Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar

MAKALAH
“AKHLAK TASAWUF”

Dosen pembimbing :
Hj.SYAMSARINA,Lc,MA

Disusun oleh

 ZULKIFLI NURDIN
 BUNGA PERMATA YEZA

INSTUTUT AGAMA ISLAM KERINCI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PERBANKAN SYARIAH

2020/2021
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I Pendahuluan

I Latar Belakang

II Rumusan Masalah

BAB II Pembahasan

a. pengertian pancasila

b. Pengertian Kewarganegaran

c. Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan

BAB III Penutup

Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

I.LATAR BELAKANG
Mahasiswa adalah subjek pelajar yang telah memasuki periode dimana pada usianya dia
dapat melakukan pilihan tindakan yang bertanggung jawab, karena itulah pendidikan moral dan
akademis sangatlah menunjang pribadi seorang mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan
tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses pembenahan, pembekalan, penentuan, dan
akhirnya pemutusan prinsip diri. Pendidikan disini adalah sumber hidup mahasiswa, karena
dalam prosesnya menjadi pengelola Negara, masyarakat masa datang, diperlukan ilmu yang
cukup untuk dapat mendukung kokohnya pendirian suatu Negara.
Pendidikan materi atau akademis diberikan mahasiswa untuk melaksanakan tugasnya
pada jurusan tertentu agar dapat turut memajukan bangsa dalam pembangunan nasiona. Pihak
Universitas berfungsi untuk menyediakan atau memfasilitasi mahasiswa menjadi seorang yang
mandiri, terpelajar, bermoral, dan beretika. Universitas dan fakultas berkewajiban untuk
mengatur kurikulum sedemikian rupa agar dapat memasukan kuliah pendidikan
kewarganegaraan di awal masa perkuliahan mahasiswa. Karena itulah digunakan sebuah metode
dimana pada awal sebelum mahasiswa menerima materi akademis, diperlukan materi kuliah
umum seperti pendidikan kewarganegaraan. Hal ini penting dilakukan mengingat mahasiswa
sebagai komponen vital dari gerakan reformasi merupakan aset paling potensial dan strategis
bagi proses transformasi demokrasi Indonesia kini dan mendatang

II RUMUSAN MASALAH

a. Mengapa mahasiswa perlu untuk mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan ?


b. Apakah kegunaan pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa yang telah mempelajarinya ?
c. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan mahasiswa saat ini ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila
Pengertian Pancasila secara etimologis

Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana)
adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa
sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal yaitu :

“panca” artinya “lima”

“syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”

“syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang
senonoh”

Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan “susila “
yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologis kata “Pancasila”
yang dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki
makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”.
Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang
penting.

Pengertian Pancasila secara Historis

Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman
Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut.
Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan
dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad
Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks)
mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama
“Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang
temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian


keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk
Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip
sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila.

Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum.
Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang
dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal
ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar
negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.

Pengertian Pancasila secara Terminologis

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik
Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-
negara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera
mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan
UUD negara Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri
atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1
aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.

Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum rumusan
Pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang secara
konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI
yang mewakili seluruh rakyat Indonesia

