Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bullying bukanlah masalah baru bagi pelajar Indonesia. Bentuk bullying yang

sering terjadi dikalangan pelajar seperti ejekan, pengucilan dan tindakan fisik,

baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Bullying di sekolah

biasanya tidak diawasi oleh guru atau orang dewasa lainnya. Faktanya, sebagian

besar korban bullying takut menceritakan pengalamannya kepada orang lain,

termasuk guru dan keluarga. Bullying di sekolah dasar yang dialami anak akan

mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis anak tersebut. Salah satu dampak

psikologis dan dampak jangka panjang dari bullying yaitu menyebabkan harga diri

rendah.

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri

serta perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif terhadap diri sendiri.

Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu

mencapai keinginan sesuai ideal (Fajariyah, 2012 dalam Ibayumi 2021).

Penelitian oleh Jamir, Devi, Lenin, dan Roshan (2014) dalam Tantono 2019, pada

remaja SMP dan SMA di India menunjukkan bahwa bullying menyebabkan harga

diri rendah dan depresi. Anak dengan harga diri rendah cenderung mengalami

kesulitan di lingkungan akibat kepribadiannya, mereka juga memiliki performa

yang rendah dan penolakan sosial akibat kepribadiannya yang demikian, sehingga

mereka yakin bahwa mereka tidak dapat berubah. Anak dengan harga diri rendah

cenderung merasa tidak bersemangat ketika mengalami kegagalan.


Data International Center for Research on Women (ICRW) Febriana (2017)

menunjukkan bahwa 84% anak Indonesia menjadi korban bullying persentase

yang lebih tinggi dibandingkan negara lain di Asia. Faktanya, kasus bullying di

Indonesia mengkhawatirkan dan menarik banyak perhatian. Di antara kasus-kasus

bullying yang didaftarkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

selama sembilan tahun terakhir, jumlah pengaduan yang diterima antara tahun

2011 hingga 2019 di bidang pendidikan dan media sosial adalah 37.381 (Komisi

Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, 2020). Situasi ini menunjukkan bahwa

jumlah kasus bullying di sekolah semakin meningkat. Di provinsi Jawa Timur,

Surabaya menjadi kota dengan tingkat bullying tertinggi yaitu 59,8%. Penelitian

yang dilakukan oleh Simbar, Ruindungan dan Solang (2015) menemukan bahwa

26,7% anak memiliki harga diri yang rendah setelah mengalami bullying, yaitu

menarik diri dari lingkungannya untuk mendapatkan rasa aman. Penelitian yang

dilakukan oleh Fajriyah dan Setiawati pada 2019 menunjukkan bahwa 58,3%

korban bullying memiliki harga diri yang rendah.

Faktor penyebab seseorang dapat mengalami harga diri rendah yaitu

kegagalan yang berulang, pernah mengalami pengucilan dan aniaya fisik,

penolakan keluarga, kehilangan kemampuan, kehilangan anggota tubuh dan

kehilangan orang tersayang (Stuart, Laraia 2008). Seseorang yang mengalami

harga diri rendah akan mempengaruhi semua aspek dari kehidupannya yang

ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas dan terjadi kemunduran fungsi

sosial. Gejala yang lebih banyak muncul yaitu depresi pada korban bullying yang

mengganggu konsep diri korban sehingga menjadikan kurangnya penerimaan


korban bullying di lingkungan keluarga dan masyarakat terhadap kondisi yang

dialami korban bullying yang dapat mengakibatkan korban mengalami isolasi

sosial. Selain itu sulit bergaul, penurunan produktivitas, dan menarik diri dari

realitas. (Yosep, 2010 dalam Maulana, 2022).

Dampak jika seseorang mengalami harga diri rendah yaitu tidak akan

berkembang dalam kehidupannya, merasa terkucil dan tidak mau berinteraksi

dengan orang lain atau menarik diri karena merasa rendah diri dan tidak

mempunyai kepercayaan diri. Selain itu harga diri rendah dapat menimbulkan

dampak halusinasi dan bisa menyebabkan depresi bahkan mungkin akan merusak

lingkungan dan melakukan kekerasan pada orang lain. Gangguan jiwa yang terjadi

dengan masalah harga diri rendah perlu menjadi perhatian dan penanganan khusus

agar tidak berkelanjutan menjadi isolasi sosial hingga mengakibatkan bunuh diri.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi harga diri rendah

korban bullying diantaranya terapi perilaku kognitif , terapi afirmasi positif, child

centered play therapy dan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Terapi

aktivitas kelompok stimulasi persepsi yaitu salah satu terapi modalitas

keperawatan dalam bentuk permainan atau interaksi satu dengan yang lain,

dimana seseorang belajar untuk meningkatkan harga dirinya dengan menggali

kemampuan positif. Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi dapat

membantu meningkatkan harga diri dengan memberikan kesempatan untuk

menguasai suatu aktivitas, sehingga korban bullying merasakan suatu pencapaian

dan meningkatkan rasa kebersamaan dengan berbagai pengalaman.


Terapi Aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang

menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulus yang terkait dengan

pengalaman hidup untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok

dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah

(Keliat&Akemat, 2002). Pemberian Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi

mampu merubah perilaku klien untuk harga diri rendah, dengan cara mengenal

harga diri rendah dan memutus harga diri rendah dengan menghardik harga diri

rendah melalui kegiatan yang dilakukan. Townsend (1998) menyatakan bahwa

orientasi pada realitas akan mengurangi persepsi sensorik yang salah dan

meningkatkan makna diri dan keluruhan pribadi klien. Sehingga pemberian TAK

stimulasi persepsi dibutuhkan pada klien dengan harga diri rendah agar dapat

berorientasi pada realita.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul

penelitian tentang “Pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi

terhadap tingkat harga diri pada korban bullying di SDN Sumber Kec. Merakurak

Tuban”
1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Presepsi

(TAKSP) terhadap tingkat harga diri pada korban bullying di SDN Sumber Kec.

Merakurak Kab. Tuban?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi presepsi

terhadap tingkat harga diri pada korban bullying di SDN Sumber Kec.

Merakurak Tuban

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat harga diri sebelum dilakukan Terapi Aktivitas

Kelompok Stimulasi Presepsi(TAKSP) pada korban bullying di SDN

Sumber Kec. Merakurak Kab. Tuban

2. Mengidentifikasi tingkat harga diri sesudah dilakukan Terapi Aktivitas

Kelompok Stimulasi Persepsi(TAKSP) pada korban bullying di SDN

Sumber Kec. Merakurak Kab. Tuban

3. Menganalisis pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi

Persepsi(TAKSP) pada korban bullying di SDN Sumber Kec. Merakurak

Kab. Tuban
1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan ilmu keperawatan

jiwa dengan mengetahui pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi presepsi

terhadap tingkat harga diri pada korban bullying di SDN Sumber Kec.

Merakurak Tuban.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah ilmu

pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam mnganalisis permasalahan

harga diri rendah pada korban bullying yang mengalami harga diri rendah di

SDN Sumber Kec. Merakurak Tuban

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi institusi sehingga

dapat memberikan Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi presepsi terhadap

tingkat harga diri pada korban bullying yang mengalami harga diri rendah di

SDN Sumber Kec. Merakurak Tuban

3. Bagi Responden

Dapat menambah ilmu wawasan tentang pengaruh Terapi Aktivitas

Kelompok stimulasi presepsi terhadap tingkat harga diri pada korban bullying

yang mengalami harga diri rendah di SDN Sumber Kec. Merakurak Tuban

4. Bagi Keluarga
Dapat menambah wawasan keluarga dalam mengetaui kondisi tentang

korban bullying yang mengalami harga diri rendah dan memberikan motivasi

atau semangat kepada korban bullying untuk melakukan Terapi Aktivitas

Kelompok stimulasi presepsi

5. Bagi Sekolah

Dapat digunakan sebagai sumber informasi guna meningkatkan

pengetahuan, kesadaran serta strategi penanganan bullying dan harga diri

rendah

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah bidang keperawatan jiwa yang

meneliti tentang pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi

terhadap tingkat harga diri pada korban bullying di SDN Sumber

Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban.


1.7 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian penelitian Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi(TAKSP) Terhadap Tingkat Harga Diri pada Korban Bullying di SDN
Sumber Kec. Merakurak Kab. Tuban
Judul,
No Penulis. Variabel Desain Sampling Instrumen Hasil
Tahun

1 Studi Variabel Studi Conveni Search Berdasarkan


Literatur: independen: literature: ence engine hasil
Penerapan peningkatka Scoping Samplin penelusuran di
Upaya n harga diri review g Google
Peningkatan rendah Schoolar
Harga Diri dengan kata
Variabel
Rendah kunci harga
dependen:
Dengan diri rendah,
terapi
Terapi terapi aktifitas
aktivitas
Aktivitas kelompok,
kelompok(st
Kelompok peneliti
imulasi
(Stimulasi menemukan
persepsi)
Persepsi) 16.900 judul
(Widyawati, artikel yang
Dewi,2022) sesuai dengan
kata kunci.

2 Penerapan Variabel Pendekat Systemati Observas Penelitian ini


Kemampua independen:a an c i diakukan
n Aspek spek positif empiris sampling selama tiga
Positif hari dan
Variabel
Dalam didapatkan
dependen:
Meningkat hasil bahwa
harga diri
kan Harga pada hari
rendah
Diri Pada kedua setelah
Korban pemberian
Harga Diri kemampuan
Rendah aspek positif,
(Uaneto, harga diri
Abdullah, rendah cukup
Nubaiti, meningkat
2023)

3 Pengaruh Variabel Kuantitat Purposive Bullying Hasil dari


Harga Diri independen: if sampling scale dan penelitian ini
Terhadap harga diri korelasio selfeteem didapatkan
Korban bahwa
Judul,
No Penulis. Variabel Desain Sampling Instrumen Hasil
Tahun

Perlakuan Variabel n terdapat


Bullying dependen: pengaruh
Pada korban positif harga
Remaja di perlakuan diri terhadap
Sekolah X bullying korban
(Eni, perlakuan
Ahkam, bullying pada
Halima, remaja
2023) disekolah X

4 Pencegahan Variabel Pendekat Conveni Studi Bullying pada


Bullying independen: an ence Literatur anak usia dini
dalam penvegahan Empiris sampling terdapat tiga
Pendidikan bullying jenis yaitu
Anak Usia fisik, verbal,
Variabel
Dini dan relasional.
dependen:
(Ayuni, Jika perilaku
pendidikan
2021) bullying tidak
anak usia
dicegah atau
dini
dihentikan
maka akan
berdampak
buruk pada
anak, maka
dari itu
pentingnya
seorang guru
mengenali
gejala awal
bullying pada
anak usia dini
anak yang
terlibat dalam
bullying.

5 Terapi Variabel Interven Purposiv Ular Setelah


Aktivitas independen: si e Tangga diberikan
Kelompok sampling Terapi
Variabel
(TAK) Aktivitas
Judul,
No Penulis. Variabel Desain Sampling Instrumen Hasil
Tahun

Melatih dependen: Kelompok


Stimulasi meningkatkan
Sensori ; stimulasi
Bermain internal dan
Ular eksternal.
Tangga Serta
Bersama meningkatka
Warga
n rasa peduli,
Disabilitas
solidaritas,
Mental(Ma
ne, Kuwa, dan
Reong, kebersamaan
Ekarista, bersama
Lambertus, warga kaum
Visensius, disabilitas
Sareng, mental.
2022)

6. Terapi Variabel Kuantitatif Simple Estafet bola Setelah


Aktivitas independen: ( Eksperimen random dilaksanakan
Kelompok ) sampling terapi
Terapi
Bermain aktivitas
Aktivitas
Bola Basket kelompok
Kelompok
Sumber: Siti bermain
Robeatul “estafet bola
Adawiyah, didapatkan
Mohamad hasil (100%)
Nanda Variabel para petugas
Saputra dependen: dan lansia
Junaedi, memahami,
Lilis Bermain mengerti
Rusfitasari, Estafet Bola serta dapat
Sumiatun, mencontohk
(2023) an
bagaimana
cara bermain
estafet bola

7 Penerapan Variabel Sampling Search Kuesioner Hasil


Upaya independen: review engine penelitian
Harga Diri harga diri didapatkan
Rendah bahwa
Judul,
No Penulis. Variabel Desain Sampling Instrumen Hasil
Tahun

dengan rendah sebelum


TAK dilakukan
Variabel
Stimulasi intervensi skor
dependen:
Persepsi HDR korban
TAK
(Widyawati 19%
stimulasi
, Purnama, meningkat
persepsi
2022) menjadi 24%
yang diukur
menggunakan
kuesioner
Rosenberg self
esteem,
kesimpulanny
a TAK dapat
meningkatkan
harga diri
klien

8 Penerapan Variabel Quasi Simple Wawancara Dari


Terapi independen: Eksperimen random penelitian
Aktivitas Terapi sampling yang telah
Kelompok Aktivitas dilakukan
Terhadap Kelompok oleh peneliti
Perubahan didapatkan
Konsep Diri hasil bahwa
Remaja dari 98 siswa
Harga Diri siswi SMUN
Rendah Variabel 4 Sidoarjo,
Sumber: Siti dependen: TAK lebih
Fatimah, Konsep Diri berpengaruh
Yessy Dessy terhadap
Arna, Yetti perubahan
Wilda (2019) konsep diri
dan harga
diri remaja.

9 Pelaksanaa Variabel Small - - Hasil


n TAK independen: group penelitian
pada klien TAK disscussi menunjukkan
Harga Diri on TAK mampu
Variabel
Rendah menurunkan
dependen:
(Vina, tanda dan
Harga Diri
Lestari, gejala HDR,
Yuni maka
Judul,
No Penulis. Variabel Desain Sampling Instrumen Hasil
Tahun

Kistiwali, Rendah direkomendasi


2023) kan kepada
perawat di
provinsi Jambi
untuk
mengoptimalk
an pemberian
TAK pada
klien HDR

10 Literatur Variabel Pencaria - - Hasil


Review independen: n PICO penelitian
Terapi Terapi menunjukkan
Aktivitas Aktivitas kegiatan
Kelompok Kelompok bagian TAK
Untuk dapat
Variabel
Meningkat meningkatkan
dependen:
kan Harga harga diri
meningkatka
Diri pada klien
n harga diri
Rendah, dengan harga
rendah
(Indra diri rendah
Maulana,
Hendrawati
, 2022)

Anda mungkin juga menyukai