Anda di halaman 1dari 18

Country Coordinating Mechanism

The Global Fund


Indonesia
URGENSI PENGUATAN SISTEM KESEHATAN
UNTUK AIDS, TUBERKULOSIS & MALARIA
Sistem Kesehatan yang Tangguh dan Berkelanjutan
(Resilient and Sustainable Systems for Health/RSSH)

▪ Sistem kesehatan yang ▪ Sistem kesehatan yang kuat:


tangguh dan berkelanjutan o Penting untuk mengakhiri HIV,
diperlukan → mempercepat TB dan Malaria.
kemajuan menuju cakupan o Memberikan hasil kesehatan
kesehatan universal dan yang lebih luas cakupannya,
membantu negara-negara memberikan layanan kesehatan
dengan cara yang
bersiap menghadapi ancaman berkelanjutan, adil, dan efektif.
yang muncul terhadap
keamanan kesehatan global.
LATAR BELAKANG
Latar Belakang Secara Global
▪ Mencapai tujuan SDG 3:
Kesehatan dan kesejahteraan
untuk semua.
▪ Strategi Global Fund 2017-2022
dalam sistem kesehatan yg
tangguh, salah satu fokusnya:
Mendukung negara-negara
untuk meningkatkan
pembiayaan domestik dan
internasional untuk sistem
kesehatan mereka
Achieving Sustainable Development Goal 3
Sumber: https://www.theglobalfund.org/en/resilient-sustainable-systems-for-health
Eliminasi HIV AIDS, TB dan Malaria 2030
HIV AIDS
• Eliminasi HIV AIDS 2030: menghilangkan stigma; penyediaan komoditas dalam
mencegah dan mengobati pasien HIV-AIDS; pemenuhan triple 95 → 95% ODHIV
mengetahui statusnya, 95% yang HIV positif mendapatkan ARV, 95% mencapai
penurunan viral load-nya.
TUBERKULOSIS
• Target eliminasi TB: penurunan angka kejadian (incidence rate) TBC 65/100.000
penduduk; & penurunan angka kematian akibat TBC menjadi 6/ 100.000 penduduk.
MALARIA
• Target eliminasi Malaria 2024: mencapai eliminasi minimal 405 Kabupaten/Kota
Target eliminasi Malaria 2030: eliminasi di seluruh wilayah Indonesia.
Latar Belakang di Indonesia
Keberlanjutan program ATM merupakan
aspek kunci dari perjanjian hibah GF saat ini.
KEBERLANJUTAN ELIMINASI
→ Untuk mengantisipasi perubahan
bantuan GF, Kemenkes mengalihkan PROGAM PENYAKIT 2030
pendanaan GF ke dalam pendanaan
domestik
→ Untuk mempertahankan response
nasional HIV, TB dan Malaria menuju Meningkatkan Meningkatkan
eliminasi penyakit pada tahun 2030, ada Mengantisipasi kepemimpinan akuntabilitas
perubahan bantuan GF tingkat sub tanggapan ATM
kebutuhan untuk : nasional lokal
▪ meningkatkan kepemimpinan tingkat sub-
nasional dan
▪ akuntabilitas tanggapan ATM lokal, yang Mengalihkan ke Peningkatan
Implementasi
idealnya akan dimasukkan ke dalam pendanaan domestik sumber daya lokal
ketat pemenuhan
rencana pembangunan daerah formal dan (APBN, APBD, CSR, dst)
untuk pelaksanaan
target nasional
program
tercermin melalui peningkatan alokasi
sumber daya lokal untuk pelaksanaan
program dan melalui implementasi yang
ketat sebagai tanggapan untuk memenuhi
target nasional
Latar Belakang di Indonesia
▪ PP No. 2 Tahun 2018 tentang ▪ PERPRES No. 67 Tahun 2021 tentang
kebijakan standar pelayanan minimal Penanggulangan Tuberkulosis →
(SPM) → Pelayanan kesehatan orang target penurunan angka kejadian
terduga tuberkulosis dan pelayanan (incidence rate) TBC menjadi 65 per
kesehatan orang dengan risiko HIV 100.000 penduduk; dan penurunan
angka kematian akibat TBC menjadi 6
per 100.000 penduduk
