Anda di halaman 1dari 12

HUKUM KELEMBAGAAN

NEGARA
KPK (KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI)
By. Kelompok 5

Cindy Aulia Putri (B1A122161) Rizka Amalia (B1A122179)


Saskia Dwi Yanti (B1A122162) Suci Salsabilla Imelda (B1A122192)
Syahrina Harahap (B1A122165) Putri Indriani Sirait (B1A122194)
Eka Wulandari (B1A122170) Dini Nuraini (B1A122195)
Lidia Tama (B1A122172) Bening Elyssa (B1A122198)
A. Sejarah Berdirinya KPK

KPK berdiri pada tahun 2002 dan didirikan oleh Presiden Megawati
Soekarnoputri. Adapun pembentukan KPK ini didasari karena Presiden RI
pada waktu itu melihat institusi kepolisian dan kejaksaan dinilai terlalu kotor,
karenanya untuk menangkap para koruptor dirasa tidak sanggup.
Gagasan awal berdirinya KPK sendiri sudah muncul sejak era pemerintahan
BJ Habibie yang telah mengeluarkan peraturan UU NO.8 Tahun 1999
mengenai Penyelanggaraan Negara yang bebas dan bersih dari KKN
B. Definisi KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara dalam rumpun
kekuasaan eksekutif yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. Menurut
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002, Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) sebagai lembaga pemberantas korupsi yang kuat bukan berada di luar
sistem ketatanegaraan, tetapi justru ditempatkan secara yuridis di dalam
sistem ketatanegaraan.

Menurut Pasal 5 UU No.30 Tahun 2022, dalam menjalankan tugas dan


wewenangnya, Komisi Pemberantasan Korupsi berasaskan pada:
a. kepastian hukum, b. Keterbukaan, c. akuntabilitas., d. kepentingan umum,
e. Proporsionalitas dan f. penghormatan terhadap hak asasi manusia
C. Dasar Hukum
Pembentukan KPK merupakan amanat UU No. 31 Tahun 1999 di mana dalam
penjelasan umumnya disebutkan sebagai berikut:
Undang-Undang juga mengamanatkan pembentukan Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi yang akan diatur dalam Undang-undang tersendiri
dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-undang ini
diundangkan.
Kemudian, amanat tersebut diwujudkan melalui UU No. 30 Tahun 2002 yang
mengatur secara khusus tentang KPK.
Selain itu, KPK termasuk kedalam badan-badan lain yang berkaitan dengan
kekuasaan kehakiman, hal ini berdasarkan ketentuan Pasal 24 ayat (3) UUD 1945
yang berbunyi:
Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur
dalam undang-undang.
D. Tugas KPK

Tugas KPK diatur dalam Undang-undang (UU) Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Bab II Pasal 6.
KPK bertugas melakukan:
a. tindakan-tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi Tindak Pidana Korupsi;
b. koordinasi dengan instansi yang berwenang melaksanakan Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dan instansi yang bertugas melaksanakan pelayanan
publik;
c. monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara;
d. supervisi terhadap instansi yang berwenang melaksanakan Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
e. penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap Tindak Pidana Korupsi; dan
f. tindakan untuk melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap
E. Wewenang KPK

Komisi Pernberantasan Korupsi berwenang melakukan pengawasan, penelitian, atau


penelaahan terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenangnya yang berkaitan
dengan pemberantasan tindak pidana korupsi, dan instansi yang dalam melaksanakan
pelayanan publik. (Pasal 8 ayat (1) UU No. 30 Tahun 2002)

Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang juga mengambil alih penyidikan atau


penuntutan terhadap pelaku tindak pidana korupsi yang sedang dilakuhan oleh kepolisian
atau kejaksaan. (Pasal 8 ayat (2) UU No. 30 Tahun 2002)
F. Kewajiban KPK
pasal 15 UU No. 30 Tahun 2002, Komisi Pemberantasan Korupsi berkewajiban :
a. memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor yang nienyampaikan
laporan ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana
korupsi;
b. memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau memberikan
bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan hasil penuntutan
tindak pidana korupsi yang ditanganinya;
c. menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Presiden Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa
Keuangan;
d. menegakkan sumpah jabatan;
e. menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya berdasarkan asas-asas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
G. Fungsi dan Tujuan KPK
Fungsi dari KPK yakni melakukan Pencegahan Korupsi: Komisi Pemberantasan
Korupsi mengawasi pemerintah dan lembaga publik untuk mencegah korupsi,
serta mengedukasi masyarakat tentang integritas. Penyelidikan dan Penyidikan:
KPK menyelidiki kasus korupsi, termasuk penyadapan, penggeledahan, dan
pemeriksaan, serta mengumpulkan bukti.

Tujuannya dibentuknya KPK adalah untuk mengatasi, menanggulangi, dan


memberantas korupsi.
H. Pertanggungjawaban KPK

Dewan Pengawas KPK bertanggung jawab kepada Presiden Republik


Indonesia. Jadi, secara hierarki, KPK berada di bawah pengawasan Dewan
Pengawas yang akhirnya bertanggung jawab kepada Presiden. Namun, peran
dan independensi KPK serta hubungan dengan pihak-pihak terkait bisa
menjadi topik perdebatan yang kompleks di dalam politik dan hukum
Indonesia.
I. Pengawasan Terhadap KPK

Pengawasan legislatif kepada KPK dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat


(DPR), pengawasan eksekutif oleh Presiden Republik Indonesia, pengawasan
internal oleh Direktorat Pengawasan Internal, pengawasan publik oleh Deputi
Pengaduan Masyarakat, dan pengawasan media oleh jurnalis.
KESIMPULAN

Tindakan korupsi merupakan tindakan yang sangat merugikan


negara. Korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi
negara, menurunnya investasi, meningkatnya kemiskinan serta
meningkatnya ketimpangan pendapatan. Maka dari itu peran KPK
sangatlah dibutuhkan di dalam pemerintahan Indonesia.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai