DR Kirana Pritasari, MQIH - CCM Urgensi Penguatan Sistem Kesehatan Untuk ATM (RSSH) 2707 RV - PERNAS ADINKES - DIY
DR Kirana Pritasari, MQIH - CCM Urgensi Penguatan Sistem Kesehatan Untuk ATM (RSSH) 2707 RV - PERNAS ADINKES - DIY
▪ Melakukan advokasi dan dan memberikan bimbingan teknis dan manajerial tentang penerapan yang ketat dari
SPM Kesehatan khususnya ATM.
▪ Mengembangkan pedoman praktis untuk kabupaten tentang perencanaan & anggaran untuk SPM kesehatan
khususnya ATM, yang mendukung keterkaitan dengan tujuan kesehatan nasional, strategi dan proses implementasi,
termasuk bagaimana memobilisasi sumber daya lokal dan meningkatkan kemitraan dengan sektor swasta, OMS
dan kelompok masyarakat.
▪ Memperkuat sistem perencanaan dan penganggaran di tingkat kabupaten/kota melalui proses perencanaan
berbasis bukti.
▪ Bersama Kemenkes, mengembangkan tools yg akan digunakan Dinkes untuk: (1) menilai kesiapan fasilitas
kesehatan dalam menerapkan SPM Kesehatan khususnya ATM, dan (2) melakukan evaluasi berkala.
▪ Melakukan evaluasi/penilaian kinerja pemerintahan kab/kota terhadap pelaksanaan SPM TB-HIV, eliminasi malaria
dan program ATM.
▪ Advokasi opsi kebijakan untuk mendorong Perangkat Desa/Dukungan Dana Desa utk Program ATM (termasuk opsi
kebijakan insentif/disinsentif kepada kabupaten prioritas ATM terhadap implementasi ATM)
TANTANGAN DAN HARAPAN
Kondisi Saat Ini
HIV:
• Pada tahun 2020, Estimasi ODHIV sebanyak 543.100 orang,
• Pada Maret 2022, setidaknya sebanyak 394.181 (73% dari total perkiraan) ODHIV telah mengetahui status HIV;
sebanyak 159.096 orang (29% dari total perkiraan ODHIV) menerima pengobatan ARV; dan sebanyak 2.969
ODHIV hasil viral load-nya tersupresi, yang merupakan 0,5% dari total perkiraan ODHIV.
TB:
• Perkiraan kasus 824.000. Hanya 54% dari perkiraan kasus yang dilaporkan (67% sebelum pandemi COVID-19),
turun 30% (dari 562.000 menjadi 397,377) dibandingkan dengan 2019.
• Pada tahun 2021, notifikasi TB yang resistan terhadap obat (DR-TB) juga menurun 30% (dari 11.463 menjadi
8.306) dibandingkan dengan 2019.
• Jumlah pasien yang memulai pengobatan pada tahun 2021 lebih tinggi dari pada tahun 2020, tetapi belum
mencapai tingkat pada tahun 2019.
Malaria:
• 358 kab/kota telah sertifikasi eliminasi malaria; 113 kab/kota endemis rendah; 17 kab/kota endemis sedang
• 26 Kab/Kota dengan endemis tinggi → kontribusi 95% kasus nasional
• Harus mempertahankan status eliminasi. Untuk daerah dengan endemisitas tinggi perlu upaya kuat untuk
menurunkan
Kondisi Saat Ini
▪ PP No. 2 Tahun 2018, PERPRES No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020 –
2024, PERPRES No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis,
RAN 2020 – 2024 untuk ATM