Makalah - Fery Adolof - Hermeneutika Dasar
Makalah - Fery Adolof - Hermeneutika Dasar
MAKALAH
Diajukan Kepada
Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas
Mata Kuliah Hermeneutika Dasar
OLEH
FERIYANTO ADOLOF
NIM: 231013106
NOVEMBER 2023
i
ii
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................2
B. Tujuan Penelitian ..........................................................................................3
C. Metodologi Penelitian…………...…………………………………………4
C. Sistematika Penulisan ...................................................................................4
BAB II ......................................................................................................................5
PROSES-PROSES HERMENEUTIK MAKSUD MENINGGALKAN
KASIHMU YANG SEMULA WAHYU 2:1-7 .......................................................6
A. Analisa Literal ...............................................................................................7
B. Analisa Gramatikal .......................................................................................8
C. Analisa Historis .............................................................................................9
D. Analisa Konteks ..........................................................................................10
E. Analisa Teologis .........................................................................................10
BAB III PROSEDUR-PROSEDUR HERMENEUTIK MAKSUD
MENINGGALKAN KASIHMU YANG SEMULA WAHYU 2:1-7 ...................14
A. Analisa Literal .............................................................................................14
B. Analisa Gramatikal .....................................................................................15
C. Analisa Historis ...........................................................................................16
D. Analisa Konteks ..........................................................................................17
E. Analisa Teologis .........................................................................................19
BAB IV ..................................................................................................................21
PENUTUP ..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
Kitab Wahyu adalah kitab terakhir dalam kanon yang menutup sejarah
Perjanjian Baru dalam Kitab Suci Kristen.1 Selain itu, Kitab Wahyu merupakan
salah satu kitab yang sulit dipahami sehingga menimbulkan banyak penafsiran.
Kitab Wahyu ditujukan untuk “Tujuh Jemaat” yang tersebar di Asia Kecil.
Ketujuh jemaat itu berasal dari wilayah Asia Kecil, dan meliputi jemaat-jemaat di
Kasih Allah yang begitu besar akan dunia (Yoh. 3:16), menjadi dasar
merupakan jemaat Allah yang menunjukkan kasih yang besar kepada Allah dalam
pelayanan awal mereka melayani Allah dengan segenap hati, ketika mereka
memiliki kasih mula-mula. Akan tetapi, sering berjalannya waktu Tuhan mencela
yang bersumber dari kasih mula-mula yang selalu merindukan kehadiran Tuhan
1
Merrill C. Tenney. Survei Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1995), 473.
1
2
khusus terhadap Wahyu 2:1-7. Disamping itu, menyajikan kepada pembaca suatu
mengubah cara hidup mereka yang jauh dari kasih mula-mula, kembali kepada
apa yang Tuhan Yesus kehendaki, dan melakukan pekerjaan Tuhan Yesus dengan
kasih yang semula. Dalam Wahyu 2:1-7, juga merupakan kitab yang berisi
Perjanjian Lama.
Kitab Wahyu adalah kitab yang terakhir dalam Perjanjian Baru. Kitab
kurang 160 M), Yohanes yang diperkenalkan sebagai penulis Wahyu disamakan
dengan Rasul Yohanes bin Zebedeus. Ia pun disamakan dengan Injil ke-4 dan
surat-surat Yohanes.
Dalam kitab Wahyu Wahyu 2:4 , naskah bahasa Yunani menulis "την
αγαπην σου την πρωτην αφηκας - tên agapên sou tên prôtên aphêkas", terjemahan
menerjemahkan "You have forsaken your first love". Kasih semula/ kasih yang
mula- mula “agapên”, diibaratkan seperti perasaan “sedang jatuh cinta” yaitu
2
Barclay Willian, Pemahaman Alkitab Setiap Hari (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003).
3
kasih yang tidak pernah dicampur adukkan dengan kasih yang lain. Kasih disini
bisa diterjemaahkan dalam kata kerja yang berarti harus dikerjakan terus-menerus.
belakang untuk mengingat kembali pada titik mana mereka mengalami kejatuhan
itu. Dengan kata lain, bagi orang yang telah meninggalkan kasih yang mula- mula,
jemaat Efesus adalah hilangnya kasih mula-mula, sehingga jemaat di Efesus harus
kembali seperti keadaan dimana pertama kali mereka hidup dalam kehidupan
jemaat yang mendasari segala pelayanan mereka dengan kasih mula-mula (Kis.
