SCAN REPORT

Date March 06, 2024

Exclude URL: NO

Unique Content 100 Word Count 990

Plagiarized Content 0 Records Found 0

CONTENT CHECKED FOR PLAGIARISM:

Laporan Studi Kasus

Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik di SD INPRES 22 NAMROLE. Pada kelas VI Dengan

Model Pembelajaran Projek Based Learning Pada Mata Pelajaran Tematik (Bahasa indonesia dan IPA )

Melalui Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Media Inovatif.

2838783180209

DI SUSUN Oleh

Nama: EMEILIA S Pd,M.Pd Nim PPG: 23906218

Nomor UKG : 201502548971

Bidang Studi : TEMATIK

PRODI PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) UNIVERSITAS MANADO

2024

Deskripsi studi kasus

Beberapa bulan yang lalu saat saya mengajar di kelas VI SD INPRES 22 NAMROLE. Saya menemukan

beberapa permasalahan/kasus.Pada saat saya mengajar tematik(Bahasa indonesi dan IPA) saya melihat
beberapa peserta didik kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran,mereka hanya duduk dan mendengar

apa yang saya jelaskan bahkan ada peserta didik yang mengantuk ,ada juga yang saling bercerita.. Mereka

terlihat kurang termotivasi untuk belajar mungkin karna materi pelajaran kurang sesuai dengan minat mereka

atau karna ke sekolah tidak serapan bahkan mungkin karna mereka berjalan kaki ke sekolah agak jauh.

Akhirnya saya mencoba dengan belajar bermain yaitu dengan cara membuat ice breiking agar semangat

belajar mereka kembali. setelah itu saya masuk dengan menanyakan kembali materi yang lalu .Di kelas saya

ada satu peserta didik yang belum membaca lancar dan itu juga adalah peserta didik pindahan dari daerah

lain .

Berdasarkan pengamatan saya selama mengajar materi tematik.Peserta didik selalu mendengar arahan saya

untuk memperhatikan materi dan bila tidak mengerti peserta didik bisa bertanya dengan jelas.Dan setiap akhir

pembelajara saya selalu membuat pertanyan pemantik,untuk memancing rangsangan belajar peserta didik

dan bisa memotivasi peserta didik untuk bersemangat dalam menerima pelajaran.

Di akhir pembelajaran. saya membuat penilaian yang mana peserta didik di dalam kelompok yang kurang

adanya kerjasama memperoleh nilai 70 dan yang berkerjasama dengan baik dalam kelompok mendapat nilai

90,Dengan nilai ini ada kelompok yang bertanya ,ibu ,mengapa kelompok kami bisa hanya memperoleh nilai

70 padahal jawaban kami sama dengan kelompok yang lain ,nah disini bukan saja nilai yang persoalkan

tetapi saya sengaja untuk membuat supaya peserta didik yang selalu diam bisa bertanya ,dan dengan cara

seperti ini saya bisa membuat peserta didik menjadi lebih aktif dalam akhirnya dengan melakukan ppl 1 dan

ppl 2 peserta didik yang kurang bersemangat kini peserta didik tersebut sudah lebih senang dan

bersemangat, dan mereka selalu menyatakan ingin belajar dengan cara memakai powerpoin. Dan kini nilai

rata-rata mereka sangat bagus dan memuaskan di lihat dari hasil ulangan mereka di kelas dan mencapai 90%

melampaui kkm.Di sekolah kami belum ada slaid(INPOKUS) makanya kami belum bisa mengajar

menggunakanya slaid setiap hari karna keterbatasan sarana prasarana kami yang belum lengkap

Analisis Situasi

Saat merancang dan mengevaluasi pembelajara terkait penerapan model projek problem based learning

(PJBL) untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang

berkaitan dengan beberapa situasi yang terjadi melibatkan aspek-aspek berikut 1. pada tahap perencanaan

pembelajaran saya kesulitan pada saat menentukan masalah kontekstual yang relevan dengan kehidupan

sehari-hari peserta didik di mana saya harus memastikan bahwa masalah yang di pilih dapat merangsang

minat baca dan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih giat dalam belajar. 2. Dalam merangrancang

pembelajaranaya harus mengindentifikasi tujuan pembelajaran yang baik

Saya dalam melakukan pembelajaran banyak mengalami masalah terutam masalah rendahnya minat baca
siswa hal ini di sebabkan karena kurangnya perhatian orang tua dan kondisi lingkungan yang kurang

mendukung . Bahkan saya selaku guru juga merasa masih memiliki kekurangan mungkin karena kurang

merubah model pembelajaran atau menerapkan metode pengajaran yang tepat dan gaya pembelajaran saya

masih menonton. Dan mungkin karena situasi lingkungan dan hubungan guru dengan orang tua kurang

lancar karena orang tua sibuk berkerja dan menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada guru .

