Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 3

1. Aisya Violeta Putri E0021020


2. Asna Rohmatun Nur Azizah E0021072
3. Bina Prasetyawati E0021100
4. Dhiya Ulhaq Wahyudi E0021134
5. Kezia Mutiara Gavena E0021225
6. Retna Nurhidayah E0021381
7. Vania Valensia Firdaus E0021454

Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Pertentangan Kepentingan Antar Bidang

Subsidi bahan bakar minyak (BBM) diatur dalam Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor
117 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014
tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak sering kali
menjadi subjek perdebatan yang kompleks karena dampaknya yang meluas pada berbagai
bidang, termasuk ekonomi, lingkungan, anggaran negara, efisiensi energi, dan keadilan sosial.
Dalam analisis ini, kami akan mengeksplorasi dinamika pertentangan kepentingan antar bidang
yang terkait dengan kebijakan subsidi BBM.

1. Kebijakan Subsidi BBM dan Implikasinya terhadap Lingkungan

Subsidi BBM telah terbukti mendorong konsumsi berlebihan dan penggunaan kendaraan
bermotor, yang pada gilirannya meningkatkan emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Meskipun
tujuan awalnya adalah untuk meringankan beban konsumen dan mendukung sektor transportasi,
dampaknya terhadap lingkungan bisa menjadi kontra-produktif. Konsumsi BBM yang berlebihan
menyumbang pada perubahan iklim global dan kerusakan lingkungan, yang memiliki implikasi
jangka panjang yang serius bagi keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan manusia.

2. Implikasi Anggaran Negara dan Kebijakan Subsidi BBM


Subsidi BBM memerlukan alokasi anggaran yang signifikan dari pemerintah, mengarah
pada pengurangan dana yang tersedia untuk sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, atau
infrastruktur. Meskipun tujuan kebijakan ini adalah untuk meringankan beban konsumen,
pengorbanan terhadap sektor-sektor kunci lainnya dalam anggaran negara dapat membatasi
kemampuan pemerintah untuk memberikan layanan dasar dan investasi penting bagi
perkembangan jangka panjang negara.

3. Efisiensi Energi dan Subsidi BBM

Subsidi BBM dapat mengurangi insentif untuk mengadopsi teknologi dan praktik yang
lebih efisien secara energi, seperti mobil listrik atau transportasi umum yang ramah lingkungan.
Ketika harga BBM ditahan rendah oleh subsidi, tidak ada insentif ekonomi yang kuat bagi
konsumen atau produsen untuk mencari alternatif yang lebih efisien atau ramah lingkungan. Hal
ini menghambat kemajuan dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan
memperkenalkan solusi yang lebih berkelanjutan dalam sektor transportasi.

4. Keadilan Sosial dalam Kebijakan Subsidi BBM

Subsidi BBM sering kali memberikan manfaat yang tidak merata kepada berbagai
segmen masyarakat. Golongan ekonomi menengah ke atas, yang cenderung memiliki kendaraan
bermotor lebih banyak, menerima manfaat yang lebih besar dari subsidi tersebut. Sementara itu,
golongan ekonomi menengah ke bawah mungkin tidak memiliki kendaraan atau hanya memiliki
sedikit, sehingga manfaat subsidi tidak seimbang. Dalam hal ini, kebijakan subsidi BBM dapat
memperdalam kesenjangan sosial dan ekonomi yang sudah ada.

Kebijakan subsidi BBM menciptakan pertentangan kepentingan yang kompleks antara


tujuan ekonomi, lingkungan, anggaran negara, efisiensi energi, dan keadilan sosial. Meskipun
tujuan awalnya adalah untuk meringankan beban konsumen dan mendukung sektor transportasi,
dampaknya yang meluas dan seringkali bertentangan dengan kepentingan bidang lain
memperumit proses kebijakan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang cermat dan holistik
dalam merumuskan kebijakan subsidi BBM, dengan mempertimbangkan implikasi jangka
panjangnya terhadap berbagai aspek pembangunan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai