Anda di halaman 1dari 16

ULUL ALBAB DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADITS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Qur’an dan Hadits

Dosen Pengampu :
Dr. M. Imamudin , M.A
Disusun oleh :
Melisa wulandari ( 220604110049 )
Muhamad ilham .R ( 22060110043)

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan Syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha pengasih , karena berkata
Rahmat nya kami mampu menyelesaikan penugasan makalah ini dengan bak dan dan tepat waktu
. sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammda SAW.
Semoga kita memperoleh syafaat diakhirat kelak. Tidak lupa kami selaku penyusun mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Dr. H. Mochamad Imamudin , lc., M.A. Selaku dosen pengampu mata
kuliah studi Al-Qur’an dan Hadits.

Makalah yang berjudul “ Ulul Albab Dalam Perspektif Al- Qur’an dan Hadits “ telah
disusun oleh kami selaku kelompok dengan diskusi serta didasarkan pada referensi yang
terpercaya sumbernya . Kamipun menyadari bahwa karya ini jau dari kata sempurna. Sehingga
dengan kerendahan hati kami memohon kritik dan saran dari para pembaca , agar kedepannya
kami dapat membuat karya yang lebih baik dan berkualitas .

Malang, 19 september 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................
BAB II ...................................................................................................................
PEMBAHASAN ....................................................................................................
2.1 Definisi Ulul Albab .........................................................................................
2.2Term ulul Albab didalam Alqur’an ....................................................................
2.3 Konsep Ulul Albab dalam Alqur’an ..................................................................
2.4 karakteristik Ulul Albab dalam Alqur’an...........................................................
BAB III ..................................................................................................................
3.1 Penutup ............................................................................................................
3.2 Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ulul albab secara Bahasa berasal dari dua kata yaitu ulu dan al – albab . ulu berarti ‘Yang
mempunyai ‘ , sedangkan al -albab mempunyai Beragam arti. Kata ulul albab muncul sebanyak
enam belas kali dalam al- Qur’an mengandung makna kepribadian. Sehingga, ulul albab sering
kali disebut sebagai kepribadian yang diberi kelebihan khusus seperti hikmah dan ilmu,
sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah: 269, sebagai berikut:ُ
۟ ‫شآَّء ُ ۚ َو َمن يُ ْؤت َ ْٱلح ى ْْكَِ ة َ فَقَد ْ ٱُو يُؤىوا‬
َ َ‫يًِ ا كَث ى ْيًا ۗ َو َما َيذَّ َّكر ُ ا َِِ ِ ََّّٓل ٱ ُ ۟ول ِِْتى ْٱلح ى ْْكَِ ة َ َمن ي‬
ْ َِْ ‫ِِتى َ خ‬
‫ٱ ْْلَِ ْلب َ َب‬
Allah menganugerahkan al-hikmah (pemahaman yang dalam tentang Al-Qur´an
dan Sunah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi
al-hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambilpelajaran dari firman Allah.
Tafsiran ayat di atas menurut Sayyid Qutb dalam Fi Zilal al-Qur´an bahwa hanya orang berakal
yang memiliki kekuatan ingat, tidak lalai dan cermat. Esensi dari ulul albab yakni
menggunakan akal. Akal berfungsi untuk mengingat arah dan petunjuk Ilahi, sehingga orang
berakal tidak hidup dalam kelalaian dan kealpaan, meskipun pada dasarnya manusia dikatakan
sebagai tempat salah dan lupa, akan tetapi kekurangan tersebut dapat diminimalisir.
Terjemahan indonesia arti yang paling sering digunakan adalah akal. Karenanya ulul albab
sering diartikan dengan mempunyai akala tau orang yang berakal . Al – albab berbentuk jamak
dan berasal dari al – lubb . bentuk jamak ini mengindikasikan bahwa ulul albab adalah orang
yang memiliki otak berlapis – lapis atau otak yang tajam .
Penelusuran terhadap terjemahan bahasa Inggris menemukan arti yang lebihberagam. Ulul
albab memiliki beberapa arti, yang dikaitkan pikiran (mind), perasaan(heart), daya pikir
(intellect), tilikan (insight), pemahaman (understanding) kebijaksanaan (wisdom). Pembacaan
atas beragam tafsir ayat yang mengandung kata ulul albab menghasikan sebuah kesimpulan
besar: ulul albab menghiasi waktunya dengan dua aktivitas utama yaitu berpikir dan berzikir.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi Ulul Albab dan Tem Ulul Albab?
2. bagaimana konsep Ulul Albab yang disebutkan dalam Alqur’an dan Hadits
3. Bagaimana karakteristik Ulul Albab yang disebutkan dalam Alqur’an dan Hadits?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana definisi Ulul Albab dan Tem Ulul Albab
2. Untuk mengetahui konsep Ulul Albab yang disebutkan dalam Alqur’an dan Hadits
3. Untuk mengetahui karakteristik Ulul Albab yang disebutkan dalam Alqur’an dan
Hadits

