Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DAN BUDI PEKERTI


SELAMA PESANTREN RAMADHAN
(12 - 15 April 2023)

KYNAN FAKHIRA AZZAHRA (18)


IX-C
SMP NEGERI 1 KUNINGAN
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3
BAB II MENGUKUHKAN KEIMANAN DAN KETAQWAAN DALAM BULAN
RAMADHAN............................................................................................................................. 4-5
A. Pengertian Keimanan dan Ketaqwaan................................................................................ 4
B. Mengapa Kita Harus Mengukuhkan Keimanan dan Ketaqwaan Khususnya dalam
Bulan Ramadhan serta Dalil Naqli/Landasan Menurut Al-Qur’an dan Hadits............... 4-5
C. Pengaplikasian.................................................................................................................... 5
BAB III KEDISIPLINAN MELAKSANAKAN SHOLAT LIMA WAKTU........................ 6-
7
A. Sejarah Diturunkannya Wahyu untuk Melaksanakan Sholat 5 Waktu................................
6
B. Mengapa Kita Harus Disiplin dan Tepat Waktu dalam Melaksanakan Sholat 5 Waktu
serta Dalil Naqli/Landasan Menurut Al-Qur’an dan Hadits............................................ 6-7
BAB IV MERAIH PAHALA DENGAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA............... 8-
10
A. Pengertian Berbakti Kepada Orang Tua..............................................................................
8
B. Dalil Naqli/Landasan Menurut Al-Qur’an dan Hadits..................................................... 8-
9
C. Pengaplikasian.....................................................................................................................
9
BAB V DAHSYATNYA AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP UMAT
ISLAM.................................................................................................................................... 10-12
A. Peristiwa Turunnya Al-Qur’an......................................................................................... 10
B. Keistimewaan Al-Qur’an dan Keistimewaan Membacanya............................................ 10
C. Dalil Naqli/Landasan Menurut Al-Qur’an dan Hadits................................................ 11-12
BAB VI PENUTUP......................................................................................................................
13
BAB VII DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 14-
15

BAB I
PENDAHULUAN

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan kehendak-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Dengan tujuan untuk lebih memahami dan
menggali lebih dalam informasi-informasi seputar agama Islam dan mengisi waktu dengan
kegiatan positif selama daring Pesantren Ramadhan bagi kelas 9. Saya memohon maaf sebesar-
besarnya apabila dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk makalah ini, agar di masa yang akan datang, saya bisa mengevaluasi diri
dari kesalahan yang telah lalu. Saya berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya
dan semua yang membacanya.
BAB II
MENGUKUHKAN KEIMANAN DAN KETAQWAAN DALAM BULAN
RAMADHAN

A. Pengertian Keimanan dan Ketaqwaan


Menurut bahasa Arab, kata Iman berakar pada kata amana – yu’minu – imana yang
secara harfiah atau etimologis dapat diartikan sebagai percaya dan yakin. Secara bahasa, iman
dapat diartikan sebagai tashdiq atau membenarkan. Secara istilah, menurut buku Ensiklopedi
iman yang ditulis oleh Syaikh Abdul Majid Az-Zandani, iman dapat diartikan sesuai dengan
makna linguistiknya yaitu tashdiq atau mempercayai. Iman secara istilah, maknawi, atau
terminologis merupakan percaya dengan yakin akan keberadaan Allah SWT, Malaikat Allah,
Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, akhirat, hingga qadha dan qadar yang ada dalam keenam
rukun iman yang wajib diketahui oleh umat Islam. Tidak hanya memercayai dalam hati dan
lisan, keimanan juga haruslah dibuktikan dengan perbuatan.
Sedangkan Taqwa pada dasarnya merujuk pada sebuah sikap yang terdiri dari cinta dan
takut, yang lebih jelas lagi adalah adanya kesadaran terhadap segala sesuatu atas dirinya dan
bahkan merasa hatinya yang paling dalam senantiasa diketahui oleh Allah swt. Sehingga ia
senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Secara singkat, dapat
diartikan sebagai rasa cinta, takut, dan taat kepada Allah SWT sehingga senantiasa dapat
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi serta meninggalkan segala larangan-Nya.

B. Mengapa Kita Harus Mengukuhkan Keimanan dan Ketaqwaan Khususnya dalam


Bulan Ramadhan serta Dalil Naqli/Landasan Menurut Al-Qur’an dan Hadits

Bulan Ramadhan memiliki keistimewaannya tersendiri dan cenderung menjadi favorit


hampir seluruh umat Islam di dunia. Bukan berarti saat bulan-bulan lainnya kita bisa
menurunkan keimanan dan ketaqwaan, namun keistimewaan bulan Ramadhan hadir sebagai
kesempatan bagi manusia untuk memperbaiki diri, sehingga bisa konsisten dalam hari-hari dan
bulan-bulan selanjutnya, dengan harapan, seseorang dapat terus menjadi seseorang yang lebih
baik lagi, berlomba-lomba dalam kebaikan, dan mencari ridho Allah SWT.

Pada bulan Ramadhan, seorang Muslim yang telah memenuhi syarat wajib diharuskan
untuk berpuasa Ramadhan selama sebulan penuh, sebelum memasuki bulan Syawal. Puasa,
selain menahan lapar dan haus, juga termasuk menahan diri dari segala nafsu dan perbuatan-
perbuatan yang dilarang dan tidak disukai oleh Allah SWT. Puasa berperan sebagai benteng bagi
diri kita untuk menolak segala godaan untuk melakukan maksiat dan hal-hal yang kurang baik
dan kurang bermanfaat. Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai
taqwa, dan salah satu sebab mendapatkan ampunan dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan
pengangkatan derajat.

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ ْيَن ِم ْن‬
١٨٣ ‫َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقْو َۙن‬
Artinya: Kepada orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan (juga) kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S
Al-Baqarah/2:183)

Sabda Nabi SAW: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari
Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih)

“Apabila datang bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu
neraka,dan setan-setan diikat (dibelenggu).” (HR. Bukhari dan Muslim)

"Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala,
maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR Bukhari dan Muslim).

Selain itu, di malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, akan datang
yang dinamakan malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Yang jika kita
beribadah pada malam tersebut dengan ikhlas mengharap ridho Allah SWT, ibadah kita setara
dengan beribadah selama 83 tahun tanpa henti. Malam Lailatul Qadar dijelaskan sepenuhnya
pada Surat Al-Qadr dalam Al-Qur’an.

C. Pengaplikasian

Amalan-amalan ibadah yang bisa diterapkan selama bulan Ramadhan untuk


meningkatkan keimanan dan ketaqwaan di antaranya adalah:
1. Melaksanakan sholat 5 waktu dengan tepat waktu dan secara berjamaah.
2. Tadarus Al-Qur’an (akan lebih baik jika bisa sampai khatam selama bulan
Ramadhan).
3. Memperbanyak dzikir kepada Allah SWT dan sholawat kepada Nabi SAW.
4. Memanjatkan do’a yang baik-baik kepada Allah SWT.
5. Melaksanakan sholat malam, seperti Tarawih, Witir, dan Tahajud.
6. I’tikaf di masjid.
7. Sedekah dan menunaikan Zakat Fitrah.
8. Menjauhkan diri dari segala hal yag dilarang oleh Allah SWT.

BAB III
KEDISIPLINAN MELAKSANAKAN SHOLAT LIMA WAKTU

A. Sejarah Diturunkannya Wahyu untuk Melaksanakan Sholat 5 Waktu

Sholat lima waktu adalah perintah wajib yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
saat peristiwa Isra Mi'raj. Pada awalnya, Allah SWT memberi perintah sholat dalam sehari
sebanyak 50 kali. Setelah bernegosiasi dan rekomendasi dari beberapa Nabi di berbagai
tingkatan langit, Nabi Muhammad SAW berhasil mendapatkan perintah sholat lima kali dalam
sehari. Seperti yang kita ketahui, sholat lima waktu hukumnya wajib bagi umat muslim. Sholat
merupakan ibadah wajib yang paling utama dan merupakan ibadah yang akan pertama kali
dipertanggungjawabkan ketika di akhirat nanti.

B. Mengapa Kita Harus Disiplin dan Tepat Waktu dalam Melaksanakan Sholat 5
Waktu serta Dalil Naqli/Landasan Menurut Al-Qur’an dan Hadits

Karena merupakan ibadah wajib, sudah jelas bahwa jika kita meninggalkan sholat,
kita akan otomatis mendapatkan dosa. Kalau tidak malas, manusia biasanya meninggalkan sholat
karena lupa. Untuk menghindari hal tersebut, diri sendiri harus dipaksakan untuk langsung
melaksanakan sholat segeran setelah adzan berkumandang. Jika sulit untuk meningatkan diri
sendiri, maka pergilah ke masjid untuk shoat berjamaah, juga agar ada yang senantisa untuk
mengingatkan kita.

Pelaksanaan sholat lima waktu pada dasarnya sangat melatih kedisiplinan, karena
sholat lima waktu memiliki rentang waktu tertentu untuk setiap sholatnya, sehingga kita mau
tidak mau dituntut untuk selalu tepat waktu, tepat waktu untu menghadap Allah SWT dalam
keadaan terbaik. Banyak sekali dalil yang menegaskan akan konsekuensi jika kita melalaikan
sholat.
‫ِإَّن ٱلَّص َلٰو َة َك اَنْت َع لى ٱْلُم ْؤ ِمِنيَن ِكَتٰـ ًبا َّم ْو ُقوًتا‬
Artinya: “Sesungguhnya sholat itu bagi orang-orang mukmin merupakan kewajiban yang
mempunyai waktu tertentu.” (QS. An-Nisa'/4:103)

‫ َقاُلوْا َلْم َنُك ِم َن اْلُم َص ِّليَن‬، ‫َم اَس َلَك ُك ْم ِفى َس َقَر‬
Artinya: “Apakah yang menyebabkan kalian terjerumus ke dalam api neraka? Mereka sama
menjawab: “Karena kami tidak termasuk daripada orang-orang yang sembahyang.” (QS. Al-
Muddassir/74:42-43)

Adapun dalam riwayat Al-Baihaqi dalam kitab Al-Ma'rifah dari Naufal: "Barang siapa
meninggalkan sembahyang maka seolah-olah ia mengurangi keluarga dan hartanya."
Adapun hadits yang diriwayatkan Abi Syaibah dalam kitab Al-Mushannaf dari Abi Darda' dan
Al-Hasan sebagai hadits mursal: "Barang siapa meninggalkan sembahyang dengan sengaja,
maka namanya akan ditulis di atas pintu neraka sebagai orang yang akan memasukinya."

Yang disebut dengan melalaikan sholat bukanlah hanya orang-orang yang benar-benar
meninggalkan sholat, namun juga orang-orang yang menunda-nundah waktu sholat, tidak
menyempurnakan semua syarat sahnya sholat, dan tidak melakukan rukun-rukun sholat
walaupun telah mengetahuinya. Contoh yang paling umum adalah tuma’ninah.

‫َفَو ْيٌل ِّلْلُم َص ِّلْيَن‬


Artinya: “Maka celakalah orang yang shalat,” (QS. Al-Ma’un/107:4)

‫اَّلِذ ْيَن ُهْم َع ْن َص اَل ِتِهْم َس اُهْو َن‬


Artinya: “(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,” (QS. Al-Ma’un/107:5)
BAB IV
MERAIH PAHALA DENGAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

A. Pengertian Berbakti Kepada Orang Tua

Berbakti dapat diartikan sebagai berbuat bakti, setia, hormat, tunduk, patuh, taat, atau
menuruti segala berintah. Sedangkan berbakti kepada orang tua dapat diartikan sebagai sikap
menghormati, menghargai, taat, serta setia kepada orang tua yang telah berjasa dalam hidup kita,
dengan menuruti dan mendengarkan nasihat serta perkataan baiknya. Berbakti kepada orang tua
dalam Islam disebut Birrul Walidain. Birrul Walidain hukumnya wajib bagi setiap anak, sudah
sepantasnya bagi seorang anak untuk menghormati, menghargai, dan menuruti orang tuanya.
Menurut sebuah hadits, risho Allah tergantung kepada ridho orang tua, dan murka Allah
tergantung kepada murka orang tua. Do’a dan perkataan orang tua adalah salah satu kategori
yang akan diijabah oleh Allah SWT, maka berhati-hatilah dalam memperlakukan kedua orang
tua, untuk menghindari perkataan-perkataan buruk yang mungkin saja akan keluar dari mulut
orang tua kita ketika sudah tersakiti.

