Assalamualaikum wr. wb
Hari ke dua kuliah materi pertama niiii,
Smoga ALLAH senantiasa menjaga smangat kita sampai blok urinaria ini brakhir, amien ^. ^
A. Keseimbangan Cairan
Adalah suatu keadaan dimana supaya tubuh mengalami hidrasi yang cukup, cairan yang
masuk harus sama dengan cairan yang keluar dari tubuh (secara seimbang) guna
menjaga homeostasis.
Cairan Masuk: Urine (60%) dan feces (4%)
Minuman (60%) dan makanan (30%) Insensible water losses (28%),
Air metabolik atau oksidasi (10%) contoh : ketika bernafas & keringat
(8%)
Cairan Keluar :
Jadi ketika cairan tubuh keluar, maka akan mempengaruhi kekentalan plasma atau
kenaikan osmolalitas yang memicu rasa haus (kata dr. ratna, haus itu semacam sinyal kalo
tubuh kita cairannya kurang).
Lalu untuk Hormon, kita punya Anti Diuresis Hormon/ADH. Jelas-jelas kan anti
diuresis tuh, brarti kan anti berkemih, kalau ADH smakin banyak disekresi, semakin
banyak cairan yang direabsorpsi, jadinya si urin lebih sedikit dan pekat, biar lebih jelas nih
aku kasi garis besarnya
Volume cairan = osmolalitas
Untuk pengaturan asupan cairan, kita tahu kalau pusat haus ada di hypothalamus yang
dipicu oleh penurunan volume plasma (10-15%) & kenaikan kekentalan/osmolalitas
plasma (1-2%).
Maksudnya? Kalau volume plasma kita MINIMAL sudah berkurang 10-15 % kita bakal
ngerasa haus. Begitu juga kalau osmolalitas/kekentalan plasma kita meningkat MINIMAL
1-2 %, kita bakal ngerasa haus. Kedua hal tersebut (penurunan volume plasma dan
kenaikan osmolalitas) disebabkan oleh berkurangnya cairan tubuh.
Nah pertanyaannya, darimana rasa haus itu bisa nyampe ke pusat di hypothalamus?
ternyata lewat rangsangan yang melewati baroreceptor, kemudian bisa juga diperantarai
oleh angiotensin II dan stimuli lainnya, nanti ada penjelasannya.
Seperti yang kita tahu, untuk menghilangkan rasa haus adalah dengan minum air, tapi
sebenarnya bisa juga dengan 2 mekanisme dibawah ini :
1. Dengan berkumur
Jadi mukosa mulut dan pharynx dalam keadaan basah yang berguna menghambat pusat
haus
Defisiensi ADH
Terjadi jika pelepasan ADH berkurang, seperti pada diabetes insipidus sentralis
yang diturunkan secara genetic, pada kerusakan neuron, missal oleh penyakit
autoimun, atau trauma kelenjar hipofisis lainnya. Penyebab eksogen lainnya
termasuk alkohol atau pajanan terhadap dingin. Di sisi lain, ADH mungkin gagal
mempengaruhi ginjal, bahkan jika jumlah yang dieksresikan normal, misal pada
kerusakan kanal air, atau jika kemampuan pemekatan ginjal terganggu, seperti
pada defisiensi K+, kelebihan Ca2+, atau inflamasi medulla ginjal. Penurunan
pelepasan ADH atau efek yang timbul akibat pengeluaran urin yang kurang pekat
dalam jumlah besar dan dehidrasi hipertonik menyebabkan penyusutan sel. Pasien
akan dipaksa mengkompensasi kehilangan air melalui ginjal dengan meminum
banyak air (polidipsia). Jika osmoreseptor dihipotalamus rusak, defisiensi ADH
akan disertai dengan hipodipsia dan dehidrasi hipertonik akan menjadi sangat
nyata.
www. biologi. blogspot. com
Apabila osmolalitas
tubuh meningkat dan
konsentrasi Na plasma
tinggi, akan merangsang
osmoreseptor di
hipotalamus dan
merangsang pelepasan
ADH, nah apabila ADH
dilepaskan, akan menuju
jaringan target di ductus
colectivus ginjal,
akibatnya meningkatkan
penyerapan air, sehingga
urine nya hasilnya pekat
(scant urine),
osmolalitasnya turun dan
volume plasma
meningkat.
Tapi ini gak terus menerus loh yaaa, homeostasis tubuh mempunyai feedback negative
untuk mencegah sekresi ADH trlalu banyak, yang berakibat oedema.
Gimana kalau volume plasma dan tekanan darah (10 – 15 % dari normal) turun? Hal ini
akan mengakibatkan terhambatnya baroreseptor di atrium dan vessel besar, sehingga akan
Bila terdapat renin, Angiotensin akan menjadi angiotensin I dan apabila diaktifkan oleh
enzim converting angiotensin (enzim dari paru) menjadi angiotensin II. naaah,
angiotensin II ini berpengaruh pada pembuluh darah yang menyebabkan vasokonstriksi,
pelepasan aldosteron, peningkatan tekanan osmolalitas, kalium meningkat, dan
kenaikan volume tubuh.
E. Pengaruh Aldosteron
Memicu sekresi ion potassium à sel prinsipal
Ductus Collectivus, setiap reabsorbsi ion Na à disekresi ion K (ada yang masuk dan
ada yang keluar).
Kenaikan ion K di CES sekitar cortex adrenal
Pelepasan aldosteron
Sekresi potassium
Catatan:
Kadar potassium CES dikontrol melalui regulasi feedback pelepasan aldosteron (kalium
keluar tapi natriumnya diserap).
Perhatiin gambarnya ya ]
Kalo yang ini, intinya hampir sama ama gambar yang pertama, badanya lebih ke haus dan
konsentrasi darah. Jadi gini, kalau intake airnya gak cukup atau intake elektrolitnya berlebihan
(misal, lagi haus malah minum air laut yang asin dan kaya eletrolit), akan menyebabkan :
1. Sekresi saliva berkurang, mulut dan faring kering sehingga memperngaruhi bagian
anterior hipotalamus yang memberikan sinyal haus. Kalo haus, orang akan berusaha untuk
menambah intake airnya samai gak haus lagi.
2. Meningkatnya konsentrasi darah (lebih pekat). Inget prinsip osmolaritas? Cairan bakal
berpindah ke tempat yang lebih pekat. Jadi, Kalau konsentrasi darah meningkat,
kompensasinya, cairan pada ruangan antar sel pada jaringan akan pindah ke pembuluh
darah. Berarti cairan di ruang antarselnya jadi berkurang kan?
Kompensasinya.. cairan dalam sel akan memindahkan cairannya ke ruang antar sel,
sehingga cairan dalam sel akan menurun. Kalo udah kayak gini semua sel akan mengalami
Ketika terjadi gangguan pada bagian-bagian tertentu pada ginjal, ketiga fungsi tersebut akan
terganggu.
Perhatiin gambarnya ya ]
Gangguan pada ginjal itu sendiri ada banyak. Bisa karena kerusakan jaringannya
(misalnya rusak pada bagian tubularnya, rusak pada bagian glomerularnya), bisa karena
sumbatan seperti urolithiasis, bisa juga karena gangguan perfusi (terlalu sedikit atau
kebanyakan), dan konsentrasi urin yang abnormal.
Misalnya ada gangguan di bagian tubular, maka akan mempengaruhi fungsi
metabolismenya. Kalau ada gangguan/kerusakan di glomerular bisa mengganggu
pengeluaran hormon, salah satunya hormon renin (inget inget sel juxta ada di daerah
kutub vaskular glomerolus). Bisa juga mengganggu sekresi hormon erythropoietin yang
menyebabkan erythropoiesis, ujung-ujungnya si penderita bisa anemia.