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ulul Albab

Dalam bahasa Arab Uulul Albaab berasal dari dua kata, yakni uulu dan albaab. al-lubb kata
jamaknya Albab (al-Asfahani : 466) , Sedangkan penambahan ‫ اولوا‬yang merupakan jamak dari
kata ‫ اولى‬yang sama dengan ‫ ذوو‬dan mufradatnya adalah ‫ ذو‬yang artinya “seseorang yang
memiliki sesuatu keistimewaan”.1

Kata albab, berasal dari kata lub, yang membentuk kata al-lubb yang artinya “otak” atau
pikiran, isi tiap-tiap sesuatu, akal, cerdik, hati, intellect. Kata albab adalah bentuk jamak dari
lubb. Sedangkan menurut Ma’luf kata lubb adalah “yang murni” dan yang pilihan dari sesuatu.
Lubb sering dipakai pada apa-apa yang dimakan didalamnya dan dibuang kulitnya. Dari term
lubb, “isi” merupakan antonim dari “kulit”. Di sini Al-Qur’an menunjukkanbahwa manusia
terdiri dari dua bagian yaitu kulit dan isi. Bentuk fisik adalah kulit sedangkan akal adalah isi.
Kemudian dalam kamus Al-Munjid Fi Al-Lughah Wa Al-A’lam dijelaskan bahwa lubb bentuk
jamaknya adalah albab, allubb, albub artinya akal yang murni dari segala sesuatu, akal yang
bersih dari cela, apa-apa yang cemerlang dari akal dan qalbu.

M. Quraish Shihab memberikan definisi ulul albab dalam Tafsir Al-Mishbah yaitu Ulul Albab
merupakan pribadi yang mampu mengambil hikmah atas fenomena yang berada di sekitarnya,
baik fenomena alam maupun fenomena/perilaku sosial. Pembacaan atas beragam tafsir ayat
yang mengandung kata ulul albab menghasikan sebuah kesimpulan besar: ulul albab menghiasi
waktunya dengan dua aktivitas utama yaitu berpikir dan berzikir. Kedua aktivitas ini berjalan
seiring sejalan. 2

1
Sri Aliyah , ULUL ALBAB DALAM TAFSIR FIZHILALI ALQUR’AN , ( Palembang : IAIN Raden Fathah Palembang).
2
Diringkas dari presentasi pada Seminar Moderasi Islam: Memaknai dan Membumikan
Konsep Ulil Albab pada 30 Oktober 2018. Dapat diakses https://www.uii.ac.id/membumikan-konsep-
ulul-albab/.

6
Berzikir atau mengingat Allah dalam situasi seperti posisi berdiri, duduk, maupun berbaring
(QS. Ali Imran: 191), memenuhi janji (QS. Al-Ra’d: 20), menyambung yang perlu disambung
dan takut dengan hisab yang jelek (QS. Al-Ra’d:21), sabar dan mengharap keridaan Allah,
melaksanakan salat, membayar infak dan menolak kejahatan dengan kebaikan (QS. Al-Ra’d:
22). Zikir dilakukan dengan membangun hubungan vertikal transendental (seperti mendirikan
salat) dan hubungan horizontal sosial (seperti membayar infak dan menyambung
persaudaraan). Berpikir melibatkan beragam obyek fenomena alam maksudnya pergantian
malam dan siang serta proses penciptaan langit dan bumi (QS. Ali Imran: 190-191) dan siklus
kehidupan tumbuhan yang tumbuh karena air hujan dan akhirnya mati (QS. Al-Zumar: 21),
fenomena sosial, seperti sejarah atau kisah masa lampau (QS.Yusuf: 111).

a. Term Ulul Albab didalam Al -Qur’an


Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Alqur’an secara keseluruhan berjumlah 16
antara lain :3
1. Al Baqarah : 179 Mencintai kehidupan dengan jalan menghormati sesame QS. Al
Baqarah : 197 : Mempunyai etika dalam berinteraksi, berkomunikasi, kesopanan dan
mempunyai rasa malu apabila berkata kotor.,Ketakwaan dijadikan sebagai modal dasar
Selalu merasa diawasi oleh Allah . QS. Al Baqarah : 169 1. Berpikir secara mendalam
Mampu merasakan berbagai limpahan hikmah-Nysehingga menjadikan bersikap
bijaksana
2. QS. Ali Imran : 7 : Mempunyai pengetahuan yang luas, klarifikatif, dan verifikatif
Meninggalkan sikap tidak terpuji; Menjadikan kedekatan dengan Tuhannya sebagai
sumber kekuatannya.QS. Ali Imran : 190 : Memikirkan berbagai fenomena alam yang
terjadi Mengembalikan segala fenomena alam sebagai kekuasaan Tuhannya Menjaga
keseimbangan, memiliki moralitas, dan mentalitas yang kuat Mempunyai kesadaran
yang tinggi akan kebesaran Allah.
3. QS. Al Maidah : 100 :Mampu membedakan nilai baik dan buruk Menjadikan nilai
halal sebagai prioritas Ketakwaan sebagai jalan menuju kesuksesan hakiki.
4. QS. Yusuf : 111 :Senantiasa mengkaji fakta-fakta historis Bijaksana dan mampu
mengendalikan emosi

3
Waway Qodratullah s, Konsep Ulul Albab Dalam Al qur’an Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di Perguruan Tinggi .( Bandung : Politeknik Negeri Bandung ) hal 20-21

7
5. QS. Al Ra‟ad : 19 : Mempunyai pengetahuan yang kokoh Meyakini akan kebenaran
Al Quran
6. QS. Ibrahim : 52 : Menjadikan Al Quran sebagai sumber pengetahuan; Simpati dan
empati terhadap segala berita yang ada dalam al Quran
7. 10 QS. Shad : 29 :Mampu mengkaji ayat-ayat Kauniyah dan Qauliyah;. Memberikan
perhatian terhadap setiap tanda kebesaran Allah, . Meyakini adanya keberkahan dari
Allah
8. QS. Shad : 43 ;. Mampu mengkaji nilai-nilai historisitas. Memiliki resistensi, kritis,
emosi yang stabil, optimis, ulet, dan berbudi pekerti mulia , Bertawakal dalam setiap
ikhtiar yang dilakukan

QS. Al Zumar : 9 :. Mempunyai pembeda antara dirinya dengan kaum musyrikin . Tekun
dalam beribadah, takut kepada siksa akhirat, tidak menyekutukan Allah QS. Al Zumar
Menjadikan Al Quran sebagai sumber pengetahuan, Selalu mengharap petunjuk dari Allah,
QS Al Zumar : 21 Menguasai ilmu pengetahuan

9. QS.Mukmin : 54 Mampu memadukan antara ilmu pengetahuan dan wahyu


10 QS. At Thalaq : 10 ; Menguasai ilmu-ilmu sosial Pandai dalam berkomunikasi.
Mengambil Pelajaran dari peristiwa sejarah, dan memegang teguh setiap perjanjian. 4

b. Konsep Ulul Albab yang disebutkan dalam Al qura’an dan Hadist


Ulil Albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang murni yang tidak diselubungi oleh
“kulit” yakni kabut ide, yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir. Dengan
sdemikian ulil albab adalah manusia yang menggunakan akalnya, untuk memikirkan dan
memahami ayat-ayat Allah SWT, baik ayat kauniyah maupun ayat qauliyah. 5. Ahmad
Alim, di dalam bukunya yang berjudul “Islamisasi Ilmu Pendidikan, memaparkan Ulu l
Albab terdapat dalam Al-Quran sebanyak 16 kali yang tersebar dalam berbagai surat dan
ayat. Enam belas ayat tersebut, yang apabila kita relevansikan dengan konteks penegakan

4
Waway Qodratullah s, Konsep Ulul Albab Dalam Al qur’an Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di Perguruan Tinggi .( Bandung : Politeknik Negeri Bandung ) hal 20-21

5
Arizki ihsan Pratama , konsep Ulul Albab dalam Al-qur’an dan relevansinya terhadap Pendidikan modern (Bogor:
STAIN Darunnajah Bogor ) hal. 225

8
hukum, maka akan melahirkan sepuluh karakteristik yang dimiliki oleh manusia ulil albab
sebagai penegak hukum. Yaitu sebagaimana yang akan dijelaskan dalam uraian berikut
ini:6

Pertama, mampu mentadabburi Ayat-Ayat Allah, baik ayat kauniyah maupun Qauliyah

mengambil pelajaran dari suatu peristiwa sejarah. Allah SWT berfirman dalam Q.S.
Yusuf: 111: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
Ahmad Musthafa al-Maraghi melihat pada kisah Nabi Yusuf tersebut merupakan salah
satu kisah penting bagi mereka yang berakal dan berpikiran tajam yaitu ulul albab.
Karena itulah kisah ini disebut sebagai qashasha al-khabara yang berarti
menyampaikan berita dalam bentuk yang sebenarnya. Kata ini diambil dari
perkataan qassa al-asara wa iqtassahu yakni menunjukkan kisah ini menuturkan cerita

secara lengkap dan benar-benar mengetahui. Lalu Mampu mengambil pelajaran dari
ayat-ayat Al-Quran. Allah SWT berfirman dalam Q.S Shad: 29:

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai fikiran”.
Menurut Buya Hamka kata Ulil Albab dalam ayat di atas disebutkan sebagai orang yang
mempunyai inti pemikiran, “…dan supaya ingatlah kiranya orang-orang yang
mempunyai inti pemikiran.” Karena orang-orang yang memiliki inti pemikiran adalah
orang-orang yang memiliki keimanan, keyakinan, dan kepercayaan akan adanya hari
esok (hari pembalasan), serta percaya dan yakin akan Kebenaran dan Keadilan Allah

6
Arizki ihsan Pratama , konsep Ulul Albab dalam Al-qur’an dan relevansinya terhadap Pendidikan modern (Bogor:
STAIN Darunnajah Bogor ) hal. 225

9
SWT.7
Kedua, Memiliki Ilmu Yang Mendalam (Rasyihun Fiil Ilmi)
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali-Imran: 7: “Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (Al-
Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-
pokok isi Al Quran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. adapun orang-orang
yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian
ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-
cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang
mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” dan tidak dapat mengambil
pelajaran (daripadanya) melainkan ulul albab.” 8
Ketiga, mampu membedakan antara yang haq dan yang bathil (Al-Faruq)
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Maidah: 100: Katakanlah: “Tidak sama yang buruk
dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka
bertakwalah kepada Allah hai ulul albab, agar kamu mendapat keberuntungan”. Abdul
Karim Khathib dalam tafsirnya Al-Tafsiru Al-Qur’ani Lil Qur’ani menjelaskan bahwa ayat
di atas fattaqu ya ulil albab, yakni seruan bagi mereka yang memiliki pikiran untuk
menggunakan pikiran dan memanfaatkannya untuk mengetahui kebenaran dan
kebaikan, membedakan antara suatu hal yang bathil dan haq, akan menjadikan dirinya
memperoleh kemenangan diiringi dengan ketaqwaan. Karena ketaqwaan inilah sebagai
jalan untuk memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan ukhrawi. Allah SWT berfirman
dalam Q.S. Yusuf: 111:

7
Arizki ihsan Pratama , konsep Ulul Albab dalam Al-qur’an dan relevansinya terhadap Pendidikan modern (Bogor:
STAIN Darunnajah Bogor ) hal. 225
8
Arizki ihsan Pratama , konsep Ulul Albab dalam Al-qur’an dan relevansinya terhadap Pendidikan modern (Bogor:
STAIN Darunnajah Bogor ) hal. 225

10
c. Karakteristik Ulul Albab dalam Al Qur’an

Imam Ibnu Katsir didalam kitabnya Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim berkata bahwa yang dimaksud
sebagai ulul albab adalah mereka yang memiliki akal yang sempurna yang dapat mengetahui
sesuatu secara hakiki. Mereka tidak seperti orang buta dan tuli yang mengindahkan firman
Allah tentang mereka. (Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim, Ibnu Katsir juz 2 hal. 184)9

ِ َّ ‫ َو َما يُؤْ ِم ُن أ َ ْكث َ ُرهُ ْم ِب‬. َ‫ع ْن َها ُم ْع ِرضُون‬


َ‫اَّلل ِإال َوهُ ْم ُم ْش ِركُون‬ َ ‫علَ ْي َها َوهُ ْم‬
َ َ‫ض يَ ُم ُّرون‬
ِ ‫األر‬
ْ ‫ت َو‬
ِ ‫اوا‬ َّ ‫َكأ َ ِي ْن م ِْن آيَ ٍة فِي ال‬
َ ‫س َم‬

Artinya: “Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang
mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.” (Yusuf: 105).

