Disusun Oleh :
Mengetahui
Ketua Prodi Ners
NIDN. 0718098201
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu menerapkan aplikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
diagnosa medis Acute Lung Oedema (ALO) pada Ny.R di ruang ICCU RSUD Dr.
R. Koesma Tuban.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mampu menggambarkan, mengetahui, menentukan, memahami,
menjelaskan, dan mendiskripsikan :
a. Mampu memahami konsep dasar gawat darurat pada klien Acute Lung
Oedema (ALO) di ruang ICCU RSUD Dr. R. Koesma Tuban.
b. Mampu memahami asuhan keperawatan kegawatdaruratan meliputi
(pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan,
implementasi, evaluasi dan dokumentasi) pada klien dengan Acute Lung
Oedema (ALO) di ruang ICCU RSUD Dr. R. Koesma Tuban.
c. Mampu membandingkan antara konsep teoritis dengan kasus yang didasarkan
dari evidence based
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Penulis
Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis terhadap
konsep dasar gawat darurat pada klien Acute Lung Oedema (ALO)
1.3.2 Bagi Rumah Sakit
Karya ilmiah ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan asuhan keperawatan
bagi pasien khususnya yang mengalami Acute Lung Oedema (ALO) terhadap
peningkatkan kekuatan otot pernapasan untuk mengurangi keluhan sesak napas
dan peningkatan saturasi oksigen
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai
referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Acute Lung Oedema (ALO).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Manifestasi dapat dicari dari keluhan, tanda fisik dan perubahan radiografi
(fototoraks). Gambaran dapat dibagi 3 stadium, meskipun kenyataannya secara
kliniksukar dideteksi dini. Secara patofisiologi edema paru kardiogenik ditandai
dengan transudasi cairan dengan kandungan protein yang rendah ke paru, akibat
terjadinya peningkatan tekanan di atrium kiri dan sebagian kapiler
paru.Transudasi ini terjadi tanpa perubahan pada permeabilitas atau integritas dari
membran alveoli- kapiler, dan hasil akhir yang terjadi adalah penurunan
kemampuan difusi, hipoksemia dan sesak nafas. Sering kali keadaan ini
berlangsung dengan derajat yang berbeda-beda.
a.) Stadium 1
Keluhan pada stadium ini mungkin hanya sesak nafas saat bekerja
b.) Stadium 2
Sering terdapat takhipnea merupakan tanda gangguan fungsi ventrikel
kiri, tetapi takhipnea juga membantu memompa aliran limfe sehingga
penumpukan cairan intersisial diperlambat.
c.) Stadium 3
Pada stadium ini terjadi edema alveolar. Pertukaran gas sangat
terganggu, terjadi hipoksemia dan hipokapnia. Penderita nampak sesak
sekali dengan batuk berbuih kemerahan.
2.1.4 Patofisiologi
Pada paru normal, cairan dan protein keluar dari mikrovaskular terutama melalui
celah kecil antara sel endotel kapiler ke ruangan interstisial sesuai dengan selisih
antara tekanan hidrostatik dan osmotik protein, serta permeabilitas membran
kapiler. Cairan dan solute yang keluar dari sirkulasi ke ruang alveolar terdiri atas
ikatan yang sangat rapat. Selain itu, ketika cairan memasuki ruang interstisial,
cairan tersebut akan dialirkan ke ruang peribronkovaskular, yang kemudian
dikembalikan oleh sistem limfatik ke sirkulasi. Perpindahan protein plasma dalam
jumlah lebih besar tertahan. Tekanan hidrostatik yang diperlukan untuk filtrasi
cairan keluar dari kirosirkulasi paru sama dengan tekanan hidrostati kapiler paru
yang dihasilkan sebagian oleh gradien tekanan onkotik protein. Terdapat dua
mekanisme terjadinya edem paru:
a. Membran kapiler alveoli
Edem paru terjadi jika terdapat perpindahan cairan dari darah ke
ruanginterstisial atau ke alveoli yang melebihi jumlah pengembalian cairan
ke dalam pembuluh darah dan aliran cairan ke sistem pembuluh limfe.
b. Sistem Limfatik
Sistem limfatik ini dipersiapkan untuk menerima larutan koloid dan cairan
balik dari pembuluh darah. Akibat tekanan yang lebih negatif di daerah
interstisial peribronkhial dan perivaskular.