B. Pengertian Kewarganegaran
Kewarganegaraan dalam bahasa latin disebutkan “Civis”, selanjutnya dari kata “Civis”
ini dalam bahasa Inggris timbul kata ”Civic” artinya mengenai warga negara atau
kewarganegaraan. Dari kata “Civic” lahir kata “Civics”, ilmu kewarganegaraan dan Civic
Education, Pendidikan Kewarganegaraan.
Pelajaran Civics mulai diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1790 dalam rangka
“mengamerikakan bangsa Amerika” atau yang terkenal dengan nama “Theory of
Americanization”. Sebab seperti diketahui, bangsa Amerika berasal dari berbagai bangsa yang
datang di Amerika Serikat dan untuk menyatukan menjadi bangsa Amerika maka perlu diajarkan
Civics bagi warga negara Amerika Serikat. Dalam taraf tersebut, pelajaran Civics membicarakan
masalah ”government”, hak dan kewajiban warga negara dan Civics merupakan bagian dari ilmu
politik.
Di Indonesia Pendidikan Kewarganegaraan yang searti dengan “Civic Education” itu
dijadikan sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa di
Perguruan Tinggi untuk program diploma/politeknik dan program Sarjana (SI), baik negeri
maupun swasta.
Di dalam Undang-Undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yang dipakai sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan tinggi pasal 39 ayat (2) menyebutkan
bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajin memuat
a) Pendidikan Pancasila,
b) Pendidikan Agama, dan
c) Pendidikan Kewarganegaraan yang mencakup Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
(PPBN).
Pendidikan Kewarganegaraan yang dijadikan salah satu mata kuliah inti sebagaimana
tersebut di atas, dimaksudkan untuk memberi pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan
dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dengan nengara, serta
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara (SK Dirjen DIKTI no.267/DIKTI/Kep/2000 Pasal 3).
Melihat begitu pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education ini bagi
suatu Negara maka hampir di semua Negara di dunia memasukkannya ke dalam kurikulum
pendidikan yang mereka selenggarakan. Bahkan Kongres Internasional Commission of Jurist
yang berlangsung di Bangkok pada tahun 1965, mensyaratkan bahwa pemerintahan suatu negara
baru dapat dikatakan sebagai pemerintahan yang demokratis manakala ada jaminan secara
tegas terhadap hak-hak asasi manusia, yang salah satu di antaranya adalah Pendidikan
Kewarganegaraan atau ”Civic Education”.
Hal ini dapat dimaklumi, karena dengan dimasukkannnya ke dalam sistem pendidikan
yang mereka selenggarakan, diharapkan warga negaranya akan menjadi warga negara yang
cerdas dan warga negara yang baik (smart and good citizen), yang mengetahui dan menyadari
sepenuhnya akan hak-haknya sebagai warga negara, sekaligus tahu dan penuh tanggung jawab
akan kewajiban dirinya terhadap keselamatan bangsa dan negaranya. Dengan demikian
diberikannya Pendidikan Kewarganegaraan akan melahirkan warga negara yang memiliki jiwa
dan semanagt patriotisme dan nasionalisme yang tinggI
1

B. PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


1. Bagi pelajar

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu matakuliah dalam kegiatan perkuliahan.


Matakuliah ini merupakan mata kuliah pengembangan pribadi, artinya matakuliah ini ditujukan untuk
membentuk pribadi peserta didik agar menjadi warganegara yang baik. Pendidikan kewarganegaraan
merupakan matakuliah yang wajib diberikan dalam pendidikan tinggi, sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan juga Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 267/Dikti/Kep/2000 tentang
Penyempurnaan Kurukulum Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, yang kemudian
diperbaharui dengan SK Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Matakuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Jika dilihat dalam undang-undang di atas, disebutkan bahwa pendidikan kewarganegaraan


merupakan hal yang wajib diajarkan mulai dari pendidikan dasar, hingga kependidikan tinggi. Mengapa
pendidikan kewarganegaraan wajib diberikan hingga ke perguruan tinggi? Tujuan utama pendidikan
kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku cinta
tanah air yang dibangun dari kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri
mahasiswa sebagai calon cendekiawan harapan bangsa Indonesia. Sebagai calon cendekiawan, para
mahasiswa diharapkan dapat menguasai berbagai bidang ilmu sesuai minat dan kemampuannya masing-
masing yang kelak dapat digunakan sebagai sarana pembangunan bangsa. Selain memiliki dasar keilmuan,
seorang mahasiswa Indonesia dituntut memiliki kepribadian yang baik dan berwawasan kebangsaan. Oleh
karena itu diperlukan pembekalan kepada mahasiswa dalam kaitannya dengan pengembangan nilai, sikap dan
kepribadiannya. Serang lulusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan memiliki kompetensi sebagai
seorang warga Negara yang sanggup bertindak cerdas dan penuh tanggung jawab dalam berhubungan dengan
Negara serta dalam memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan
menerapkan konsep falsafah bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan nasional.

Seorang mahasiswa merupakan seseorang yang telah memiliki pendidikan yang tinggi. Dengan
pendidikan yang telah diperolehnya tersebut, Ia dapat dikatakan memiliki pengetahuan yang luas. Namun
seperti ada pepatah “Semakin tinggi pohon maka semakin kencang anginnya”, semakin banyak pengetahuan
yang diperoleh seorang mahasiswa, maka akan semakin banyak godaan yang didapatnya untuk menyalah
gunakan ilmu yang telah ia peroleh. Misalnya, seorang mahasiswa computer yang telah memiliki kemampuan
pemrograman yang baik, bukannya membuat program yang berguna bagi masyarakat, namun justru
1
Blog.arched.com
membuat virus computer yang dapat merugikan masyarakat. Hal-hal semacam ini tentu tidak boleh dibiarkan
tumbuh subur di kalangan mahasiswa.
Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu agar penerapan ilmu yang telah didapat melalui kegiatan
pendidikan dapat diamalkan dengan baik dan tidak merugikan orang lain. Di sinlah peran penting Pendidikan
Kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan memberikan pedoman-pedoman yang penting agar para mahasiswa
yang nantinya akan terjun ke dunia kerja tidak tersesat baik dalam pengamalan ilmu yang tidak pada
tempatnya, maupun pada tindakan-tindakan tidak terpuji dalam pengamalan ilmu, semisal menerima suap,
menjual rahasia perusahaan, dan lain-lain.
Selain itu, dalam Pendidikan Kewarganegaraan, mahasiswa juga dibekali dengan pedoman-pedoman hidup
sebagai warga Negara yang baik. Sebagai seseorang yang masih berusia belia, seorang mahasiswa masih
sering bertindak semaunya sendiri, dan terkadang tidak terlalu peduli dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Misalnya, banyaknya mahasiswa yang tidak ikut Pemilu karena malas pulang ke rumah, atau
malas mengurus perpindahan kependudukannya. Hal semacam ini tidak bias dibiarkan karena pemuda
merupakan generasi harapan bangsa. Apa jadinya apabila generasi mendatang diisi oleh orang-orang yang
tidak memiliki kepedulian semacam itu.

Karena itu, diperlukan adanya suatu pendidikan kewarganegaraan agar dapat menumbuhkan
kepedulian mahasiswa sebagai generasi penerus terhadap kelangsungan bangsa dan negaranya. Rasa cinta
tanah air merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa sebagai seorang
warga negara. Dengan adanya rasa cinta tanah air, maka seorang mahasiswa akan rela berbuat bagi bangsa,
termasuk dalam urusan membela Negara dan kelestarian sumber daya bangsa. Belakangan ini banyak kita
lihat terjadinya pelecehan terhadap harga diri bangsa yang diwujudkan antara lain dengan pelanggaran batas
negara, penganiayaan tenaga kerja dari Indonesia, mengakui budaya Indonesia sebagai budaya bangsa lain,
dan sebagainya. Jika mau dikatakan secara jujur, maka akan banyak mahasiswa yang tidak terlalu ambil
pusing dengan hal-hal semacam itu. Atau mungkin ada yang hanya bicara saja bahwa ia peduli namun tidak
berbuat apa-apa. Biasanya hanya ada sebagian kecil mahasiswa yang benar-benar peduli dan berbuat untuk
menjaga martabat bangsanya. Hal semacam ini harus dihindari, karena hanya dengan adanya kekompakan,
maka akan diperoleh hasil yang maksimal. Dengan adanya Pendidikan

Kewarganegaraan, diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta air dalam diri para mahasiswa.
Dengan adanya rasa cinta air dalam diri para mahasiswa, maka diharapkan akan timbul kekompakan dalam
upaya membela negara, sehingga diharapkan negara Indonesia akan menjadi lebih kokoh dan martabat bangsa
Indonesia akan lebih terjaga. Selain itu, dengan adanya rasa cinta tanah air, diharapkan mahasiswa sebagai
generasi muda tidak melupakan budaya asli bangsa Indonesia serta mau melestarikan budaya bangsa
Indonesia, sebab seperti yang telah banyak kita lihat saat ini, banyak budaya Indonesia yang hampir punah.
Selain itu ada pula yang telah banyak dipelajari oleh orang asing, namun bahkan kita sendiri tidak tahu atau
tidak dapat melakukannya karena tidak tertarik. Sebagai generasi penerus bangsa yang berpendidikan, maka
sepatutnya para mahasiswa sadar bahwa budaya Indonesia adalah kekayaan yang tak ternilai bagi bangsa
Indonesia. Dengan demikian, para mahasiswa diharapkan untuk tetap menjaga warisan budaya tersebut.

