Anda di halaman 1dari 10

Sifat-Sifat Ulul Albab dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d 19-22

Lina Saffanatun Nisa_G100210033

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembahasan mengenai sifat-sifat Ulul Albab dalam Al-Qur'an, terutama dalam
surat Ar-Ra'd ayat 19-22, menghadirkan suatu landasan yang kaya makna bagi
pemahaman spiritual dan etika dalam Islam. Surat Ar-Ra'd, yang secara harfiah berarti
'guntur,' membawa pembaca ke dalam medan pemikiran yang mendalam tentang
hubungan manusia dengan Tuhan. Latar belakang ini perlu dipahami dalam konteks
keberagaman ayat-ayat Al-Qur'an yang memberikan petunjuk kepada umat Muslim untuk
mengembangkan karakter yang benar dan bermartabat.

Surat Ar-Ra'd memperkenalkan konsep bahwa segala sesuatu di langit dan di


bumi tunduk kepada kehendak Allah, membuka jendela keagungan dan otoritas-Nya.
Dengan pemahaman ini, pembahasan tentang sifat-sifat Ulul Albab menjadi esensial.
Para Ulul Albab, yang memiliki hati yang cerdas dan penuh pengertian, menonjol dalam
ayat-ayat 19-22. Pembahasan mengenai sifat-sifat mereka memberikan pandangan
mendalam tentang bagaimana menjalani kehidupan yang bermakna dan bermoral dalam
kerangka ajaran Islam.

Sifat-sifat Ulul Albab, yang ditekankan dalam ayat-ayat tersebut, bukan hanya
relevan dalam dimensi agama, tetapi juga memiliki dampak signifikan dalam
membimbing perilaku dan karakter individu di masyarakat. Pembahasan ini menciptakan
fondasi penting untuk peningkatan spiritualitas dan moralitas umat Islam, menggugah
kesadaran akan pentingnya mengembangkan sifat-sifat Ulul Albab dalam menghadapi
berbagai tantangan dan ujian kehidupan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna kata Ulul Albab yang terkandung dalam surat Ar-Ra’d ayat 19-22?
2. Apa saja sifat-sifat dari Ulul Albab yang terkandung dalam surat tersebut?

C. Tujuan
1. Mengetahui makna kata Ulul Albab yang terkandung dalam surat Ar-Ra’d ayat
19-22
2. Mengetahui sifat-sifat dari Ulul Albab yang terkandung dalam ayat tersebut

D. Metode (Pendekatan)
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa kepustakaan (library
research), yang bertujuan mengumpulkan data dari buku-buku, kamus, serta dokumen
seperti jurnal-jurnal untuk digunakan sebagai referensi tambahan. Dalam konteks
penelitian ini, penulis menyelidiki jurnal-jurnal yang berkaitan dengan analisis sifat-sifat
Ulul Albab yang terdapat dalam surat Ar-Ra'd ayat 19-22. Setelah pengumpulan data,
langkah selanjutnya melibatkan analisis seluruh informasi dengan metode analisis
deskriptif, di mana hasilnya diekspresikan dalam bentuk kata-kata tertulis. Reduksi data
dilakukan dengan menekankan hal-hal pokok yang sesuai dengan tema, menyajikan
informasi dan merumuskan kesimpulan sebagai tahap akhir dari penelitian ini.

E. Ayat Al-Qur’an

١٩ ‫َأَفَم ن َيْع َلُم َأَّنَم ٓا ُأنِز َل ِإَلْيَك ِم ن َّرِّبَك ٱْلَح ُّق َك َم ْن ُهَو َأْع َم ٰٓى ۚ ِإَّنَم ا َيَتَذَّك ُر ُأ۟و ُلو۟ا ٱَأْلْلَبٰـِب‬
“Maka apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan Tuhan kepadamu
adalah kebenaran, sama dengan orang yang buta? Hanya orang berakal yang dapat
mengambil pelajaran,.”
٢٠ ‫ٱَّلِذ يَن ُيوُفوَن ِبَع ْهِد ٱِهَّلل َو اَل َينُقُضوَن ٱْلِم يَثٰـَق‬
“(yaitu) orang yang memenuhi janji Allah dan tidak melanggar perjanjian.”

٢١ ‫َو ٱَّلِذ يَن َيِص ُلوَن َم ٓا َأَم َر ٱُهَّلل ِبِهٓۦ َأن ُيوَص َل َو َيْخ َش ْو َن َر َّبُهْم َو َيَخ اُفوَن ُس ٓو َء ٱْلِح َس اِب‬
“dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan,
dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.”

‫َو ٱَّلِذ يَن َصَبُرو۟ا ٱْبِتَغٓاَء َو ْج ِه َر ِّبِهْم َو َأَقاُم و۟ا ٱلَّص َلٰو َة َو َأنَفُقو۟ا ِمَّم ا َر َز ْقَنٰـ ُهْم ِس ًّۭر ا َو َع اَل ِنَيًۭة َو َيْد َر ُءوَن ِبٱْلَحَس َنِة ٱلَّسِّيَئَة ُأ۟و َلٰٓـِئَك‬
٢٢ ‫َلُهْم ُع ْقَبى ٱلَّد اِر‬
“Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya, melaksanakan sholat, dan
menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau
terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat
tempat kesudahan (yang baik).”

F. Kata Kunci
Ulul Albab (‫)ُأ۟و ُلو۟ا ٱَأْلْلَبٰـِب‬

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi dan Asbabun Nuzul (bila ada)


Dalam buku "Al-Itqan fi Ulumil Qur'an: Samudra Ilmu-Ilmu al-Qur'an" karya
Imam Jaluddin al-Suyuthi, Abu Asy-Syaikh mengutip riwayat dari Qatadah. Riwayat
tersebut menyebutkan bahwa surah Ar-Ra’d, yang terdiri dari 43 ayat, diturunkan di kota
Madinah dan termasuk dalam kategori surah Madaniyah, kecuali satu ayatnya, yakni ayat
ke-31.1
Asbabun Nuzul merujuk pada konteks atau sebab-sebab turunnya suatu ayat.
Untuk surat Ar-Ra’d ayat 19-22, tidak ada informasi mengenai asbabun nuzul atau sebab-
sebab turunnya ayat-ayat tersebut.

B. Hubungan Ayat dengan Isi Surat


Ayat 19-22 dari surat Ar-Ra'd dalam Al-Qur'an menggambarkan sifat-sifat Ulul
Albab, yaitu individu yang memiliki kecerdasan. Mereka adalah orang-orang yang
senantiasa mengenang Allah, teguh dalam iman, dan patuh terhadap ajaran-Nya. Ayat-

1
artikel detikedu, "Surah 13 Ayat 28 dalam Al Quran: Banyak Zikir, Hidup Tenang"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5877424/surah-13-ayat-28-dalam-al-quran-banyak-zikir-
hidup-tenang. Diakses pada 06 Desember 2023
ayat ini menekankan pentingnya akal dan keimanan dalam hidup. Secara umum, surat Ar-
Ra'd membahas berbagai aspek kekuasaan dan tanda-tanda kebesaran Allah, serta
pentingnya beriman dan mentaati-Nya. Surat ini juga menegaskan bahwa keimanan akan
memberikan ketenangan bagi hati. Dengan demikian, hubungan antara kandungan ayat
19-22 tentang sifat-sifat Ulul Albab dengan isi surat Ar-Ra’d secara umum adalah untuk
menekankan pentingnya keimanan, ketundukan kepada Allah, dan kebijaksanaan dalam
memahami tanda-tanda kebesaran-Nya.2