Kalau gangguan ekskresi bisa menyebabkan ketidak seimbangan air, elektrolit, dan
mineral. Terakhir, mempengaruhi tekanan darah.
Konsentrasi plasma dipengaruhi oleh beberapa hal (panah dari “plasma concentration”
berarti menyebabkan penurunan konsentrasi plasma, panah menuju “plasma concentration”
berarti meningkatkan konsentrasi plasma darah)
1. Metabolisme
Metabolisme yang terjadi bisa meningkatkan konsentrasi plasma, bisa juga
mengurangi kadar plasma (butuh cairan, menghasilkan cairan)
2. Makanan
Makanan yang masuk, menambah jumlah cairan, konsentrasi plasma akan
menurun (gak pekat)
3. Feses
Feses butuh air, berarti bisa meningkatkan kadar plasma (air yang ada diplasma
diambil oleh feses)
Perhatiin gambarnya ya ]
Kompleks antigen-antibodi yang tertimbun di glomeruli akan menyebabkan sel-sel
glomeruli itu berpoliferasi. Karena itu, banyak sel-sel darah putih yang kejebak alias
terperangkap di glomerulus, kalau banyak yang kejebak, berarti terjadi penyumbatan
di mana-mana. Bagian bagian glomerolus yang TIDAK tersumbat menjadi sangat
permeabel. Semuanya bisa lewat, protein lewat, sel darah merah masuk, sehingga bisa
proteinuria dan ditemukan ada eritrosit pada urin.
Kalau ada autoantibodi disebut masugi’s nephritis
Kalau ada sumbatan pada pembuluh darah (misalnya trombosis vena-vena ginjal,
atau kongesti vena) menyebabkan tekanan hidrostatik meningkat, kalo udah seperti
ini, perfusi glomerularnya akan terganggu, sehingga sel yang membentuk
eritropoietin akan mati, berati hormon eritropoietinnya sangat sedikit, terjadilah
anemia
Hipertensi renal disebabkan perfusi renal yang menurun, sehingga pembentukan
angiotensin akan meningkat dan GFR nya menurun.
Kenapa GFRnya turun? Kan perfusinya menurun, berarti darah yang masuk ke
glomerolus untuk filtrasi juga sedikit). Angiotensin menyebabkan banyaknya air yang
direasorbsi, tapi dalam keadaan patologis, reabsorbsi air menjadi berlebih, volume
darah meningkat terjadi hiperhidrasi, akhirnya terjadilah hipertensi renal.
gagal ginjal kronis ini terutama disebabkan oleh jumlah nefron fungsional yang sedikit, sehingga
GFRnya menurun. Ketika GFR turun, banyak sekali akibatnya.
1. Jumlah eritropoietin menurun, menyebabkan anemia
2. Ischemia jaringan ginjal akan menstimulasi Renin dan prostaglandin. Seperti yang udah
dijelaskan tadi, renin berlebihan akan menyebabkan hipertensi
3. Menurunnya pemecahan asam lemak bebas, mengakibatkan hiperlipidemia
4. Penurunan produksi NH3. NH3 ngaruhnya ke regulasi ion H dan K, yang ujung-ujungnya
menyebabkan asidosis
5. Penurunan calcitriol menyebabkan demineralisasi
GFR yang turun, otomatis menyebabkan urine yang sedikit, urine yang sedikit bisa
dibilang menandakan ‘sampah sampah’ dalam tubuh banyak yang belum berkurang,
sehingga terjadi penumoukan sari sampah tersebut yang menyebabkan banyak hal. Mulai
dari ketidak seimbangan elektrolit, pruritus, artritis, dll (liat gambarnya ya)
Alhamdulillah selesai sudah, maaf bgt editannya acak adut & g lengkap, ngrjainnya sambil
gigi cenat-cenut, smoga smua bsa paham baca skema nya yaaa, kalau blm coba baca istighfar
sapa tau langsung tercerahkan ;p
Good luck!