Edem Paru Kardiogenik
Edem paru kardiogenik atau edem volume overload terjadi karena peningkatan
tekanan hidrostatik dalam kapiler paru yang menyebabkan peningkatan filtrasi
cairan transvaskular, ketika tekanan interstisial paru lebih besar daripada tekanan
pleural maka cairan bergerak menuju pleura visceral yang menyebabkan efusi
pleura.
2.1.5 WOC
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan pada paru akan terdengar ronki basah kasar setengah
lapangan paru atau lebih, sering disertai wheezing. Pemeriksaan
jantung dapat di temukan protodiastolik gallop, bunyi jantung II
pulmonal mengeras, dan tekanan darah dapat meningkat.
b. Radiologis
Pada foto thorax menunjukkan hilus yang melebar dan densitas
meningkat disertai tanda bendungan paru, akibat edema interstitial atau
alveolar.
c. Laboratorium
- Analisis gas darah pO2 rendah, pCO2 mula-mula rendah,
kemudian hiperkapnia.
- Enzim kardiospesifik meningkat jika penyebabnya infark
miokard.
- Darah rutin, ureum, kreatinin, elektrolit, urinalisis, enzim
jantung (CK-CKMB, Troponin T) diperiksa.
d. EKG
Pemeriksaan EKG bias normal atau sering kali didapatkan tanda-tanda
iskemia atau infark pada infark miokard akut dengan edema paru
2.1.7 Komplikasi
a. ARDS (Accute Respiratory Distres Syndrome)
b. Gagal napas akut
c. Kematian
2.1.8 Penatalaksanaan
1. Medis
a. Pemberian oksigen tambahan
b. Pemeriksaan/ pemantauan hemodinamika
c. Farmakoterapi ( diuretik, digitalis, digoksin, digoksin,
aminofilin)
d. Pemasangan Indelwing catheter
e. Intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik
f. Trombolitik atau revaskularisasi pada pasien infark miokard.
g. Operasi pada komplikasi akut infark miokard, seperti
regurgitasi, VSD dan ruptur dinding ventrikel.
2. Keperawatan
a. Berikan dukungan psikologis
b. Atur posisi pasien
c. Auskultasi paru
d. Observasi hemodinamik non invasive/ tanda-tanda vital
(tekanan darah,nadi, frekuensi napas, tekanan vena
jugularis)
e. Pembatasan asupan cairan pada klien.
f. Monitor intake dan output cairan tubuh klien
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
1. Biodata Pasien
Identitas pasien meliputi:
Nama
Umur: Kebanyakan penderita ALO terjadi di usia lebih dari 50 tahun
Jenis kelamin: baik di alami oleh laki-laki maupun perempuan
Tanggal masuk rumah sakit
Diagnosa Medis
Nomor Registrasi
Alamat
2. Pengkajian Secondary Survey
a.) Status kesehatan saat ini/ alasan masuk
Klien biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis
atau Batuk-batuk disertai dengan demam tinggi/tidak. Kesadaran
kadang sudah Menurun dan dapat terjadi dengan tiba-tiba pada
trauma.
b.) Riwayat Kesehatan Dahulu
Predileksi penyakit sistemik atau berdampak sistemik seperti
sepsis, Pancreatitis, Penyakit paru, jantung serta kelainan organ
vital bawaan serta penyakit ginjal mungkin ditemui pada pasien.
c.) Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit jantung bawaan bisa dialami penderita karna keturunan
dari anggota keluarganya yang mengalami penyakit jantung.
Penyakit Hipertensi/ hipotensi juga bisa dialami seseorang karna
ada yang mengalami riwayat penyakit yang sama.
d.) Pola Aktivitas dan Latihan
- Kegiatan dalam pekerjaan
- Olahraga
- Kegiatan di waktu luang
- Kesulitan / keluhan dalam melakukan aktivitas
e.) Data Lingkungan: keberhasilan, bahaya , populasi.
f.) Data Psikososial
- Pola pikir dan persepsi : Alat bantu yang digunakan,
kesulitan yang dialami
- Persepsi Diri : Hal yang dipirkan saat ini, harapan setelah
menjalani perawatan, perubahan yang dirasa setelah sakit.