C. Analisa
a. Makna Lafaz Ulul Albab
Jika dilihat dari aspek etimologi (bahasa), istilah ulu al-albab terbentuk dari dua
kata, yaitu ulu dan al-albab. Ulu memiliki arti "yang mempunyai atau pemilik."
Sementara itu, kata albab berasal dari akar kata l-b-b yang membentuk kata lubb,
yang mengandung makna sesuatu yang bersih, murni, terpilih, dan yang terbaik.
Allubb diartikan sebagai sesuatu yang mencerna segala yang masuk, lalu
mengeluarkan hikmahnya dengan suatu hal lain. Inti yang paling jernih dari suatu
benda itulah yang disebut al-lubb, menandakan keistimewaan dan kekhususan yang
tidak dimiliki oleh semua hal. Dengan demikian, hubungan antara al-‘aql dengan al-
lubb dapat dijelaskan sebagai berikut: Dari makna kedua kata tersebut secara
etimologis, ulū al-albāb (ashāb al-‘uqūl)108 dalam pengertian bahasa berarti individu
yang memiliki akal-akal (banyak) yang bersih, suci, lurus, dan bebas dari segala
pemikiran yang tidak baik.

Ulul Albab merujuk pada individu yang memiliki akal yang suci, tidak terhalangi
oleh kabut ide atau kebingungan dalam berpikir. Dengan kata lain, Ulul Albab adalah
mereka yang memiliki kecerdasan. Salah satu sifat yang dipuji oleh Allah pada Ulul
Albab adalah kemampuan mendengar perkataan dan kemudian mengikuti yang
terbaik di antaranya.3

2
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-ulil-albab-dalam-islam-beserta-sifat-sifatnya-1wZqI1dViCM

3
Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur’an (Amzah) 2006, hlm 300
b. Sifat-sifat Ulul Albab yang terkandung dalam Surat Ar-Ra’d ayat 19-22
Ayat 19-22 dari Surat Ar-Ra’d merupakan bagian dari banyak surat dalam Al-
Qur'an yang mengulas karakteristik ulul albab. Menurut Ibn Mundzir, seperti yang
diceritakan oleh Herawati, ulul albab adalah individu yang menunjukkan ketakwaan
dan kesalehan sosial. Buya Hamka, di sisi lain, menjelaskan konsep ini sebagai orang
yang memiliki kebijaksanaan dan akal budi. Dengan demikian, dalam konteks
pendidikan karakter, ulul albab ini memiliki sejumlah sifat dan nilai karakter yang
tinggi dalam perspektif Islam.(Purnama, 2021)
Orang-orang Ulul Albab terkenal sebagai cendekiawan yang menggabungkan
kedalaman spiritual, intelektualitas yang kokoh, kreativitas, serta keterlibatan dalam
kegiatan yang sejalan dengan proses berpikir dan berzikir.(Basid, 2012) Di samping
itu, para Ulul Albab diharapkan untuk mempertahankan kemandirian dan melakukan
pemikiran secara independen, tanpa dipengaruhi oleh kepentingan saat ini dan situasi
sekarang.4
Dalam surat Ar-Ra'd ayat 19-22 dapat diamati terdapat pembagian antara karakter
yang terkait langsung dengan Allah dan karakter yang terkait dengan interaksi
sesama manusia:
 Sifat ulul albab yang memiliki hubungan dengan Allah
Sifat ini dapat diklasifikasi menjadi 5 sifat, yaitu :
1. Memenuhi Janji Allah dan Tidak Mengingkari Perjanjian
Mereka adalah individu yang secara konsisten memenuhi janji-janji Allah dan
tidak melanggar atau mengingkari perjanjian tersebut. Sifat ini mencerminkan
hubungan langsung dengan Allah, menunjukkan kesetiaan terhadap janji-janji-
Nya.
Sifat ini tercermin dalam ayat 20 Surat Ar-Ra’d yang menyatakan:
٢٠ ‫ٱَّلِذ يَن ُيوُفوَن ِبَع ْهِد ٱِهَّلل َو اَل َينُقُضوَن ٱْلِم يَثٰـَق‬
Artinya: “(yaitu) orang yang memenuhi janji Allah dan tidak melanggar
perjanjian.”