Pada akhirnya, Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan membentuk moral para mahasiswa, agar
meskipun mereka telah memiliki keilmuan yang tinggi, mereka tetap terjaga sebaga warga Negara Indonesia
yang baik. Jangan sampai seseorang yang memiliki keilmuan yang tinggi tersesat dan salah jalan, sebab orang
yang berilmu tinggi namun salah jalan akan menjadi sangat berbahaya bagi sekitarnya. Namun apabila
seseorang berilmu tinggi memiliki kepribadian yang baik, dan memiliki rasa kebangsaan, maka orang itu akan
menjadi sangat berguna bagi bangsa dan negara. Dengan hadirnya generasi-generasi penerus yang
berkeilmuan tinggi dan berwawasan kebangsaan yang tinggi, tentunya bangsa Indonesia akan menjadi maju.
Generasi semacam inilah yang diharapkan muncul dari para mahasiswa yang sedang menimba ilmu. Oleh
karena itu, selain mendalami ilmu yang sedang ditekuni, perlu diberikan rambu-rambu moral yang tertuang
dalam
Pendidikan Kewarganegaraan yang ditujukan untuk memberikan panduan bersikap bagi mahasiswa
yang nantinya akan terjun ke lapangan. Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan mutlak diperlukan
bagi Mahasiswa

2. Bagi Masyarakat

1. Pancasila Menjadi Cara Pandang Bangsa


Pancasila sebagai cara pandang bangsa berfungsi agar Bangsa Indonesia harus berpedoman
pada Pancasila dalam kehidupan sehari - hari . Segala bentuk budaya dan cita - cita moral
Indonesia harus bersumber dari Pancasila. Hal ini dilakukan demi tercapainya kesejahteraan lahir
dan batin.

2. Pancasila Menjadi Jiwa Bangsa


Pancasila sebagai jiwa bangsa berfungsi agar Indonesia tetap hidup dalam Jiwa
Pancasila .Setiap bangsa dan negara tentu memiliki jiwa. Dalam hal ini , Pancasila menjadi jiwa
Bangsa Indonesia. Pancasila sendiri telah ada sejak Bangsa Indonesia lahir yaitu sejak
proklamasi kemerdekaan.

3. Pancasila Menjadi Kepribadian Bangsa


Pancasila sebagai pribadi Bangsa Indonesia memiliki fungsi yaitu sebagai hal yang
memberikan corak khas Bangsa Indonesia dan menjadi pembeda yang membedakan bangsa kita
dengan bangsa yang lain.

4. Pancasila Menjadi Perjanjian Luhur


2
Pancasila sebagai perjanjian luhur telah berfungsi dan disepakati melalui sidang Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945. Walaupun disahkannya Pancasila
hanya oleh PPKI , PPKI sebenarnya hanyalah suatu badan yang mewakili suara rakyat. Jadi
pancasila merupakan hasil perjanjian bersama rakyat.

2
Beyond.blogging.com pentingnya pancasila
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Tujuan diadakannya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak lain karena ingin
menciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Hal ini jelas
seperti yang disebutkan dalam landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Kita tentu tidak ingin
masalah-masalah di Indonesia yang berhubungan dengan Pendidikan Kewarganegaraan ini
kembali terjadi di masa depan. Pastinya kita berharap Indonesia menjadi lebih baik nantinya.
Tidak ada lagi masalah sosial seperti kemiskinan dan kualitas pendidikan yang rendah,
banyaknya kasus sara, korupsi yang merajalela, dan daerah-daerah yang semakin tertinggal dan
diabaikan oleh pemerintah pusat. Jadi, butuh partisipasi dari masyarakat khususnya mahasiswa
sebagai bagian dari pendidikan tinggi negeri ini untuk dapat mengamalkan pembelajaran yang
dipelajari dari Pendidikan Kewarganegaraan.
Daftar Pustaka

Fazul Mustakim 2016, PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI


MAHASISWA (GENERASI MUDA). (Online). (http://www.fauzulmustaqim.com, diakses pada
17 Juni 2017).
Beyond.blogging.com pentingnya pancasila
MAKALAH
PENTINGNYA PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN BAGI MASYARAKAT
INDONESIA YANG MAJEMUK

Dosen pembimbing :
IDRAL TAUFIK AZHARY S.Pd,M.Pd

Mata kuliah :
PANCASILA
Disusun oleh

 Bunga Permata Yeza


 Fuja dastiana
 Reza kornelia sari
 Zulkifli nurdin
 Alhafiz pranata

INSTUTUT AGAMA ISLAM KERINCI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PERBANKAN SYARIAH

2020/2021

Anda mungkin juga menyukai