- Suasana hati
- Hubungan / Komunikasi: Bicara, kehidupan keluarga
- Pertahanan koping: Yang disukai dalam diri, yang ingin
dirubah dari kehidupan, yang dilakukan saat stress.
- Sistem nilai kepercayaan: Siapa / apa sumber kekuatan,
apakah tuhan / kepercayaan penting, kegiatan agama yang
diikut, kegiatan di RS.
g.) Pemeriksaan Fisik Head Toe To
a.) Kepala
Bentuk kepala simetris, penyebaran rambut merata, rambut
bersih, tidak ada lesi, rambut beruban,tidak ada nyeri tekan,
tidak ada massa dan pembengkakan.
b.) Mata
Bentuk simetris, sclera ikterik -/-, konjungtiva anemis +/+,
reflek Cahaya +/+, pupil isokor, tidak ada nyeri tekan.
c.) Wajah
Bentuk simetris dan tampak pucat.
d.) Hidung
Septum nasi simetris, sekret -/-, sumbatan -/-, PCH (-), terpasang
O2 Via nasal canule 4 lpm tidak ada nyeri tekan.
e.) Telinga
Telinga simetris, jejus (-), lesi (-), rhinorea (-), nyeri tekan tidak
ada.
f.) Mulut
Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, sianosis (-), tonsil
tidak Kemerahan, gigi dan lidah bersih.
g.) Tenggorokan
Tidak ada nyeri tekan
h.) Leher
Trachea simetris, rigiditas (-), pembesaran vena jugularis } 3 cm,
nyeri Tekan pada kelenjar limfe.
i.) Thoraks
Paru-paru
I : Bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris,
retraksi otot dada (+), tidak ada lesi, penggunaan otot
bantu pernapasan
P : Nyeri tekan (+), vocal vremitu teraba.
P : Terdengar hipersonor pada lapang paru kanan dan
kiri.
A : Ronkhi
Jantung
Tidak terlihat pulsasi ictus cordis, Nyeri tekan (-), ictus
cordis teraba Di ICS V mid klavikula kiri } 2 cm,
terdengar dullness pada ICS IV Sternum dekstra dan
sinistra, ICS V mid clavicula line sinistra, ICS V di
anterior axial line, sinistra ICS V mid axial line sinistra,
BJ I Dan II tunggal.
Abdomen
Bentuk flat, jejas (-), BU (+), 10x/menit, distensi
abdomen (-), asites (-), tidak ada pembesaran pada
hepar dan lien, nyeri tekan (-), Timpani.
j.) Ekstremitas
Edema, akral hangat, terpasang IVFD Nacl 0,9% 10 tts/mnt,
kekuatan Otot,reflek tidak terkaji, jejas (-), nyeri tekan (+),
CRT
> 3 detik
k.) Genetalia
Terpasang dolver kateter terhubung urobag, memakai pampers.
PU (+)400 cc/4 jam berwarna kuning jernih, anus tidak terkaji
l.) Integument
Turgor kulit normal, akral hangat, tidak ada kelainan kulit, jejas
(-), (Ningrum, 2009)
2.2.2 Analisa Data
Merupakan metode yang dilakuakn perawat untuk mengaitkan data klien serta
menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relevan Keperawatan
untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah Kesehatan pasien dan keperawatan
pasien.
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R Penanggung jawab biaya :
Usia : 77 Tahun Nama : Ny. N
Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Montong. Tuban
Suku /Bangsa : Jawa Hub. Keluarga : Cucu
Agama : Islam Telepon : 0854602xxxx
Pendidikan : Tidak sekolah
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga Alamat : Montong,
Tuban
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Keluhan Utama : Sesak nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat pengkajian didapatkan pasien mengeluh sesak nafas yang disebabkan oleh batuk
berdahak yang susah keluar, nafas terasa berat dan pendek, sesak seperti tertimpa benda berat,
sesak semakin terasa apabila digunakan untuk tidur terlentang dan sudah dirasakan sejak 3 hari
lalu, keluhan tersebut berkurang dengan tidur posisi setengah duduk.
