&
BILANGAN PECAHAN
KELAS 7
Bilangan bulat merupakan
Bilangan bulat dilambangkan dengan ℤ, yang berasal dari
bilangan yang terdiri dari bilangan Bahasa Jerman yaitu Zahlen (bilangan). Terkadang bisa
bulat positif, nol, dan bilangan juga dilambangkan dengan huruf B.
bulat negatif.
*Semakin ke kanan, maka
bilangan akan semakin
bernilai besar dan
semakin ke kiri maka
bilangan akan semakin
bernilai kecil
Semua bilangan di sebelah kiri nol Nol (0) adalah Semua bilangan di sebelah kanan nol
disebut bilangan bulat negatif (𝑩− ) bilangan yang tidak disebut bilangan bulat positif (𝑩+ )
Contoh: bilangan bulat negatif di atas positif dan tidak Contoh: bilangan bulat positif di atas
adalah {−5, −4, −3, −2, −1} negatif adalah {1, 2, 3, 4, 5}
Bilangan Bulat = {… , −4, −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, 4, … }
Bilangan Bulat Positif = {1, 2, 3, 4, … }
Bilangan Bulat Negatif = {… , −4, −3, −2, −1}
Bilangan Cacah = {0, 1, 2, 3, 4, … }
Bilangan Asli = {1, 2, 3, 4, … }
Sifat Asosiatif /
𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐) 𝑎 + 𝑏 − 𝑐 ≠ 𝑎 − (𝑏 + 𝑐)
Pengelompokkan Tidak berlaku
Tertutup Tertutup
Sifat Tertutup 𝑎 + 𝑏 = 𝑐 dimana 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℤ 𝑎 − 𝑏 = 𝑐 dimana 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℤ
Sifat Distributif 𝑎 × 𝑏 + 𝑐 = 𝑎 + 𝑏 × (𝑎 + 𝑐)
Tidak berlaku
𝑎 × 𝑏 − 𝑐 = 𝑎 − 𝑏 × (𝑎 − 𝑐)
PECAHAN SENILAI
𝟑
Cth: Carilah pecahan yang senilai dengan
𝟓
Jwb: 3 3 × 2 6 3 3×3 9 3 3 × 4 12
= = ; = = ; = = ; 𝑑𝑠𝑡.
5 5 × 2 10 5 5 × 3 15 5 5 × 4 20
3 6 9 12
Jadi, pecahan yang senilai dengan 5 adalah 10 ; 15 ; 20 ; dan seterusnya.
CONTOH:
➢ PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
3 1 3×4 +(1×2) 12+2 14 7
Penyebut Sama 1. 2
+ =
4 2×4
=
8
=
8
=
4
𝑎 𝑐 𝑎+𝑐 3 7 3×7 21 7 2
+ = 2. × = = = =1
𝑏 𝑏 𝑏 5 3 5×3 15 5 5
𝑎 𝑐 𝑎−𝑐 3 5 3×4 12 3 1
− = 3. : = = = =1
𝑏 𝑏 𝑏 2 4 2×5 10 2 2
Penyebut Berbeda
𝑎 𝑐 𝑎 × 𝑑 + (𝑐 × 𝑏) MENGURUTKAN PECAHAN
+ = Salah satu cara mengurutkan pecahan biasa yaitu
𝑏 𝑑 𝑏×𝑑
dengan mencari KPK dari penyebut-penyebutnya.
𝑎 𝑐 𝑎 × 𝑑 − (𝑐 × 𝑏)
− =
𝑏 𝑑 𝑏×𝑑 CONTOH:
1 2 5 3
Urutkan pecahan-pecahan ; ; ; dari yang paling kecil
➢ PERKALIAN DAN PEMBAGIAN 2 3 6 8
Jwb:
𝑎 𝑐 𝑎× 𝑐 KPK dari 2, 3, 6, dan 8 adalah 24, maka:
× = 1 12 2 16 5 20 3 9
𝑏 𝑑 𝑏× 𝑑 = ; = ; = ; =
2 24 3 24 6 24 8 24
𝑎 𝑐 𝑎× 𝑑
: = 3 1 2 5
𝑏 𝑑 𝑏× 𝑐 Sehingga, urutan yang tepat adalah ; ; ;
8 2 3 6
Latihan
➢ Bentuk Baku
1) a x 10n , dengan 1 ≤ a < 10
contoh: 123.000 = 1,23 x 105
1) a x 10-n, dengan 1 ≤ a < 10
contoh: 0,000254 = 2,54 x 10-4
Perpangkatan Bilangan Bulat merupakan
perkalian berulang untuk bilangan yang sama.
𝑎𝑛 = 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × ⋯ × 𝑎
CONTOH: SEBANYAK 𝒏
52 = 5 × 5 = 25 Kalau bilangannya negatif tapi pangkatnya
3 ganjil, maka hasilnya akan negatif.
−2 = −2 × −2 × −2 = −8
Kalau bilangannya negatif tapi pangkatnya
−2 4 = −2 × −2 × −2 × −2 = 16 genap, maka hasilnya akan positif.
PANGKAT NEGATIF
𝑚 CONTOH:
1
𝑎−𝑚 = 1
2
12 1
𝑎 3 −2
= = 2=
3 3 9
Sifat-Sifat Operasi PANGKAT Bilangan Bulat
SIFAT CONTOH
1. 𝑎𝑚 × 𝑎𝑛 = 𝑎(𝑚+𝑛) 22 × 23 = 2(2+3) = 25 = 32
𝑚 8
𝑎 3
2. 𝑎𝑚 ÷ 𝑎𝑛 = 𝑛 = 𝑎(𝑚−𝑛) 38 ÷ 35 = 5 = 3(8−5) = 33 = 27
𝑎 3
3. 𝑎𝑚 𝑛
= 𝑎𝑚×𝑛 23 2
= 23×2 = 26 = 64
𝑚 = 𝑎𝑚 × 𝑏 𝑚 2 = 42 × 32 = 16 × 9 = 144
4. 𝑎×𝑏 4×3
𝑎 𝑚 𝑎𝑚 3
2
32 9
5. = 𝑚 = 2=
𝑏 𝑏 5 5 25
KPK dan FPB
Kelipatan Peserkutuan Terkecil Faktor Persekutuan Terbesar
“KPK” dengan Faktorisasi Prima “FPB” dengan Faktorisasi Prima
Mengalikan semua Faktor Prima Mengalikan hanya Faktor Prima yang
sama saja dan dipilih yang pangkatnya
Untuk Faktor Prima yang sama maka
paling kecil
pilih yang pangkatnya paling besar
CONTOH: CONTOH:
Tentukan KPK dari 8, 12, dan 24 Tentukan FPB dari 8, 12, dan 24
8 = 23 8 = 23
12 = 22 × 3 12 = 22 × 3
24 = 23 × 3 24 = 23 × 3
KPK = 23 × 3 = 24 FPB = 22 = 4
Jadi, KPK dari 8, 12 dan 24 adalah 24 Jadi, FPB dari 8, 12 dan 24 adalah 4
CONTOH:
MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN KPK 1 2 5 3
Urutkan pecahan-pecahan ; ; ; dari yang paling kecil
Salah satu cara mengurutkan pecahan 2 3 6 8
biasa yaitu dengan mencari KPK dari Jwb:
penyebut-penyebutnya. KPK dari 2, 3, 6, dan 8 adalah 24, maka:
1 12 2 16 5 20 3 9
= ; = ; = ; =
2 24 3 24 6 24 8 24
3 1 2 5
Sehingga, urutan yang tepat adalah ; ; ;
8 2 3 6