2:41-47). Dengan demikian rumusan masalah yang didapatkan ialah apa maksud
Tujuan Penelitian
betapa pentingnya kasih mula-mula dalam semua pelayanan kita kepada Tuhan
Yesus Kristus. Upah yang dihasilkan jika melayani sepenuh hati dalam
pekerjaan Tuhan Yesus dengan kasih mula-mula dalam Wahyu 4:1-11. Tujuan
3
Kistemaker, Tafsiran Kitab Wahyu.
4
lain dari pembuatan karya ilmiah ini yaitu agar pembaca dapat melakukan
penerapan yang sederhana melalui Analisa Hermeneutika yang baik dan dapat
membantu para pembaca agar memiliki pemahaman dan pandangan yang benar
Metodologi Penelitian
langkah yang dipakai untuk melakukan suatu Analisa atau pekerjaan dalam
suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu,
yang mana hasilnya dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti.4
Kasihmu Yang Semula” dalam Wahyu 4:1-11 dalam makalah ini yaitu dengan
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam makalah ini terbagi atas 4 bab yaitu: Bab
4
Sugiyono, Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2018).
5
Pada Bab II merupakan landasan berpikir untuk melakukan analisa pada Bab
III. Metode analisa yang dipakai dalam Bab II yaitu Analisa Literal, Analisa
Gramatikal, Analisa Konteks, Analisa Historis, dan Analisa Teologis. Bab III
metode yang tepat juga akan membantu menemukan arti atau makna yang
paling tepat. Oleh karena itu, proses yang tepat dalam menafsirkan Alkitab akan
Alkitab.
1. Pengertian Hermenutika
5
Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi (Jakarta: Prenada
Media, 2014), 50. Harahap mengutip, Zygment Bauman, Hermeneutic and Social Scince (New
York: Calubia Univercity Press, 1978), 7.
6
7
bahkan melibatkan
Analisa Literal
konvensional atau umum.7 Dalam melakukan Analisa Literal ini, memerlukan dua
melihat makna maupun kata dan yang kedua yaitu dengan membandingkan
Stuart & Gordon Fee mengemukakan Jika seorang penafsir tidak memiliki
pemahaman yang baik tentang bahasa asli Alkitab, alat utama yang diperlukan
6
Hasan Sutanto, Hermeneutik:Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab (Malang:
Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1998), 2–3.
7
Saparman, Belajar Alkitab Cara dan Contoh (Yogyakarta: STTII Press, 2014), 97.
8
mempelajari kata sebagai satuan terkecil kalimat, sebab kalimat tersebut akan sulit
menafsirkan suatu teks dalam Alkitab, perlu adanya peninjauan dalam konteks
secara literal dengan melakukan peninjauan kembali terhadap teks kitab Wahyu
2:1-7 melalui perbandingan dari versi terjemahan Alkitab baik itu berbahasa
Analisa Gramatikal
memperhatikan setiap kata dalam kosa kata dan hubungannya dengan kalimat dan
paragraf. Tindakan ini dilakukan untuk memahami secara utuh latar belakang
populasi yang diteliti. Selain itu, menurut Dana dan Mantey mengatakan bahwa
golongan kata berdasarkan petikan teks Alkitab. Kata-kata yang ditelaah untuk
8
Douglas Stuart & Gordon Fee, Hermeneutik: Menafsirkan Firman Tuhan dengan
tepat (Malang:Gandum Mas, 2021) 35.
9
Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, 304.
10
Yohanes Verdianto, “Hermeneutika Alkitab Dalam Sejarah:Prinsip Penafsiran Alkitab Dari
Masa Ke Masa,” Mitra sriwijaya: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 1 (2020): 52,
www.sttsriwijaya.ac.id/e-journal.
9
analisis gramatikal selalu dilihat berdasarkan kaitannya dengan ayat atau konteks
terkait maksud meninggalkan kasihmu yang semula pada Wahyu 2:1-7 ini ialah,
melihat dari ayat atau pasal sebelum atau sesudahnya dengan meninjau
penggunaan tata Bahasa yang digunakan. Penggunaan tata Bahasa yang bisa
digunakan seperti kata penghubung, korelasi dan atau bahkan penggunaan frasa
atau kalimat yang dipilih sehingga dapat dilihat keterkaitan antar teks pada ayat
tersebut.
Analisa Konteks
Konteks adalah bagian teks yang muncul sebelum dan sesudah apa yang
(kata/frasa), mencari tahu apakah kata/frasa yang sama digunakan sebelum atau
sesudah bagian atau bab tersebut. 11 Analisis konteks ini akan mengkaji hubungan
dari pemikiran-pemikiran yang ada di dalam nats dan di- susun menjadi satu.
kita tafsirkan sesuai dengan keadaan atau peristiwa yang terjadi. 12 Praktik
11
Saparman, Belajar Alkitab Cara dan Contoh, 109-110.