3. PENGKAJIAN PRIMER
A. Airway : Terdapat sumbatan jalan nafas berupa dahak dan terdapat suara
tambahan wheezing
B. Breathing : Gerakan dada simetris terpasang elektroda dengan irama ireguler, retraksi
dinding dada (+) pernafasan cuping hidung (+) terpasang alat bantu nafas
O2 NRM 12 LPM RR 26x/menit
C. Circulation : Nadi 104 x/mnt, CRT > 3 dtk, tidak ditemukan pendarahan, akral dingin
(+) TD 100/55 MmHg S 36 0C, turgor kulit menurun, konjungtiva pucat
(+)
D. Disability : Kesadaran composmentis, pupil isokor +/+, ada reflex cahaya +/+
GENOGRAM
2. Sistem Pernafasan
a. RR : 26 x/mnt
b. Keluhan : Sesak, Nyeri waktu sesak, dan
Orthopnea Batuk : Produktif
Sekret : susah keluar Konsistensi : kental
Warna : putih Bau : tidak berba
c. Jenis : Dispnea
Pernafasan cuping hidung : Ya
Septum nasi : Simetris
d. Bentuk dada : SimetriS
e. Suara napas : Wheezing D/S
f. Alat bantu nafas: Ya
Jenis :NRM Flow 12 Lpm
MASALAH KEPERAWATAN : Gangguan pertukaran gas dan Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Sistem Kardiovakuler
a. Keluhan nyeri dada : Ya
P : Nyeri muncul saat beraktivitas terlalu lama dan tidur terlentang
Q : Seperti tertimpa benda berat
R : Dari dada trus menjalar ke punggung
S : Skala 6
T : Muncul tiba-tiba dan hilang timbul
b. CRT : < 3 dtk
c. Konjungtiva pucat : Ya
d. Bunyi jantung: Murmur
e. Iramajantung: Ireguler S1/S2 tunggal: Ya
f. Akral : Dingin kering
g. Siklus perifer : Menurun
h. JVP : tidak dikaji
MASALAH KEPERAWATAN : Penurunan curah jantung dan nyeri akut
4. Sistem Persarafan
a. Kesadaran : Composmentis GCS : E4 V5 M6
b. Pupil : Isokor
c. Sclera : Anikterus
d. Konjungtiva : Anemis
e. Istirahat/Tidur : pasien sering terbangun karena sesak namun kebutuhan tidur masih tercukupi yaitu 8
jam
f. Nyeri Kepala : Tidak
g. Refleksfisiologis: Tidak dikaji
h. Reflekspatologis: Tidak dikaji
i. Keluhan Pusing : Tidak
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
6. Sistem Pencernaan
a. TB : 153 cm BB : 44 kg
b. IMT : 18,7 Interpretasi : Berat badan ideal
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
c. Mulut : Kotor
d. Mukosa mulut : Kering
e. Tenggorokan : Tidak ada keluhan
f. Abdomen
Pembesaran hepar : Tidak
Pembesaran lien : Tidak
Ascites : Tidak
Drain : Tidak
Mual : Tidak
Muntah : Tidak
Terpasang NGT : Tidak
Bising usus : 15 x/mnt
g. BAB : 1 x/hr, konsistensi : Lunak
h. Diet : Lunak
Nafsu Makan : Menurun, selama MRS
Frekuensi : 3 x/hari Jumlah:1/2 Porsi jenis : Tim DJ (Diet Jantung)
MASALAH KEPERAWATAN : Risiko Defisit Nutrisi
7. Sistem Penglihatan
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Orbita Dextra Orbita Sinistra
Normal Visus Normal
Normal Palpebra Normal
Anemis Conjunctiva Anemis
Normal Kornea Normal
Normal BMD Normal
Isokor Pupil Isokor
Normal Iris Normal
Normal Lensa Normal
Normal TIO Normal
8. Sistem pendengaran
a. Pengkajian segmen dan posterior : Tidak dikaji
b. Keluhan nyeri : Tidak
c. Luka opreasi : Tidak
MASALAH KEPERAWATAN: Tidak ada masalah keperawatan
G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Persepsi klien terhadap penyakitnya : Cobaan Tuhan
2. Ekspresi klien terhadap penyakitnya : Gelisah
3. Reaksi saat interaksi : Kooperatif
4. Gangguan konsep diri : Ya
I. PERSONAL HYGIEN
a. Kebersihan diri : Dibantu oleh perawat
b. Kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan :
- Mandi : Dibantu seluruhnya
- Ganti pakaian : Dibantu seluruhnya
- Keramas : Dibantu seluruhnya
- Sikat gigi : Dibantu seluruhnya
- Memotong kuku : Dibantu seluruhnya
- Berhias : Dibantu seluruhnya
- Makan : Dibantu seluruhnya
MASALAH KEPERAWATAN : Defisit perawatan diri
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG (26 Februari 2024)
1. Analisa gas darah
pH 7,27 (L)
PO2 75,3 mmHg (L)
TCO2 20,6 mmol/L (L)
BE(B) -6,8 mmol/L (L)
SO2 99,1 % (L)
A-Ado2 162,2 mmHg (H)
2. Laboratorium
Hemoglobin 12,8 g/dl (L)
Neutrofil 71,8 % (H)
Leukosit 11,22 10^g/ul (H)
MCU 76,1 Fl (L)
MCH 23,0 pg (L)
MCHC 20,3 g/dl (L)
SGOT 33 u/l (H)
Glukosa sewaktu 299 g/dl (H)
Kalium darah 3,2 mmol/L (L)
Magnesium 0,42 mmol/L (L)
3. Foto thorax
Kesan cardiomegaly dengan peningkatan bronchovasculer pattern pneumonia
4. EKG : sinus takikardia
K. TERAPI
- Infus NACL 0,9% 500cc/24 jam
- Syringe pump furosemide 5 mg/jam
- Syringe pump NTG 5 mikro
- Syringe pump dopamine 10 mikro
- Syringe pump vascon 50 nano
- Injeksi digoxin 1x1 ampul
- Injeksi farmavon 3x1 ampul
- Injeksi neurobion 5000 1x1 ampul
- PO spironolactone tab 1x200mg
- PO notisil tab 1x2mg
- Nebul Ventolin 3x1
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Distensi pembuluh darah Gangguan
- Pasien mengeluh sesak nafas paru pertukaran gas
terutama Ketika tidur ↓ (D.0003)
dalam keadaan terlentang Peningkatan kapasistas
dan pada saat aktivitas disfusi CO2
- Pasien mengatakan batuk ↓
berdahak sudah 2 minggu Hipoksemia
DO : ↓
x/menit
Diagnosa keperawatan Tgl /jam Implementasi Paraf Tgl /jam Evaluasi SOAP
Gangguan pertukaran gas 26-02-2024 1. Memonitor frekuensi, irama, 27-02-2024 S : pasien mengatakan masih merasa sesak,
(D.0003) 16.00 WIB kedalaman, dan upaya nafas 09.00 WIB namun sesak berkurang jika pasien duduk
16.00 WIB 2. Memonitor pola napas O:
16.05 WIB 3. Memonitor kemampuan batuk - Terpasang O2 NRM 12 lpm
16.10 WIB efektif - Wheezing (+) pernapasan cuping hidung
16.25 WIB 4. Memonitor saturasi oksigen (+)
16.30 WIB 5. Memonitor AGD - N 111x/menit, RR 30 x/menit, SpO2 97%,
16.40 WIB 6. Mengatur interval pemantauan GCS E4V5M6
17.25 WIB respirasi sesuai kondisi pasien A : masalah gangguan pertukaran gas belum
7. Mendokumentasikan hasil teratasi
pemantauan P : intervensi dilanjutkan
8. Menginformasikan hasil
pemantauan
Penurunan curah jantung 26-02-2024 1. Mengidentifikasi tanda/gejala 27-02-2024 S : pasien mengatakan masih merasa sesak dan
(D.0008) 16.15 WIB primer penurunan curah jantung 09.15 WIB susah mengeluarkan dahak
16.15 WIB 2. Memonitor tekanan darah O:
16.20 WIB 3. Memonitor saturasi oksigen - Takikardi (+)
16.30 WIB 4. Memposisikan pasien semi fowler - Nadi teraba lemah, CRT > 3 detik
16.35 WIB 5. Memberikan oksigen untuk - N 111x/menit, RR 30 x/menit, SpO2 98%,
mempertahankan saturasi oksigen > GCS E4V5M6
94% - Pucat (+)
A : masalah penurunan curah jantung belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Nyeri akut (D.0077) 26-02-2024 1. Mengidentifikasi skala nyeri 27-02-2024 S : Pasien masih mengeluhkan nyeri dada
16.30 WIB 2. Mengidentifikasi faktor yang 09.20 WIB O:
16.35 WIB memperberat nyeri - Meringis (+) gelisah (+)
16.45 WIB 3. Memberikan Teknik - RR 30x/menit
16.55 WIB nonfarmakologi untuk mengurangi - Diaphoresis (+)
rasa nyeri - Skala nyeri 6
4. Mengajarkan Teknik A : masalah nyeri akut belum teratasi
nonfarmakologi untuk mengurangi P : Intervensi dilanjutkan
nyeri
Gangguan pertukaran gas 27-02-2024 1. Memonitor frekuensi, irama, 28-02-2024 S:-
(D.0003) 08.00 WIB kedalaman, dan upaya nafas 14.00 WIB O:
08.05 WIB 2. Memonitor pola napas - Pasien tampak semakin sesak
08.10 WIB 3. Memonitor kemampuan batuk - Penurunan kesadaran GCS E3M1V4
08.15 WIB efektif - Wheezing (+) cuping hidung (+)
08.20 WIB 4. Memonitor saturasi oksigen - Sianosis (+)
08.30 WIB 5. Memonitor CD - TTV : TD (tidak terutur), N : 77x/menit,
09.00 WIB 6. Mengatur interval pemantauan RR 40x/menit, SpO2 90%
10.15 WIB respirasi sesuai kondisi pasien A : masalah gangguan pertukaran gas belum
7. Mendokumentasikan hasil teratasi
pemantauan P : intervensi dihentikan (pasien meninggal)
8. Menginformasikan hasil
pemantauan
Penurunan curah jantung 27-02-2024 1. Mengidentifikasi tanda/gejala 28-02-2024 S:-
(D.0008) 08.15 WIB primer penurunan curah jantung 14.10 WIB O:
08.20 WIB 2. Memonitor tekanan darah - Takikardia (+) nadi teraba lemah
08.25 WIB 3. Memonitor saturasi oksigen - CRT >3 detik, sianosis (+) pucat (+)
08.40 WIB 4. Memposisikan pasien semi fowler - GCS E3V1M4
08.45 WIB 5. Memberikan oksigen untuk - TTV : TD (tidak terukur), N 77x/menit, RR
mempertahankan saturasi oksigen 40x/menit, SpO2 90%
> 94% A : masalah penurunan curah jantung belum
teratasi
P : intervensi dihentikan (pasien meninggal)
Nyeri akut (D.0077) 27-02-2024 1. Mengidentifikasi skala nyeri 28-02-2024 S:-
08.30 WIB 2. Mengidentifikasi faktor yang 14.15 WIB O:
08.35 WIB memperberat nyeri - Meringis (+) gelisah (+)
08.40 WIB 3. Memberikan Teknik - RR 30x/menit,
09.10 WIB nonfarmakologi untuk mengurangi - Diaphoresis (+) skala nyeri 6
rasa nyeri
A : nyeri akut belum teratasi
4. Mengajarkan Teknik
P : intervensi dihentikan (pasien meninggal)
nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini menguraikan terkait proses keperawatan gawat darurat pada
Ny. R dengan diagnosa Accute Lung Oedema ( ALO) di ruang ICCU dilakukan
mulai tanggal 26 Februari 2024 sudah sesuai dengan tahapan proses pengkajian.
A. Pengkajian
Asuhan keperawatan pada pasien Ny. R dengan Acute Lung Oedema
(ALO). Pengkajian tersebut terdapat ada persamaan dari tanda gejala yang dialami
dalam kasus dengan tanda gelaja menurut teoritis. Meski tidak semua gejala
tambahan muncul pada kasus. Menurut teori Accute Lung Oedema (ALO) atau
Edema Paru dapat disebabkan oleh Edema Paru kardiogenik dan Non
Kardiogenik, Edema Paru kardiogenik disebabkan gangguan pada jantung atau
Sistem kardiovaskuler yaitu: Penyakit pada Arteri Koronata. Kardiomoipati,
Gangguan Katub jantung, dan Hipertensi sedangkan Edema Paru Non
Kardiogenik disebabkan oleh: infeksi paru, trauma, ARDS pengkajian didapati
pasien mengeluh sesak nafas disertai batuk berdahak susah keluar, nafas terasa
berat dan pendek, sesak semakin terasa apabila digunakan untuk tidur terlentang,
dan sudah dirasakan sejak 3 hari selain itu Pasien mengeluh nyeri dada ketika
beraktivitas, terasa seperti tertimpa benda berat, nyeri terasa menjalar ke
punggung. skala nyeri hilang timbul. pasien juga mengatakan kaki kanan dan
kirinya terasa berat. Hasil pengkajian TTV: TD : 100/55 mmHg, RR: 26 x/mnt, S:
36°C, N: 104 x/mnt, SpO2: 96% (terpasang MRM: 12 Lpm) 6cs E9V5M6.