4
https://www.uii.ac.id/membumikan-konsep-ulul-albab/
2. Memelihara Semua Perintah Allah
Para Ulul Albab juga menjaga dan mematuhi semua perintah Allah tanpa
melanggarnya, baik itu berkaitan dengan hak-hak Allah atau hak-hak sesama
manusia, termasuk memelihara hubungan kekeluargaan. Sedangkan ketaatan
terhadap perintah Allah menunjukkan keterhubungan langsung dengan-Nya.
Ciri ini tercermin dalam ayat 21 Surat Ar-Ra’d yang menyatakan:
٢١ ‫َو ٱَّلِذ يَن َيِص ُلوَن َم ٓا َأَم َر ٱُهَّلل ِبِهٓۦ َأن ُيوَص َل َو َيْخ َش ْو َن َر َّبُهْم َو َيَخ اُفوَن ُس ٓو َء ٱْلِحَس اِب‬
Artinya: “dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah
agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab
yang buruk.”

3. Takut kepada Allah


Mereka sungguh-sungguh merasa takut kepada Allah, dimana ketakutan yang
mereka miliki bukanlah ketakutan semata, melainkan perasaan takut yang
didasari oleh rasa hormat, mendorong mereka untuk tetap patuh kepada-Nya.
Sifat takut kepada Allah menandakan ikatan spiritual yang dalam, disertai
dengan rasa hormat dan ketaatan kepada-Nya.
Ciri ini tercermin dalam ayat 21 Surat Ar-Ra’d yang menyatakan:
٢١ ‫َو ٱَّلِذ يَن َيِص ُلوَن َم ٓا َأَم َر ٱُهَّلل ِبِهٓۦ َأن ُيوَص َل َو َيْخ َش ْو َن َر َّبُهْم َو َيَخ اُفوَن ُس ٓو َء ٱْلِحَس اِب‬
Artinya: “dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah
agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab
yang buruk.”

4. Takut kepada Hisab pada Hari Kiamat


Mereka adalah individu yang selalu merasa cemas dan khawatir terhadap hisab
yang berpotensi merugikan diri mereka pada hari kiamat mendatang. Sifat ini
mencerminkan kesadaran akan pertanggungjawaban di hadapan Allah,
menandakan hubungan langsung dengan-Nya.
Ciri ini tercermin dalam ayat 21 Surat Ar-Ra’d yang menyatakan:
٢١ ‫َو ٱَّلِذ يَن َيِص ُلوَن َم ٓا َأَم َر ٱُهَّلل ِبِهٓۦ َأن ُيوَصَل َو َيْخ َش ْو َن َر َّبُهْم َو َيَخ اُفوَن ُس ٓو َء ٱْلِحَس اِب‬
Artinya: “dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah
agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab
yang buruk.”

5. Selalu Menegakkan Sholat


Mereka dengan konsisten melaksanakan ibadah salat.
Ciri ini tercermin dalam ayat 22 Surat Ar-Ra’d yang menyatakan:
‫َو ٱَّلِذ يَن َصَبُرو۟ا ٱْبِتَغٓاَء َو ْج ِه َر ِّبِهْم َو َأَقاُم و۟ا ٱلَّص َلٰو َة َو َأنَفُقو۟ا ِمَّم ا َر َز ْقَنٰـ ُهْم ِس ًّۭر ا َو َع اَل ِنَيًۭة َو َيْد َر ُءوَن ِبٱْلَحَس َنِة ٱلَّسِّيَئَة‬
٢٢ ‫ُأ۟و َلٰٓـِئَك َلُهْم ُع ْقَبى ٱلَّد اِر‬
Artinya: “Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya,
melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan
kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan
dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).”