▪ PERPRES No. 18 Tahun 2020 tentang
RPJMN (Rencana Pembangunan
▪ Rencana Aksi Nasional (RAN) 2020 –
Jangka Menengah Nasional Tahun
2024 untuk HIV, TB dan Malaria →
2020-2024) → Eliminasi malaria telah
target SPM untuk Eliminasi HIV dan TB
ditargetkan sebanyak 405 kab/kota
dan Malaria, perlu dilaksanakan
pada tahun 2024
berbagai kegiatan untuk mencapainya
Kerangka Modul RSSH
Tata Kelola dan Perencanaan Sektor Kesehatan
Modul Intervensi Lingkup dan Deskripsi Paket Intervensi
Sektor Strategi dan Kegiatan yang berkontribusi pada perencanaan, pengembangan dan peninjauan strategi, kebijakan,
kesehatan Pembiayaan peraturan, pedoman dan kebijakan sektor kesehatan nasional dan protokol, dengan keterkaitan
pemerintahan Sektor dengan kebijakan dan strategi untuk tiga penyakit, dan jangkauan yang lebih luas ke hasil kesehatan
dan Kesehatan lainnya. Kegiatan bisa termasuk dukungan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan:
perencanaan Nasional • Anggaran sektor kesehatan dan rencana operasional tahunan di berbagai tingkat, dari tingkat
nasional hingga daerah;
• Peta jalan UHC dan inisiatif lain untuk mempromosikan UHC termasuk pengembangan paket
layanan penting yang mencakup: tiga penyakit;
• Mekanisme untuk melaksanakan, mengawasi dan melaporkan pelaksanaan undang-undang,
kebijakan, peraturan sektor kesehatan, termasuk melalui forum konsultatif nasional dan lainnya;
• Teknologi kesehatan digital untuk mendukung pelaksanaan program kesehatan, termasuk
perencanaan strategis, tata kelola dan koordinasi;
• Keterlibatan dengan sektor swasta, termasuk pemetaan pemangku kepentingan utama,
peraturan yang ada, dan model pemberian layanan;
• Pengembangan kebijakan dan peraturan yang mendorong kontribusi penyedia layanan swasta
sambil meminimalkan potensi bahaya dan memastikan kesetaraan dalam pemberian layanan.
Kerangka Modul RSSH
Tata Kelola dan Perencanaan Sektor Kesehatan
Modul Intervensi Lingkup dan Deskripsi Paket Intervensi
Sektor Strategi dan Kegiatan yang terkait dengan kebijakan, perencanaan dan pengelolaan tiga program
kesehatan Pembiayaan pengendalian penyakit nasional di tingkat pusat dan daerah termasuk:
pemerintahan Sektor • Pengembangan rencana strategis nasional dan rencana operasional tahunan dan anggaran
dan Kesehatan yang mendukung keterkaitan dengan Rencana Strategis Kesehatan Nasional;
perencanaan Nasional • Kebijakan dan perencanaan lintas sektor (misalnya tentang determinan sosial dan
perlindungan yang terkait dengan keadilan, perumahan, tenaga kerja, kemiskinan dan
kesejahteraan sosial) dan keterlibatan populasi kunci yang terkena dampak dalam
perencanaan;
• Peningkatan kapasitas dan dukungan program pengendalian penyakit untuk
mengidentifikasi kebutuhan sistem kesehatan lintas sektoral umum, pendekatan untuk
meningkatkan integrasi ke dalam sistem kesehatan, dan untuk melakukan perencanaan,
pemrograman, dan pelaksanaan program penyakit yang terkoordinasi.
→ Tinjauan program dan evaluasi strategi kesehatan nasional harus dimasukkan dalam modul
RSSH tentang Manajemen Kesehatan Sistem Informasi dan M&E, di bawah intervensi 'Analisis,
evaluasi, tinjauan dan transparansi'
Teori Perubahan untuk Intervensi
Penguatan Kapasitas Kab/Kota