Kemudian Allah Ta’ala juga memberikan sifat kepada mereka sebagai syarat untuk
menjadi ulul albab. Allah berfirman:

َ‫س ْب َحانَك‬ ِ ‫ت َو ْاأل َ ْر‬


ُ ‫ض َر َّبنَا َما َخلَ ْقتَ َهذَا َباطِ ًًل‬ ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬ ِ ‫علَى ُجنُو ِب ِه ْم َو َيتَفَ َّك ُرونَ فِي َخ ْل‬
َّ ‫ق ال‬ َ ‫الَّذِينَ َيذْكُ ُرونَ َّللاَّ َ ِق َيا ًما َوقُعُودًا َو‬
ِ ‫اب ال َّن‬
‫ار‬ َ َ ‫عذ‬
َ ‫فَ ِقنَا‬.

Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali-Imran 191).

Sifat pertama yang Allah berikan kepada mereka adalah bahwa mereka selalu ingat kepada
Allah dalam keadaan apapun. Mereka selalu berdizikir kepada-Nya ketika duduk maupun
berdiri, dalam keadaan lapang maupun susah. Mereka menjadikan dzikir kepada Allah
sebagai sebuah keharusan layaknya nafas. Karena bagi mereka, berdzikir kepada Allah
adalah salah satu bentuk cinta mereka kepada-Nya. Ar-Rabi’ bin Anas Rahimahullah
berkata, “Tanda-tanda seseorang mencintai Rabbnya adalah banyak mengingat-Nya.
Sungguh kalian tidak akan mencintai sesuatu kecuali kalian akan terus mengingatnya.”
(Madarij As-Salikin 2/163).10

9
Abdul qawi , Karakteristik ulul Albab ( Jakarta: paramadina)hal 557
10
Agus PujiarthaKarakter Akidah Ulul Albab dalam Alqur’an (Sukabumi : STIBA ARRAYA ) hal.72

11
Sifat kedua yang Allah sematkan bagi ulul albab adalah mereka selalu bertafakkur dan
merenungi tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya. Dalam setiap hal yang mereka
temui, mereka akan mendapatkan bahwa kebesaran-Nya meliputi segala sesuatu. Sehingga
dengan itu, tingkat keimanan mereka akan terus bertambah. Hal ini sejalan dengan apa
yang telah dijelaskan oleh Abdullah Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, beliau berkata,
“Merenung sesaat lebih baik dari bangun pada malam hari untuk melasanakan shalat.” (HR
Al-Ashbahani dalam kitab Al-Udzmah 1/297).11

Imam As-Sa’di didalam tafsirnya berkata, “Merenungi tanda-tanda kebesaran Allah adalah
ibadah yang dilakukan oleh para wali-wali-Nya yang arif. Jika mereka merenungi segala
sesuatu (yang ada dilangit dan dibumi), maka mereka akan mendapati bahwa Allah tidak
menciptakannya dalam keadaan sia-sia.” (As-Sa’di, Taisir al-Karim ar-Rahman hal. 161).

Sifat ketiga yang melekat pada ulul albab adalah rasa takut kepada Rabbnya, sehingga ia
berdoa kepada-Nya,

ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ َ ‫عذ‬
َ ‫سُ ْب َحانَكَ فَ ِقنَا‬ .

