ِف ٍرْي اَل َيَز اُل الَّناُس َخِب َم ا َعَّجُلوا اْل ْطَر Manusia senantiasa diiringi kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa. (HR Bukhari dan Muslim) Ibnu Daqiq Al-’Id rahimahullah berkata, “Menyegerakan berbuka puasa setelah diyakini tenggelam matahari adalah sunnah berdasarkan kesepakatan. Dalilnya adalah hadits ini. Dalam hadits ini terdapat dalil tentang orang-orang syi’ah yang mengakhirkannya sampai nampak bintang. Bisa jadi ini adalah sebab manusia selalu diiringi kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa karena jika mereka mengakhirkannya maka mereka masuk dalam perbuatan yang menyelisihi sunnah dan mereka senantiasa diiringi kebaikan selama mereka mengamalkan sunnah.” (Ihkamul Ahkam Syarhu ‘Umdatil Ahkam) Saudaraku yang dirahmati oleh Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memotivasi kita untuk bersegera dalam melakukan kebaikan sebelum jiwa dan hati berubah. Rasulullah bersabda, “Bersegeralah kalian melakukan amal-amal sebelum datangnya fitnah-fitnah seperti potongan malam yang gelap. Seseorang berada di waktu pagi dalam keadaan mukmin dan berada di waktu sore dalam keadaan kafir. Dan berada di waktu sore dalam keadaan mukmin dan berada di waktu pagi dalam keadaan kafir. Salah seorang dari mereka menjual agamanya dengan keuntungan dunia. (HR Muslim dan Ahmad) Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memberi contoh dalam hal bersegera melakukan kebaikan. Diriwayatkan dari Uqbah bin Amer radhiallahu ‘anhu, berkata, “Aku shalat ashar di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di Madinah. Setelah salam beliau segera berdiri lalu berjalan melangkahi pundak manusia menuju sebagian kamar istri-istrinya. Manusia terkejut karena tergesa-gesanya beliau itu. Kemudian beliau keluar menemui mereka dan beliau melihat mereka heran karena tergesa-gesanya itu. Beliau bersabda, ‘Aku tadi ingat sesuatu dari emas yang masih ada pada kami. Maka aku tidak suka dia menahanku. Lalu aku perintahkan untuk membagikannya.’” (HR Bukhari dan Ahmad) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling ringan melakukan kebaikan. Dan beliau menjadi lebih ringan lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril menjumpainya. Jibril menjumpainya setiap malam di bulan Ramadhan lalu menyuruhnya membaca Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang lebih ringan melakukan kebaikan daripada angin yang bertiup.” (HR Bukhari dan Muslim) Para sahabat pun telah benar-benar mengambil pelajaran tentang akhlak yang mulia ini. Diriwayatkan dari Aslam radhiallahu ‘anhu, berkata, “Aku mendengar Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu berkata, ‘Rasulullah memerintahkan kita untuk bershadaqah dan kebetulan hal itu bertepatan dengan harta yang aku bawa. Aku berkata, ‘Hari ini aku akan mendahului Abu Bakar. Sesungguhnya aku telah mendahuluinya pada suatu hari.’ Lalu aku datang dengan membawa setengah hartaku. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?’ Aku menjawab, ‘Sebanyak itu juga.’ Dan datang Abu Bakar dengan membawa seluruh harta yang dimilikinya. Beliau bertanya, ‘Wahai Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Aku tinggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.’ Aku berkata, ‘Demi Allah, aku tidak bisa mendahuluinya terhadap sesuatu selamanya.’” (HR Abu Daud, Tirmidzi, dan Darimi) Berlomba-lomba pada kebaikan adalah akhlak yang tidak menjadi sifat kecuali orang mukmin yang benar. Bersegera pada kebaikan adalah tabiat yang tidak menjadi akhlak kecuali orang yang Allah karuniai akal yang kuat dan dada yang lapang.