Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Pertentangan Kepentingan Antar Bidang
Subsidi bahan bakar minyak (BBM) diatur dalam Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor
117 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014
tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak sering kali
menjadi subjek perdebatan yang kompleks karena dampaknya yang meluas pada berbagai
bidang, termasuk ekonomi, lingkungan, anggaran negara, efisiensi energi, dan keadilan sosial.
Dalam analisis ini, kami akan mengeksplorasi dinamika pertentangan kepentingan antar bidang
yang terkait dengan kebijakan subsidi BBM.
Subsidi BBM telah terbukti mendorong konsumsi berlebihan dan penggunaan kendaraan
bermotor, yang pada gilirannya meningkatkan emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Meskipun
tujuan awalnya adalah untuk meringankan beban konsumen dan mendukung sektor transportasi,
dampaknya terhadap lingkungan bisa menjadi kontra-produktif. Konsumsi BBM yang berlebihan
menyumbang pada perubahan iklim global dan kerusakan lingkungan, yang memiliki implikasi
jangka panjang yang serius bagi keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan manusia.
Subsidi BBM dapat mengurangi insentif untuk mengadopsi teknologi dan praktik yang
lebih efisien secara energi, seperti mobil listrik atau transportasi umum yang ramah lingkungan.
Ketika harga BBM ditahan rendah oleh subsidi, tidak ada insentif ekonomi yang kuat bagi
konsumen atau produsen untuk mencari alternatif yang lebih efisien atau ramah lingkungan. Hal
ini menghambat kemajuan dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan
memperkenalkan solusi yang lebih berkelanjutan dalam sektor transportasi.
Subsidi BBM sering kali memberikan manfaat yang tidak merata kepada berbagai
segmen masyarakat. Golongan ekonomi menengah ke atas, yang cenderung memiliki kendaraan
bermotor lebih banyak, menerima manfaat yang lebih besar dari subsidi tersebut. Sementara itu,
golongan ekonomi menengah ke bawah mungkin tidak memiliki kendaraan atau hanya memiliki
sedikit, sehingga manfaat subsidi tidak seimbang. Dalam hal ini, kebijakan subsidi BBM dapat
memperdalam kesenjangan sosial dan ekonomi yang sudah ada.