12
Kaiser, Walter C. Jr. 1988. Toward An Exegetical Theology: Biblical Exegesis For Preaching
And Teaching. Grand Rapids, Michiga n: Baker Book House. (1988, p. 71
10
penafsiran yang baik memerlukan pertimbangan setiap detail teks dalam konteks
penuh.
Konteks pada Wahyu 2:1-7 ini yakni dengan melakukan tinjauan konteks dekat
dan jauh dari sebuah teks yang akan dikaji. Dengan menggunakan Analisa
Konteks ini akan membantu dalam hal peninjauan Kembali antar keterkaitan teks
secara detail.
Analisa Historis
harus mempelajari latar belakang isi kitab. Beberapa hal yang akan ditelusuri
dalam analisa ini adalah situasi penerima surat, referensi sejarah, referensi
istiadat.
tujuan yang jelas dan juga mempunyai keterkaitan dengan keadaan kehidupan
pembaca pertama surat tersebut. Oleh karena itu, dalam menelusuri latar belakang
13
Verdianto, “Hermeneutika Alkitab Dalam Sejarah:Prinsip Penafsiran Alkitab Dari Masa Ke
Masa,” p. 50.
11
Analisa Teologis
seluruh Alkitab. Dengan kata lain, analisis teologis merupakan suatu metode
Oleh karena itu, didalam melakukan Analisa teologis pada Wahyu 2:1-7
ini, akan dilakukan peninjauan beberapa perbandingan pada ayat-ayat lain dalam
Alkitab yang mempunyai makna yang sama mengenai kasih yang semula itu
2. Kesimpulan Bab
proses analisa pada Bab III. Bagian ini berisi penjelasan mengenai metode
dan Analisa-analisa yang nantinya akan diterapkan ke dalam bab III. Bab
ini menguraikan metode dan analisis yang akan dipakai untuk mencari
14
Bdk. Henry A. Virkler & Karelynne G. Ayayo, Hermeneutik Prinsip-prinsip dan
Proses InterpretasiAlkitabiah, (Yogyakarta: Andi, 2019), 123-124.
BAB III
PENERAPAN PROSEDUR-PROSEDUR HERMENEUTIKA DALAM
PENAFSIRAN MAKNA MENINGGALKAN KASIHMU YANG SEMULA
DALAM WAHYU 2:1-7
Analisa Literal
bahwa kondisi jemaat sedang dalam penjajahan Kaisar Domitianus.15 Saat itu,
kaisar memerintahkan semua orang untuk memanggilnya Tuhan, dan mereka yang
tidak taat akan disiksa dengan kejam, termasuk orang Kristen di kota Efesus.
Jemaat di Efesus, yang merupakan bagian dari komunitas Kristen pada saat itu,
mulai terpecah, beberapa tetap setia kepada Tuhan dan menghadapi risiko
hukuman, sementara yang lain berkompromi. Konteks ini sering kali muncul
dalam kehidupan gereja, dan bisa juga muncul dalam kehidupan pribadi orang-
Pada saat itu jemaat di Efesus memiliki pergumulan yang berat, jemaat di Efesus
tetapi tetap beribadah kepada Tuhan Yesus. Sebagian orang Kristen memilih
untuk melakukan itu. Kasih akan Allah itu mulai hilang pada saat seseorang
membuat sebuah pilihan yang mencari kenyamanan tertentu dalam hidup. Saat
15
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 2017).
12
13
kenyamanan itu datang, lama kelamaan seseorang akan merasa bahwa kompromi
itu adalah benar, dia tidak perlu menderita tetapi tetap melayani Tuhan dengan
Terjemahan
Tetapi Aku ada suatu hal ke atasmu, yaitu engkau sudah
Lama(TL) - 1954
meninggalkan kasihmu yang mula-mula itu.
Terjemahan Baru (TB) Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau
- 1974 telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Firman Allah
“Tetapi ada hal yang tidak Kusukai: kasihmu tidak sama
Yang Hidup seperti semula!
di Efesus. Fokus pada Analisa literal ini yakni pada ayatnya yang ke-4 dimana
teks pada ayat ini dengan berbagai versi terjemahan dalam Alkitab.
14
New International
Yet I hold this against you: You have forsaken the
Version (NIV) -1978 love you had at first.