6. Sabar dalam Menghadapi Cobaan


Dengan penuh kesabaran, mereka menghadapi segala bentuk ujian dan cobaan,
semata-mata mengharapkan keridhaan Allah. Kesabaran dalam menghadapi
cobaan yang diarahkan kepada harapan mendapatkan rida Allah, menunjukkan
hubungan batin yang kuat dengan-Nya.
Ciri ini tercermin dalam ayat 22 Surat Ar-Ra’d yang menyatakan:
‫َو ٱَّلِذ يَن َصَبُرو۟ا ٱْبِتَغٓاَء َو ْج ِه َر ِّبِهْم َو َأَقاُم و۟ا ٱلَّص َلٰو َة َو َأنَفُقو۟ا ِمَّم ا َر َز ْقَنٰـ ُهْم ِس ًّۭر ا َو َع اَل ِنَيًۭة َو َيْد َر ُءوَن ِبٱْلَحَس َنِة ٱلَّسِّيَئَة‬
٢٢ ‫ُأ۟و َلٰٓـِئَك َلُهْم ُع ْقَبى ٱلَّد اِر‬
Artinya: “Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya,
melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan
kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan
dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).”

 Sifat yang Berhubungan dengan Sesama Manusia


Sifat ini dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Memelihara Hubungan Kekeluargaan
Para Ulul Albab juga menjaga hak-hak dengan sesama manusia, termasuk
memelihara hubungan kekeluargaan, baik mereka menjaga hubungan
kekeluargaan dan sosial, hingga akhirnya menciptakan keseimbangan dan
kedamaian di antara sesama manusia.
Ciri ini juga tercermin dalam ayat 21 Surat Ar-Ra’d yang menyatakan:
٢١ ‫َو ٱَّلِذ يَن َيِص ُلوَن َم ٓا َأَم َر ٱُهَّلل ِبِهٓۦ َأن ُيوَص َل َو َيْخ َش ْو َن َر َّبُهْم َو َيَخ اُفوَن ُس ٓو َء ٱْلِحَس اِب‬
Artinya: “dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah
agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab
yang buruk.”

2. Menginfakkan Sebagian dari Rezeki


Dengan konsisten, mereka memberikan sebagian dari harta yang mereka miliki,
baik itu dilakukan secara rahasia maupun terang-terangan, sebagai bentuk infak
dari karunia yang Allah berikan kepada mereka. Tindakan beramal dan berbagi
rezeki, menunjukkan kepedulian terhadap sesama manusia.
Ciri ini juga tercermin dalam ayat 22 Surat Ar-Ra’d yang menyatakan:
‫َو ٱَّلِذ يَن َصَبُرو۟ا ٱْبِتَغٓاَء َو ْج ِه َر ِّبِهْم َو َأَقاُم و۟ا ٱلَّص َلٰو َة َو َأنَفُقو۟ا ِمَّم ا َر َز ْقَنٰـ ُهْم ِس ًّۭر ا َو َع اَل ِنَيًۭة َو َيْد َر ُءوَن ِبٱْلَحَس َنِة ٱلَّسِّيَئَة‬
٢٢ ‫ُأ۟و َلٰٓـِئَك َلُهْم ُع ْقَبى ٱلَّد اِر‬
Artinya: “Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya,
melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan
kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan
dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).”