Pengkajian tersebut terdapat ada persamaan dari tanda gejala yang dialami dalam
kasus dengan tanda gelaja menurut teoritis. Meski tidak semua gelaja tambahan
muncul pada kasus. Menurut teori Accute Lung Oedema (ALO) atau Edema Paru
dapat disebabkan oleh Edema Paru kardiogenik dan Non Kardiogenik, Edema
Paru kardiogenik disebabkan gangguan pada jantung atau Sistem kardiovaskuler
yaitu: Penyakit pada Arteri Koronata. Kardiomoipati, Gangguan Katub jantung,
dan Hipertensi sedangkan Edema Paru Non Kardiogenik disebabkan oleh: infeksi
paru, trauma, ARDS.
B. Diagnosa
Data subjektif dan data objektif yang telah didapatkan pada Ny. R maka di
dapatkan adanya perbedaan antara konsep teoritis dan kenyataan (PPNI, 2020).
Secara teoritis diagnosa keperawatan yang dapat muncul dengan klien. Pada
diagnosis kasus hanya di dapatkan 11 diagnosa keperawatan yang sesuai dengan
data sabjektif dan data objektif yang didapatkan dari pasien, keluarga pasien dan
rekam medis.
C. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan pada Ny. R dilakukan selama 8 jam, pada tanggal
26 Februari 2024. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat
dan disesuaikan dengan masalah keperawatan yang ditemukan pada klien.
Implementasi yang dilakukan meliputi mengobservasi tanda-tanda vital (TD, RR,
HR) dan kesadaran, monitor saturasi oksigen, observasi tanda- tanda penurunan
curah jantung, memberi posisi semi-fowler atau fowler, memonitor pola nafas,
frekuensi dan kedalaman nafas, memonitor adanya hypervolemia, menganjurkan
klien tirah baring, membantu. Pemenuhan kebutuhan activity daily living klien,
kolaborasi pemberian terapi diuresis dan pemberian informasi secara factual
mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis.
D. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan.
Klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Rahmatia,
2020). Berdasarkan implementasi yang dilakukan selama 8 jam didapatkan
evaluasi hasil dari 11 diagnosa keperawatan didapatkan evaluasi hasil belum
teratasi didukung data Pasien mengatakan sesak berkurang, bertambah bila.
bergerak maupun bicara, kesadaran E3V1M4, TD: 110/55 mmHg, RR: 26x/menit,
HR: 104 x/menit, SpO2 96%, tampak retraksi dada, suara paru wheezing di kedua
lapang paru foto: kesan cardiomegaly dengan peningkatan bronchovasculer
pattern pneumonia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tindakan pengasuhan keperawatan pada Ny. R dengan Edema Paru di
Ruangan ICCU pada tanggal 26 Februari 2024, dapat diambil beberapa
kesimpulan dan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemberita
pemeliharaan keperawatan pada pasien Edema Paru.
1. Konsep Edema Paru
Edema paru merupakan penumpukan cairan serosa secara berlebihan
dalam ruang interstisial dan alveolus paru-paru secara yang terjadi karena
adanya tekanan hidrostatik kapiler meningkat dan penurunan tekanan
koloid osmotik serta terjadinya kerusakan dinding kapiler, sehingga
menyebabkan kebocoran di kapiler ke ruang interstisial dan menjadi
edema alveolar.
2. Pengkajian
Asuhan keperawatan pada pasien Ny. R dengan edema paru dimulai dari
pengkajian secara keseluruhan, mulai dari riwayat penyakit: riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga,
selanjutnya dengan pemeriksaan head to toe yang mulai dari kepala
sampai ekstremitas bawah. Pengkajian tersebut didapatkan adanya
persamaan antara konsep teoritis dan kenyataan.
3. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan data subjektif dan data objektif yang telah ditemukan pada Ny. R
maka di dapatkan adanya perbedaan antara konsep teoritis dan kenyataan, yang
mana pada asuhan keperawatan teoritis didapatkan 11 diagnosa keperawatan
meliputi: Gangguan pertukaran gas bd akumulasi cairan pada alveoli
(D.0003), Penurunan curah jantung bd O2 menurun pada pembuluh darah
(D.0008), Nyeri akut bd agen pencedera fisiologis (D.0077), Bersihan jalan
nafas tidak efektif bd hipersekresi jalan nafas (D.0149), Intoleransi aktivitas
bd tirah baring ( D.0056) Ansietas bd ancaman terhadap kematian (D.0080),
Defisit perawatan diri bd bedrest ( D.0109), Pola nafas tidak efektif bd sesak
nafas (D.0005), Hipervolemia bd balance cairan positif (D.0022), Risiko
defisit nutrisi bd nafsu makan menurun (D.0032), Ketidakstabilan kadar
glukosa darah b.d hiperglikemia (D.0027)
4. Implementasi keperawatan.
Tujuan dari Implementasi adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan yang mencangkup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping
(Mursalam, 2008)
5. Evaluasi keperawatan
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai
tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan
(setiadi. 2012)
B. Saran
1. Bagi klien dan keluarga
Diharapkan klien dan keluarga mampu mengerti cara menjaga fungsi normal
jantung agar tetap bekerja optimal dengan cara melaksanakan diet sehat dan
pembatasan asupan cairan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil laporan asuhan kegawat daruratan dapat digunakan sebagai bahan
untuk memberikan asuhan yang efektif dan komprehensif pada pasien dengan
edema paru. Meningkatkan analisa patofisiologi kasus sebagai dasar pemecahan
masalah dalam perencanaan keperawatan yang akan diberikan sehingga dapat
meningkatkan hasil dan kualitas hidup pasien.
3. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Hasil laporan asuhan keperawatan ini diharapkan dapat sebagai bahan untuk
meningkatkan pengetahuan ilmu keperawatan terutama mata kuliah keperawatan
gawat darurat dan sebagai gambaran mahasiswa untuk mengaplikasikan asuhan
kewat daruratan pada pasien edema paru.
DAFTAR PUSTAKA
Algasaff H dan Mukti A. (2015). Anatorni dan pinologi paru. Edisi a Surabaya
Airlangga University press.
American Heart Association (2012) Understand your Risk for Heart Follure, http:
//www. Heart.org/
Dinas kesehatan Ri (2012). Standar pelayanan keperawatan di Icu Guyton, Ac and
J.E Hall (2007). Buku Ajar pinologi kedokteran. Edisig
Jakarta: ECC
Hariyanto. A (AOIB) Asuhan kegawatdaruratan Acut Lung
oudom. Naskah publikasi, pekanbaru: Stikos payung Hegeri
Harun s dan sally H (200g) Edema paru Akut. Buku Ajar ilmu penyakit Dalam
5th ed. Jakarta, pusat penerbitan Departemen ilmu
Ponyakit Dalam fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Herman, T. H dan
kamitsuru s. (2016) Diagnosis keperawatan Definiti dan klasifikas. Edisi 10.
Jakarta: E6C.
Huldani, (2014) Edom paru Akut. Naskah publikasi. Banjarmasin: Universitas
lambung Mangkurat Fakultas kedokteran.
Kamila, s (2013). Laporan profesi Hers. Laporan Pendahuluan Acute Lung
Oedoma (ALO). Haskah publikasi, Malang: Jurusan
Ilmu keperawatan Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya Handa Internasional
(2012) Diagnosa keperawatan 2012-2014. Jakarta: ESC Perry, potter.
(2010). Pundamental keperawatan. Edisi 7. Jakarta, Salemba Medika.
Rampongan. SH CR014) Edema paru kardiogenik Akut. Naskah publikasi
Manado: Fakultas kedokteran Universitas sam Ratulangi Manado.
WHO. 2016. Prevention of cardiovascular Disease. WHO Epidemologi sub
Region AFRD and AFRE, Genewa.