Dari berbagai versi terjemahan antara Indonesia dan Inggris pada tabel
diatas yaitu melakukan perbandingan dan menemukan bahwa yang menjadi topik
utama dalam Analisa ini adalah kata kasih. Hal ini dapat dilihat dari versi
Kasih semula/ kasih yang mula- mula “agapên”, bisa diibaratkan kasih
yang murni, tidak campur aduk dengan yang lain. Kasih disini bisa diterjemahkan
dalam kata kerja yang berarti harus dikerjakan terus-menerus. Kasih mula-mula
dalam kitab Wahyu digambarkan seperti kasih pernikahan, di dalam kasih tersebut
sesuatu.
Wahyu 2:4 , naskah bahasa Yunani menulis "την αγαπην σου την πρωτην
αφηκας - tên agapên sou tên prôtên aphêkas", terjemahan harfiah "engkau telah
15
forsaken your first love". Ada beberapa macam cara pemakaian kata Yunani
pertama' dan sebagainya. Maka "kasih yang semula" juga boleh diterjemahkan
kasih Kristus itu sendiri. Jemaat Efesus yang penuh dengan semangat dan penuh
Analisa Gramatikal
digunakan yakni melalui ayat-ayat sebelum atau sesudah dari Kitab Wahyu 2:1-7
beberapa teori yang berpendapat seperti yang pertama, terjemahan TEV dan
Charles Williams menganggap itu berarti cinta bagi Kristus. Kedua, James
Moffatt berasumsi itu berarti cinta untuk satu sama lain. Ketiga, Hershell Hobbs
dalam komentarnya mengasumsikan itu berarti cinta yang hilang dan yang
hal di atas.
16
jemaat tanpa cinta dari ortodoksi yang dingini (lih.I Kor. 13) Akan tetapi dapat
dilihat dalam ayatnya yg ke-5 dalam hal ini hal ini struktur Bahasa yang
makna “selalu diingat”. Hal ini merujuk kepada jemaat Efesus dimana mereka
diingatkan untuk melihat keadaan mereka yang sudah jatuh dalam dosa namun
Analisa Konteks
melalui Analisa konteks dekat antara satu dua Alinea sesudah dan sebelumnya.
Dengan demikian, arti kata yang dihasilkan bergantung pada kalimat-kalimat yang
ada disekitarnya. Sebagaimana kasih Allah terhadap umat manusia tidak pernah
berakhir, kasih itu diperbarui setiap hari (Ratapan 2: 22-23). Kasih kepada Tuhan
ini adalah standar bagi semua orang yang mengabdikan diri pada pelayanan-Nya.
Segala pelayanan yang dilakukan bukan untuk manusia melainkan untuk Tuhan
(Kolose 3: 17).
Tuhan memanggil orang percaya untuk melayani Dia dengan cinta abadi
(dengan semangat yang diperbarui setiap hari untuk pekerjaan Tuhan). Kasih yang
mula-mula terhadap Allah telah hilang dari gereja di Efesus. Gereja di Efesus
“bersemangat dan rajin”, namun telah kehilangan kasih aslinya, dan pelayanannya
Allah. Demikian pula contoh dalam konteks lain, seperti gereja di Laodikia (yang
kehilangan kasih mula-mula.16 Kasih mula-mula dalam Wahyu 2:4 terdiri dari dua
aspek yaikni yang pertama; Kasih kepada sesama manusia (kasih persaudaraan).
gereja Efesus kehilangan kasih persaudaraan aslinya. Hal ini menimbulkan sikap
kepada Allah. Kasih mula-mula kepada Allah, mungkin menunjuk pada dua
Menunjukkan kasih yang ditimbulkan orang percaya pada saat untuk pertama
Analisa Historis
Penulis Kitab
hubungan yang khas antara Wahyu dan Injil Yohanes, sehingga Injil ini hampir
pasti dikaitkan dengan Rasul Petrus. Baik Injil Yohanes maupun Wahyu
sebagai “Anak Domba Allah”, namun mereka menggunakan kata Yunani yang
berbeda untuk istilah ini. Lebih jauh lagi, baik Injil maupun Surat Yohanes
tampaknya ada hubungannya dengan kota Efesus, salah satu kota yang disebutkan
dalam Wahyu.17 Kitab Wahyu ditujukan untuk “Tujuh Jemaat” yang tersebar di
16
Ibid.
17
John Drane, Memahami Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 509.
18
Asia Kecil. Ketujuh jemaat itu berasal dari wilayah Asia Kecil, dan meliputi
Laodikia.