3. Menolak Kejahatan dengan Kebajikan


Dengan melakukan kebajikan, mereka secara aktif menolak kejahatan, karena
kebajikan memiliki kekuatan untuk menolak kejahatan. Mencegah dan
menentang kejahatan dengan melakukan kebajikan, menciptakan keharmonisan
dalam masyarakat.
Ciri ini juga terdapat dalam ayat 22 Surat Ar-Ra’d yang menyatakan:
‫َو ٱَّلِذ يَن َصَبُرو۟ا ٱْبِتَغٓاَء َو ْج ِه َر ِّبِهْم َو َأَقاُم و۟ا ٱلَّص َلٰو َة َو َأنَفُقو۟ا ِمَّم ا َر َز ْقَنٰـ ُهْم ِس ًّۭر ا َو َع اَل ِنَيًۭة َو َيْد َر ُءوَن ِبٱْلَحَس َنِة ٱلَّسِّيَئَة‬
٢٢ ‫ُأ۟و َلٰٓـِئَك َلُهْم ُع ْقَبى ٱلَّد اِر‬
Artinya: “Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya,
melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan
kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan
dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).”

Sifat-sifat tersebut, dalam keseluruhan, menciptakan keselarasan antara relasi vertikal


dengan Allah dan interaksi horizontal dengan sesama manusia, memberikan
gambaran holistik tentang kepribadian Ulul Albab dalam konteks ajaran Islam. Sifat-
sifat Ulul Albab juga memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan
bagaimana menjalani hidup yang sebenarnya.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa Ulul Albab merujuk pada individu yang
memiliki akal yang suci, tidak terhalangi oleh kebingungan dalam berpikir. Mereka adalah
cendekiawan yang menggabungkan kedalaman spiritual, intelektualitas yang kokoh, kreativitas,
serta keterlibatan dalam kegiatan sejalan dengan proses berpikir dan berzikir. Sifat-sifat Ulul
Albab yang terdapat dalam Surat Ar-Ra’d ayat 19-22 mencakup konsistensi dalam memenuhi
janji Allah, menjaga perintah-Nya, takut kepada-Nya, takut akan hisab di hari kiamat, kesabaran
dalam menghadapi cobaan, serta keterlibatan dalam hubungan sosial dan berbagi rezeki. Analisis
klasifikasi sifat-sifat Ulul Albab menunjukkan adanya pembagian antara karakter yang terkait
langsung dengan Allah dan karakter yang terkait dengan interaksi sesama manusia, menciptakan
keselarasan antara relasi vertikal dan horizontal dalam konteks ajaran Islam.

DAFTAR PUSTAKA

BAKTIAR NASUTION. (2020). Ulul Albab Sebagai Guru Profesional Menurut Kitab Tafsir.

Basid, A. (2012). Ulul albab sebagai sosok dan karakter saintis yang paripurna. PROSIDING :
Seminar Nasional Fisika Dan Pendidikan Fisika, Vol 1, No, 281–291.

Hadi, M. (2018). NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL- QUR’AN SURAT AR-
RA’D : 19 - 22 ( Kajian Tafsir Ibnu Katsir ). 22, 19–22.
Husna, L. H. Al, Asikin, I., & Afrianti, N. (2021). Karakteristik Ulul Albab dalam Pendidikan
Islam Berdasarkan QS. Ar-Raâd Ayat 19-22. Prosiding Pendidikan …, 256–262.
https://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/pai/article/view/30890

Info, A. (2023). Karakter Ulul Albab Perspektif Syekh Nawawi Al-Bantany dan Relevansinya
Dengan Nilai-Nilai Karakter Dalam Kurikulum Merdeka. 9(2), 73–89.

Purnama, S. (2021). Nilai-nilai Pendidikan Karakter Islami Dalam Tafsir Al-Azhar Pada Surah
Ar-Ra’d Ayat 19-22. Skripsi. http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/14549

Reflita, R. (2015). Dasar Pengelompokan Surah Makkiyyah dan Madaniyyah dalam Mushaf
Standar Indonesia. Suhuf, 3(2), 193–217. https://doi.org/10.22548/shf.v3i2.70

https://www.academia.edu/12346420/makalah_kepribadian_dan_tanggung_jawab_ulul_albab

https://www.uii.ac.id/membumikan-konsep-ulul-albab/

https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-ulil-albab-dalam-islam-beserta-sifat-sifatnya-
1wZqI1dViCM

Anda mungkin juga menyukai