Artinya: “Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali-Imran: 191)

Ulul albab adalah mereka yang kenal dengan Allah, dan paham dengan ancaman yang Allah
berikan berupa api neraka yang menyala-nyala. Dengan rasa takut tersebut, mereka selalu berusaha
untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Ayat tersebut menunjukkan bahwa setiap orang yang takut
kepada Rabbnya, maka dia adalah orang yang berilmu (ulul albab). Namun tidak setiap orang yang
berilmu takut kepada Rabbnya. Maka menjadi sebuah kewajiban bagi orang yang berilmu untuk
takut kepada Rabbnya.” (Majmu’ Fatawa juz 7 hal. 539).12

11
Agus PujiarthaKarakter Akidah Ulul Albab dalam Alqur’an (Sukabumi : STIBA ARRAYA ) hal. 73
12

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Definisi Ulul Albab Mishbah yaitu Ulul Albab merupakan pribadi yang mampu mengambil
hikmah atas fenomena yang berada di sekitarnya, baik fenomena alam maupun fenomena/perilaku
sosial. Pembacaan atas beragam tafsir ayat yang mengandung kata ulul albab menghasikan sebuah
kesimpulan besar: ulul albab menghiasi waktunya dengan dua aktivitas utama yaitu berpikir dan
berzikir. Kedua aktivitas ini berjalan seiring sejalan.

2. Term ulul albāb terulang dalam Alquran sebanyak 16 kali. Adapun ayat-ayat yang menyebutkan
kata ulul albāb antara lain tertuang dalam surat Al-Baqarah [2]: 179, 197, 269; surat Ali „Imrān
[3]: 7, 190; surat Al-Māidah [5]: 100; surat Yusuf [12]: 111; surat Ar-Rad [13]: 19; surat Ibrahim
[14]: 52; surat Ṣād [38]: 29, 43; surat Az-Zumar [39]: 9, 18, 21; surat Ghāfir [40]: 54 dan surat Aṭ-
Ṭalāq [65]: 10

3. Konsep Ulul Albab dalam Alqur’an ada 3 yang pertama , mampu mentadabburi ayat-ayat allah,
Kedua memiliki ilmu yang mendalam , ketiga mampu membedakan antara yang haq dan yang
bathil

4. karakteristik Ulul Albab dalm Alqur’an ada 3, yang pertama Sifat pertama yang Allah berikan
kepada mereka adalah bahwa mereka selalu ingat kepada Allah dalam keadaan apapun, Sifat
kedua yang Allah sematkan bagi ulul albab adalah mereka selalu bertafakkur dan merenungi tanda-
tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya.dan yang ketiga Sifat ketiga yang melekat pada ulul albab
adalah rasa takut kepada Rabbnya, sehingga ia berdoa kepada-Nya.

13
3.2 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat dibuat, semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah
pengetahuan mengenai Ulul Albab dalam perspektif Alqur’an dan hadits. Penulis menyadari
bahwa banyak kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti,
dan lugas. Maka dari itu, untuk kedepannya penulis harap dapat lebih fokus dalam
menerangkanpenjelasan mengenai makalah diatas dengan sumber-sumber yang lengkap dan lebih
banyak, dan tentunya bisa dipertanggung jawabkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agus Pujiartha. Karakter Akidah Ulul Albab dalam Alqur’an .Sukabumi : STIBA ARRAYA
,2016

Lailatul Huda Al Husna, Ikin Asikin, Nurul Afrianti, Karakteristik Ulul Albab dalam Pendidikan
Islam Berdasarkan QS. Ar-Ra’d ayat 19-22.Bandung : Universitas Islam Bandung , 2021

Hasbullah, H., Uin, D., Maulana, S., & Banten, H. (2018). aṣ- ṣibyan. 3(2), 81–88.
Waway Qodratulloh S. KONSEP ULUL ALBÂB DALAM AL QURAN DAN IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI. Bandung : Politeknik Negeri

Bandung , 2016
Wasil, Ahmad, Jan. 2009. Tafsir Qur’an Ulul Albâb. Bandung: PT Karya Kita.
Badaruddin. 2005. Pengembangan Kecerdasan Spiritual Ulul Albâb;UpayaMewujudkan Citra
Kampus Religius. (Laporan Penelitian).

Yaqin, Ainol. 2015. Ulul albâb sebagai potret Manusia Ideal. Jurnal OKARA, Vol. 1, tahun X,
Mei 2015
Sholeh, A Khudori, Ulul Albab, Konsep Al-Qur’an tentang Intelaktualisme, 2012
Azizah hera, KONTEKSTUALISASI KONSEP ULUL ALBAB DI ERA SEKARANG.Magelang :
Penyuluh Agama Ahli Muda Magelang

15
16

Anda mungkin juga menyukai