Memandu proses Penyusunan dokumen Penyusunan dokumen


Memandu proses pedoman APBD
pengembangan RPJMD dan pedoman penyusunan
pengembangan RKPD dan
Renstra dan meninjau Renja tahunan dan termasuk penganggaran kegiatan
mengkaji draft RKPD yang
RPJMD dan Renstra pemberian bantuan kepada ATM untuk mencapai target SPM
diusulkan oleh Kab/Kota (TB dan HIV) kab/Kota dan Eliminasi
Kab/Kota Kab/Kota
untuk memastikan mereka sudah Malaria; termasuk memprioritaskan
untuk memastikan mereka sudah untuk mengembangkan Renja yang memasukkan komponen kontrol sumber daya untuk secara efektif
memasukkan komponen kontrol secara jelas menyatakan respon, ATM memenuhi kesenjangan yang paling
ATM. tindakan dan kegiatan ATM. penting pada program ATM
Intervensi yang diperlukan

▪ Melakukan advokasi dan dan memberikan bimbingan teknis dan manajerial tentang penerapan yang ketat dari
SPM Kesehatan khususnya ATM.
▪ Mengembangkan pedoman praktis untuk kabupaten tentang perencanaan & anggaran untuk SPM kesehatan
khususnya ATM, yang mendukung keterkaitan dengan tujuan kesehatan nasional, strategi dan proses implementasi,
termasuk bagaimana memobilisasi sumber daya lokal dan meningkatkan kemitraan dengan sektor swasta, OMS
dan kelompok masyarakat.
▪ Memperkuat sistem perencanaan dan penganggaran di tingkat kabupaten/kota melalui proses perencanaan
berbasis bukti.
▪ Bersama Kemenkes, mengembangkan tools yg akan digunakan Dinkes untuk: (1) menilai kesiapan fasilitas
kesehatan dalam menerapkan SPM Kesehatan khususnya ATM, dan (2) melakukan evaluasi berkala.
▪ Melakukan evaluasi/penilaian kinerja pemerintahan kab/kota terhadap pelaksanaan SPM TB-HIV, eliminasi malaria
dan program ATM.
▪ Advokasi opsi kebijakan untuk mendorong Perangkat Desa/Dukungan Dana Desa utk Program ATM (termasuk opsi
kebijakan insentif/disinsentif kepada kabupaten prioritas ATM terhadap implementasi ATM)
TANTANGAN DAN HARAPAN
Kondisi Saat Ini
HIV:
• Pada tahun 2020, Estimasi ODHIV sebanyak 543.100 orang,
• Pada Maret 2022, setidaknya sebanyak 394.181 (73% dari total perkiraan) ODHIV telah mengetahui status HIV;
sebanyak 159.096 orang (29% dari total perkiraan ODHIV) menerima pengobatan ARV; dan sebanyak 2.969
ODHIV hasil viral load-nya tersupresi, yang merupakan 0,5% dari total perkiraan ODHIV.
TB:
• Perkiraan kasus 824.000. Hanya 54% dari perkiraan kasus yang dilaporkan (67% sebelum pandemi COVID-19),
turun 30% (dari 562.000 menjadi 397,377) dibandingkan dengan 2019.
• Pada tahun 2021, notifikasi TB yang resistan terhadap obat (DR-TB) juga menurun 30% (dari 11.463 menjadi
8.306) dibandingkan dengan 2019.
• Jumlah pasien yang memulai pengobatan pada tahun 2021 lebih tinggi dari pada tahun 2020, tetapi belum
mencapai tingkat pada tahun 2019.
Malaria:
• 358 kab/kota telah sertifikasi eliminasi malaria; 113 kab/kota endemis rendah; 17 kab/kota endemis sedang
• 26 Kab/Kota dengan endemis tinggi → kontribusi 95% kasus nasional
• Harus mempertahankan status eliminasi. Untuk daerah dengan endemisitas tinggi perlu upaya kuat untuk
menurunkan
Kondisi Saat Ini
▪ PP No. 2 Tahun 2018, PERPRES No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020 –
2024, PERPRES No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis,
RAN 2020 – 2024 untuk ATM

▪ Alokasi anggaran kesehatan → Kabupaten/Kota menyumbang sekitar 60%


dari semua pembiayaan Kesehatan, sebagian besar kabupaten sekarang
mencapai 10% dari total ambang pengeluaran
Tantangan dalam RSSH
• Dampak dari Pandemi Covid 19 telah mempengaruhi anggaran ATM di
daerah.
• Identifikasi sumber daya yang ada
• Koordinasi dan keterlibatan multipihak
• Belum optimalnya pemanfaatan sumber dana di daerah untuk
mendukung program ATM, seperti: dana desa, dana csr, dsb
• Perlu ditingkatkannya kerjasama dan keterlibatan dari perusahaan
swasta dalam program pencegahan dan pengendalian ATM
Harapan
• Anggaran ATM yang akuntabel masuk di dalam dokumen perencanaan semua
siklus anggaran dan pembiayaan provinsi dan kab/kota (RPJMD, Renstra, RKPD,
Renja, RKS APBD).
• Meningkatnya alokasi dana atau sumber daya untuk ATM di Provinsi dan Kab/Kota
yang sesuai dengan pengaturan target SPM dan rencana eliminasi ATM.
• Meningkatkan kebijakan daerah yang diperlukan untuk mendukung
• Dilakukan pembinaan dan pengawasan dalam menyusun RPJMD dan Renstra
• Dilakukan monitoring tahunan terhadap kabupaten/kota dalam implementasi
RPJMD, Renstra, RPKD, Renja, RKS APBD
• Perencanaan dan penganggaran terintegrasi dalam penanggulangan ATM yang
efisien dan efektif
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai