Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Bullying bukanlah masalah baru bagi pelajar Indonesia. Bentuk bullying yang
sering terjadi dikalangan pelajar seperti ejekan, pengucilan dan tindakan fisik,
biasanya tidak diawasi oleh guru atau orang dewasa lainnya. Faktanya, sebagian
termasuk guru dan keluarga. Bullying di sekolah dasar yang dialami anak akan
mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis anak tersebut. Salah satu dampak
psikologis dan dampak jangka panjang dari bullying yaitu menyebabkan harga diri
rendah.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
serta perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif terhadap diri sendiri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu
Penelitian oleh Jamir, Devi, Lenin, dan Roshan (2014) dalam Tantono 2019, pada
remaja SMP dan SMA di India menunjukkan bahwa bullying menyebabkan harga
diri rendah dan depresi. Anak dengan harga diri rendah cenderung mengalami
yang rendah dan penolakan sosial akibat kepribadiannya yang demikian, sehingga
mereka yakin bahwa mereka tidak dapat berubah. Anak dengan harga diri rendah
yang lebih tinggi dibandingkan negara lain di Asia. Faktanya, kasus bullying di
selama sembilan tahun terakhir, jumlah pengaduan yang diterima antara tahun
2011 hingga 2019 di bidang pendidikan dan media sosial adalah 37.381 (Komisi
Surabaya menjadi kota dengan tingkat bullying tertinggi yaitu 59,8%. Penelitian
yang dilakukan oleh Simbar, Ruindungan dan Solang (2015) menemukan bahwa
26,7% anak memiliki harga diri yang rendah setelah mengalami bullying, yaitu
menarik diri dari lingkungannya untuk mendapatkan rasa aman. Penelitian yang
dilakukan oleh Fajriyah dan Setiawati pada 2019 menunjukkan bahwa 58,3%
harga diri rendah akan mempengaruhi semua aspek dari kehidupannya yang
ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas dan terjadi kemunduran fungsi
sosial. Gejala yang lebih banyak muncul yaitu depresi pada korban bullying yang
sosial. Selain itu sulit bergaul, penurunan produktivitas, dan menarik diri dari
Dampak jika seseorang mengalami harga diri rendah yaitu tidak akan
dengan orang lain atau menarik diri karena merasa rendah diri dan tidak
mempunyai kepercayaan diri. Selain itu harga diri rendah dapat menimbulkan
dampak halusinasi dan bisa menyebabkan depresi bahkan mungkin akan merusak
lingkungan dan melakukan kekerasan pada orang lain. Gangguan jiwa yang terjadi
dengan masalah harga diri rendah perlu menjadi perhatian dan penanganan khusus
agar tidak berkelanjutan menjadi isolasi sosial hingga mengakibatkan bunuh diri.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi harga diri rendah
korban bullying diantaranya terapi perilaku kognitif , terapi afirmasi positif, child
centered play therapy dan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Terapi
keperawatan dalam bentuk permainan atau interaksi satu dengan yang lain,
mampu merubah perilaku klien untuk harga diri rendah, dengan cara mengenal
harga diri rendah dan memutus harga diri rendah dengan menghardik harga diri
orientasi pada realitas akan mengurangi persepsi sensorik yang salah dan
meningkatkan makna diri dan keluruhan pribadi klien. Sehingga pemberian TAK
stimulasi persepsi dibutuhkan pada klien dengan harga diri rendah agar dapat
terhadap tingkat harga diri pada korban bullying di SDN Sumber Kec. Merakurak
Tuban”
1.2 Identifikasi Masalah
(TAKSP) terhadap tingkat harga diri pada korban bullying di SDN Sumber Kec.
terhadap tingkat harga diri pada korban bullying di SDN Sumber Kec.
Merakurak Tuban
Kab. Tuban
1.5 Manfaat Penelitian
terhadap tingkat harga diri pada korban bullying di SDN Sumber Kec.
Merakurak Tuban.
harga diri rendah pada korban bullying yang mengalami harga diri rendah di
tingkat harga diri pada korban bullying yang mengalami harga diri rendah di
3. Bagi Responden
Kelompok stimulasi presepsi terhadap tingkat harga diri pada korban bullying
yang mengalami harga diri rendah di SDN Sumber Kec. Merakurak Tuban
4. Bagi Keluarga
Dapat menambah wawasan keluarga dalam mengetaui kondisi tentang
korban bullying yang mengalami harga diri rendah dan memberikan motivasi
5. Bagi Sekolah
rendah
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah bidang keperawatan jiwa yang