Alternatif Solusi

Dalam menghadapi tantangan meningkatnya kemampuan baca peserta didik dalam menyelesaikan masalah

kurangnya minat baca peserta didik dalam pembelajaran

mengindentifikasi ciri-ciri pubertas pada anak laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran ini saya

mengambil model PJBL. Langkah-langkah konkret yang saya terapkan mencakup RPP dan LKPD, dan

menggunakan media inovatif yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan pelaksanaan pembelajaran

PJBL, perencanan masalah kontekstual penanganan keterbatasan teknologi dan sumber daya serta evaluasi

dan penyesuaian. Dalam perencangan RPP dan LKPD, saya membuat tes diagonistik untuk menemukan

kesulitan kesulitan belajar yang di hadapi peserta didik. Tujuan dari tes ini untuk menentukan bahan-bahan

pelajaran tertentu yang masih menyulitkan peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran PJBL membutuhkan persiapan yang matang. Oleh karena itu,saya melatih diri

sendiri untuk memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap metodologi ini. Integrasi dalam kurikulum juga

menjadi fokus dengan menyesuaikan elemen PJBL secara menyeluru untuk mengurangi transisi antara

metode pengajaran komvonsuonal dan PJBL. Dalam perancang masalah kontekstual, saya membuat bahan

soal sebelumnya untuk berbagai topik dan berkolaborasi dengan ahli terkait hal ini bertujuan untuk

meningkatkan relevansi masalah dan mempercepat proses perancangan dengan memfokuskan pada

adabtasi sesuai dengan kebutuhan kelas. . Guru juga melakukan tes diagonstik untuk menemukan kesulitan

belajar yang di hadapi peserta didik.Tujuan dari tes ini untuk menentukan bahan-bahan pelajaran tertentu

yang masi menyulitkan peserta didik setelah melakukan tes diagnostik ini juga guru dapat mengetahui kondisi

kemampuan awal peserta didik dan di gunakan sebagai dasar untuk memberikan tindakan atau perlakuan

yang baik bagi peserta didik.

Evaluasi.

Dampak dari aksi yang saya lakukan sangat efektif terlihat dari perubahan pada peserta didik yang mana

terlihat bakatnya mulai muncul dengan keaktifan dalam menerima pelajaran. pemahamaman konsep peserta

didik meningkat dalam melakukan tes formatif,peserta didik tersebut sudah mulai memperoleh nilai di atas

rata-rata 90% peserta didik dapat mencapai nilai di atas kkm . Dalam penilaian ketrampilan peserta didik

meningkat dari asesmen .Adapun juga pada waktu saya melakukan tanya jawab peserta didik yang selalu
diam kini mulai terlihat dengan mengeluarkan pertanyaan dengan gembira.Kemudian saya membagikan

LKPD kepada peserta didik ,dan dengan cepat peserta didik menjawab dengan baik,ini menunjukan penilaian

sikap mulai terlihat.Selama saya mengikuti ppl 1 maupun ppl 2,saya merasa keberhasilan dalam belajar ada

peningkatan apalagi dengan menggunaka salied (INFOKUS) dan vidio pembelajaran saya bisa memperoleh

nilai yang baik dari peserta didik . Peserta didik terlihat aktif,tidak membosankan dan sangat

menyenagkan,dan dalam pembelajaran terlihat dari kemampuan peserta didik untuk berkolaborasi ,berdiskusi

dan merumuskan solusi bersama dalam berkelompok untuk menjawab soal LKPD mereka respon positif

terhadap pembelajaran ini menunjukan keberhasilan dalam menerapkan PJBL.

MATCHED SOURCES:

Report Generated on March 06, 2024 by Editpad.org

Anda mungkin juga menyukai