B. Dalil Naqli/Landasan Menurut Al-Qur’an dan Hadits

"Ridho Allah itu tergantung ridho kedua orang tua dan murka Allah juga tergantung kepada
murka kedua orangtua." (HR. Tirmidzi).

"Doa orangtua untuk anaknya sama seperti doa Nabi terhadap umatnya." (HR. Ad Dailami).

"Ada tiga macam golongan yang doanya mustajab yang tidak diragukan lagi kedahsyatannya,
yaitu 1) Doa orangtua kepada anaknya, 2) Doa orang musafir (orang yang sedang bepergian) dan
3) Doa orang yang dizhalimi." (HR. Bukhari Muslim).
Nabi Muhammad Rasulullah Saw bersabda: "Dia celaka! Dia celaka!". Salah seorang sahabat
bertanya, "Siapakah yang celaka wahai Rasulullah?" Nabi Muhammad Saw menjelaskan, "Siapa
yang mendapati kedua atau salah satu dari orangtuanya (dalam usia lanjut), tetapi dia tidak
berusaha masuk surga (dengan merawat orangtuanya sebaik-baiknya)." (HR. Muslim)

‫ِبَٰو ِلَد ْيِه َح َم َلْتُه ُأُّم ۥُه َو ْهًنا َع َلٰى َو ْهٍن َو ِفَٰص ُل ۥُه ِفى‬ ‫َوَو َّص ْيَنا ٱِإْل نَٰس َن‬
‫ِلى َو ِلَٰو ِلَد ْيَك ِإَلَّى ٱْلَم ِص يُر‬ ‫َع اَم ْيِن َأِن ٱْش ُك ْر‬
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, bahkan menyusukan pula
selama kurang lebih 2 tahun. Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang
tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali.” (QS. Luqman/31:15)

‫َوَو َّص ْيَنا ٱِإْل نَٰس َن ِبَٰو ِلَد ْيِه ِإْح َٰس ًنا‬
Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya.” (QS. Al-Ahqaf/46:15)

‫َو َقٰض ى َر ُّبَك َااَّل َتْع ُبُد ْٓو ا ِآاَّل ِاَّياُه َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِاْح ٰس ًنۗا ِاَّم ا َيْبُلَغَّن ِع ْنَدَك‬
‫اْلِكَبَر َاَح ُدُهَم ٓا َاْو ِكٰل ُهَم ا َفاَل َتُقْل َّلُهَم ٓا ُاٍّف َّو اَل َتْنَهْر ُهَم ا َو ُقْل َّلُهَم ا‬
‫َقْو اًل َك ِر ْيًم ا‬
Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, serta
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra’/17:23)

Nabi SAW dalam hadits yang diriwayatkan dari Bahz bin Hakim, ia berkata:
“Ya Rasulullah, kepada siapa aku berbakti? Rasulullah menjawab, "Kepada ibumu." Aku
berkata, 'Kemudian kepada siapa?' Jawab Rasulullah, "Kepada ibumu." Aku berkata, 'Kemudian
kepada siapa?' Jawab Rasulullah, "Kepada ibumu." Aku berkata, 'Kemudian kepada siapa?'
Rasulullah berkata, "Kepada ayahmu, kemudian kepada karibmu yang paling dekat, lalu yang
paling dekat." (HR Abu Dawud & Tirmidzi)
C. Pengaplikasian
1. Tidak mengatakan perkataan yang bersifat menggampangkan, meremehkan, atau
menganggap kecil (uffin).
2. Tidak membentak orang tua dengan kata-kata kasar seperti, "Ah!"
3. Berbicara dengan lemah lembut dan sopan.
4. Bersikap rendah hati pada orang tua.
5. Mendengarkan serta menuruti nasihat-nasihat dan perkataan baiknya.
6. Membantu orang tua dengan ikhlas sesuai dengan kemampuan diri.
7. Mendo’akan orang tua setiap saat, baik jika masih ada di dunia maupun jika orang
tua sudah meninggal.

BAB V
DAHSYATNYA AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP UMAT ISLAM

A. Peristiwa Turunnya Al-Qur’an

Peristiwa turunnya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an) terjadi pada bulan Ramadhan,


tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan tahun 601 Masehi, ketika Nabi Muhammad SAW berusia 40
tahun, di Gua Hira. Ayat yang pertama kali diturunkan adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5. Allah
SWT menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril secara
bertahap. Al-Quran diturunkan secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun (22 tahun, 2 bulan,
22 hari) kepada Muhammad untuk menjadi pedoman dalam kehidupan. Turunnya ayat Al-Quran
menyesuaikan dengan permasalahan sosial, krisis moral, keagamaan yang sedang terjadi.

Sejarah turunnya Al-Quran juga terbagi ke dalam dua periode, yaitu periode Mekkah
dan periode Madinah. Periode Mekkah disebut dengan ayat Makkiyah, sementara periode
Madinah disebut dengan ayat Madaniyah. Dalam periode Mekkah, ayat yang turun berisi ajaran
tentang akidah dan ajaran-ajaran tauhid. Periode Mekkah menurunkan 86 surat yang diturunkan
dalam jangka waktu 12 tahun 5 bulan. Dalam periode Madinah, ayat yang turun umumnya
berkaitan dengan hubungan manusia sebagai makhluk sosial, aturan-aturan dalam kehidupan
Islam, serta hukum Islam. Periode ini dimulai setelah hijrahnya Rasul ke Madinah. Periode
Madinah menurunkan 28 surat dalam jangka waktu sembilan tahun sembilan bulan. Ayat yang
terakhir diturunkan kepada Rasulullah adalah Surat Al-Maidah ayat 5.

Al-Qur’an sendiri secara bahasa adalah bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah,
pengertian Al Quran adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
melalui Malaikat Jibril. Sebagai pedoman hidup umat manusia, Al-Qur’an berisi kisah-kisah
Nabi dan orang terdahulu, janji-janji dan ancaman Allah SWT, sumber syariat Islam, dan sumber
dasar dari seluruh ilmu pengetahuan di dunia.

B. Keistimewaan Al-Qur’an dan Keistimewaan Membacanya

Keistimewaan Al-Qur’an dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya di antaranya:


1. Penyembuh bagi segala penyakit.
2. Membuka pintu rezeki.
3. Dapat menenangkan dan mendamaikan hati.
4. Penolong bagi setiap orang yang membutuhkannya.
5. Pemecah masalah bagi manusia.
6. Penghibur bagi orang yang bersedih.
7. Pemberi syafaat di akhirat dan alam kubur kelak.
8. Memberi pahala dan kebaikan.
9. Meningkatkan keimanan, taqwa, dan derajat kita di sisi Allah SWT.
10. Memberikan wibawa.
11. Memperoleh rahmat dan lindungan dari Allah SWT dan Malaikat.
12. Menciptakan perilaku mulia dan mencegah dari perkataan dan perbuatan buruk.
C. Dalil Naqli/Landasan Menurut Al-Qur’an dan Hadits

"Barangsiapa yang sakit, maka hendaklah dia membaca Al-Qur'an, karena Al-Qur'an adalah
penyembuh baginya." (HR. Tirmidzi)

"Barangsiapa yang membaca Al-Qur'an, maka Allah akan mempermudah baginya rezekinya dan
memperberat beban hari kiamat." (HR. Tirmidzi)

"Barangsiapa yang membaca Al-Qur'an, maka hatinya akan tenang dan jiwanya akan terhibur."
(HR. Tirmidzi)

"Barangsiapa yang membaca Al-Qur'an, maka Al-Qur'an akan menjadi pemelihara baginya."
(HR. Bukhari)

"Barangsiapa yang mengamalkan apa yang terkandung di dalam Al-Qur'an, maka Al-Qur'an
akan menjadi tiang bagi hidupnya." (HR. Tirmidzi)

"Barangsiapa yang membaca Al-Qur'an, maka Al-Qur'an akan menjadi penghibur baginya."
(HR. Tirmidzi)

"Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Kebaikan itu
akan digandakan 10 kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim adalah satu huruf, tetapi
Alif adalah satu huruf, Laam adalah satu huruf, dan Miim adalah satu huruf." (HR. Tirmidzi)

"Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah obat bagi hatimu. Maka teruslah membacanya." (HR.
Ahmad)

‫َذ ِلَك اْلِكَتاُب اَل َر ْيَب ِفيِه ُهًد ى ِلْلُم َّتِقيَن‬


Artinya: “Itu kitab tiada terdapat keraguan di dalamnya sebagai petunjuk bagi orang yang
bertakwa.” (QS. Al-Baqarah/2:2)
‫ِإَّن َٰه َذ ا ٱْلُقْر َء اَن َيْهِد ى ِلَّلِتى ِهَى َأْقَو ُم َو ُيَبِّش ُر ٱْلُم ْؤ ِمِنيَن ٱَّلِذ يَن‬
‫َيْع َم ُلوَن ٱلَّٰص ِلَٰح ِت َأَّن َلُهْم َأْج ًرا َك ِبيًرا‬
Artinya: “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi
mereka ada pahala yang besar,” (QS. Al-Isra’/17:9)

‫َو َلَقْد ِج ْئٰن ُهْم ِبِكٰت ٍب َفَّص ْلٰن ُه َع ٰل ى ِع ْلٍم ُهًد ى َّو َر ْح َم ًة ِّلَقْو ٍم ُّيْؤ ِم ُنْو َن‬
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur`ân) kepada
mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raf/7:52)
BAB VI
PENUTUP

Demikianlah pemaparan materi terkait agama Islam selama daring Pesantren Ramadhan
2023 ini. Semoga dapat memberikan manfaat di kemudian hari bagi kami sebagai penulis dan
bagi pembaca. Mohon maaf bila makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
penulisan, format, dan isi materi, karena pada dasarnya kami masih berproses untuk belajar.
Maka dari itu, saran serta kritik yang membangun sangatlah diperlukan untuk proses belajar
kami ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan dalam hidup kita dan terus
mencurahkan nikmat-Nya yang tak terhingga. Sekian dari kami, terima kasih sudah meluangkan
waktu untuk membaca. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

2021. “Dalil tentang Kitab Allah sebagai Petunjuk bagi Manusia”. Diakses pada Sabtu, 15 April
2023, dari https://kumparan.com/berita-update/dalil-tentang-kitab-allah-sebagai-petunjuk-bagi-
manusia-1wifdKNTra9/3
Ahsan, Muhammad, dan Sumiyati. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
Alfi, Lailah. 2019. “Konsep Taqwa dalam Al-Qur’an”. Diakses pada Sabtu, 15 April 2023, dari
http://afi.unida.gontor.ac.id/2019/02/09/konsep-taqwa-dalam-al-quran/
Ananda. “Peristiwa Turunnya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an) dan Keutamaannya”. Diakses pada
Sabtu, 15 April 2023, dari
https://www.gramedia.com/literasi/peristiwa-turunnya-al-quran/#Pengertian_Al-Quran
Firdausi. 2022. “Shalat Lima Waktu Ajarkan Kedisiplinan”. Diakses pada Sabtu, 15 April 2023,
dari https://jatim.nu.or.id/keislaman/shalat-lima-waktu-ajarkan-kedisiplinan-bz5kL
Harbani, Rahma. 2022. “Surah Al Isra Ayat 23: Ada 5 Aturan Bersikap pada Orang Tua”.
Diakses pada Sabtu, 15 April 2023, dari
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6469593/surah-al-isra-ayat-23-ada-5-aturan-
bersikap-pada-orang-tua#:~:text=Surah%20Al%20Isra%20Ayat%2023%20dalam%20Arab%2C
%20Latin%2C%20dan%20Terjemahan&text=Artinya%3A%20Tuhanmu%20telah
%20memerintahkan%20agar,berbuat%20baik%20kepada%20ibu%20bapak.
Khabbussila, Tsalats Ghulam. 2023. “Al Baqarah Ayat 183 tentang Perintah Allah untuk
Berpuasa, Yuk Amalkan!”. Diakses pada Sabtu, 15 April 2023, dari
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6632205/al-baqarah-ayat-183-tentang-perintah-allah-
untuk-berpuasa-yuk-amalkan#:~:text=Bacaan%20Surah%20Al%20Baqarah%20Ayat
%20183&text=Arab%20Latin%3A%20%22Y%C4%81%20ayyuhalla%C5%BC%C4%ABna
%20%C4%81man%E1%BB%A5,sebelum%20kamu%20agar%20kamu%20bertakwa.
Kuning, Abdul Halim. (2018). Takwa dalam Islam. Pendidikan dan Pemikiran Islam, 6(1).
Kurniasih, Wida. “Pengertian Iman Secara Bahasa dan Istilah Serta Tingkatannya”. Diakses pada
Sabtu, 15 April 2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-iman/#a_Muslim
Kurniawan, Alhafiz. 2020. “Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 2”. Diakses pada Sabtu, 15 April
2023, dari https://islam.nu.or.id/tafsir/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-2-IkjJT#:~:text=Dz
%C4%81likal%20kit%C4%81bu%20l%C4%81%20rayba%20f%C4%ABhi,petunjuk%20bagi
%20orang%20yang%20bertakwa.%E2%80%9D
Mustinda, Lusiana. 2020. “Hadits tentang Ridho Orangtua untuk Kesuksesan Dunia dan
Akhirat”. Diakses pada Sabtu, 15 April 2023, dari
https://news.detik.com/berita/d-5096423/hadits-tentang-ridho-orangtua-untuk-kesuksesan-dunia-
dan-akhirat#:~:text=Hadits%20tentang%20ridho%20kepada%20orang,%22%20(HR.
%20Tirmidzi).
Nurfajrina, Azkia. 2022. “Surah Al-Ahqaf Ayat 15: Pesan Allah untuk Anak dan Sikapnya
terhadap Orang Tua”. Diakses pada Sabtu, 15 April 2023, dari
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6469154/surah-al-ahqaf-ayat-15-pesan-allah-untuk-
anak-dan-sikapnya-terhadap-orang-tua
Pahlephi, Rully Desthian. 2023. “Menelusuri Sejarah Turunnya Al-Quran: Kisah Penuh Makna
dan Hikmah”. Diakses pada Sabtu, 15 April 2023, dari
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6646083/menelusuri-sejarah-turunnya-al-quran-
kisah-penuh-makna-dan-hikmah#:~:text=Sejarah%20turunnya%20Al%2DQuran%20dimulai,
%2DAlaq%20ayat%201%2D5.
“Rahasia Keistimewaan Bulan Ramadhan”. Diakses pada Sabtu, 15 April 2023, dari
https://biroekbang.bantenprov.go.id/Artikel/topic/196#:~:text=Pada%20bulan%20Ramadhan
%20terdapat%20Lailatul,baca%3A%20Anjuran%20Doa%20Ramadhan).
Setya, Devi. 2022. “Berbakti Kepada Orang Tua dalam Islam Hukumnya Wajib, Ini Dalilnya”.
Diakses pada Sabtu, 15 April 2023, dari
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6133343/berbakti-kepada-orang-tua-dalam-islam-
hukumnya-wajib-ini-dalilnya
Sisma, Annisa Fianni. 2023. “Mengenal 10 Hadits Tentang Keistimewaan Bulan Ramadhan”.
Diakses pada Sabtu, 15 April 2023, dari
https://katadata.co.id/agung/lifestyle/6406bec39a8af/mengenal-10-hadits-tentang-keistimewaan-
bulan-ramadhan
Tysara, Laudia. 2022. “13 Keutamaan Membaca Al-Qur'an Setiap Hari, Penuh Keberkahan”.
Diakses pada Sabtu, 15 April 2023, dari https://www.liputan6.com/hot/read/4945828/13-
keutamaan-membaca-al-quran-setiap-hari-penuh-keberkahan
Tysara, Laudia. 2023. “15 Keutamaan Al-Qur’an Dibanding Kitab Lainnya, Petunjuk bagi
Manusia”. Diakses pada Sabtu, 15 April 2023, dari
https://www.liputan6.com/hot/read/5205477/15-keistimewaan-al-quran-dibanding-kitab-lainnya-
petunjuk-bagi-manusia

Anda mungkin juga menyukai