Ada banyak tanda dalam kitab Wahyu yang ditulis pada masa yang
tsar). Namun terdapat perbedaan pendapat mengenai kapan kitab Wahyu ditulis
ada yang berpendapat bahwa Kitab Wahyu ditulis pada masa pemerintahan
Kaisar Claudius (41-54 M). Ada yang percaya bahwa Kitab Wahyu ditulis
menjelang akhir pemerintahan Kaisar Nero (54-68 M). Namun, ada yang
Domitianus (81-96 M), pada masa pemerintahan Nerva (96-98 M), atau bahkan
Penerima Surat
Romawi di Asia, yang terletak sekitar sepertiga bagian barat Asia Kecil. John
mungkin mengenal gereja-gereja ini secara pribadi sejak dia berada di daerah
tersebut. Alasan Yohanes memilih ketujuh gereja ini dan urutannya dalam daftar
Analisa Teologis
kasihmu yang semula secara intertestament atau keseluruhan Alkitab. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa alkitab adalah suatu kesatuan dan tidak ada
berikut tinjauan.
Sumber Arti
Ayat
Yeremia 2:2
Bangsa Israel pada mulanya mengandalkan
Pergilah memberitahukan kepada
Allah dengan kasih sungguh-sungguh.
penduduk Yerusalem dengan mengatakan:
Demikian eratnya hubungan mereka
Beginilah firman TUHAN: Aku teringat
sehingga bangsa itu dipandang sebagai istri
kepada kasihmu pada masa
Tuhan (bd. Yer 3:14; 31:32; Yes 54:5).
mudamu, kepada cintamu pada waktu
Tetapi sekarang seluruh Israel telah
engkau menjadi pengantin, bagaimana
meningglkan Allah dan mengikuti dewa-
engkau mengikuti Aku di padang
dewa lain
gurun, di negeri yang tiada tetaburannya.
Matius 24:12
Makin bertambahnya kedurhakaan akan
Dan karena makin bertambahnya kurangnya kasih.
kedurhakaan , maka kasih kebanyakan
orang akan menjadi dingin.
Berdasarkan perbandingan dari kedua ayat diatas, terdapat satu ayat yang
berkaitan dengan hamper dekat dekat Kitab Wahyu 2:4 yaitu pada Yeremia 2:2.
Pada Yeremia 2:2 ditemukan bahwa bangsa Israel pada mulanya sungguh
seperti istri Tuhan. Tetapi, sekarang seluruh umat Israel telah meninggalkan Allah
Kesimpulan Bab
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab III ini,
itu merujuk kepada kasih Kristus. Pelayanan yang dilakukan oleh jemaat Efesus
dalam hal ini telah meninggalkan kasih Kristus. Dalam kitab ini juga merupakan
peringatan keras kepada jemaat Efesus untuk kembali kepada kasih mereka yang
mula-mula itu dan kembali melakukan pekerjaan pelayanan Tuhan Yesus lagi
PENUTUP
Jemaat di Efesus adalah jemaat yang baik dengan kerja keras dan
Tuhan tetap saja mengkritiknya. Hakikat beribadah kepada Tuhan adalah kasih
kepada Tuhan yang dimulai ketika seseorang mengalami Tuhan Yesus secara
pribadi di dalam hatinya Cinta pertama adalah cinta sejati (1 Korintus 13:). Dalam
Wahyu 2:1-7 ini, menjadi sebuah refleksi bahwa Allah sangat merindukan anak-
anakNya untuk tetap terhubung dengan Dia. Disamping itu, juga merupakan
pengingat bahwa tanpa kasih kita akan kehilangan Roh-Nya sehingga semuanya
Kesimpulan
maka diambil kesimpulan akhir dalam studi kasus mengenai makna meninggalkan
kasihmu yang semula dalam Wahyu 2:1-7 yakni adalah Kristus. Penafsiran ini
analisis historis untuk mengerti situasi-kondisi dan latar belakang dari penerima
surat dan keadaan yang berlangsung di saat itu. Inti utama mengapa Wahyu
21
22
memperingatkan jemaat di Efesus dan bahkan situasi saat ini agar Kembali
Saran
semula itu dalam Wahyu 2:1-7 ditinjau melalui metode analisis yang baik
tetapi dapat diberikan rekomendasi bagi mahasiswa agar penelitian ini dapat
metode yang tepat mengenai makna meninggalkan kasihmu yang semula itu
dalam Wahyu 2:1-7. Karya ilmiah ini dapat memberikan kontribusi serta
DAFTAR PUSTAKA
Drane, John Memahami Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008).
1978).
Kaiser, Walter C. Jr. 1988. Toward An Exegetical Theology: Biblical Exegesis For
(1988).
Saparman, Belajar Alkitab Cara dan Contoh (Yogyakarta: STTII Press, 2014).
Tim Penyusun, Oxford English Dictionary. Oxford: Oxford University Press, 2008.
24
Masa Ke Masa,”.
Willian Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2003).