Anda di halaman 1dari 2

Konsep Citizen Journalism

Alasan logis

--Media arus utama hanya melayani 30% populasi yang berada di puncak piramida sosial
penduduk. Mereka adalah penduduk dengan penghasilan tinggi, pendidikan tinggi, mereka yang
berpotensi melanggan media
--Laporan, berita, informasi yang ditayangkan media arus utama itu bukan untuk populasi
penduduk yang berada di dasar piramida sosial penduduk. Misalnya, informasi mengenai politik
atau ekonomi itu tidak penting untuk hidup mereka memikirkan makan apa setiap hari.
Informasi penting buat populasi yang berada di dasar piramida, misalnya untuk masyarakat adat
di Kalimantan, adalah “berapa harga karet.”
--Idealnya media massa itu memberikan suara kepada mereka yang tidak bisa bersuara (give
voice to the voiceless). Saat ini – karena media massa melayani populasi di puncak piramida –
yang muncul di media massa arus utama adalah “suara” mereka yang memang sudah vocal,
sudah terbiasa memberikan pendapatnya = mereka yang tidak voiceless = mereka suaranya
lantang
--Agar bisa menjalankan idealismenya (give voice to the voiceless), media massa harus
membuka akses untuk mereka yang tidak bisa bersuara, mereka yang tersingkirkan (secara
ekonomi-ekonomi = kesempatan sekolah, kesempatan bekerja untuk hidup, tersingkirkan dari
tanah leluhur dll.). Media massa harus membuka akses agar “yang tidak bisa bersuara” itu bisa
melaporkan ke media massa seperti mereka yang bersuara lantang
--Citizen journalism seperti TempoWitness adalah saluran untuk mereka yang tidak bisa
bersuara

Konsep dasar

--Media atau jurnalis harusnya hanya melaporkan fakta saja yang sudah diverifikasi fakta itu
benar. Sayangnya media massa sekarang ini lebih sering dan lebih banyak melaporkan opini,
kesimpulan, hasil analisis, dan kadang asumsi dari jurnalisnya atau narasumbernya. Coba
cermati laporan langsung (live) di televisi: 80% adalah opini atau analisis atau kesimpulan atau
asumsi si reporter. Fakta yang dilaporkan hanya 20% atau sering kurang
--Jadi, citizen journalist harus kembali hanya melaporkan fakta saja, apa yang dilihat dan
didengar. Mereka tidak bisa melaporkan hasil kesimpulan, pendapat, analisis atau asumsi
mereka
--Agar calon citizen journalist paham mengenai dasar jurnalistik (antara lain hanya melaporkan
fakta), mereka harus mengikuti pelatihan
--Pelatihan bisa membantu editor tidak terlalu repot mengedit dan informasi yang mereka
laporkan benar
--Salah satu mengapa media massa terjebak hanya melayani 30% populasi di puncak piramida
sosial penduduk adalah penerapan nilai berita. Jadi, laporan citizen journalist tidak harus
mengikuti nilai berita yang dianut media massa. Nilai berita untuk citizen journalist hanya satu
yaitu “semua yang penting untuk komunitas.”
--Siapa yang bisa bergabung dan melaporkan? Mereka adalah anggota komunitas yang
tersingkirkan, terabaikan, teraniaya, mereka yang selalu kalah ketika berkonflik, mereka yang
terdisosiasi = mereka yang tidak bisa bersuara. Mereka harus anggota komunitas. Komunitas
akan melindungi anggotanya ketika terkena masalah.
--Komunitas yang punya suara lantang tidak bisa ikut membuat laporan. Misalnya, komunitas
pemain golf
--Laporan citizen journalism harus melalui proses editing oleh editor, sehingga memenuhi
persyaratan sebagai produk media massa. Ketika memenuhi syarat sebagai media massa, berarti
citizen journalist dilindungi UU tentang Pers
--Apa keuntungannya memiliki program citizen journalism? Meningkatkan brand media. Media
itu citranya terangkat karena menunjukkan kepedulian
--Program citizen journalism sangat bermanfaat karena seakan-akan media itu memiliki banyak
reporter
--Laporan citizen journalist bisa menjadi informasi awal untuk reporter menindaklanjuti

(ditulis oleh Harry Surjadi)

Anda mungkin juga menyukai